25 November, 2008

PERINGATAN HARI GURU NASIONAL KULONPROGO
Mendiknas : Pemerintah Serius Hadirkan Guru Profesional

Sudah menjadi kesadaran pemerintah dan kita semua, bahwa tidak ada guru, berarti tidak ada pendidikan. Hanya dengan sentuhan guru profesional yang bermartabat, terlindungi dan sejahtera, anak-anak bangsa akan menerima pembelajaran yang mendidik dan bermutu. Oleh karena itu, peringatan Hari Guru Nasional tahun 2008 kali ini memiliki makna penting karena pemerintah tengah secara sungguh-sungguh berupaya menghadirkan guru profesional dengan meningkatkan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan dan perlindungan bagi para guru sebagai implikasi UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Hal ini dikatakan Menteri Pendidikan Nasional RI, Dr.Bambang Sudibyo, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kulonprogo, Drs.H.So’im,MM pada upacara Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2008 tingkat Kabupaten Kulonprogo di halaman Pemkab, Selasa (25/11). Turut hadir Ketua PGRI Kulonprogo Drs.Sukardi, Muspida,sedang peserta upacara dari PNS Dinas pendidikan , dan para guru di lingkup kota Wates . Dalam kesempatan tersebut sekaligus diserahkan berbagai hadiah kepada para guru, pengawas dan Kepala Sekolah berprestasi dari tingkat TK/SD, SMP dan SMA, serta beberapa siswa memberikan bunga kepada para guru. Dalam kesempatan tersebut, upacara yang baru berlangsung beberapa saat sempat diwarnai turun hujan, hingga pelaksanaan penyerahan penghargaan dilangsungkan di Gedung Kaca Pemkab.
“Dalam rangka percepatan peningkatan kualifikasi guru, saat ini sedang didesain kebijakan akademik yang memungkinkan pengakuan terhadap hasil belajar yang diperoleh sebelumnya oleh guru. Guru –guru yang menempuh pendidikan jenjang S1/D-IV akan berkurang beban kredit kuliahnya, karena sebagian SKS yang wajib ditempuh diperoleh melalui pengalaman belajar mandiri, prestasi akademik, karya inovatif, pendidikan dan latihan yang diperoleh sebelumnya,”katanya.
Menurut Mendiknas, dalam rangka peningkatan dan pengembangan kompetensi guru, saat ini juga sedang didesain pola pengembangan profesional berkelanjutan bagi guru-guru di seluruh tanah air. Dengan pola ini, diharapkan kompetensi dan kinerja guru terus meningkat sejalan dengan peningkatan jenjang jabatan fungsional dan pengalaman kerjanya.
. “Sejak dulu pemerintah menyadari bahwa tidak mudah mendapatkan guru yang profesional, ketidakcermatan dalam proses rekrutmen, prajabatan, penempatan, pelatiahan dalam jabatan dan proses supervisi kinerja guru merupakan siklus yang perlu dibenahi dengan sungguh-sungguh secara berkelanjutan,”pinta Mendiknas.
Dalam konteks ini organisasi profesi guru sangat dinantikan dedikasinya untuk bisa menjadi mitra pemerintah guna bersama-sama meningkatkan kemampuan profesional guru dan kesejahteraan guru demi terwujudnya peningkatan mutu pendidikan. Asosiasi atau organisasi profesi guru diharapkan lebih mampu memotivasi, memfasilitasi dan memberikan advokasi kepada anggotanya untuk menjadi lebih profesional.

20 November, 2008



GKR HEMAS

Kelangkaan Pupuk Trerjadi di Semua Provinsi

Kelangkaan pupuk bersubsidi tidak hanya terjadi di wilayah yang memiliki lahan pertanian luas. Namun terjadi di semua provinsi di seluruh Indonesia. Terutama pada saat pemupukan komoditas yang banyak dibudidayakan petani, seperti padi.

Demikian dikatakan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi DIY, GKR Hemas, saat melakukan sosialisasi dan penjaringan aspirasi, Rabu (19/11) di aula Dinas Pertanian dan Kelautan Kulon Progo. Acara itu diikuti oleh pengurus kelompok tani, peternak, pembudidaya ikan, nelayan dan perajin, serta dihadiri oleh Bupati H Toyo Santoso Dipo, Kepala Dispertalaut Ir Agus Langgeng Basuki, Kepala Disperindagkoptam Drs H Darto, MM dan kepala dinas instansi terkait.

Dalam sidang-sidang DPD, tambah Hemas, masalah kelangkaan pupuk sangat sering muncul. Anggota DPD dari setiap provinsi banyak mengeluhkan hal itu, dan pimpinan DPD pun di berbagai kesempatan telah menyampaikannya kepada Menteri Perdagangan.

“Namun meski Menteri Perdagangan telah sanggup untuk memperbaiki sistem distribusi pupuk, kenyataannya kondisinya masih sama. Di sana sini petani masih mengeluhkan kelangkaan pupuk dan harganya yang mahal, termasuk di Kulon Progo. Berarti ada hal yang belum beres,” tandas Permaisuri Raja Yogyakarta itu.

Ditambahkan, kelangkaan pupuk dan harganya yang mahal menjadi permasalahan yang sangat rumit bagi petani. Karena harga beras tetap dan ada tuntutan untuk meningkatkan produksi untuk mengejar swa sembada beras. “Berarti, subsidi pupuk dari pemerintah belum bisa dinikmati secara optimal oleh petani,” ujar Hemas.

Menanggapi pernyataan seorang peserta bahwa ada jatah pupuk untuk Kulon Progo yang dijulan keluar daerah, GKR Hemas menyatakan, akan mempelajari dulu benar tidaknya. Kalau benar, kata dia, oknum pelakunya harus ditindak tegas. Karena hal itu jelas-jelas melanggar aturan, tandasnya.

Sementara Toyo mengatakan, saat ini meski mendapat subsidi untuk jenis pupuk tertentu, namun kenyataannya petani malah memberi subsidi lebih besar kepada masyarakat non petani. Dalam arti, subsidi harga pupuk yang diterima petani nilainya lebih kecil dibandingkan selisih harga beras di pasaran dunia.

“Namun saya juga tak setuju bila harga beras dilepas sessuai harga pasar. Karena akan menjadi beban berat bagi petani non beras. Mungkin orang kota mampu membeli tetapi petani di daerah pegunungan yang tidak bisa menanam padi akan memikul beban berat. Yang penting harganya proporsional dan subsidi pupuk diberlakukan seoptimal mungkin,” harap Toyo.

