09 Agustus, 2008

Meriah, Festival Desa Budaya di Kulon Progo

Festival Desa Budaya (FDB) di Kabupaten Kulo Progo berlangsung meriah. Dua puluh kelompok kesenian dan komunitas upacara tradisi tampil saat acara pembukaan yang digelar di halaman balai desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kamis (7/8). Mereka tampil dalam bentuk kirab dan pentas di hadapan ribuan penonton, di antaranya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Drs Bambang Pidekso, MSi, Kepala Kantor Humas Drs H Agus Santosa, MA, Camat Girimulyo Drs Sumiran dan Kasie Nilai Budaya dan Tradisi Dinas Kebudayaan Provinsi DIY Drs Bugiswanto.

Prosesi kirab diawali dari lapangan Jatimulyo menuju balai desa. Berbgai kesenian setempat turut dalam kegiatan itu, seperti kelompok angguk, jatilan, sholawatan dan 3 komunitas upacara tradisi. Setelah tiba di ahalaman balai desa, masing-masing kelompok unjuk kebolehan sekitar 10 menit secara bergantian dan ditutup dengan pagelaran wayang kulit.

Menurut ketua Desa Budaya Jatimulyo, L Prayitno, di wilayahnya terdapat sekitar 50 kelompok kesenian. Namun karena waktu persiapan mepet dan dana terbatas, hanya 20 kelompok yang berpartisipasi.

“Untuk festival ini sebagian besar biaya latihan dan persiapan sejak 28 Juli lalu ditanggung olek kelompok secara swadaya. Sehingga yang tidak punya biaya tidak bisa ikut,” tandas L Prayitno.

Menurut penjelasan Bambang Pidekso, FDB dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY di 5 desa selama 2 hari. Hari pertama (7/8) digelar di Jatimulyo, Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh dan Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawan. Sedang hari ke-2, Rabu (13/8) akan dilaksanakan di Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap.

Di Kulon Progo, tambahnya, sebenarnya Desa Budaya ada 13 dan yang telah memperoleh sertifikat dari Dinas Kebudayaan DIY baru ada 10 desa. Namun demikian, yang untuk tahun ini FDB baru dilaksanakan di 5 desa, ungkapnya.


Damandiri Mendorong Terciptanya Masyarakat Madani Yang Produktif

Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) yang diketuai oleh mantan Menteri BKKBN RI Prof. Dr. Haryono Suyono, MA,Ph.D. menggulirkan sebuah program pembangunan masyarakat yang merangsang terbentuknya masyarakat madani yang mandiri dan kreatif jauh dari kemiskinan. Sebagai langkah awal, untuk Kabupaten Kulon Progo Damandiri mendirikan sebuah wadah koordinasi masyarakat yang diberi nama Pos Pemberdayaan masyarakat (Posdaya) di dua kecamatan yaitu, Temon (Desa Kebonrejo) dan Pengasih (Desa Margosari).

Menurut rencana, di dua kecamatan tersebut, ada 14 titik yang berpotensi untuk dikembangkan usaha kegiatan masyarakat mandiri melalui Posdaya. Karena pada prisipnya Damandiri melalui Posdaya akan berupaya untuk mendukung pembangunan daerah yang berbasis kemandirian desa dan Sumber Daya Manusia (SDM) di desa.

Demikian dikatakan Prof. Dr. Haryono Suyono, MA. Ph.D. saat meresmikan Posdaya Sabtu (9/8), di Desa Kaliagung, Sentolo. Peresmian juga dihadiri oleh Bupati Kulon Progo H. Toyo S Dipo, Rektor Universitas Sarjana Wiyata Prof. Dr. Djohar, MS, Sekda Kulon Progo Drs. So’im, beberapa pejabat eksekutif pemkab serta ratusan masyarakat lainnya.

Posdaya akan menjadi forum masyarakat untuk berinteraksi dan menyalurkan aspirasi tentang kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Selanjutnya, kebutuhan tersebut bisa ditindaklanjuti dengan pendampingan maupun dana dari Yayasan Damandiri yang mencapai Rp 1,2 triliyun dan tersebar di seluruh Indonesia. ”Kami merangsang masyarakat untuk menciptakan kreativitas. Selanjutnya, kami menyiapkan pendampingan maupun dananya melalui bank-bank yang telah kami tunjuk seperti, BPD, Bukopin,BPR dan yang lain,” katanya.

