31 Mei, 2008
Memasuki masa panen cabe merah di lahan pesisir, Desa Glagah, Kecamatan Temon kekurangan tenaga pemetik. Untuk memenuhinya, petani harus mendatangkan tenaga kerja dari luar desa atau bahkan dari luar daerah. Pada saat puncak panen raya, yang diperkirakan akan terjadi pada akhir bulan Juni mendatang, kekurangan tenaga kerja akan mencapai tidak kurang dari 500 orang.
Demikian dikatakan Kepala Bagian (Kabag) Pembangunan Pemerintah Desa Glagah Sujarwo di sela-sela pelaksanaan panen perdana cabe merah di Pedukuhan Bebekan, Desa Glagah. Panen perdana dilakukan oleh petani setempat dan dihadiri oleh Wakil Ketua II DPRD Drs Sudarta, Assek II Setda Ir Agus Anggono, Kepala Dinas Perindagkoptam Drs H Darto MM, Kasubdin TPH Dinas Pertanian Ir Bambang Tri Budi Harsono, Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DIY Dr Widodo, MSc serta Penasehat DPD HKTI DIY Drs Gandung Pardiman MM.
Kekurangan tenaga tersebut, tambah Jarwo, disebabkan luasnya lahan yang panen secara bersamaan. Tahun ini, kata dia, luas lahan cabe di Glagah mencapai sekitar 170 ha. Sehingga jumlah tenaga kerja yang diperlukan memang cukup banyak dalam waktu bersamaan, katanya.
Dikatakan, tanaman cabe yang sekarang panen adalah hasil penanaman 5 Maret lalu. Saat itu petani sepakat penanaman dilakukan secara serentak, sehingga masa panennya pun bersamaan pula. “Sekarang sudah banyak warga luar desa yang mejadi tenaga petik di sini. Bahkan ada 60 wanita Boyolali yang nginap di Glagah untuk menjadi tenaga pemetik,” ujar Jarwo setaya menambahkan bahwa tenaga pemetik cabe kebanyakan adalah kaum perempuan.
Menyinggung masalah harga, bapak 2 anak itu menyatakan, saat ini berkisar antara Rp. 9.000,- hingga Rp. 10.000,- per kilogram. Harga cabe, kata dia, sangat fluktuatif, bahkan setiap jam bisa berubah, tergantung harga pasar di Jakarta. “Kalau hasil lelang tadi malam mencapai Rp. 9.800, padahal siang harinya hanya Rp. 9.500,- dan 2 hari lalu di atas Rp. 10.000,-,” tambahnya.
Menurut petani yang menanam cabe seluas 1 ha itu, sebagian besar petani Glagah telah menjual cabe di tempat pelelangan. Karena dinilai lebih menguntungkan petani dibanding menjual ke pengepul. Para pengepul biasanya membeli cabe lebih rendah dibanding pedagang di pelelangan.
“Di Glagah ada 5 tempat pelelangan cabe yang setiap hari didatangi pedagang dari berbagai daerah, seperti Semarang, Temanggung, Muntilan dan Purwokerto. Dengan sistem lelang tertutup petani bisa mendapat harga hampir sama dengan Jakarta, bahkan bisa lebih tinggi,” katanya.
Petani lain, Sriyanto (40) menyatakan, panen cabe di lahan pantai Kulon Progo akan berlangsung sampai bulan Oktober-Nopember mendatang. Itu kalau harga relatif bagus seperti saat ini. “Patokan kami harga perkilogram Rp. 6.000,- sama dengan harga premium. Kalau harga di atas itu petani akan terus memelihara tanamannya sampai sekitar 55 kali petik. Namun kalau harga di bawahnya masa panen akan lebih pendek karena petani segan memelihara tanamannya,” terang Sriyanto.
Menurutnya, tinggi rendahnya harga cabe di Kulon Progo masih dipengaruhi masa panen penghasil cabe daerah lain. Kebetulan saat ini sentra-sentra cabe seperti Lampung, Demak dan Jepara belum panen sehingga harganya relatif tinggi.
Namun kalau toh sudah panen Sriyanto berharap tidak akan membuat harga anjlok. “Asal masih di atas Rp. 6.000,- itu kami nilai masih bagus dan petani bisa untung,” tandasnya.
Wakil Bupati Kulon Progo Drs H Mulyono mengingatkan agar semangat gotong royong sampai luntur atau dilupakan masyarakat. Sebab semangat ini telah terbukti sangat efektif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia. Contoh konkretnya adalah terjadi gempa di DIY dan sekitarnya 2 tahun lalu. Proses recavery bisa dilakukan dengan cepat karena masyarakat mengedepankan semangat gotong royong.
Hal itu diungkapkan Wabup saat dilakukan pancanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) V tingkat Kabupaten Kulon Progo, Kamis (29/5) di balai desa Karangwuluh, Kecamatan Temon. Pencanangan dilakukan dengan pemukulan kentongan oleh Wabup. Hadir pada acara tersebut jajaran Muspida, segenap pejabat pemkab, kepala desa se Kecamatan Temon dan tokoh masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan pembangunan, tambah Mulyono, gotong royong akan dapat meningkatkan akselerasi pembangunan. Sebab, berbagai kekuatan dan potensi masyarakat akan terintegrasi dalam proses tersebut. “Inilah salah satu warisan nenek moyang kita yang harus terus kita lestarikan,” tandasnya.
Lebih jauh Wabup mengatakan, gerakan nasional BBGRM didasari beberapa pertimbangan. Antara lain untuk memperkuat integrasi sosial dalam kehidupan masyarakat sehingga tercipta keharmonisan yang akan bermuara pada pengeuatan persatuan bangsa dan kokohnya NKRI. Kemudian meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat agar lebih memiliki tanggung jawab dalam meleksanakan, memanfaatkan dan melestarikan hasil-hasil pembangunan.
“Yang paling penting adalah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu membangun diri dan lingkungan secara mandiri,” tegas Mulyono.
Menurut Plt Kepala Dinas Dukcapilkabermas Drs Sutedjo Wiharso, BBGRM V tahun 2008 ini dilaksanakan bersama dengan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XV. Kegiatan dilaksanakan secara serentak di setiap desa selama 1 bulan penuh. Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, seperti TP PKK, Karang Taruna, RT/RW dan LPMD.
Dikatakan, sasaran kegiatan meliputi bidang kemasyarakatan, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. “Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini, Bupati dan kepala dinas instansi terkait akan melakukan kunjungan kerja di setiap kecamatan,” imbuhnya.
24 Mei, 2008
WARGA DUSUN BLUMBANG REHAB MASJID
Peletakan Batu Pertama Oleh Camat Pengasih
Warga Dusun Blumbang, Desa Karangsari Kecamatan Pengasih melakukan rehab total Masjid Miftahul Jannah. Kondisi bangunan yang sudah tua dan sangat rawan untuk melaksanakan ibadah menjadi semangat warga untuk membangun masjid baru di lokasi yang sama. Sumber dana pembangunan terbesar dari sebuah lembaga sosial luar negeri yakni Qatar Charity. Peletakan batu pertama pembangunan Masjid berukuran 90m2 di atas tanah wakaf bapak Almarhum Amat Kaliman dilakukan oleh Camat Pengasih, Dra.Sri Harmintarti,MM, Jum’at (23/5).
Acara dihadiri anggota DPRD Kulonprogo dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Suharmanto,S.Pd, Kepala Desa Karangsari, Sukaryono, perwakilan donatur Qatar Charity, Satya dan warga dusun Blumbang.
Camat Pengasih, Dra.Sri Harmintarti,MM mengatakan bahwa pembangunan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun juga peran serta dari warga masyarakat. Untuk menyelesaikan pembangunan masjid ini, diharapkan warga masyarakat secara bersama-sama, gotong royong membantu pelaksanan pembangunan, sehingga cepat selesai yang nantinya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pengembangan agama Islam.
PETINJU HERI PAMIT WABUP
31 MEI TANTANG JASON PAGARA DARI PHILIPINA
Petinju Kulonprogo, Heri Andriayanto, akan segera berangkat ke Filipina dalam rangka promosi ke jenjang tinju internasional WBO ASPAC. Pada pertandingan Sabtu (31/5) mendatang di Cebu City Hotel &Casino Philipina, Heri akan melawan tuan rumah Jason Pagara dengan 10 ronde.
Menjelang keberangkatan Heri didampingi Pelatih, Ferry Kuahaty berpamitan dengan Bupati Kulonprogo yang diterima Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono di ruang kerjanya, Sabtu (24/5).
Pelatih Ferry menjelaskan sesuai faksmili dari DB promotion di Jakarta dan Ala Promotion dari Philipina tanggal 6 Mei lalu, Heri dari Satria Menoreh Boxing Champ Kulonprogo Yogyakarta akan promosi ke jenjang tinju Internasional WBO ASPAC, di Philipina 31 Mei mendatang menghadapi tuan rumah Jason Pagara. “Untuk menghadapi pertandingan mendatang melawan tuan rumah, latihan sudah dilakukan semaksimal mungkin, dan mohon dukungan dan doa restu dari para pejabat terutama Bapak Wabub dan juga seluruh masyarakat Kulonprogo, semoga petinju andalan Kulonprogo , Heri nantinya dapat membawa hasil yang menggembirakan dengan memenangkan pertandingan yang akan berlangsung 10 ronde,”pinta Ferry
Ditambahkan, Heri adalah petinju 21 tahun yang sekarang di peringkat 2 nasional kelas ringan 61 kg dengan rekor bertanding 16 kali main 14 kali menang KO dan Angka dan 2 kali kalah, jadwal bertanding selanjutnya pada bulan Juni akan ke Thailand.
Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono dalam sambutannya merasa bangga dan berterima kasih atas perjuangan dan kerja keras, baik petinju maupun pelatih, sehingga dapat meraih prestasi ditingkat nasional, yang kemudian semoga nantinya berhasil meraih prestasi internasional dengan melaksanakan pertandingan di Negara tetangga Philipina dan pertandingan-pertandingan selanjutnya. “Hal ini merupakan salah satu peran serta masyarakat dalam mewujudkan Kulonprogo Go Internasional melalui bidang olahraga,”katanya.
23 Mei, 2008
TAHUN AJARAN HAMPIR BERAKHIR
Bupati Lantik 67
Bupati Kulonprogo, H. Toyo Santoso Dipo melantik dan mengambil sumpah sejumlah 67 Kepala Sekolah Dasar di Gedung Kaca pemkab, Kamis (22/5). Hadir dalam acara Ketua DPRD Kulonprogo, Drs.H.Kasdiyono, Muspida dan beberapa kepala SKPD.
Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Galur, Pardi,S.Pd sebagai Kasek SD Bunder I, Dwi Purwaningsih,S.Pd Kasek SD Prembulan, Sumarah,S.Pd Kasek SD Sidakan, Nur Rokhim Kasek SD Muhammadiyah Brosot, Sarbini,BA Kasek SD Muhammadiyah Sepaten, Nurmadi, A.Ma.Pd Kasek SD Muhammadiyah Siliran, Suparja,S.Pd Kasek SD Muhammadiyah Banaran II dan Dasiyah,S.Pd Kasek SD Muhammadiyah Bedoyo. Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Panjatan, Sardal,S.Pd sebagai Kasek SD Pleret Kidul, Sarjudi,S.Pd Kasek SD Mlarangan, Sukarman,S.Pd Kasek SD Garongan, Tamzis Kasek SD Bugel, dan Sarna,S.Pd Kasek SD Muhammadiyah Pleret.
Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Lendah, Nuryanto,S.Pd Kasek SD Jurug, Sumartijo,S.Pd Kasek SD Jatirejo, Sumardi, S.Pd Kasek SD Banasara, Sardi Hermanto,S.Pd Kasek SD Wanagiri, Kelik Kristianto,S.Pd Kasek SD Muhammadiyah Nglatihan, Munfa’atun,S.Pd Kasek SDN Patragaten, Sumartilah, S.Pd Kasek SDN Tubin, dan Mardi,S.Pd Kasek SDN Lendah I. Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Sentolo, Sunijah, S.Pd sebagai Kasek SDKalipetir II, Jemino,S.Pd Kasek SD Sentolo II, Mistinah,S.Pd Kasek SD Ploso, Sugiharto,S.Pd Kasek SD Gebongan, Sudarman,S.Pd Kasek SD Jetak, Muh Badingan,S.Pd Kasek SD Muhammadiyah Banjaran, Kardiniyati,A.Ma.Pd Kasek SD Muhammadiyah Demangrejo, dan Murtinah,S.Pd Kasek SDN Salamrejo. Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Nanggulan, Sri Sudaryanti,S.Pd sebagai Kasek SD Kalimanggis, Sukardi,S.Pd Kasek SD Tanjungharjo, Drs.Sugeng Kasek SD Wonorejo I, IG.Kasiyo,S.Pd Kasek SD Kanisius Kenteng, dan Yatiman,S.Pd Kasek SDN Donomerto.
Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Samigaluh, Sudakir, S.Pd sebagai Kasek SD Gerbosari, Sri Sumarti,S.Pd Kasek SD Banjarsari, Pudjijono,S.Pd Kasek SD Balong I, Samso,S.Pd Kasek SD Klepu, Kadari Kasek SDN Madigondo Wetan, dan Sri Hartini,A.Ma.Pd Kasek SDN Sumoroto. Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Kokap, Tri Mulatsih, S.Pd sebagai Kasek SD Pripih, Adri Wening, BA Kasek SD Tangkisan, Drs.Waji Kasek SD Plaosan, Mujiana,S.Pd Kasek SD Sremo II, Sugiyo,S.Pd Kasek SD Kalirejo, Drs. Toto Wardoyo Kasek SD Hargotirto, dan Sidi, S.Pd Kasek SDN Jambean.
Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Girimulyo, Yohanes Sutadi,A.Ma.Pd sebagai Kasek SD Jetis, Suwandi,A.Ma.Pd Kasek SD Pendoworejo, Besar Riyanta,S.Pd Kasek SD Sokomoyo I, Sunarto,S.Pd Kasek SD Sokomoyo II, Giyo,A.Ma Kasek SD Tegalsari, dan Sutriyono,S.Pd Kasek SD Muhammadiyah Purwosari. Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Kalibawang, Suswandi,S.Pd sebagai Kasek SD Muhammadiyah Ngentak, dan Tuminah,A.Ma Kasek SDN Blumbang. Cabang Dinas Pendidikan Temon, Ngadiman,S.Pd sebagai Kasek SD Muhammadiyah Kulur, Nuri Mahayati,S.Pd Kasek SDN Karangwuluh, dan Jumari,S.Ag Kasek SDN Glagah I.
Bupati Kulonprogo,H.Toyo Santoso Dipo dalam sambutannya mengatakan jabatan Kepala Sekolah sangatlah strategis, oleh karena pejabatnya akan dapat mewarnai dalam menentukan langkah-langkah atau kebijakan yang akan dilaksanakan organisasi kerja ke depan.
Berkaitan dengan hal itu Bupati berpesan agar para Kepala Sekolah senantiasa dapat melaksanakan tugas dalam jabatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan sudah selayaknya haruslah memiliki konsep visioner kedepan yang lebih baik. Dapat menjadi teladan dan berani mengambil tindakan atau langkah – langkah demi perjalanan dan kemajuan organisasi kerja. Tidak kalah penting bahwa pimpinan harus mau bekerja keras dan juga harus cerdas.
22 Mei, 2008
BUPATI LANTIK PEJABAT RSUD DAN KASEK SD
Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo melantik dan mengambil sumpah beberapa pejabat structural di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates dan Kepala Sekolah (Kasek) Sekolah Dasar di Gedung Kaca Pemda, Kamis (22/5). Acara pelantikan dihadiri Ketua DPRD Kulonprogo, Drs.H.Kasdiyono unsur Muspida dan beberapa Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab.
Pejabat structural dilingkungan RSUD Wates meliputi Joko Budi Santoso S.KM,M.Kes sebagai Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan, Eny Suratmini,S.KM sebagai Kasubid Rekam Medis dan Informasi pada Bidang Perencanaan dan Pengembangan, dr.Sri Budi Utami, MMRS Kasubid Pelayanan Medik pada Bidang Pelayanan, Rusmini,B.Sc Kasubid Program pada Bidang Perencanaan dan Pengembangan dan Sumarsi,S.Kep.Ners Kasubid Diklat dan Litbang pada Bidang Perencanaan dan Pengembangan. Sementara Kepala Sekolah SD yang diambil sumpah sejumlah 67 orang yang ditempatkan merata di 12 Cabang Dinas Pendidikan se-Kulonprogo.
Bupati Kulonprogo,H.Toyo Santoso Dipo dalam sambutannya mengatakan Mutasi ataupun promosi merupakan hal yang biasa dalam suatu orgniasasi kerja, yaitu semata-mata untuk memenuhi kebutuhan organisasi demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi yang lebih penting dari substansi mutasi maupun promosi itu adalah bagaimana kita dapat bersama-sama membangun daerah ini agar tercapai cita-cita kita yaitu menuju masyarakat yang maju, mandiri, adil, makmur, sejahtera lahir batin, dengan senantiasa menciptakan iklim clean government dan good governance.
“ Jabatan struktural termasuk juga jabatan Kepala Sekolah sangatlah strategis, oleh karena pejabatnya akan dapat mewarnai dalam menentukan langkah-langkah atau kebijakan yang akan dilaksanakan organisasi kerja ke depan,”ujarnya.
Berkaitan dengan hal itu Bupati berpesan agar para Kepala Sekolah senantiasa dapat melaksanakan tugas dalam jabatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan sudah selayaknya haruslah memiliki konsep visioner kedepan yang lebih baik. Dapat menjadi teladan dan berani mengambil tindakan atau langkah – langkah demi perjalanan dan kemajuan organisasi kerja.
“Secara umum dalam kondisi perubahan saat ini, sangatlah penting membutuhkan seorang pemimpin yang multi dimensi artinya mampu memberikan solusi apapun dalam suatu persoalan dan visi jangka panjang yang lebih luas. Kepemimpinan memang menjadi kunci bagi suatu organisasi kerja. Pemimpin selain harus mempunyai kompetensi semestinya haruslah menguasai substansi persoalan dan mempunyai integritas yang kuat untuk melangkah ke depan secara terencana dengan baik ,”pungkasnya.
21 Mei, 2008
TMMD Dilaksanakan di Desa Bendungan
TNI Manunggal Masuk Desa (TMD) Imbangan Ke-80 di Kulon Progo dilaksanakan di Desa Bendungan, Kecamatan Wates selama 21 hari efektif mulai 21 Mei hingga 10 Juni mendatang. Upacara pembukaan digelar Rabu (21/5) di lapangan Bendungan dengan inspektur upacara Dandim 0731 Kulon Progo Letkol Inf I Made Sukarya, dan dihadiri oleh Bupati H Toyo Santoso Dipo, Wabup Drs H Mulyono, Ketua DPRD Drs H Kasdiyono, Muspida dan segnap pejabat pemkab.
Menurut Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim Kulon Progo Kapten Inf Sutoyo, dalam TMMD itu untuk kegiatan fisik akan dilakukan perkerasan jalan 657 x 3 meter, pembangunan talud sepnjang 451 m, gorong-gorong 1 unit dan gardu ronda 1 unit. Selain itu akan dikerjakan penyempurnaan gardu rondan dan masjid masing-masing 1 unit, katanya.
Sedang untuk kegiatan nonfisik akan dilakukan penyuluhan bela negara dan kesadaran bernegara, serta penyuluhan ketrampilan teknis. “Seluruh pelaksanaan kegiatan akan didukung oleh anggota Kodim, Polres dan Sat Radar Congot sebanyak 42 dan akan dibantu oleh PNS dan masyarakat setempat sebanyak 50 orang perhari, terangnya.
Ditambahkan, kegiatan direncanakan akan menghabiskan biaya sebesar Rp. 135 juta. Yang berasal dari APBD Provinsi DIY sebesar Rp. 30 juta, APBD Kulon Progo Rp. 100 juta dan swadaya masyarakat rp. 5 juta. Di samping itu, akan dibantu oleh Kantor Kesbang Linmas Kulon Progo berupa 100 zak semen, ujar Sutoyo.
Dalam amanatnya I Made Sukarya membacakan sambutan tertulis KSAD Jendral TNI Agustadi Sasongko Purnomo antara lain menyatakan, proses perncanaan TMMD dilakukan dengan bottom up planning atau perencanaan dari bawah. Yaitu melalui musyawarah di tingkat desa atau rembug desa kemudian ke tingkat di atasnya sampai menjadi program TMMD. “Proses ini dilakukan agar program TMMD sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan sesuai dengan kemauan masyarakat di pedesaan,” katanya.