Pada kesempatan itu Toyo menyerahkan hadiah kepada kelompok tani (KT) pemenang lomba intensi padi se Kulon Progo berupa traktor, pompa air dan handspraiyer. Masing-masing kepada juara I KT Silayur (Temon), II KT Arum Subur (Kalibawang), III KT Rejomulyo (Nanggulan) dan IV KT Ngudi Kawruh (Lendah).

Selain itu juga diserahkan bantuan mobil sarana pembibitan untuk Dispertalaut Kulon Progo, sepeda motor dan dana rehabilitasi hutan dan lahan untuk KT Makmur sebesar Rp. 14,6 juta dan KT Girirejo Rp. 141,4 juta, serta bantuan modal usaha Pengembangan Agroindustri Pedesaan Rp. 10 juta bagi KT Ngudi Makmur.

13 November, 2008


RB. Hendri Budianto,SH, MH Kejari Wates

RB. Hendri Budianto,SH,MH secara resmi menjadi Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Wates menggantikan pejabat lama Erbagtyo Rohan,SH,MH. Pergantian tersebut ditandai dengan serah terima jabatan dan perpisahan antara kedua pejabat tersebut Rabu (12/11), di Gedung Kaca komplek pemkab Kulon Progo. Perpisahan yang dipenuhi perasaan haru dalam pisah sambut kejari Wates dihadiri oleh Wakajati DIY Soemarno, Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo, Wabup Drs. H. Mulyono, Ketua DPRD Kulon Progo Drs. Kasdiyono, Muspida, pejabat eksekutif pemkab dan undangan yang lainya.

RB. Hendri Budianto,SH,MH adalah putra asli Yogyakarta yang sebelumnya menjabat Kejari di Makale, Tanah Toraja, Sulawesi Selatan menggantikan Erbagtyo Rohan,SH,MH yang telah menjabat Kajari Wates selama 1 tahun 8 bulan. Selanjutnya, Erbagtyo Rohan akan menjabat Assisten Intelejen di Kajati DIY.

Menurut Hendri Budianto, dirinya merasa bangga dan terkesan bisa kembali ke tanah kelahiranya di Yogyakarta. Melalui insntansi tempatnya bekerja, Hendri berjanji untuk bekerja dengan sebaik-baiknya untuk memajukan Yogyakarta khususnya Kabupaten Kulon Progo. ”Disini saya akan bekerja bersama-sama untuk ikut serta dalam upaya memajukan daerah dan menegakkan hukum yang ada di Kulon progo,” katanya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo mengucapkan terima kasih kepada Kajari lama Erbagtyo Rohan,SH,MH yang selama ini telah bekerja dengan baik dalam upaya penegakan hukum di Kabupaten Kulon Progo. Bupati juga menolak untuk memberi maaf atas semua yang telah dilakukan Kejari selama bekerja di Kulon Progo. ”Tidak perlu saya memberi maaf karena memang tidak ada yang perlu di maafkan. Selama ini Kejari telah bekerja dengan sangat baik,” puji Bupati.

Sedangkan kepada pejabat yang menggantikan, Bupati menyambut baik dan mengucapkan selamat datang di Kabupaten Kulon Progo. Bupati berharap, Kejari bisa bekerja dengan baik dalam mendukung upaya pembangunan dan penegakan hukum di wilayah Kulon Progo. Karena untuk memajukan Kabupaten ini kita memang harus bisa bekerjasama dan bukan mengerjai bersama-sama, lanjut Bupati.


DPRD Setujui 3 Raperda Desa

Besarnya Penghargaan Perlu Pencermatan Serius

Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kulon Progo yang berlangsung Rabu (12/11) berhasil menetapkan 3 Raperda Desa menjadi Perda Kabupaten Kulon progo setelah sempat tertunda beberapa waktu. Ketiga Raperda tersebut adalah, Raperda tentang Kelurahan, Raperda alih status Desa Wates menjadi Kelurahan dan Raperda tentang susunan struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) kelurahan. Rapat Paripurna yang diikuti oleh 24 anggota DPRD dari 34 anggota yang ada, diikuti oleh Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo, Wabup Drs. H. Mulyono, para pejabat eksekutif pemkab dan dipimpin oleh ketua DPRD Kulon Progo Drs. Kasdiyono.

Untuk membahas ketiga Raperda tersebut, DPRD membentuk 2 panitia Khusus (Pansus) yaitu, Pansus V dan Pansus VI. Pansus VI melalui Juru Bicara Drs. Suharto menegaskan bahwa Pansus menerima penetapan Raperda tersebut. Namun ada beberapa permasalahan yang masih harus diperhatikan secara serius dan membutuhkan pencermatan. Diantaranya adalah, besarnya penghargaan yang harus diberikan pemkab kepada Kepala Desa (Kades) beserta perangkatnya.

Pansus mengharapkan penetapan besar kecilnya penghargaan harus selalu mengedepankan logika kepatutan, kewajaran dan kemampuan keuangan daerah. “Sehingga eksekutif harus benar-benar bisa mengkaji secara serius seperti, berkonsultasi melalui instansi maupun daerah lain yang mungkin sudah lebih dulu menjumpai permasalahan tersebut,” katanya.

Sedangkan Pansus V menetapkan SOTK kelurahan meliputi, Lurah dan Perangkat yang terdiri dari, Sekretariat, Seksi pemerintahan, Seksi Perekonomian dan Pembangunan, Seksi Kesejahteraan Rakyat, seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kelompok Jabatan Fungsional tertentu. Dari SOTK yang ada, Pansus mengharapkan agar bisa bekerja secara optimal dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat. Agar tercipta sebuah contoh kelurahan di Kulon progo yang dinamis dan profesional.

Sementara itu, dalam pandangan akhir fraksi sebagaimana yang di ungkapkan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dengan Jubir Moh. Ajrudin Akbar mneharapkan agar eksukutif mau untuk mencari referensi yang lain terkait dengan besar kecilnya penghargaan. Seperti, belajar kepada daerah yang telah lebih dulu memiliki kelurahan diantaranya, Tasikmalaya.

FPKS juga mengharapkan sebagai rangkaian dari pemberian penghargaan kepada lurah dan perangkatnya, pemkab bisa mengangkat lurah dan perangkat menjadi tenaga kontrak daerah. Sampai sisa masa jabatan Kades yang saat ini berakhir.

12 November, 2008


PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL KULONPROGO

Menkes : Kualitas Pelayanan Kesehatan Masih Rendah

Sementara ini sebagian besar rakyat kita masih belum menikmati akses pelayanan kesehatan atau masih rendah kualitas pelayanan kesehatan yang diterimanya, diukur dengan masih tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, prevalensi gizi kurang dan gizi buruk, yang masih mengancam masyarakat kita terutama bagi masyarakat yang miskin dan masyarakat hampir miskin.