Dipilihnya dua kecamatan di Kulon Progo yaitu, Temon dan Pengasih menurut Haryono, dua kecamatan tersebut memiliki potensi dan juga budaya yang cukup baik untuk dikembangkan. Karena ada empat permasalahan pokok dari pengguliran program kemandirian masyarakat melalui Posdaya. Yaitu, Pengentasan kemiskinan, Perbaikan pendidika masyarakat, Kesehatan dan juga Terciptanya lingkungan yang bersih dan tertata.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo mengatakan bahwa Kabupaten Kulon Progo sangat siap untuk menirima program tersebut dan mendukung upaya pembentukan masyarakat sejahtera dan kreatif melalui wadah Posdaya. Diharapkan, berdirinya Posdaya di dua tempat yaitu, Desa Margosari dan Desa Kebonrejo bisa merangsang berdirinya Posdaya maupun kreativitas masyarakat Kulon Progo di daerah yang lain.

Karena hal tersebut diperlukan dalam upaya pembentukan dan pembangunan masyarakat menuju kesejahteraan. Sesuai kultur yang seharusnya ada di masyarakat yaitu, dinamis, kreatif dan maju. ”Sehingga akan tercipta pemerataan pembangunan yang berimbas kepada kesejahteraan masyarakat,” katanya.

PENGGANTI SUMARIYO TELAH TERISI

Ketua DPRD Lantik Drs.Hartono

Drs.Hartono dari Partai Kebangkitan Bangsa menjadi anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo antar waktu menggantikan H.Sumariyo,SH yang berhenti dari anggota Dewan karena meninggal dunia. Hartono meski warga Sindutan, Temon namun sebelumnya tercatat sebagai calon legislatif PKB daerah pemilihan Pengasih-Kokap terhitung sejak pengucapan sumpah dan janji menjadi anggota dewan Kulonprogo.

Pengucapan Sumpah dan janji berlangsung Sabtu (9/8) pada rapat paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Kulon progo dipandu oleh Ketua Dewan Drs. Kasdiyono yang diawali dengan pembacaan SK Gubernur DIY oleh Sekretaris Dewan. Drs. Djuwardi. Rapat paripurna Istimewa di hadiri oleh para anggota DPRD dan disaksikan Wakil Bupati. Drs.H. Mulyono, jajaran Muspida dan para Kepala Dinas Instansi.

Menurut Ketua DPRD Drs. Kasdiyono Pengucapan sumpah dan janji Drs.Hartono didasarkan pada Surat keputusan Gubernur DIY, atas nama Presiden Republik Indonesia Nomor: 122/Kep/2008, tertanggal 21 Juli 2008 tentang peresmian dan pemberhentian anggota DPRD Kabupaten Kulon progo antar waktu.

Dengan demikian, menurut Kasdiyono kekosongan anggota DPRD Kulon progo setelah terisi kembali tersebut akan dapat meningkatkan kinerja dan tugas-tugas Dewan sebagai penyampai aspirasi rakyat, melaksanakan pengawasan maupun dalam menjalankan fungsi Legislasi.

Kepada Hartono, Ketua Dewan berharap dengan pengucapan sumpah dan janji tersebut agar segera menyesuaikan diri untuk mengikuti tugas-tugas sebagai anggota DPRD Kabupaten Kulon progo.

Usai pengucapan sumpah dan janji rapat paripurna istimewa diakhiri dengan penyampaian ucapan selamat oleh Ketua DPRD Drs. Kasdiyono, Wakil Bupati Drs.H.Mulyono, Seluruh anggota Dewan, jajaran Muspida serta para Kepala Dinas Instansi.

Usai dilantik, Hartono dihadapan beberapa wartawan menjelaskan bahwa setelah resmi menjadi anggota dewan akan melanjutkan rencana almarhum Sumariyo, berupa perbaikan kulitas tanah melalui program Sapinisasi dengan kotoran ternak menjadi pupuk organik, sehingga kondisi tanah menjadi subur yang akan menguntungkan para petani.

“ Yang menjadi prioritas pemikiran ke depan, adalah bagaimana kualitas tanah menjadi baik melalui pupuk organik, sehingga hasil petani baik termasuk luasan lahan pertanian yang masih sedikit di daerah pegunungan karena tidak subur, syukur kalau ada pabrik kompos di Kulonprogo, akan sangat bagus, meskipun itu kewenangan eksekutif, legislative hanya memberi masukan saja,” kata Hartono yang sebelumnya menjadi guru di SMA Maa’rif Wates.