Untuk kegiatan fisik, tambahnya, dilakukan pembangunan dan perbaikan infrastruktur untuk menunjang mobilitas masyarakat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan. Sedang program nonfisik diorientasikan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam berbagai aspek termasuk kesadaran bernegara, tandas KSAD.
Hal tersebut dikatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kulonprogo, Ir.Sapardiyono yang didampingi seluruh anggotanya dikantornya, Selasa (20/5). "Dari 12 Kecamatan se-Kulonprogo pendaftar yang memenuhi ketentuan UU baru kecamatan Wates, itupun hanya pas-pasan saja yakni enam orang, menurut UU Pemilu dalam setiap Kecamatan terdapat 3 orang Panwas, untuk pendaft minimal 6 untuk diseleksi,"katanya.
Minimnya pendaftar Panwas, KPUD tidak mampu berbuat banyak, karena tidak punya kewenangan dan kebijakan yang diambil. KPUD dalam hal ini hanya sebagai pelaksana saja, sedangkan kewenangan ada ditingkat pusat.
"Adanya kenyataan ini kami Senin sore (19/5) sudah mengirim surat ke KPU Pusat, dengan melalui faksmili disususl Telpon dan SMS. Kami berharap sebelum 24 Mei sudah ada jawaban dari KPU Pusat,"jelasnya.
Rendahnya minat warga Kulonprogo menjadi Panwas dimungkinkan, karena persyaratan yang tidak mudah dilakukan diantaranya Pendaftar dipusatkan di KPU Kabupaten tidak di Kecamatan, Usia minimal 35 tahun dan siap bekerja penuh 24 jam . Adanya surat keterangan kesehatan dokter dari RSUD Wates tidak boleh dari Puskesmas.
Dalam hal pendaftaran Panwas Kabupaten sudah ada 12 orang pendaftar dan sudah memenuhi UU, termasuk peminat untuk PPK Kecamatan semua sudah memenuhi UU. Dijadwalkan PPK dan PPS akhir bulan Mei sudah dibentuk semua dan segera melaksanakan tugas. Tugasnya membantu KPU dalam pemutakhiran data calon pemilihserta melakukan verifikasi faktual Partai peserta Pemilu.
BEBERAPA PENGUSAHA BATAM KE KULONPROGO
Bupati Promosikan Gula Jawa
Setelah adanya kesepakatan kerjasama antara pemerintah Batam dengan pemerintah kabupaten Kulonprogo beberapa waktu yang lalu. Beberapa pengusaha dari Batam mengadakan pertemuan bisnis dengan beberapa pengusaha di Kulonprogo yang difasilitasi Pemkab , di Gedung Joglo, Senin (19/5).
Dari Kulonprogo antara lain pengusaha kerajinan tangan, pengusaha obat-obatan herbal maupun pengusaha gula Jawa atau gula Kelapa. Sementara dari Batam para pengusaha yang bergerak di bidang usaha took eceran, distributor dan eceran. Pengusaha eksportir yang hadir di antaranya H.Darmawi yang saat ini baru sibuk karena ikut dalam bursa calon Gubernur Riau.
Rahman Usman yang adik Marzuki Usman selaku wakil para pengusaha Batam mengatakan siap bergabung dalam kerja sama ini. Sedangkan H. Darmawi mengaku sudah menyiapkan lahan untuk gudang seluas 3 hektar khusus untuk menampung hasil produk kerajinan dari Kulonprogo.
Pengusaha handicraft asal Samigaluh, Bambang Wijono menjelaskan kerjasama bisnis antara Kulonprogo dengan Batam sekarang ini sudah berjalan.
Sementara Bupati Kulonprogo, H.Toyo Santoso Dipo dalam sambutannya banyak mempromosikan potensi gula Jawa. Minuman dengan Gula Jawa sangat menyehatkan di banding dengan menggunakan gula Kristal atau pasir.
Toyo menjelaskan, pada masa kecil di desa-desa yang beternak sapi setiap mengawinkan sapinya, wajib setiap peternak sapi betina membawa gula Jawa untuk makanan sapi pejantan untuk meningkatkan gairah seksnya.
19 Mei, 2008
BIODIGESTER
Menghadapi krisis energi yang saat ini sedang marak dibicarakan, seharusnya masyarakat memiliki kesadaran untuk mengupayakan pemanfaatan sumber energi yang dapat dihasilkan sendiri. Energi yang saat ini sangat mungkin dihasilkan sendiri adalah biogas, yang dihasilkan dari kotoran ternak, terutama sapi.
Untuk menghasilkan biogas, saat ini Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah memacu pembangunan biodigester sebanyak 117 di 88 desa, sebagian besar diantaranya didanai oleh Pemkab Kulon Progo. Dana yang dibutuhkan untuk pembuatan biodigester sekitar Rp. 9 juta per unit. Dengan biodigester ini kotoran ternak terurai menjadi gas biologis yang dapat langsung dinikmati melalui kompor gas warga.
Menurut Bupati Kulon Progo, H. Toyo Santoso Dipo, kebutuhan akan pemanfaatan energi alternatif harus berasal dari masyarakat iti sendiri. Hal ini disebabkan masyarakat merupakan pemakai langsung dari energi untuk memenuhi kebutuhan hidup harian.
“Pemerintah daerah tidak tinggal diam dalam memanfaaykan energi alternatif ini. Kami sudah mulai menyosialisasikan pemanfaatan energi alternatif dalam bentuk percontohan. Salah satunya dengan pengadaan biodigester sebagai penghasil biogas di setiap desa,” tutur Bupati di sela-sela kunjungan kerja di Desa Jatisarono, Nanggulan Kulon Progo, Sabtu (17/5).
Dari percontohan ini, Toyo berharap dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan energi alternatif di tengah ancaman kenaikan harga bahan bakar minyak. “Kalau hanya di ceramahi tanpa disertai contoh, masyarakat tidak akan tergugah,” ujar Toyo.
Dengan percontohan biodegister, masyarakat dapat menghitung sendiri biaya yang dibutuhkan sehingga dapat langsung membandingkan dengan harga bahan bakar minyak. Selain lebih hemat, biodigester dinilai lebih menguntungkan karena warga bisa memperoleh penghasilan tambahan dari memelihara ternak sebagai penghasil kotoran. Ditargetkan setiap tahun akan ada 15 bio digerter baru yang dibangun di Kulon Progo yang mampu melayanim kebutuhan bahan bakar 3-4 rumah tangga, demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Kulon Progo Ir. Agus Langgeng Basuki.
Guna mempercepat pertumbuhan penggunaan biodigester, Bupati telah menyiapkan solusi khusus. Dalam waktu dekat, ia berencana akan menggulirkan kredit lunak yang akan dimulai dari para pengusaha kecil dan menengah.
16 Mei, 2008
Untuk melaksanakan pemerintahan yang baik (good governance) yang berbasis pada pengelolaan sistem keuangan daerah yang baik, masih banyak menemui kendala. Berbagai kendala dalam pengelolaan keuangan daerah dapat terjadi baik dalam penentuan kebijakan makro maupun teknis operasionalnya. Untuk itu, perlu dilakukan reformasi administrasi publik khususnya dibidang manajemen sektor publik agar terjadi efektivitas dan transparansi manajemen yang berimbas pada perbaikan pelayanan kepada publik.
Demikian dikatakan Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DIY Suwartomo Jum’at (16/5), dalam acara penandatanganan kerjasama (MoU) antara pemkab Kulon Progo dengan BPKP tentang pendampingan pengelolaan keuangan daerah di Gedung Kaca pemkab. Dalam penandatanganan kerjasama tersebut, pemkab Kulon Progo di wakili oleh Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo dan Perwakilan BPKP DIY oleh Kepala Perwakilan BPKP Suwartomo. Acara dihadiri oleh Segenap Kepala SKPD, para Camat se-Kulon Progo dan undangan yang lainnya.
Permasalahan utama yang terjadi adalah implementasi peraturan perundangan yang melandasi reformasi administrasi publik khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan oleh para birokrasi. Hal ini terjadi tidak hanya ditingkat pusat namun juga dalam pelaksanan pemerintahan di daerah. “Kami memberi apresiasi tersendiri terhadap kerjasama ini dan kami berharap dengan kerjasama ini akan menghasilkan sebuah perbaikan sistem keuangan daerah yang bisa memberikan kualitas pelayanan kepada publik,” katanya.
Sementara itu, ada beberapa implikasi dari implementasi peraturan perundangan yang menuntut pemerintah daerah untuk bisa melaksanakan beberapa hal. Yaitu, menyusun perencanan pembangunan yang bersifat stratejik dan operasional, Menerapkan penganggaran berbasis kinerja, Mengelola sumberdaya keuangan dan non keuangan secara efisien, Meningkatkan kualitas pelayanan dan Mempertanggungjawabkan hasil pengelolaan sumberdaya daerah secaras transparan.
Menanggapi kerjasama tersebut, Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo menyambut baik upaya dari pemkab untuk melaksanakan kerjasama dengan BPKP dalam permasalahan pengelolaan keuangan daerah. Dari kerjasama tersebut setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu, pemkab Kulon Progo serius dan beritikad baik untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui peningkatan sistem pengelolaan keuangan daerah dan perbaikan pengelolaan keuangan daerah dengan pendampingan dari BPKP.
Selanjutnya, perbaikan pengelolaan keuangan memang membutuhkan keseriusan dan juga integritas moral yang tinggi dari pelaksana anggaran. “Untuk itu, dengan berbagai kerjasama pendampingan dari BPKP pengelolaan keuangan bisa semakin baik. Sehingga pelaksanan anggaran daerah benar-benar mampu mendorong upaya pemerintah dalam melaksanakan pembangunan baik pemerintahan umum maupun pembangunan,” katanya.
Sementara itu, kerjasama tersebut akan berlaku sampai dengan 31 Desember 2010. Dengan lingkup pendampingan meliputi, Pendampingan penyusunan laporan keuangan, pelaksanaan sistem akuntansi sesuai Standar Akuntasi Pemerintah (SAP), asistensi review, pengawasan dan pemeriksaan program pembangunan, konsultasi pelaksanan program, perubahan status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUB) di RSUD, pengendalian itern dan Froud Control Plan (FCP), pengawasan dan pemeriksaan BUMD dan bantuan teknis tentang tata kelola keuangan.