Hal ini dikatakan Menteri Kesehatan RI,Dr.dr.Siti Fadilah Supari,Sp.JP(K), dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono pada upacara Peringatan Hari Kesehatan ke-44 tahun 2008 tingkat Kabupaten Kulonprogo di halaman Pemkab, Rabu (12/11). Turut hadir Ketua DPRD Kulonprogo Drs.H.Kasdiyono, Muspida, Sekda, Asekda, kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sedang peserta upacara dari PNS, dan organisasi profesi di bidang kesehatan seperti Bidan, Perawat dan Pramuka Saka Bhakti Husada. Dalam kesempatan tersebut sekaligus diserahkan berbagai hadiah kejuaraan dari beberapa lomba seperti Dokter Gigi Teladan juara I-III Drg.Martinus Sunarto Puskesmas Girimulyo II, Drg Wira Utami Pratiwi Puskesmas Sentolo II dan Drg Diah Widi Astuti Puskesmas Kokap I, Bidan Teladan I-III Dwi Suprihatin Rahayu,A.Md.Keb Puskesmas Girimulyo I, Lucia Eko Murniati A.Md.Keb Puskesmas Galur I, Aprensia Diana Dharmasanti Puskesmas Kokap I, Sanitarian Teladan I-III Haryani,SKM Puskesmas Panjatan, Budi Wiyoso,SKM Puskesmas Wates, Agus Priyanto,SKM Puskesmas Temon I, Nutrisionis Teladan I-III, Jawahir Puskesmas I, Sumarjono,S.Gz Puskesmas Kokap II, Navang Wahyu Santoso,S Gz.RD Puskesmas Girimulyo II, Puskesmas berprestasi I-III Puskesmas Sentolo I, Puskesmas Wates, Puskesmas Nanggulan, Desa Sehat I-III Desa Janten Temon, Desa Ngargosari Samigaluh, Desa Tayuban Panjatan.

Dalam kesempatan tersebut, usai upacara Wabup dan rombongan menyaksikan kegiatan Khitanan Massal yang diikuti 110 peserta di Gedung Kaca. Agenda kegiatan HKN Kulonprogo akan diakhiri dengan Senam dan Jalan Sehat Massal, Jum’at (21/11) mendatang.

“Kita semua memgharapkan bangsa Indonesia dengan keadaan geografis yang begitu luas, terdiri dari daratan, lautan, gunung dan lembah, dengan ketersediaan akses pelayanan kesehatan yang luas dan berkulitas seharusnya juga memiliki penduduk yang berkualitas, agar mampu mengelola dan memanfaatkan Semua potensi dari negara ini secara maksimal. Oleh karena itu, menjadi penting peranan sektor kesehatan dalam meningkatkan kesejahteraan mayarakat dan produktivitas suatu bangsa, disamping peran sektor pendidikan dan ekonomi,”katanya.

Menkes menekankan kembali betapa pentingnya peranan kesehatan dalam pembangunan sumberdaya manusia. Karena kemakmuran suatu bangsa tidak hanya dapat diukur dengan pembangunan fisik saja, tetapi penting pula pembangunan manusianya. Selama empat tahun ini berbagai upaya pembangunan kesehatan telah dilakukan. Kita sudah membenahi Puskesmas dan Rumah Sakit. Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar, bukan saja secara fisik di tingkatkan tapi juga memiliki sistem dan SDMnya, sehingga peranan dan fungsinya dapat dimantapkan sebagai unit kesehatan terdepan, dimana bukan saja Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dilaksanakan secara mantap, tetapi kualitas Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) juga lebih ditingkatkan. Peningkatan UKP diarahkan untuk peningkatan di fasilitas kesehatan terpencil sehingga mampu memberikan pelayanan maksimal dan tuntas. Peran dalam UKM lebih ditingkatkan terutama dalam membina berbagai upaya kasehatan berbasis masyarakat yang terwadahi dalam bentuk Desa Siaga.

. “Kini jumlah Desa Siaga telah mencakup lebih 50% dari jumlah desa yang ada, dan diharapkan pada tahun 2009 seluruh desa di Indonesia telah menjadi desa siaga. Begitu pula SDM strategis tenaga medis dan paramedis juga terus ditingkatkan pengelolaannya melalui berbagai program pengangkatan menjadi CPNS, PTT, kerjasama daerah, dan beasiswa terus ditingkatkan penyebarannya keseluruh pelosok tanah air. Sedangkan rumah sakit diarahkan sebagai sarana kesehatan yang mampu mengatasi masalah kesehatan rujukan yang handal, bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien (patient safety). Begitu pula Dana Dekonsentrasi maupun Tugas Perbantuan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kesehatan untuk daerah, setiap tahun ditingkatkan yang berdampak langsung untuk masyarakat,”kata Menkes.

Wabup: Angka Kematian Ibu Melahirkan Masih Tinggi

Tingginya angka kematian ibu hamil, melahirkan, nifas dan bayi semua itu yakni keterlambatan. Keterlambatan tersebut meliputi terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat mencapai tempat fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penatalaksanaan difasilitas kesehatan. Di samping itu pengertian resiko tinggi belum di pahami dengan baik oleh ibu hamil dan keluarganya. Disamping itu satu atau lebih kombinasi tiga jenis komplikasi maternal yaitu pendarahan, infeksi, dan eklamsia.

Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono ketika menrima Tim Akreditasi Kecamatan Sayang Ibu tingkat Propinsi DIY di Balai Desa Demangrejo Sentolo, Selasa (11/11). Acara dihadiri Kadinas Dukcapilkabermas Kulonprogo, Drs.Sarjana, Camat Sentolo Drs.Jazil Ambar Was’an dan anggota Satgas GSI desa se-Kecamatan Sentolo

“Kehamilan resiko tinggi berpengaruh besar terhadap bayi yang akan dilahirkan, bayi mengalami gangguan kesulitan bernafas atau bayi meninggal sebelum lahir. Keadaan demikian akan meningkatkan angka kematian perinatal dan neonatal,”kata Mulyono.