GELAR PAWAI DAN KARNAVAL 17-AN

Route Diubah Tak Lewati Kota Wates

Mulai tahun ini kegiatan Pawai dan Karnaval di Kabupaten Kulonprogo dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-63 routenya diubah tak melewati Kota Wates seperti tahun-tahun sebelumnya. Peserta Pawai dan Karnaval sebagian besar akan melintasi jalan di wilayah Kecamatan Pengasih, sementara Wates hanya sebagai tempat pemberangkatan atau start dan finish tepatnya di Alun-Alun Wates.

Kadinas Pendidikan selaku Koordinator Seksi Pawai dan Karnaval, Muh.Mastur, BA didampingi Kepala TU Dinas Pendidkan Drs.Sumarsono,MSi, Sabtu (9/8) mengatakan seiring dengan kepadatan lalu lintas di jalan – jalan Kota Wates dan terutama adalah lalulintas kereta api dengan double track yang telah berfungsi, apabila dipaksakan melintasi rel kereta api maka jalannya pawai dan karnaval akan terganggu cukup lama dan peserta terakhir selesai hingga malam maka panitia merubah route. Hal ini juga berdasar penyelenggaraan dari tahun ketahun peserta baik pawai maupun karnaval terus meningkat pesat. Untuk mengatasi hal tersebut, route diubah tidak melintas rel kereta api, juga tidak diabaikan ketepatan waktu start sangat penting. “ Supaya peserta terakhir tidak selesai menjelang malam, diharapkan peserta Pawai maupun Karnaval dapat menyiapkan diri sebelum jam pemberangkatan, karena strat pawai maupun Karnaval pukul 12.30 WIB di Alun-Alun Wates. Untuk Pawai Senin (18/8) dan Karnaval Selasa (19/8) dengan route baru start di Depan Rumah Dinas Bupati , Dinas Kesehatan , Depan Pemkab Kulonprogo, teteg timur ke timur, Serut, Pertigaan Dayakan, SMKN 1 Pengasih , Kantor Kecamatan Pengasih, KUD Pengasih, MAN 1, perempatan UNY Wates, Polres dan finish di depan Kodim, untuk itu para peserta harap menyesuaikan waktu sehingga tidak sampai malam selesai,” kata Mastur. .

Pendaftaran peserta di Kantor Dinas Pendidikan Kulonprogo Unit II Jl.Terbahsari Wates. Nomor Undian/peserta diambil dan ditentukan pada saat pelaksanaan lomba (daftar ulang) di Alun-alun Wates mulai pukul 10.00 WIB.

Untuk regu SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK terdiri 31 siswa termasuk komandan pleton. Dinas/instansi dan peserta umum terdiri dari 15 termasuk komandan regu. Setiap sekolah, dinas/instansi dan peserta umum diharapkan mengirimkan lebih dari satu regu. Sedangkan untuk karnaval jumlah anggota satu regu minimal 15 orang dan maksimal tidak dibatasi asal teratur. Objek tampilan/tema adalah melalui Lomba Pawai dan Karnaval kita wujudkan generasi yang cerdas, santun, trampil dan mandiri sebagai refleksi satu Abad Kebangkitan Nasional, dengan sub tema berkaitan aspek pembangunan di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, kesehatan, hukum serta keamanan, lebih menekankan unsur persatuan bangsa.

Para peserta karnaval dapat menggunakan kendaraan roda 4, 3, 2 ataupun berjalan kaki dan pengeras suara serta bunyi-bunyian yang tidak membahayakan. Selain memberikan penghargaan berupa trophy dan piagam bagi peserta pawai dan karnaval, khusus tahun ini karena peserta Drumb Band setiap tahun meningkat, panitia akan memberikan pernghargaan bagi penyaji terbaik atau terfavorit group Drum Band dari masing-masing sekolah.

Beberapa warga Pengasih merasa senang adanya route baru Pawai dan Karnaval tingkat Kabupaten melewati wilayahnya, yang akan memberikan hiburan tanpa harus ke Kota Wates. “Wah, senang sekali kalau Pawai dan Karnaval lewat Pengasih, selain tidak harus ke Kota Wates, dapat menjadi hiburan warga selama tiga hari berturut-turut, karena seperti biasanya tanggal 17 sore diadakan Pawai dan Karnaval tingkat Kecamatan yang routenya sebagaian besar sama dengan route kabupaten,”kata Irfan.