15 Mei, 2008
Bagian Penjahit Tuntut Kenaikan Upah
Namun aksi tersebut batal dilakukan, meski ratusan pekerja pada pagi hari telah berkumpul di depan pabrik, sebelum melakukan aksinya pihak perusahaan melalui perwakilan pimpinan keburu menemui para aksi dan setelah dilakukan negosiasi seluruh karyawan akhirnya masuk dan kerja seperti biasa.
Menurut Asisten Personalia, Ervin Kustianingsih yang menemui beberapa wartawan yang melakukan konfirmasi seputar aksi demo pekerja di ruang petugas keamanan pabrik, mengakui hanya terjadi salah paham. Peraturan kerja yang menyangkut pemberian gaji masih mengacu pada pabrik Wig Sunchang Pusat di Purbalingga Jawa tengah. Pemberian gaji belum dapat dilakukan maksimal karena perusahaan belum total dalam produksi, masih setengah jadi.
BUPATI MUSNAHKAN RIBUAN MIHOL DAN BUKU TERLARANG
Tekad pemkab memerangi barang haram berupa minuman beralkohol (mihol) terus dilakukan. Sebagai bukti 9.414 mihol yang merupakan barang bukti dari hasil operasi beberapa waktu lalu dimusnahkan oleh Bupati Kulonprogo, H.Toyo Santoso Dipo dan Muspida di Balai Laboratorium dan Peralatan Dinas Pekerjaan Umum, Jl.Purworejo Km 2,2 Tambak ,Triharjo, Wates, Kamis (15/5). Selain itu juga dilakukan pembakaran 919 buku terlarang berupa buku sejarah kurikulum 2004 yang tidak memuat peristiwa G 30 S PKI yang terdiri buku-buku tingkat SLTA 308 buah dan SLTP 611 buah.
Pelaksanaan pemusnahan dilakukan dengan menggunakan alat berat berupa Stom Walls untuk botol mihol dan tong besi untuk membakar buku-buku terlarang..
Bupati Kulonprogo, H.Toyo Santoso Dipo mengatakan akan terus melanjutukan operasi mihol yang merusak moral generasi muda penerus bangsa. Kerjasama antara Sat Pol PP dan Polres agar terus dijalin.Meskipun ada salah satu sekretaris orsospol yang terlibat dalam penjualan mihol proses penyelidikan terus dilakukan. Bahkan ia siap melindungi petugas yang melaksanakan penyelidikan bersama-sama polisi.
Selain Mihol, Bupati berencana melakukan sweeping pesawat Hand Phone (HP) bagi para pelajar yang disinyalir didalamnya telah banyak terdapat gambar-gambar tidak senonoh yang berupa pornografi bahkan terdapat pula animasi berupa film. “Operasi Mihol sudah sering dilakukan, kami akan merencanakan sweeping HP milik pelajar yang ternyata menurut laporan sudah banyak berisi gambar tidak senonoh dan animasi atau film, dapatnya entah dikirimi temennya atau mencari sendiri, bahkan di SLTA Pengasih terdapat gambarnya sendiri kemudian dikirimkan ke teman-temannya, HP-HP yang disita meski harga mahal nanti ya.. di gilas seperti mihol ini saja, mahalnya HP masih mahal moral manusia,”kata Toyo.
TINJU KULONPROGO GO INTERNASIONAL
31 MEI HERI TANTANG JASON PAGARA DARI PHILIPINA
Tekad menjadikan Kulonprogo Go Internasional terus dilakukan dari berbagai bidang, tidak ketinggalan bidang olahraga khususnya Tinju. Petinju andalan Kulonprogo Heri Andriyanto pada Sabtu (31/5) mendatang akan bertanding 10 ronde melawan Jason Pagara dari Philipina di Cebu City Hotel & Casino Philipina dalam rangka promosi ke jenjang tinju internasional WBO ASPAC.
Pelatih Heri, Ferry Kuahaty menjelaskan sesuai faksmili dari DB promotion di Jakarta dan Ala Promotion dari Philipina tanggal 6 Mei lalu, Heri dari Satria Menoreh Boxing Champ Kulonprogo Yogyakarta akan promosi ke jenjang tinju Internasional WBO ASPAC. “ Ini adalah komitmen dan kerja keras yang menjadi prinsip dasar antara club dan pemerintah untuk membangun sebuah system pembinaan olahraga yang berorientasi ke prestasi nasional bahkan internasional,”katanya.
Ditambahkan, Heri adalah petinju 21 tahun yang sekarang di peringkat 2 nasional kelas ringan 61 kg dengan rekor bertanding 16 kali main 14 kali menang KO dan Angka dan 2 kali kalah, jadwal bertanding selanjutnya pada bulan Juni akan ke Thailand.
Komisi A DPRD Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah dan Panitia Khusus (Pansus) Peraturan Kewenangan Daerah DPRD Kabupaten Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja (kunker) di Kulon Progo. Kedua rombongan secara bersamaan diterima oleh Sekda Drs H Soim MM, Kamis (15/5) di gedung Kaca kantor Pemkab dan segenap pejabat Pemkab.
Menurut koordinator kunker Komisi A DPRD Banggai Drs H Basri Sono MM, kunjungannya ke Kulon Progo dimaksudkan untuk mempelajari pengembangan potensi daerah. Potensi Kabupaten Banggai, katanya, mirip dengan potensi Kulon Progo, yakni berupa lahan pertanian dan pantai. Nmaun demikian di Banggai potensi tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat karena masih ada beberapa keterbatasan, terutama teknologi.
Dicontohkan, tingkat produktivitas padi di wilayahnya baru mencapai 3 ton perhektar. Padahal di Kulon Progo telah mencapai 6 ton lebih per hektar. “Kami ingin mempelajari teknik budidaya pertanian serta pengolahan hasilnya. Di samping itu juga pengelolaan potensi laut karena Banggai memiliki wilayah laut yang cukup luas. Panjang pantai mencapai 126 km,” terangnya.
Sementara menurut koordinator Pansus DPRD Pekalongan H Samsir, kunjungannya bertujuan untuk mempelajari aturan-aturan kewenangan yang telah dibuat dan dilaksanakan di Kulon Progo. “Ada beberapa unusr yang perlu kami pelajari, karena itu telah berhasil dilaksanakan di Kulon Progo,” ujarnya.
Bupati Kulon Progo H Toyo Santoso Dipo menilai, harga buku di Indonesia masih terlalu mahal. Kondisi ini menyebabkan masyarakat enggan membeli buku. Akibatnya minat dan budaya baca masyarakat ketingalan cukup jauh dari Negara lain.
Penilaian itu disampaiakn Toyo pada pembukaan pameran dan bursa buku, Rabu (14/5) di gedung Kesenian Wates. Hadir pada acara itu Wakil Ketua II DPRD Drs Sudarta, Kepala Perpustakaan Nasional Drs Dedy P Rahmanto, MLS, Kepala Badan Perpusda DIY Drs Ikmal Hafzi, Ketua GPMB DY Drs Hajar Parmadhi, MA, Direktur Pemasaran BP Kedaulatan Rakyat Group Fajar Kusumawardhani SE dan kepala dinas instansi Pemkab.
Selain membuka pameran, bupati juga melakukan pencanangan membaca selama 3 menit serta wakaf buku bagi perpustakaan desa Banjarharjo, Kalibawang. Selain bupati, wakaf buku juga dilakukan oleh segenap pejabat yang hadir.
Bahkan, tambah Toyo, harga buku di Indonesia lebih mahal dari biaya foto kopi. Hal ini berkebalikan dengan harga di luar negeri. Kalau di luar negeri harga buku malah lebih murah dibanding biaya foto kopi.
“Saya tidak tahu apa pennyebabnya. Apakan ada faktor pungli (pungutan liar) ataukah karena ada faktor lain. Tolong Pak Kepala Perpustakaan Nasional, hal ini dicermati. Sebisa mungkin harga buku diturunkan agar masyarakat mampu membelinya,” ujar Toyo.
Menurut Toyo, ketertinggalan minat baca masyarakat Indonesia, menyebabkan ketertinggalan bangsa ini di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di Eropa dan Jepang membaca dilakukan selama 5-7 jam perhari. Sementara di Korea, Singapura, Hongkong dan Malaysia dilakukan selama 3-5 jam. Sedang di Indonesia baru dilakuan selama 1-2 jam. “Itu pun baru terbatas bagi orang-orang terpilih,” tendasnya.
Sementara menurut Dedi, untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat Indonesia harus merubah budaya tutur menjadi budaya baca. Masyarakat, kata dia, masih terbiasa dengan kebiasaan bertutur seperti bercerita, ngobrol, bergunjing dan bergosip. Sehingga masyarakat masih jauh dari gemar membaca, apalagi budaya baca.
“Namun merubah kebisaan ini tidak mudah dan perlu kerja keras semua pihak. Bukan hanya pemerintah saja namun harus didukug segenap komponen masyarakat. Seperti pameran buku di Kulon Progo ini. Ini adalah upaya untuk meningkatkan budaya baca yang didukung oleh banyak pihak, katanya.
Pameran dan bursa buku itu sendiri akan berlangsung selama 5 hari (14-18/5). Dan diikuti oleh sekitar 20 peserta dari Kota Yogyakarta dan sekitarnya.
Badan Informasi Daerah (BID) Yogyakarta yang bekerjasama dengan Kantor Humas Kulon Progo dan PT. Telkom mencoba untuk memasyarakatkan teknologi internet dengan fasilitas Mobile Community Acces Point (MCAP). Sasaran pertama yang dibidik adalah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai salah satu kelompok masyarakat yang selama ini telah bekerjasama dengan Kantor Humas Kulon Progo dalam menyampaikan informasi-informasi kepada masyarakat.
Menurut Kepala Kantor Humas Kulon Progo Drs. H. R. Agus Santosa,MA yang ditemui di Kantor Humas Rabu (14/5), mengemukakan bahwa anggota KIM pada awalnya akan dikenalkan dan diberikan pelatihan bagaimana cara mengoperasikan dan menggunakan internet. Selanjutnya, dengan pelatihan tersebut diharapkan KIM yang anggotanya tersebar di beberapa Kecamatan di Kulon Progo bisa menyebarkan cara-cara menggunakan fasilitas internet kepada masyarakat luas. “Karena saat ini fasilitas internet juga sudah banyak kita jumpai. Yaitu, dengan berdirinya Warung Internet (warnet) yang telah banyak kita jumpai di tengah masyarakat,” katanya.