Ditambahkan upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu antara lain adanya ketepatan sasaran yang hendak ditanggulangi, dengan demikian pengenalan sebab-sebab kematian baik langsung maupun tidak langsung mutlak diperlukan. Pengenalan sebab-sebab kematian ibu merupakan dasar bagi penyusunan strategi upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia. Sehingga melalui akreditasi kecamatan sayang ibu ini Wabup berharap, dapat lebih meningkatkan kepedulian kita tentang berbagai faktor yang menyebabkan kematian ibu melahirkan dan kematian bayi, serta meningkatkan upaya penanggulangan secara integratif. Masyarakat bersama-sama membangun komitmen, menggalang kebersamaan, membuat mekanisme rujukan sesuai dengan kondisi sehingga ibu tidak terlambat ditolong oleh petugas terlatih.

“Gerakan sayang ibu yang merupakan upaya untuk mewujudkan hak dan kesehatan reproduksi serta untuk mendorong upaya menurunkan angka kematian ibu hamil, melahirkan, nifas dan bayi melalui peningkatan kesadaran dan tanggung jawab semua pihak dalam bentuk gerakan masyarakat bersama pemerintah”ujarnya.

Sementara Ketua Satuan Tugas (Satgas) Gerakan Sayang Ibu (GSI) kecamatan Sentolo,Tri Susilowati,BA mengatakan GSI yang dicanangkan oleh Presiden pada tanggal 22 Desember 1996 ternyata dirasakan bahwa gerakan sayang ibu masih sangat diperlukan oleh masyarakat. Karena pembentukan manusia berkualitas yang akan menjadi penerus bangsa dimulai sejak masih dalam kandungan, balita, anak, remaja, dewasa sampai dengan lanjut usia. Oleh karena itu peningkatan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak merupakan faktor paling strategis untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia.

“Dalam tiga tahun terakhir,2006-2008 ini di wilayah kecamatan Sentolo, tidak terjadi adanya kematian ibu melahirkan, sedangkan untuk jumlah angka kematioan bayi dan balita, tahun 2006 terdapat 7 kematian, 2007 terdapat 16 dan 2008 tercatat 11, meliputi indikator lahir mati, IUFD, kematian neonatan dan kematian anak usia 1-5 tahun,”jelasnya.

11 November, 2008


WARGA CABEAN BERHARAP

Jalan Inspeksi Saluran Irigasi Sapon Diaspal

Memasuki musim penghujan saat ini, jalan isnpeksi saluran irigasi Sapon yang berada di wilayah Cabean-Ngipik, Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah rusak parah. Sebagian besar jalan sepanjang sekitar 2 km itu berlobang-lobang dan tergenang air hujan. Bahkan di beberapa tempat tak bisa dilewati kendaraan, termasuk sepeda. Pengendara sepeda terpaksa harus menuntun sepedanya karena tak bisa melewati genangan air.

Dengan kodisi itu warga Pedukuhan Cabean berharap agar Pemerintah Propinsi DIY mengaspal jalan tersebut. Karena bagi warga Cabean dan sekitarnya jalan itu merupakan jalur utama untuk menuju jalan besar Kenteng-Brosot.

Menurut seorang tokoh masyarakat Cabean, Gunartono, 45, kerusakan jalan itu sudah terjadi lebih dari sepuluh tahun lalu. Warga sudah mengusulkan agar Pemerintah mengaspal jalan melalui forum Musyawarah Pembangunan Dusun (Musbangdus) untuk diusulkan ke Pemerintah Propinsi DIY. Namun sampai sekarang harapan warga itu tak pernah terkabul.

“Padahal jalan ini sangat vital bagi warga Cabean, Dukuh, Ngipik dan Kalangan. Bukan hanya bila akan ke jalan besar Kenteng-Brosot, tetapi juga saat akan ke sawah di Bulak Cabean. Hampir semua pemilik sawah di Bulak Cabean harus lewat jalan ini,” jelasnya.

Menurut Bapak 2 anak ini, saat dibangun pada tahun 1985 lalu, jalan itu diperkeras dengan batu dan sirtu. Namun kemudian sirtunya hilang karena tergerus air hujan dan jalan menjadi berlobang-lobang.

Kerusakan semakin parah saat ada proyek rehab saluran irigasi beberapa tahun lalu. Saat itu, setiap hari jalan dilalui puluhan truk pengangkut material. Sehingga kerusakannya menjadi semakin parah.

“Waktu itu kami minta pertanggungjawaban pelaksana proyek agar kerusakan jalan diperbaiki. Namun dijawab bahwa kerusakan itu bukan tanggung jawabnya, tetapi merupakan wewenang Dinas Kimpraswil Propinsi DIY. Kami pun tak bisa menuntut apa-apa, dan hanya berharap Pemerintah segera memperbaiki jalan ini,” ujar Gunartono.


PENYERAHAN 749 SK KENAIKAN PANGKAT

Wabup Bangga Pendidikan PNS Meningkat

Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kapabel, kredibel dan menjunjung tinggi profesionalisme. Terkait dengan sikap profesionalisme ini, menurut hemat saya akan sangat ditentukan oleh tiga hal pokok yaitu adanya keahlian, keterampilan dan integritas moral yang baik yang harus dimiliki oleh sosok Pegawai Negeri Sipil.Sebuah keahlian tentunya tidak akan datang dengan sendirinya, karena suatu keahlian akan dapat diperoleh melalui proses, berjenjang, sulit, serta membutuhkan waktu dan pendalaman yang lama, baik melalui institusi formal maupun informal.

Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Kulonprogo ,Drs.H.Mulyono dalam acara penyerahan Surat Keputusan (SK) Kenaikan Pangkat PNS Periode Oktober di Gedung Kesenian Wates, Selasa (11/11). Secara simbolis SK Kenaikan Pangkat diserahkan Wabup kepada enam perwakilan masing-masing, Kadinas Dukcapilkabermas, Drs.Sarjana yang naik pangkat IV/b, Titin Endri Astuti,S.Pd dari SMKN 2 Pengasih, Suharyadi,S.Pd dari SMPN 1 Wates, Dra Elin Cindewati,Ak instansi BPKD, Sukamto SD Percobaan Wates dan Endang Lestari Purwatiningsih dari Puskesmas Lendah I.

Sementara SK Kenaikan Pangkat yang diserahkan sejumlah 749 SK, meliputi golongan II-III dengan kualifikasi Jabatan Fungsional Umum (JFU)/structural 90 SK, Jabatan Fungsional Teknis (JFT) guru SD 117 SK dan JFT non guru SD 247 SK. Sedang Golongan IV JFU/structural 12 SK, JFT guru SD 154 SK dan JFT non guru SD 129 SK. Namun demikian masih terdapat 27 SK yang belum dapat diserahkan, 3 SK golongan II-III untuk JFU/structural dengan alasan nota pertimbangan masih berada di Badan Kepegawaian Nasional (BKN) dan 24 SK golongan IV meliputi JFU/structural 3 SK, JFT guru SD 5 SK dan JFT non guru SD 16 SK masih proses pengangkatan di BKN dan Biro Kepegawaian Setda Propinsi DIY.

