17 Juni, 2009

PENGUSAHA KOREA AKAN BANGUN INDUSTRI KAPAL

Pengusaha Korea tertarik untuk berinvestasi dalam industri Kapal Nelayan dan peternakan di Kabupaten Kulonprogo. Dalam waktu dekat para pengusaha negeri Ginseng tersebut akan datang ke Kulonprogo untuk melihat langsung kondisi lapangan untuk lokasi usaha yang sekaligus sebagai kunjungan balasan.
Hal tersebut dikatakan Bupati Kulonprogo, H.Toyo Santoso Dipo di ruang kerjanya, Rabu (17/6). Bupati bersama rombongan selama sepekan sebelumnya, melakukan kunjungan kerja di Korea Selatan untuk bertemu dengan para pengusaha dalam mendukung Pelabuhan Ikan di Karangwuni.
Menurut Toyo, beberapa pengusaha tertarik untuk membangun industri kapal nelayan dengan bobot 30 – 100 grosston, industri peternakan terutama Ayam yang akan membangun mulai perteluran, penetasan, pembesaran hingga penggalengan untuk pasar ekspor yang sebagian kembali ke Korea.
“Pengusaha Korea tertarik membangun industri kapal, dan industri ternak ayam, mulai telur sampai penggalengan yang diekspor lagi ke Korea, karena biaya produksi masih lebih murah dibanding membangun di sana, di Korea sewa tanahnya mahal,” terangnya.
Selain itu, segera akan melakukan penelitian industri semen, bahkan apabila memungkinkan ekspor batu andesit. Di negeri ini batu-batu besar yang banyak dijumpai di perbukitan Menoreh dan sungai ini, digunakan untuk ornamen rumah dan halaman.
Keberhasilan Pemkab meyakinkan para pengusaha ini, karena sebelumnya telah ada pengusaha Korea yang melakukan investasi di Kulonprogo yakni PT Sunchang dengan memproduksi rambut palsu/Wig.

UKDW KERJASAMA DENGAN PEMKAB

Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo. Naskah kerjasama tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak yakni Pemkab oleh Bupati Kulonprogo, H.Toyo Santoso Dipo dan pihak UKDW oleh Rektor PDT Dr.Budyanto,Th.D di Gedung Joglo Bupati, Rabu (17/6).
Turut menyaksikan dari jajaran Pemkab, Kadinas Pendidikan Muh.Mastur,BA, Kabag Pembangunan Setda Nugroho,SE serta perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sedangkan dari UKDW Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) , Farsijana Adeney Risakotta,MSc,PhD Sekretaris LPPM Prihadi Benny W.
Naskah kerjasama yang berlaku 5 tahun tersebut menyebutkan Pemkab Kulonprogo dan UKDW Yogyakarta sepakat melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan serta pemberdayaan potensi yang ada di Kabupaten Kulonprogo.
Rektor UKDW, Budyanto mengatakan kerjasama yang dilakukan dengan pemkab Kulonprogo merupakan salah satu wujud dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dimana sebelumnya hampir beberapa tahun silam sampai sekarang para mahasiswa telah melakukan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah kecamatan Kalibawang. Adanya kerjasama ini merupakan langkah awal untuk dapat lebih luas lagi usaha yang akan dilakukan dalam membantu Kulonprogo yang menguntungkan kedua belah pihak.
Sementara Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo, berharap agar kerjasama yang dilakukan tidak terbatas secara regional namun lebih spesifik. Dalam kesempatan tersebut Bupati menawarkan adanya program desa binaan, yang sekaligus dapat sebagai promosi gratis bagi Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
“Kalau bisa kerjasama dalam bidang tertentu, berani ndak misalnya mengambil satu desa menjadi Desa Binaan UKDW, kan sekaligus dapat menjadi promosi gratis dengan memasang papan nama, namun harus juga mau menanggung berhasil tidaknya program di desa tersebut, kalau berhasil kan merupakan prestasi bagi sekolah,” pinta Toyo.
Harapan tersebut seiring dengan telah dilakukannya kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada yang akan membangun Desa Mandiri Energi dengan memanfaatkan teknologi mikro hydro yang juga berada di wilayah perbukitan menoreh.