Selain menggunakan perantara anggota KIM, masyarakat juga bisa secara langsung menggunakan fasilitas MCAP. Karena setiap sebulan sekali yaitu pada hari rabu minggu kedua fasilitas MCAP akan datang ke Kulon Progo dan memberikan pelayanan internet kepada masyarakat. Sedangkan untuk setiap harinya, BID biasanya memberikan pelayanan internet dengan fasilitas MCAP di Kantor Pos Besar Yogyakarta.
Sementara itu, Agus Santosa mengaharapkan agar masyarakat bisa memaksimalkan kesempatan untuk menggunakan fasilitas tersebut. Meskipun untuk sat ini perangkat yang tersedia juga masih terbatas. “Namun kami berharap masyarakat bisa memaksimalkan keberadaan MCAP, karena seiring perkembangan jaman kedepan internet akan menjadi perangkat yang sangat diperlukan dalam menjalankan komunikasi maupun penyampaian informasi,” lanjut Agus Santosa.
13 Mei, 2008
Perkembangan Anak Remaja Memprihatinkan
Seiring dengan perkembangan jaman yang didukung dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah membawa dampak baik secara positif maupun negatif bagi perkembangan anak remaja. Sedangkan anak remaja merupakan salah satu aset bagi sebuah bangsa dimana masa depan bangsa akan ditentukan. Untuk itu, perkembangan anak remaja harus selalu dipantau dan diarahkan kepada hal-hal yang positif agar bisa menjadi generasi penerus yang mempunyai daya saing dalam menciptakan kemajuan.
Saat ini, perkembangan remaja terlihat memprihatinkan. Karena banyak remaja yang memiliki perilaku yang menyimpang dan mengarah kepada hal-hal yang negatif. Permasalahan tersebut bisa dilihat dari banyaknya kasus yang menyangkut generasi muda seperti, kenakalan remaja dan seks bebas.
Hal tersebut dikatakan oleh salah seorang Tim Penyusun Buku Pengasuhan dan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak dari Dinas Dukcapilkabermas Drs. Dwi Wicaksono Bambang Sulistyo bersama dengan Drs. Mardiyo Selasa (13/5), saat mempresentasikan draft buku tersebut kepada Bupati Kulon Progo di Gedung Joglo pemkab. Tim Penyusun Buku Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak Remaja diterima leh Bupati Kulon Progo H. Toyo S Dipo bersama dengan Assek II Ir. Agus Anggono, Kepala Bappeda Budi Wibowo,SH, Kepala Dinkes dr. Lestaryono, Kabag Kesra Arif Sudarmanto,SH, Kakandepag Syahrowardi dan yang lainnya.
Banyaknya permasalahan yang muncul tampak dalam data yang selama ini terekam dan menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah. Seperti seks bebas misalnya, menurut data yang ada di Departemen Agama Kulon Progo angka pasangan yang hamil sebelum nikah mencapai 390 pasangan dari 3.938 pasangan atau 9,9 persen pada tahun 2007. Sedangkan di Dinas Kesehatan Kulon progo angka ini meningkat menjadi 13,32 persen.
Untuk menyikapi permasalahan yang terjadi di kalangan remaja, Dinas Dukcapikkabermas bekerjasama dengan instansi lainnya seperti, Tim Penggerak PKK (TP PKK), Dinkes, Polres Kulon Progo, Dinas Pendidikan dan Depag menyusun buku tentang pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak Remaja.” Kami berharap buku tersebut bisa menjadi pegangan bagi keluarga yang memiliki anak remaja, kader PKK, Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dan yang lain sebagai salah satu usaha preventif untuk mngarahkan remaja kepada kegiatan positif dan produktif,” katanya.
Sementara itu, Bupati Kulon progo H.Toyo Santoso Dipo menyambut baik adanya penyusunan buku tersebut. Diharapkan, selain memuat bagaimana mengarahkan remaja kedalam kegiatan positif buku tersebut juga didukung dengan data-data yang valid tentang permasalahan di Kulon progo yang selama ini terjadi.
Karena dengan data-data yang valid kita akan bisa melihat sejauh mana permasalahan yang telah terjadi dan bagaimana kita menentukan tindakan yang berupa kebijakan pemerintah. ”Kami sangat harapkan buku ini bisa menjadi perangsang kepada pihak-pihak yang lain untuk menciptakan karya-karya yang lain yang akan berguna bagi kemajuan baik di Kulon progo maupun untuk luar Kulon Progo,” kata Bupati.
Bupati berharap untuk menentukan perkembangan remaja kearah yang baik menjadi tanggung jawab semua pihak. Karena perkembangan remaja sangat dipengaruhi oleh berbagai pihak baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat, lanjutnya.
12 Mei, 2008
Sejak pemerintah berencana menaikkan harga BBM, para pengecer kesulitan membeli bensin di SPBU, sebelumnya pembelian jerigen dibatasi hanya 20 liter sekarang sama sekali tidak diperbolehkan, bahkan secara jelas terpampang tulisan larangan pembelian menggunakan jerigen. Para pengecer bensin yang sebagian besar rakyat kecil semakin susah untuk mencukupi kebutuhan hidup karena pendapatan dari jualan bensin sudah tidak menghasilkan karena tidak ada yang mau dijual, sehingga sementara tutup.
Menurut Widodo, seorang pengecer bensin di Karangsari, Pengasih, sejak tak diperbolehkan kulakan dengan jerigen, ia terpaksa tak lagi berjualan bensin. “Untuk sementara tidak jualan bensin, menunggu kondisi aman setelah pemerintah memutuskan berapa kenaikannya, kalau dijual seperti tempat lain yang mencapai Rp.7.000,-, rasanya tidak tega karena yang kebanyakan membeli ya tetangga sendiri yang hasilnya pas-pasan apalagi kalau ngutang, bisa-bisa malah ndak balik modal,”ujarnya, Senin (12/5).
Hal berbeda dilakukan Harlan yang sehari-harinya berjualan bensin eceran di Waduk Sermo, untuk memperoleh bensin di SPBU, ia meminjam mobil roda empat temannya untuk kemudian setelah diisi penuh disedot dijerigen yang sekaligus dibawa dalam kendaraan. “Wah, kalau ndak jual bensin bias-bisa dapur tak ngebul, repot mas, pokoknya bagaimana caranya meski hanya sedikit tetap ada, caranya pinjam mobil teman, asal harga dinaikkan nanti masih untung,”jelasnya mantap.
Kenaikan harga bensin di tingkat pengecer yang tak terkendali, memang berpengaruh pada tingkat pembelian dari konsumen. Masyarakat lebih memilih membeli bensin di SPBU sehingga antrian panjang selalu terjadi di setiap SPBU.
Hal ini seperti terlihat di SPBU kota Wates, Senin (12/5), sejak pagi hingga siang antrian mobil dan sepeda motor tidak terputus bahkan terdapat sepeda motor yang membawa jerigen meski akhirnya tidak dilayani oleh petugas. Pengisian di SPBU untuk sepeda motor masih dilayani untuk memenuhi tanki, sedang khusus kendaraan roda empat hanya dibatasi maksimal Rp.50.000,-.
‘Tour de Java’ Akan Singgah di Kulon Progo
Kulon Progo akan menjadi salah satu kota dari 17 kota yang akan disinggahi parade ‘Tour de Java’ yang diadakan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaitun, Brebes. Parade sepeda yang menurut rencana akan dilaksanakan selama 17 hari pada bulan Juni 2008 tersebut akan melibatkan para santri dan karyawan dari Ponpes Al-Zaitun sebanyak 264 orang. Sedangkan Kota Wates yang merupakan pusat kota di Kabupaten Kulon Progo akan menjadi kota ke-13 yang akan menjadi kota tempat singgah rombongan ‘Tour de Java’ pada tanggal 7 Juni 2008.
Demikian dikatakan oleh Ketua Pelaksana tour untuk wilayah Jateng dan DIY, Totok Trihanarto, Senin (12/5) saat audensi dengan Wabup Kulon Progo di ruang rapat Gedung Binangun. Rombongan panitia ‘Tour de Java’ diterima secara resmi oleh Wabup Drs. H. Mulyono bersama dengan Kepala Disbudpar Drs. Bambang Pidekso,MSi, Kepala Bappeda Budi Wibowo,SH, Kakan Humas Drs. H. R. Agus Santosa,MA serta beberapa staf yang lainnya.
“Tour de Java’ akan menempuh jarak sepanjang 2000 km yang akan melewati beberapa
Sementara itu, Wabup Kulon Progo Drs. H. Mulyono menyambut baik dilaksanakannya even yang bertajuk Tour de Java tersebut. Kabupaten Kulon Progo, kata Wabup, bersedia untuk membantu kesulitan berupa penentuan lahan maupun ijin yang saat ini masih menjadi kendala panitia penyelenggara.
Karena Wabup menilai, pelaksanaan Tour de Java merupakan salah satu wujud aksi nyata dari sebuah peringatan. Hal itu, tentunya jauh lebih baik karena akan memberikan manfaat juga terhadap
11 Mei, 2008
TUMBUHKAN JIWA DAN SEMANGAT MENCINTAI POTENSI KELAUTAN
Bupati Ajak Memasyarakatkan Lagu Pelaut
Nenek moyangku orang pelaut,
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa………..
Syair lagu Pelaut karya Ibu Sud di atas, sudah tidak asing bagi generasi muda dan para orang tua kini, karena sewaktu kecil dulu merupakan salah satu lagu yang wajib hafal di sekolah, namun berbeda dengan anak-anak sekolah sekarang yang tak banyak tahu, bahkan mendengarpun mungkin belum pernah. Anak-anak sekarang lebih akrab dan hafal dengan lagu-lagu yang lagi hits atau top dari kelompok band tertentu. Padahal kalau dicermati lagu tersebut mengandung semangat yang tinggi bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar wilayah berupa lautan.
Melihat kondisi tersebut Bupati Kulonprogo H Toyo Santoso Dipo mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memasyarakatkan kembali lagu Pelaut karya Ibu Sud untuk menumbuhkan kembali jiwa dan semangat mencintai potensi kelautan, menginggat Kulonprogo punya potensi kelautan bahkan tidak lama lagi akan segera berfungsi pelabuhan samudera Karangwuni
Melalui surat edaran Bupati Kulonprogo nomor:130/1037, tertanggal 6 Mei 2008 yang ditujukan kepada pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kepala desa, kepala sekolah TK,SD,SMP,SMA,SMK dan pimpinan PAUD se-Kulonprogo disebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara maritim, karena dua pertiga wilayahnya adalah laut. Hal ini menjadi potensi ekonomi yang sangat besar untuk dikelola dalam sistem pertahanan dan keamanan nasional.