“Kami merasa bangga karena pendidikan PNS Kulonprogo mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik dari segi pelayanan masyarakat maupun dari segi keprofesional kinerja. Tentunya dengan semakin meningkatnya pelayanan masyarakat dan profesional kinerja ini merupakan pertanda baik dalam meningkatkan kualitas PNS,”kata Mulyono.

Menurut Wabup terbentuknya PNS yang profesional juga dibutuhkan ketrampilan yang memadai, yang sangat diperlukan untuk kelancaran dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga senantiasa komit terhadap kemampuan PNS dengan disertai juga adanya integritas moral yang mumpuni. Integritas moral yang mumpuni disetiap pribadi-pribadi PNS yang berhati bersih, jujur, rendah hati yang berani berkorban untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat serta suka bekerja keras sangat dibutuhkan dalam meningkatkan pembangunan di Kabupaten Kulon Progo.

“Apalagi dalam rangka mewujudkan good governance dan clean government, para PNS-nya dituntut untuk menjauhkan diri dari sikap yang tidak terpuji, seperti tindakan yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri, KKN dan tindakan indisipliner lainnya,”pintanya.

KB dan Kesehatan Jadi Prioritas HKG-PKK

Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK sebagai rangkaian dari peringantan Hari Kesehatan Nasional tanggal 12 November 2008 di Kabupaten Kulon Progo memfokuskan kegiatan pada pelayanan KB dan kesehatan masyarakat. Sedangkan kegiatan tersebut telah dimulai sejak bulan Oktober-Desember 2008. Melibatkan berbagai elemen baik instansi pemerintah, PKK Kabupaten, kader PKK desa sampai dengan masyarakat sebagai sasaran kegiatan.

Demikian dikatakan Ketua TP-PKK Kabupaten Kulon Progo Ny. Wiwik Ernawati dalam acara pencanangan HKG-PKK, Selasa (11/11) di Gedung binangun lantai II komplek pemkab. Acara tersebut dihadiri Ketua DPRD Kulon Progo Drs. H. Kasdiyono, Assek II Ir. Agus Anggono, Camat se-Kulon Progo, anggota TP-PKK Kabupaten dan undangan yang lainnya.

Masyarakat adalah sasaran langsung dari kegiatan yang meliputi, keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I . Sedangkan sasaran tidak langsung adalah para pengelola dan petugas KB dan kesehatan, posyandu, kader PKK desa dan tokoh masyarakat. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka HKG-PKK meliputi, pencanangan HKG-PKK, pelayanan KB kesehatan, evaluasi desa UPGK, monitoring HKG-PKK dan penutupan yang akan dilaksanakn pada akhir Desember 2008.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo yang diwakili oleh Assek II Setda Ir. Agus Anggono menyambut baik beragam kegiatan yang telah maupun akan dilaksanakan oleh PKK dalam rangka memperingati HKG-PKK tahun 2008. Karena PKK yang memiliki kader sampai dengan tingkat desa merupakan wahana yang tepat dalam rangka mewujudkan kesadaran kesehatan masyarakat.

Untuk itu, diharapkan PKK dapat terus aktif melakukan kegiatan-kegiatan produktif dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera yang berbasis kesehatan. “Karena kesehatan masyarakat sangat penting sebagai salah satu upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

10 November, 2008

PERINGATAN HARI PAHLAWAN

Mensos : Semangat Kepahlawanan Jadi Inspirasi Atasi Masalah Bangsa

Menteri Sosial, H. Bachtiar Chamsyah, SE.mengatakan Semangat dan nilai kepahlawanan yang ditunjukkan dalam pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya tersebut hendaknya dapat kita petik hikmahnya dan dapat menjadi inspirasi untuk mengatasi berbagai masalah bangsa, seperti masalah kemiskinan, pengangguran, kesehatan, pendidikan, narkoba, konflik/kerusuhan antar warga, ancaman gerakan separatis yang dapat mengarah pada gejala disintegrasi bangsa ataupun masalah lain yang melibatkan hubungan dengan negara lain dan sebagainya.

Hal tersebut dikatakan Mensos dalam sambutan tertulis yang dibacakan Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo pada Upacara Peringatan Hari Pahlawan tahun 2008 di Alun-alun Wates, Senin (10/11). Upacara diikuti Wakil Bupati Drs.H.Mulyono, Ketua DPRD Kulonprogo Drs.Kasdiyono, Muspida, Sekretaris Daerah, dan kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sedangkan peserta terdiri TNI/POLRI para PNS, pelajar SMP,SMA, Pramuka..

”Masalah tersebut diatas tentunya memerlukan penanganan yang serius dan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, namun menjadi tanggung jawab segenap elemen bangsa. Dengan menghayati dan mengamalkan nilai kepahlawanan, sebagaimana yang telah ditunjukan para pejuang bangsa, maka setidaknya kita dapat mengurangi atau mengatasi permasalahan bangsa,”kata Menteri yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan ini.

Namun Mensos menyadari semua itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, memerlukan proses panjang dan memerlukan kesadaran kita agar memiliki kepedulian yang tinggi, untuk menolong sesama yang memiliki kekurangan atau yang membutuhkan. Apabila semangat dan nilai kepahlawanan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari diri sendiri dan lingkungan yang terkecil, maka bukan hal yang mustahil, kedepan kita dapat mengatasi berbagai permasalahan bangsa yang menghadang dan dapat menjadi bangsa yang besar, bangsa yang maju, yang dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

”Marilah mulai detik ini kita niatkan dalam hati membangun negeri dengan dilandasi semangat dan nilai kepahlawanan sesuai dengan kemampuan dan profesi kita masing –masing. Sebagai pelajar misalnya, hendak belajar sungguh-sungguh dan giat agar kelak dapat membangun negeri mulai ilmu atau teknologi yang kelak dikuasainya. Sebagai biokrat, hendaknya dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dan tidak melakukan korupsi yang dapat merugikan negara dan bangsa. Sebagai aparat penegak hukum, hendaknya dapat bersikap adil dan dapat menjadi pengayom serta memberikan rasa aman bagi masyarakat, demikian seterusnya, kita berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik sesuai dengan profesi kita masing-masing dengan selalu mengedepankan kepentingan rakyat banyak dibanding kepentingan pribadi atau golongan,”harap Bachtiar diakhir sambutannya.

