14 April, 2009


Pengusaha Korea Tertarik Kembangkan ‘Tanjung Adikarto’

Pengusaha dari Korea Selatan sangat berminat untuk melakukan investasi dalam pegembangan pelabuhan perikanan Tanjung Adikarto di Karangwuni, Wates. Karena pelabuhan yang kini tengah dibangun itu dinilai memiliki prospek yang sangat baik. Terutama untuk penangkapan dan pengolahan ikan.

Hak itu terungkap saat Konsultan Pemerintah Korea Selatan bidang Perikanan Jo Yeong Sub melakukan kunjungan di lokasi pembangunan pelabuhan, Selasa (14/4). Dalam kunjungan tersebut Jo Yeong Sub didampingi oleh Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Deni Tumewa dan Presiden Indonesia Marketing Association (IMA) George Iwan Marantika. Kunjungan mereka disambut oleh Bupati H Toyo Santoso Dipo, Sekda Drs H So’im MM, Kepala Dinas Perindag dan ESDM Drs H Darto MM serta Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) drh Sabar Widodo.

Menurut Jo Yeong Sub, dibanding pelabuhan perikanan di Korea, pelabuhan Tanjung Adikarto memiliki beberapa kelebihan. Antara lain potensi perikanan yang sangat besar, masih luasnya lahan untuk pengembangan kawasan pelabuhan serta tersedianya tenaga kerja yang cukup besar.

Di Korea, katanya, setiap kawasan pelabuhan lahannya sangat terbatas. Karena berhimpitan dengan kawasan industri lain atau pemukiman umum. Di samping itu, kata dia, jumlah pelabuhan sudah sangat banyak, sehingga persaingan antar nelayan dalam penangkapan ikan sangat ketat dan hasilnya pun terbatas.

“Kami perlu mengembangkan investasi di beberapa wilayah. Termasuk di Pulau Jawa bagian selatan yang potensi ikannya masih sangat besar. Dan Tanjung Adikarto ini merupakan salah satu alternatif bagi pengusaha perikanan Korea,” ujar Jo.

Namun demikian, tuturnya, infrastruktur Tanjung Adikarto masih relatif terbatas. Oleh karenanya, dia akan mendorong pengusaha Korea juga turut melakukan investasi dalam pembangunan fisik pelabuhan.

“Kondisi dan letak pelabuhan ini sangat bagus. Tahun depan saya akan mengajak para pengusaha perikanan Korea untuk dating ke sini. Biar mereka melihat sendiri dan memilih di bidang apa mereka akan melakukan investasi,” tadasnya.

Menurut Toyo, pada akhir tahun 2009 mendatang pelabuhan Tanjung Adikarto sudah bisa digunakan untuk mendarat kapal dengan bobot 30 gross ton (GT). Direncanakan akhir tahun 2010 bisa untuk kapal berbobot 60 GT dan akhir 2011 untuk 150 GT.

“Untuk tahun ini pembangunan diprioritaskan untuk pengerukan kolam pelabuhan dan penyempurnaan break water,” tandas Toyo.



PEMKAB TIMOR TENGAH UTARA KUNJUNGI KULONPROGO

Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berkunjung ke pemkab Kulonprogo, Selasa (14/4). Rombongan di terima Asisten Tata Praja Drs.H.Sutedjo Wiharso mewakili Bupati di Lantai II Binangun .

Rombongan pemkab TTU terdiri enam orang dari instansi Bagian Pemerintahan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dipimpin Asisten Tata praja, John Ds Thius,SIP,MSi, ingin belajar kepada pemkab Kulonprogo tentang pemberian tugas pembantuan kepada desa dan kerjasama antar daerah.

John Thius mengatakan kabupaten TTU yang beribukota di Kefamenanu di tengah-tengah Pulau Timor berada diperbatasan negara Timor Leste saat ini telah melakukan kerjasama khususnya dengan warga masyarakat antar perbatasan. Selain itu juga kerjasama dengan pemkab Timor Tengah Selatan dalam pengelolaan sumber air, sehingga permasalahan sering kesulitan air dapat sedikit teratasi. Kerjasama –kerjasama lainnya akan diteruskan untuk lebih memajukan daerah yang kurang dikenal di mata nasional.

“Kami menyadari bahwa wilayah TTU kurang dikenal bahkan tenggelam di kancah nasional, tidak seperti kabupaten Kulonprogo yang sudah kami kenal sejak sekolah SD,”kelakar John Thius.

Sementara itu Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Tata Praja Drs.H.Sutedjo menyampaikan selamat datang dan terima kasih atas kedatangan di pemkab Kulonprogo. Dalam urusan pemerintahan yang diperbantukan kepada desa dari pemerintah Kulonprogo adalah tentang pemunggutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), walaupun PBB urusan pemerintah pusat, namun dalam pelaksanaan di daerah pemkab ikut terlibat dalam mensukseskan pemungutan PBB. Pemkab mengalokasikan anggaran untuk pemungutan PBB dengan melibatkan pemerintah desa.

Dalam kesempatan tersebut dilakukan tukar menukar cinderamata, dari TTU berupa kain tenun khas Timor, sedangkan pemkab Kulonprogo beberapa hasil industri kerajinan, lambing daerah , serta kepingan CD selayang pandang dan obyek wisata. Usai pertemuan dan Tanya jawab, rombongan mengadakan kunjungan lapangan di desa Kebonrejo Kecamatan Temon.