Kabupaten Kulonprogo sebagai bagian wilayah yang mempunyai potensi kelautan harus mengoptimalkan melalui pemberdayaan ekonomi kelautan, pariwisata dan pengelolaan lainnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu perlu menumbuhkan jiwa dan semangat mencintai potensi kelautan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut lagu Pelaut dikenalkan kembali ke masyarakat melalui pimpinan SKPD kepada anggota dan kelompok binaannya, kades kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya kelompok –kelompok belajar yang ada di masyarakat serta kepala sekolah TK hingga SLTA dan pimpinan PAUD untuk menyelipkan lagu dalam pembelajaran melalui Mata Pelajaran Seni Budaya Ketrampilan (SBK) setelah pelajaran berakhir atau pada acara tertentu secara rutin.
Dalam surat edaran dengan tembusan Kadinas Pendidikan dan Camat se-Kulonprogo tersebut juga dilampirkan naskah lagu Pelaut.
SEMINAR KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Setiap Tahun Terdapat 2 juta Kasus Aborsi
Pada usia remaja secara biologis fungsi seksual sudah mulai bekerja dan mulai muncul ledakan-ledakan emosional seksual. Disisi lain sebenarnya organnya sendiri belum sempurna. Sehingga pada usia ini terjadi ketidakseimbangan antara keinginan aktifitas seksual dan keadaan fisik. Bila terjadi pemaksaan –pemaksaan dini dalam menjalankan fungsinya, maka keadaan ini sangat membahayakan keselamatan fungsi dan fisik organ reproduksi itu sendiri, khususnya bagi remaja perempuan. Dan kejadian inilah yang sering dijumpai di masyarakat remaja.
“Salah satu sumber masalah seks remaja secara biologis sebagai factor internal adalah pemaksaan dini dalam menjalankan fungsinya yang keadaan ini sangat membahayakan keselamatan fungsi dan fisik organ reproduksi itu sendiri khususnya remaja perempuan yang semestinya hal ini diberikan dan diajarkan kepada remaja dalam bentuk pendidikan kesehatan reproduksi, sehingga mereka mengenali dirinya sendiri, banyak remaja tersesat karena tidak tahu,”kata dokter penanggung jawab unit pelayanan reproduksi dan kontrasepsi RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta dan staf bagian Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran UGM, Dr.H.Hasto Wardoyo SpOG,KFER, ketika menjadi narasumber dalam acara Seminar Kesehatan Reproduksi Remaja yang diselenggarakan kerjasama K3M FK-UGM, Dinkes, YKI dan Subdin KB Kulonprogo di Gedung Kaca Pemda, Sabtu (10/5). Seminar dibuka Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono, dengan peserta perwakilan dari siswa sekolah menengah di wilayah Kulonprogo.
Bayaknya remaja tersesat karena belum tahu, lanjut Hasto kalau remaja putri tahu bahwa melakukan hubungan seks pada usia dini (15 tahun) atau kurang maka besok 5 sampai 10 tahun yang akan datang yang bersangkutan sangat beresiko terkena kanker mulut rahim, yang merupakan salah satu penyakit berbahaya menyerang kebanyakan perempuan, tentunya akan berfikir seribu kali untuk melakukannya.
Ia juga mengemukakan bahwa menurut catatan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, diperkirakan setiap tahun terjadi 2 juta hingga 2,6 juta kasus aborsi, sepertiganya dilakukan perempuan usia 15-24 tahun. Angka kasarnya setiap 100 kehamilan ada 43 kasus aborsi. Khususnya di Yogyakarta, data Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) terdapat remaja yang berkonsultasi mengenai kehamilan tidak dikehendaki di program Lentera Sahaja (sahabat remaja) rata-rata setiap bulan berkisar 30-50 remaja.
“Pendidikan seks harus segara dimulai sejak usia dini dilingkungan keluarga, yang diawali dengan memperkenalkan bahwa laki-laki perempuan itu berbeda, entah dari pakaiannya, tempat tidurnya dan teman pergaulannya. Pada tingkat remaja lebih ditingkatkan pendidikan seksual yang mengacu pada kepentingan memelihara adab perilaku dan masalah kesehatan reproduksi,”tuturnya.
Sementara Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono mengatakan sebenarnya penjelasan-penjelasan tentang kesehatan reproduksi remaja ini dapat diperoleh dari lingkungan keluarga, apabila pada keluarga tersebut ada keterbukaan dan hubungan yang harmonis. Namun ada perasaan malu kepada orang tua untuk menanyakan, atau ada keluarga yang menganggap tabu untuk membicarakan, bahkan ada anggapan yang mengatakan ketika tiba saatnya akan tahu sendiri. Sehingga tidak sedikit kejadian yang telah kita dengar dan saksikan dari berbagai media tentang kejadian yang menimpa para remaja kaitannya dengan kesehatan reproduksi remaja.
PEMKAB KERJASAMA IKATAN PENERBIT GELAR PAMERAN DAN BURSA BUKU
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, 100 Tahun Kebangkitan Nasional dan Hari Buku serta meningkatkan Budaya Baca bagi masyarakat , pemkab Kulon Progo bekerjasama dengan Badan Perpustakaan Daerah Propinsi DIY dan Ikatan Penerbit Indonesia akan melaksanakan Pameran dan Bursa Buku.
Kepala Perpustakaan Daerah Kabupaten Kulonprogo, Drs.Bambang Heruntoro di ruang kerjanya, Sabtu (10/5) mengatakan pelaksanaan pameran dan bursa buku akan berlangsung mulai Rabu (14/5) hingga Minggu (18/5) di Gedung Kesenian Wates dengan jam kunjung 09.00-16.00 WIB.
“Pameran dan bursa buku diselenggarakan dalam rangka Hardiknas, 100 tahun kebangkitan nasional , hari buku dan terutama untuk menumbuhkan minat baca dimasyarakat, sehingga nantinya disediakan buku-buku yang dijual murah namun bermutu, ada yang diskon sampai 70 persen,”kata Bambang
Ditambahkan, selain pameran dan bursa buku, serangkaian kegiatan meliputi bedah buku, lomba bercerita bagi siswa SD dan SMP, jambore lukis anak TK dan SD, permainan edukatif bagi siswa SD dan workshop kepenulisan karya ilmiah dan jurnalistik.
PEMDA AKAN MUSNAHKAN RIBUAN MIHOL DAN BUKU TERLARANG
Dalam rangka penegakkan supremasi hukum dibidang pelanggaran minuman beralkohol (mihol) sebagaimana dimanatkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 tahun 2007, pemerintah daerah bekerjasama dengan kepolisian, kejaksaan dan pengadilan negeri akan memusnahkan 8962 botol mihol dan buku-buku terlarang hasil sitaan Polres Kulonprogo dan Kejaksaan Negeri Wates yang telah memiliki kekuatan hokum.
Kegiatan pemusnahan akan berlangsung di Balai Laboratorium dan Peralatan Dinas Pekerjaan Umum, Jl. Purworejo Km 2,2 Tambak, Triharjo, Wates Kamis (15/5). Menurut rencana akan dibuka Bupati Kulonprogo H Toyo Santoso Dipo, dan dihadiri Ketua DPRD Drs.H.Kasdiyono, Kapolres, Dandim, Kajari, Ketua Pengadilan Negeri.
Pelaksanaan pemusnahan akan dilakukan dengan menggunakan alat berat berupa Stom Walls untuk botol mihol dan tong besi untuk membakar buku-buku terlarang..
10 Mei, 2008
.PELATIHAN JURNALISTIK KERJASAMA PEMKAB DENGAN PWI
Aparat Harus Siap Informasi Dan Klarifikasi
Sering kita mendengar nada yang kurang menyenangkan ketika dikatakan bahwa kerja aparat pemerintahan identik dengan baca koran. Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena aparat yang baik tentunya akan mengerti bagaimana membagi waktu antara bekerja ataupun sekedar mencari hiburan. Kita ketahui bersama bahwa koran/media cetak sebagai salah satu penyedia informasi, saat ini sangat dibutuhkan bagi aparat yang ingin maju. Melalui media massa, masyarakat dapat memperoleh berita apa yang sedang terjadi, apa yang terjadi di negeri ini dan bahkan dapat menyampaikan pandangannya, pikirannya, pendapat maupun responnya. Dan bagi aparat pemerintah, respon dari masyarakat terhadap suatu fenomena adalah salah satu hal penting untuk mendapat evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan bagi masyarakat dalam unit kerjanya.
Hal tersebut dikatakan Bupati Kulonprogo H Toyo Santoso Dipo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Kantor Humas Kabupaten Kulonprogo, Drs.R.Agus Santosa,MA, dalam Pelatihan Jurnalistik bagi aparatur pemkab Kulonprogo di Kampoeng Resto and Cafe Wates, Sabtu (10/5). Pelatihan menampilkan narasumber dari Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Yogyakarta sekaligus Pimpinan Redaksi Koran Kedaulatan Rakyat Drs. Octo Lampito, dengan peserta dari perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kecamatan dan desa se-Kulonprogo.
“ Dalam era tekhnologi informasi, keberadaan media massa telah menjadi sarana utama untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi, media menjadi semacam idola bagi masyarakat karena segala macam informasi tersedia. Sehingga perlu kita pahami bahwa semestinya media menyampaikan informasi yang benar, informasi yang mencerahkan kehidupan, membantu khalayak menjernihkan pertimbangan untuk bisa mengambil keputusan yang tepat,”kata Toyo
Ditambahkan begitu pentingnya media massa bagi masyarakat, maka pertumbuhan media massa dewasa ini sungguh luar biasa. Seperti halnya pertumbuhan televisi swasta lokal di jogja yang sampai saat ini ada 5 stasiun TV swasta yang mengajukan untuk uji coba siaran. Selain itu sudah tidak terhitung jumlah pertumbuhan media cetak baik di lingkup daerah maupun nasional. Dengan kata lain pentingnya kebutuhan informasi telah menarik minat pengusaha berbisnis media massa.