Usai upacara Bupati, Wabup, Ketua DPRD,Muspida dan kepala-kepala SKPD melanjutkan ziarah yang dibagi dua lokasi di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giripeni Wates, dan Makam Pahlawan Nyi Ageng Serang di Kecamatan Kalibawang.

PANEN BANDENG DI TRISIK

Petani Keluhkan Peralatan Tangkap

Panen Bandeng oleh kelompok budidaya Bandeng “Tani Maju 2 “Trisik di Tegongan, Minggu (9/11) berlangsung meriah dengan banyaknya pengunjung yang sengaja datang baik sekedar melihat maupun membeli langsung hasil panenan. Lokasi budidaya berupa genangan air laut yang berbentuk kolam dan tidak pernah kering sepanjang tahun ini berada 100 meter di sebelah timur objek wisata pantai Trisik.

Panen dilakukan oleh 39 anggota kelompok tani sejak pagi hingga siang hari dengan cara menggiring ikan hingga ke tepi melalui jaring yang dibentang di sisi kanan kiri kolam hingga mendekati genangan air yang rendah selanjutnya ditangkap dengan jaring, untuk kemudian ditampung di tong-tong plastik.

Menurut seksi pemasaran kelompok tani Ngatimin, ikan Bandeng Laut yang dipanen, ditebarkan benihnya Mei lalu yang modalnya swadaya kelompok tani masing-masing sebesar Rp.300.000,- .Bibit yang didatangkan dari Brebes dan Jepara ini pemeliharaanya sangat mudah karena hanya mengandalkan dari biota laut, tanpa perlu menambah makanan tambahan.

“Usaha ini hanya sampingan dari sebelumnya menanam padi maupun berkebun di sawah, karena mendapat informasi dari media tentang budidaya banding, kemudian melakukan stydy banding ke Jepara. Akhirnya kami sepakat memanfaatkan genangan air laut ini, “kata Ngatimin yang sedang sibuk mencatat hasil panen usai ditimbang, untuk melayani pembeli dari para pengunjung maupun pedagang.

Menurutnya, dalam pemasaran pun tidak ada masalah, banyak pedagang dan pengunjung yang membeli terutama dari Congot yang nantinya dikirim ke Semarang. Harganya Rp.14.000,- perkilonya yang berisi 4-5 ekor. Hasil bandeng Trisik kualitasnya lebih baik daripada daerah lain, karena berpasir tidak berbau tanah.

Meski terbilang sukses dalam budidaya ikan Bandeng laut, namun kelompok ini masih mengeluhkan minimnya sarana untuk melakukan panen. Alat yang hanya sederhana, hasil panen menjadi tidak maksimal, banyak ikan-ikan yang masih banyak lolos dari jaring, terutama di lokasi yang kedalamannya sampai 2,5 meter. Untuk membeli peralatan yang sempurna maupun standar harganya mahal, kelompok belum punya modal.

.

09 November, 2008


BNK KULONPROGO SELENGGARAKAN JALAN SEHAT

Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kulonprogo akan menyelenggarakan kegiatan Jalan Sehat. Kegiatan yang bertemakan Kulon Progo Bisa Tanpa Narkoba ini akan berlangsung Minggu (16/11) mendatang pukul 07.00 di Alun-alun Wates. Dalam kegiatan yang ditargetkan diikuti 5000 orang, akan dihibur Plat-AB music humor dari Jogjakarta. Acara akan diawali dengan ikrar bersama anti narkoba oleh seluruh unsure pemuda dilanjutkan jalan sehat dengan route Kota Wates.

Ketua BNK Kulonprogo Drs.H.Mulyono dalam konferensi pers di ruang kerjanya, sabtu (8/11) menjelaskan bahwa fenomena yang sangat memilukan menimpa kalangan pemuda-pemudi kita sebagai imbas masuknya budaya barat dengan segala kelebihan dan kelemahannya. Dengan jiwa yang serba ingin tahu dan ingin mencoba para pemuda dengan mudah terpengaruh, terutama dalam hal perilaku, gaya hidup, yang memprihatinkan seperti perilaku sex bebas, rokok, alcohol, dan narkoba. Telah banyak nyawa generasi muda kita yang melayang dengan sia-sia akibat penyalahgunaan narkoba.

“Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda yang baru saja berlalu kita manfaatkan untuk menggugah masyarakat bahwa generasi muda adalah harapan, tulang punggung perubahan, dan di tangan pemuda nasib bangsa di masa depan dipertaruhkan, untuk itu sangat diperlukan kepedulian dan keberpihakan dari seluruh komponen untuk bahu-membahu menyelematkan generasi muda dari bahaya penyalahgunaan mihol, narkoba dan obat-obat psikotropika lainnya. BNK Kulonprogo berusaha untuk terus gencar memerangi peredaran narkoba dengan langkah preventif melalui penyuluhan dan dialog tentang bahaya penyalahgunaan mihol dan narkoba di sekolah-sekolah SLTP dan SLTA serta melalui Organisasi Kepemudaan dan karang Taruna,”jelas Mulyono yang juga Wabup Kulonprogo.

Kegiatan dengan kontribusi Rp.17.000,- setiap peserta akan mendapatkan fasilitas T-Shirt, Pop Mie, dan Kupon Undian. Hadiah utama berupa Sepeda Motor, TV, HP, Sepeda Gunung, Magic Jar dan ratusan Doorprice. Tempat pendaftaran di Kantor Humas Jl.Perwakilan No.2 Wates, Bagian Kesra Setda , Dinas Pendidikan Unit 2 Terbah Wates, Dinas Nakertrans, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta 12 Kantor Kecamatan.

08 November, 2008


TURNAMEN BASKET SLTA

Pengurus Kabupaten Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Pengkab Perbasi) Kulonprogo akan menggelar turnamen basket tingkat SLTA di Lapangan Bola Basket Alun_alun Wates, mulai 14- 23 November 2008. Turnamen yang merupakan puncak pembinaan atlet bola basket tingkat SLTA di Kulonprogo ini akan memperebutkan Piala Perbasi Kulonprogo.

Sekretaris Pengkab Perbasi Kulonprogo, Quindarta Yudi Atmanta mengatakan turnamen basket SLTA ini akan diikuti 17 tim dari 10 sekolah yang terdiri dari 10 tim putra dan 7 tim putri. Ke-10 tim putra yang akan mengikuti turnamen ini adalah dari SMAN 1 Wates, SMAN 2 Wates, SMAN 1 Pengasih, SMKN 2 Pengasih, SMAN 1 Temon, SMAN 1 Sentolo, SMAN 1 Kokap, SMK Bopkri Wates, SMK Ma’arif 1 Wates dan MAN 2 Wates. Sedangkan tim putri berasal dari SMAN 1 Wates, SMAN 2 Wates, SMKN 2 Pengasih, SMAN 1 Temon, SMAN 1 Sentolo, SMK Bopkri Wates dan MAN 2 Wates.