“Perkembangan media massa yang demikian, perlulah kiranya sebagai aparat untuk bisa menyikapinya dengan bijaksana. Dan yang penting juga mampu menggunakan fungsi media massa untuk memberikan motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Oleh karena itulah, diperlukan pemahaman setiap aparat untuk mengerti jurnalistik media massa, dan tentunya mampu menuliskan informasi yang berbobot maupun mempunyai nilai berita yang benar, akurat dan objektif. The right to know harus diberikan pada masyarakat. Terlebih dengan era pers bebas bertanggung jawab. Sebagai aparat harus senantiasa siap manakala diminta informasi maupun klarifikasinya, jangan justru ‘joyo endho’, menghindarkan diri,”ujarnya
Sebagai aparat dituntut untuk bersikap transparan dan bertanggung jawab, sebagai konsekuensi dari pers kita yang bebas dan bertanggung jawab disertai dengan akhlak dan kemanfaatan. Dengan demikian pada pelatihan ini kami harapkan segenap aparat akan mengerti dan memahami jurnalisme media, bagaimana mengembangkan positive jounalism, constructive journalism, dengan terus menjunjung tinggi idealisme dan etika jurnalisme. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah mengangkat nama Kulon Progo melalui media massa, mengupayakan Kulon Progo lebih dikenal, mendapat tempat di hati rakyatnya.
“Kami harapkan setiap aparat Pemkab yang membidangi informasi akan mampu merespon tantangan jaman di bidang jurnalistik, bagaimana mensikapi media massa bagi kemajuan kita bersama, kemajuan unit kerjanya masing-masing. Sehingga kerjasama dengan media massa mutlak dibutuhkan oleh setiap instansi. Dan dengan memahami jurnalistik media massa serta mampu memanfaatkan tekhnologi informasi yang ada, maka Kulon Progo akan semakin maju, yang nantinya juga akan memajukan masyarakatnya,”pungkasnya.
Sementara Ketua PWI, Drs.Octo Lampito dalam paparannya menjelaskan tentang bagaimana membuat press release atau siaran pers bagi setiap unit kerja yang merupakan informasi, tanggapan yang disampaikan secara tertulis kepada masyarakat melalui media massa dengan tujuan menciptakan citra dari institusi lembaga yang bersangkutan.
PENUTUPAN DIKLAT DHARMAIS
Dalam Usaha Diperlukan Hong Sui, Hoki, Hoping dan Hocwan
Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo mengharapkan Diklat yang dilaksanakan oleh Yayasan Dharmais mampu menjadi bekal dan pengalaman dalam mengelola usaha dengan lebih baik, karena dalam pelatihan telah diberikan berbagai kiat-kiat jitu yang dapat untuk mengembangkan usaha.Dengan ketekunan dan keuletan didukung dengan jiwa kemandirian dan motivasi yang kuat, seseorang akan berhasil dalam usahanya.
Hal tersebut dikatakan Toyo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Pembangunan Setda, Ir.H.Agus Anggono dalam Penutupan Pendidikan dan Latihan Pesantren Singkat Usaha Produktif angkatan I tahun 2008 di Balai Diklat Yayasan Dharmais Sendangsari Pengasih, Sabtu (10/5).
“Dalam menjalankan usaha yang perlu mendapatkan perhatian adalah pertama Hong Sui yang mengandung lima syarat yakni tepat memilih focus bisnis, tepat memilih wilayah pasar, segemen pasar, startegi bisnis dan lokasi pusat kegiatan, kedua hoki yaitu adanya peluang untung kecil-kecilan, ketiga Hoping yaitu menerapkan 3 jalinan menjalin pertemanan dengan mitra kerja, menjalin kepercayaan dengan mitra kerja dan menjalin kepercayaan pelanggan dan keempat Hocwan merupakan sukses besar yang perlu ditindak lanjuti dengan 4 prinsip harmoni yakni menjaga hubungan baik dengan pelanggan, menjaga hubungan baik dengan teman seprofesi dan pihak yang punya posisi, menjaga hubungan baik dengan lingkungan dan dengan penguasa,”katanya.
Di tambahkan usaha yang dilakukan akan mampu mengurangi pengangguran yang sekarang masih banyak akibat kondisi Negara yang belum stabil. Dengan mengubah pola pikir masyarakat yang selama ini bahwa bekerja adalah menjadi karyawan suatu perusahaan harus dihilangkan dengan berusaha menciptakan lapangan kerja
Sementara Pjs. Kepala Dharmais, Bari HPdalam laporannya mengatakan peserta diklat sejumlah 40 orang telah mengikuti pelatihan tentang ketrampilan jahit menjahit, tata boga dan tata busana, berlangsung sejak Selasa (18/3).
09 Mei, 2008
Warga Taruban Gelar Tayub
Dalam rangka upacara tradisi bersih desa dan luwaran, warga Pedukuhan Taruban Wetan dan Taruban Kulon, Sabtu (10/5) akan menggelar kesenian tayub. Tradisi yang sudah berlangsung rutin setiap tahun itu akan digelar di rumah Dukuh Taruban Wetan, semalam suntuk.
Menurut ketua panitia AG Suryadi, upacara bersih desa dan luwaran merupakan tradisi utuk mengenang jasa tokoh desa tersebut, Ki Gede Tarub. Menurut kepercayaan warga setempat, Ki Gede Tarub adalah seorang tokoh sakti yang mempelopori Desa Taruban. Saat akan meninggal ia berpesan agar warga Taruban mau melestarikan kebiasaan yang dilakukannya, yakni nanggap tayub setelah usai panen padi.
Selain pagelaran tayub, ujar Suryadi, sebagai rangkaian upacara bersih desa, pada Minggu (11/5) akan dilaksanakan kirab sesaji dari rumah Dukuh Taruban Wetan ke Sendang Kamulyan dan makam Ki Gede Tarub. Sendang Kamulyan adalah sumber air yang tak pernah kering sepanjang tahun. Sendang itu sejak jaman dahulu dianggap sebagai tempat keramat oleh warga dan merupakan satu-satunya sumber air bila wilayah desa itu mengalami kekeringan.
Ditambahkan, sebagai kegiatan pendukung juga akan dilakukan pameran seni lukis dan tanaman hias, basar sembako, pasar malam, pertandingan bola voli serta pameran lukisan berukuran 4 x 7 meter.
MINIM SISWA ASAL KULONPROGO BELAJAR DI SMKI
Untuk Menjaring Siswa Baru Sekolah Akan Lakukan Sosialisasi
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kasihan Yogyakarta, Drs.Sunardi mengatakan sejak 1961 hingga sekarang baru tercatat 50 lulusan siswa asal Kulonprogo. Padahal para lulusan sekolah ini mampu menghasilkan orang –orang terkenal di bidang seni baik sebagai dalang maupun seniman dan penari. Bahkan dengan keahlian memainkan salah satu alat musik gamelan saja mampu terbang ke berbagai mancanegara.Tercatat beberapa nama alumni SMKI yang telah dikenal luas masyarakat seperti dalang kondang Ki Suranto, MC Nonot Sebastio yang keduanya asal Sentolo, pelatih Angguk Sri Lestari Kokap Wuryanti dan seorang seniman yang sekarang tinggal di Kanada.
Hal tersebut dikatakan Sunardi dalam Audiensi dengan Bupati Kulonprogo di Ruang Rapat Sekda, Jum’at (9/5). Dalam kesempatan tersebut Kasek SMKI diterima Sekda, Drs.H.So’im,MM mewakili Bupati Kulonprogo.Turut hadir Asek II Ir.H.Agus Anggono, Kadinas Pendidikan Muh Mastur,BA, Kabag Kesra Arief Sudarmanto,SH, Ka Kant Humas Drs.R.Agus Santosa, Kasubdin Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Drs.Sigit Wisnutomo dan Kasie Adat dan Kesenian Disbudpar, Drs.Yudono Hidriatmoko.
“Menggingat keberadaan sekolah yang telah mempunyai banyak fasilitas yang disediakan oleh negara dan juga disediakan beasiswa sehingga sangat dimungkinkan biaya sekolah siswa sedikit sekali, diharapkan dalam tahun ajaran baru yang tinggal menghitung hari, dengan bantuan pemkab untuk sosialisasi di lingkungan sekolah –sekolah, banyak lulusan siswa SMP di Kulonprogo untuk mau melanjutkan sekolah dengan mendaftarkan di SMK N 1, yang pada akhirnya dapat memperbanyak seniman yang berpendidikan formal di kabupaten Kulonprogo,”jelas Sunardi.
Hal senada dikatakan Kasie Adat dan Kesenian Disbudpar Kulonprogo, Drs.Yudono Hindriatmoko yang mengakui minimnya seniman yang berpendidikan formal asal Kulonprogo dibanding daerah lain, sehingga setiap adanya even kegiatan seni seperti Festival Sendratari kesulitan untuk mencari pemain.
Sementara Sekda, Drs.H.So’im,MM menyambut baik keinginan sekolah untuk melakukan sosialisasi sehingga banyak lulusan sekolah di Kulonprogo banyak belajar melanjutkan sekolah di SMK N 1, yang pada akhirnya Kulonprogo tidak kekurangan seniman. Diharapkan sosialisasi selain dilakukan secara tradisional dengan sedikit menampilkan karya lulusan seperti tari, karawitan untuk meyakinkan siswa yang punya minat mendaftar juga dapat dilakukan melalui Teknologi Informasi (TI) sesuai era kemajuan zaman yang sekarang anak sekolah SMP telah banyak mengakses di tempat siswa belajar.
08 Mei, 2008
SOSIALISASI PENGEMBANGAN AREAL TEBU RAKYAT
Sektor pertanian termasuk didalamnya bidang perkebunan di Kabupaten Kulonprogo mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta merupakan sector yang paling besar peran kontribusinya dalam pembentukan PDRB dibanding sektor lain. Kondisi tersebut sangat didukung dengan adanya potensi sumberdaya alam yang mempunyai topografi beragam mulai daerah pegunungan, persawahan dan kawasan pesisir.
Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono dalam acara Sosialisasi Pengembangan Pencadangan Areal Tebu Rakyat Musim Tanam 2008/2009 di Gedung Kaca Pemda, Kamis (8/5). Narasumber dari Dinas Pertanian dan Kelautan Subdin Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kulonprogo, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi DIY dan Pabrik Gula Madu Baru Yogyakarta. Turut hadir Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Kulonprogo, Ismartoyo, Ketua Koperasi Petani Tebu, Sudadi, para Kepala Desa, dan Cabang Dinas Pertanian dan Kelautanse-Kulonprogo.