Menurut Yudi, dengan menggunakan system gugur, turnamen ini akan memperebutkan total hadiah jutaan rupiah untuk tim pemain bahkan suporter terbaik. “Turnamen ini akan menjadi sebuah tontonan yang menarik bagi masyarakat di Kulonprogo, terutama bagi para kawula muda khususnya pecinta olahraga basket. Apalagi turnamen ini dikemas tidak hanya sekedar menyuguhkan olahraga tapi juga dibungkus dengan sisi hiburan.”katanya.

Diharapkan keberadaan turnamen ini akan dapat menjadi pemicu atau motivasi munculnya bakat-bakat muda atlet basket di bumi Binangun sehingga pada akhirnya dapat memberikan sumbangsih bagi prestasi olahraga di Kulonprogo.

KULONPROGO TAK BUKA LOWONGAN CPNSD

Pemkab Kulonprogo pada tahun 2008 ini tidak menerima pedaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) untuk umum seperti yang dilakukan oleh pemkab/pemkot lainnya. Meskipun sebenarnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) menyetujui pengisian sekitar 396 formasi CPNSD yang meliputi guru, tenaga kesehatan, tenaga administrasi dan pengangkatan Sekreatris Desa menjadi PNS.

Plt. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kulonprogo, Drs.Djulistyo mengatakan untuk tahun ini Pemkab Kulonprogo tidak menerima pendaftaran CPNSD, yang sekarang banyak dipertanyakan masyarakat, tentang kapan pemkab membuka lowongan CPNSD umum. Bupati sudah mengirim surat ke Menteri PAN yang isinya belum akan merealisasikan formasi CPNSD yang disetujui oleh MenPAN. Hal ini karena untuk penghematan yang diperkirakan mengalami deficit pada tahun anggaran 2009 mendatang. Sehingga pada tahun ini Pemkab hanya menfokuskan untuk menyelesaikan pengangkatan tenaga honorer dan Sekretaris Desa (Sekdes) menjadi CPNSD saja.

Pengisian formasi CPNSD yang telah disetujui oleh MenPAN, jika dipaksakan oleh pemkab, akan membebani anggaran Pemkab. Karena persetujuan pengisian CPNSD tidak disertai dengan penambahan pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU), padahal untuk menggaji PNSD selama ini dari pusat, daerah tidak akan mampu untuk menggaji CPNSD umum yang baru tersebut..

04 November, 2008


PENANDATANGANAN KONTRAK KARYA PT JOGJA MAGASA IRON

Pada hari ini Selasa, 4 November 2008 telah dilakukan penandatanganan Kontrak Karya antara Pemerintah Republik Indonesia dan PT Jogja Magasa Iron untuk mengusahakan bahan galian pasir besi di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengembangkan “Integrated Iron Making Industry”.

Kontrak Karya ini adalah yang pertama kali di Pulau Jawa dan merupakan investasi pertama sejak terjadinya krisis ekonomi serta penyelenggaraan otonomi daerah.

Naskah Kontrak Karya tersebut telah mendapat rekomendasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal dan telah dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Komposisi kepemilikan saham PT Jogja Magasa Iron adalah PT Jogja Magasa Mining (Indonesia) sebesar 30% dan Indo Mines Limited (Australia) sebesar 70%.

Cadangan besi yang terdapat dalam pasir besi sebesar 33,6 juta ton Fe dengan produksi sekitar 1 juta ton per tahun. Cadangan besi diperoleh dari konsentrat pasir besi. Proyek ini akan menambang bahan galian pasir besi (iron sand) dengan sistem tambang terbuka untuk diolah melalui proses konsentrasi dan smelting untuk memproduksi pig iron (besi kasar) dengan kandungan Fe>94%.

Perusahaan akan memulai kegiatan penambangan pada tahun 2011 dan mulai memproduksi pig iron pada tahun 2012. Pada Tahap Konstruksi, perusahaan akan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 5000 orang dan pada tahap awal produksi akan mempekerjakan tenaga kerja lokal sebanyak 3000 orang.

Total investasi sebesar USD 1.1 milyar antara lain berupa stock pile USD 5 juta, pemasangan rel (rail sliding) USD 6 juta, pembangkit listrik 350 MW senilai USD 350 juta dan fasilitas pelabuhan USD 10 juta dan investasi pertambangan sebesar USD 600 juta. Diharapkan proyek ini akan menyumbang Penerimaan Negara dari sisi pajak sekitar USD 20 juta/tahun, royalty sebesar USD 11,25 juta/tahun, pendanaan lokal USD 7 juta/tahun dan operating expenditure USD 55 juta/tahun.

PT Jogja Magasa Iron pada 10 tahun pertama akan memberikan kontribusi ke daerah (Kabupaten) sebesar 1,5% dari penjualan masing-masing untuk Regional Development dan Community Development dan setelah 10 tahun meningkat menjadi sebesar 2%.

(www.esdm.go.id)

Penandatangan Kontrak Karya PT Jogja Magasa Iron

Hari ini Selasa (4/11) pukul 14.00 WIB bertempat di Auditorium Gedung Sekretariat Jenderal ESDM akan ditandatangai Kontrak Karya antara Pemerintah Republik Indonesia dengan PT Jogja Magasa Iron. Acara akan dihadir pejabat dilingkungan Departemen ESDM dan undangan mencakup DPR RI, Ketua BKPM, Gubernur Yogyakarta, Bupati Kulon Progo dan pejabat dari PT Jogja Magasa Mining, serta dari asosiasi.

Perusahaan akan menambang pasir besi (pig iron) di kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kesempatan sebelumnya, Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono ke X menjelaskan investasi perusahaan ini untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan bangsa, terlebih saat ini kebutuhan bijih besi sangat tinggi di dalam dan luar negeri, terutama untuk suplai bahan baku bijih besi pabrik baja di Cilegon.

Dilain pihak, PT Krakatau Steel (Persero) sudah menjalin kerja sama dengan PT Jogja Magasa Mining untuk mengolah pasir besi tersebut menjadi bijih besi (pig iron) sebagai bahan baku utama pembuatan baja. Penggunaan bahan baku baja dari dalam negeri, dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan impor.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Krakatau Steel, Ir. Daenulhay, MM kepada pers di Solo, seusai penandatanganan nota kesepahaman antara PT Krakatau Steel dengan Universitas Sebelas Maret Surakarta tentang kerjasama pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya manusia, Selasa (13/3/2007).