“Dari luas total Kulonprogo 58.627 hektar, yang terbagi atas lahan sawah 10.867 hektar, lahan kering 41.639 hektar dan penggunaan lainnya 6.121 hektar, apabila diperhitungkan dengan jumlah KK tani yang ada kepemilikan lahan petani relative sempit, yaitu kurang dari 1.000 M2, maka pemilihan jenis usaha yang benar-benar mampu memberikan tambahan pendapatan terhadap masyarakat tani merupakan hal yang penting sebagai pertimbangan penetapan program,”kata Mulyono.
Ditambahkan, kompetisi komoditas atas dasar nilai ekonomi yang diusahakan oleh masyarakat, menjadi tantangan terhadap komoditas strategis termasuk salah satunya tebu sebagai salah satu bahan baku gula. Sehingga dalam rangka pengembangannya diperlukan upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan pendapatan petani tebu, antara lain bentuk –bentuk kerjasama kemitraan dan juga perbaikan aspek budidaya untuk meningkatkan rendemen. Hal ini merupakan wujud dukungan pemkab dalam rangka swasembada gula tingkat nasional di tahun 2010.
“Realisasi areal tanaman tebu di Kulonprogo MT 2007/2008 seluas 612,5 hektar, atau 76,56% dari pencadangan areal untuk MT sebesar 800 hektar, sedang MT 2008/2009 dicadangkan areal sebesar 891 hektar. Diharapkan ada langkah konkret dari PG selaku mitra petani tebu, baik aspek kemitraan maupun aspek budidaya sehingga rencana areal terealisasi dan yang penting pendapatan petani lebih meningkat, sehingga masyarakat tani akan lebih tertarik memilih usahatani tebu,”harap Mulyono.
Sementara General Manager Madu Baru Yogyakarta, Rahmat Edy Cahyono memperkirakan kebutuhan gula masyarakat DIY mencapai 45.000 ton, sedangkan hasil produksi gula dari petani tebu baru mampu memenuhi 38.000 ton. Sehingga masih diperlukan usaha untuk memperluas areal lahan tebu, meski pemerintah dalam tata niaga gula memberikan pajak rendah bagi gula impor.
06 Mei, 2008
Banyak Karyawan Pemkab Enggan Terlibat Pengadaan Barang
Perbandingan yang tidak seimbang antara resiko dengan besarnya kompensasi yang diperoleh panitia pengadaan barang dan jasa, memicu keengganan karyawan pemkab atau instansi pemerintah terlibat dalam proses pengadaan. Banyaknya penilaian tersebut memberikan dorongan pemkab untuk menerapkan sebuah proses pengadaan barang dan jasa yang berbasis komputer (e-procurement).
Karena dengan penggunaan aplikasi komputer panitia pengadaan akan mendapatkan beberapa kemudahan serta menurunkan tingkat resiko dari proses pengadaan. Beberapa kelebihan pengadaan barang yang berbasis komputer diantaranya, memudahkan proses pelelangan dan hubungan dengan rekanan serta menghilangkan proses yang berbelit selama proses pengadaan.
Demikian dikatakan oleh Kepala Kantor Pengelolaan Data Elektronik (KPDE) Drs. Bisono Indrocahyo Selasa (6/5), dalam acara pelatihan calon pelatih layanan pengadaan barang secara elektronik di Gedung Kaca Pemkab. Pelatihan tersebut akan dilaksanakan selama tiga hari yaitu, tanggal 5-7 Mei. Hadir dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Drs.Soim,MM, Kepala BID J. Surat Djumadal, Kepala SKPD terkait serta peserta pelatihan yang lainnya.
Sesuai dengan perencanaan pengadaan barang dan jasa yang berbasis komputer ini akan dilaksanakan efektif di instansi pemerintah pada tahun 2010. Sedangkan untuk tahun 2008-2009 akan memasuki tahap sosialisasi dan uji coba. “Pada masa tersebut panitia pengadaan bisa melihat kelebihan-kelebihan yang diperoleh dengan penggunaan aplikasi tersebut,” katanya.
Saat ini, penggunaan aplikasi ini baru dilaksanakan efektif di dua tempat yaitu, Surabaya dan Bogor. Selanjutnya dua kabupaten/kota di DIY yaitu, Kota DIY dan Kulon Progo akan menyusul. Dengan demikian, Kulon Progo akan menjadi kabupaten yang menggunakan aplikasi ini nomor dua setelah kota dan nomor empat se-Indonesia, sambungnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kulon Progo Drs. Soim,MM menyambut baik pelatihan penggunaan e-procurement di Kabupaten Kulon Progo. Menurut Sekda, penggunaan teknologi berbasis komputer ini sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi yang saat ini sudah mengalami kemajuan yang pesat.
Hal ini juga sejalan dengan semboyan pembangunan di Kulon Progo yaitu, Kulon Progo go international. Karena go international tidak mungkin kita wujudkan tanpa diimbangi dengaan pemahanan teknologi yang memadahi. “Sehingga pengembangan infrastruktur berbasis komputer, memang harus segera dilaksanakan agar efesiensi maupun efektifitas dari kinerja aparat dapat dilaksanakan,” katanya.
RSKB KHARISMA PARAMEDIKA MENINGKAT JADI RSU
Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Kharisma Paramedika di Jl.Khudori Wates mengalamai perubahan dan peningkatan pelayanan menjadi Rumah Sakit Umum (RSU). Perubahan tersebut diresmikan oleh Bupati Kulonprogo, H. Toyo Santoso Dipo, Selasa (6/5). Dalam kesempatan tersebut Bupati menyerahkan hadiah lomba yang diselenggarakan dalam memeriahkan peresmian RSU Kharisma Paramedika. Hadir dalam acara , Ketua DPRD Drs.H.Kasdiyono, Muspida, Kepala Dinas Kesehatan dr.Lestaryono, M.Kes.
Direktur Utama RSU Kharisma Paramedika, dr.Salamah menjelaskan berbagai kegiatan dalam peresmian RSU Kharisma Paramedika antara lain Lomba Balita Sehat, Lomba mewarnai dan pagelaran wayang kulit.
Bupati Kulonprogo,H.Toyo Santoso Dipo mengharapkan keberadaan RSU Kharisma Paramedika dapat menambah layanan kesehatan di wilayah kabupaten Kulonprogo, sehingga masyarakat mempunyai banyak pilihan dalam menentukan layanan kesehatan yang diinginkan, yang pada gilirannya ikut andil meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
“Adanya keterbatasan yang dimiliki pemerintah, maka tidak semua program di bidang kesehatan dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri, karena itulah peran berbagai pihak, termasuk RSU Kharisma Paramedika, demi peningkatan derajat kesehatan bagi seluruh masyarakat Kulonprogo,”kata Toyo.
Toyo menginggatkan bahwa kadangkala kita ini lupa akan nikmat sehat, tetapi kalau sedang sakit barulah terasa betapa nikmatnya sehat itu. Oleh karena itu gunakanlah saat sehat sebelum sakit untuk kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat, tetapi secara preventif janganlah lupa menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya dan secara kuratif apabila sakit segeralah berobat.
05 Mei, 2008
Kunker
Pengangkatan CPNS dari Sekolah Swasta Tinggalkan Masalah
Banyaknya tenaga guru dari sekolah swasta yang diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) daerah meninggalkan permasalahan bagi sekolah swasta sendiri. Karena guru-guru swasta yang diangakat menjadi CPNS tersebut biasanya ditempatkan di sekolah-sekolah negeri. Sehingga sekolah swasta menjadi kekurangan tenaga guru.
Padahal, sekolah swasta juga menpunyai komitmen yang sama dengan sekolah-sekolah Negeri. Yaitu, ingin turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi bangsa yang cerdas dan maju. Akibatnya, sekolah-sekolah swasta harus menjerit karena harus kehilangan tenaga pengajarnya yang diangkat menjadi CPNS.
Demikian dikatakan salah seorang Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Drs. H. Aliwarsito saat melaksanakan Kunjungan Kerja (Kunker) Senin (5/5) di Kabupaten Kulon Progo. Pada kesempatan itu, Drs. H. Aliwarsito hadir bersama dengan anggota DPD yang lain, Drs. H. Abdul Hafidh Asrom dan beberapa stafnya. Rombongan diterima secara resmi oleh Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo yang didampingi, Assek I Setda Drs. H. Sutedjo Wiharso, Kepala Diknas Moh Mastur,BA, Kakandepag Syahrowardi serta beberapa staf lainnya.
Hal tersebut terjadi di sekolah-sekolah swasta seperti yayasan Bopkri, Muhammadiyah dan yang lain. Diharapkan, pemkab bisa memberikan solusi terhadap permasalah ini sehingga sekolah-sekolah swasta tetap bisa eksis dan ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. “Paling tidak penempatan guru sawsta ini bisa fifty-fifty, sebagian ditempatkan di negeri dan sebagian lagi tetap di sekolah-sekolah swasta,” katanya.
Selain memantau perkembangan pembangunan di Kabupaten Kulon Progo, kunker tersebut juga bertujuan untuk penyerapan aspirasi dari masyarakat maupun pemkab Kulon Progo di berbagai bidang yang lain. Meliputi, Kesehatan, Agama, Sosial, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDA) maupun Sumber Daya Ekonomi (SDE) di Kabupaten Kulon Progo. Selanjutnya, aspirasi tersebut akan digunakan sebagai usulan untuk menentukan kebijakan pembangunan bagi pengembangan Kabupaten Kulon Progo.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo mengungkapkan bahwa sesungguhnya pengangkatan dan penempatan CPNS khususnya guru tidak seperti yang dibayangkan. Karena kenyataan yang terjadi banyak pula sekolah swasta yang kelebihan guru. Sehingga jam mengajar bagi guru-guru swasta menjadi berkurang.
Hal ini disebabkan, sekolah swasta juga mempunyai wewenang untuk mengangkat tenaga guru sesuai dengan kebijakan sekolah. Sehingga ada kejadian jumlah guru menjadi tidak rasional dengan jumlah siswa yang dimiliki. “Untuk itu, saya minta agar jumlah guru ini dirasionalkan agar tidak terjadi pengurangan jam mengajar guru dengan adanya pengangkatan guru yang baru,” kata Bupati.
Di sisi lain, Bupati mengatakan bahwa sampai dengan saat ini Kulon Progo memang telah menempuh berbagai kebijakan pembangunan. Seperti, pembangunan dermaga, penguatan modal melalui LKM, rencana pembangunan bandara maupun penambangan pasir besi.