Menurut rencana, PT Krakatau Steel akan mengolah/melebur bijih besi kiriman PT Jogja Magasa Mining menjadi baja. (www.esdm.go.id)

JUMLAH KURSI DEWAN TAMBAH 5

Sekarang 35 Kursi Periode Mendatang 40 Kursi

Jumlah kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kulonprogo dalam periode mendatang akan bertambah lima orang sehingga jumlah keseluruhan dari sekarang 35 kursi menjadi 40 kursi.

Pertambahan jumlah kursi di legislative yang baru akan diperebutkan dalam Pemilu mendatang ini disesuaikan dengan pertambahan penduduk di kabupaten paling barat di DIY tersebut. Tambahan lima kursi dibagi merata di lima daerah pemilihan (dapil) yang berada di Kulonprogo.

Dapil I terdiri kecamatan Samigaluh, Kalibawang dan Girimulyo, mendapatkan jatah 8 kursi dari sebelumnya 7 kursi. Dapil II meliputi kecamatan Nanggulan dan Sentolo dari 6 kursi menjadi 7 kursi. Dapil III yang terdiri kecamatan Kokap dan Pengasih memperebutkan 8 kursi yang sebelumnya 7 kursi. Dapil IV yang salah satunya wilayah berada di ibukota kabupaten meliputi kecamatan Wates, Panjatan dan Temon paling banyak dengan 10 kursi yang sebelumnya 9 kursi dan terakhir di Dapil V yang terdiri kecamatan Galur dan Lendah tersedia 7 kursi sebelumnya 6 kursi.

Sesuai dengan Daftar Calon Legislatif Tetap (DCT) yang baru saja ditetapkan, 40 kursi yang tersedia di lima dapil akan diperebutkan 379 caleg, meliputi caleg laki-laki berjumlah 251 orang dan perempuan sebanyak 128 caleg.

Marwanto dari Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Humas dan Data Informasi KPUD Kulonprogo, Selasa (4/11) menjelaskan berdasarkan data-data yang masuk di KPUD sebagian besar partai politik sudah memenuhi syarat pencalegan secara umum. Bahkan persyaratan kuota caleg perempuan sebesar 30 persen sudah terpenuhi untuk tingkat kabupaten, hanya tingkat dapil ada beberapa yang tak sanggup memenuhi prosentase caleg perempuan.

Setidaknya ada 14 parpol yang tak memenuhi syarat sesuai pasal 55 UU Pemilu tentang caleg perempuan tersebut, parpol-parpol itu yakni Hanura, Gerindra, PKS,PAN,PPD,PKB,PNB,PDK,Golkar,PPP,PB,PDIP,Demokrat dan PKNU.

Menurut informasi yang diperoleh KPUD, parpol-parpol tersebut sebenarnya telah berusaha maksimal untuk memenuhi kuota caleg perempuandi tingkat dapil, namun upaya itu terbentur sejumlah persoalan, diantaranya keluarga caleg perempuan. Banyak perempuan yang punya niat maju sebagai caleg, namun tidak mendapatkan izin dari anggota keluarganya, terutama suaminya.

MANUNGGAL FAIR BERAKHIR

Banyak Pedagang Keluhkan Waktu Pameran

Kebanyakan pedagang swasta yang ikut berpartisipasi dalam pameran Manunggal Fair 2008 mengeluhkan waktu pelaksanaan yang kurang tepat. Pelaksanaan yang ditetapkan setelah bulan puasa dan lebaran serta mendekati musim hujan menjadikan barang-barang dagangan mereka banyak yang tak laku jual. Kondisi yang dialami ini tak seperti pada tahun-tahun yang lalu, dimana even tahunan selalu digelar menjelang bulan puasa serta kondisi cuaca tidak hujan, barang-barang laku keras.

Meski setiap hari pengunjung selalu penuh sesak, namun mereka sebagian besar hanya melihat-melihat barang dagangan , dan hanya beberapa saja yang memanfaatkan untuk membeli. Kondisi waktu yang berada dipenghujung bulan Oktober menjadikan kondisi para PNS yang kantongnya sudah menipis, menjadi salahsatu faktor transaksi menurun drastic.

Kelesuan para pedagang ini seperti dituturkan Budi pedagang busana asal Banjar, sejak dibukanya pameran baru satu dua saja yang laku dagangannya. “Waktu penyelenggaraan yang digelar setelah puasa, menjadikan pengunjung sudah tidak antusias membeli pakaian, biasanya kan sebelum puasa mereka lalu memanfaatkan event ini untuk persiapan lebaran, apalagi sudah musim hujan, kalau bisa tahun depan digelar sebelum puasa biar seperti tahun-tahun sebelumnya,”keluhnya.

Keluhan Budi ini tidak dibuat-buat, bersama pedagang lainnya hingga akhir pameran beberapa dagangan mereka masih menumpuk hamper sama seperti seminggu lalu waktu mulai menggelar dagangan.

Sebaliknya pedagang yang menjual bibit –bibit pertanian justru laku keras. Hujan yang mulai turun sejak digelar acara , menjadi motivasi warga untuk menanam tanaman terutama buah-buahan seperti mangga, rambutan, jeruk yang setiap hari selalu dibawa pulang oleh beberapa pengunjung usai menyaksikan pameran. Namun demikian hanya satu dua saja pedagang yang nampak menggelar bibit-bibit tanaman.

Ketua Umum penyelenggara, Drs.R.Agus Santosa,MA yang dikonfirmasi mengaku memahami keluhan para pedaganga swasta. Kondisi waktu penyelenggaraan usai puasa dan musim hujan menjadikan kegiatan tidak menggembirakan seperti tahun-tahun yang silam. “Kami menyadari apabila pedagang mengeluh, karena waktu penyelenggaraan tahun ini kurang pas, tapi karena merupakan acara memeriahkan Hari Jadi Kulonprogo memang tepatnya bulan Oktober ini sebetulnya, banyaknya masukan seperti ini nanti untuk ke depan akan dipikirkan kembali, tetapi kalau mengikuti bulan puasa jelas akan maju-maju jauh dari bulan Oktober sebagai patokan kita, apa nanti menyongsong Hari Jadi kita akan bicarakan dalam evaluasi usai selesai kegiatan ini,”kata Kepala Kantor Humas yang mantan Camat Galur.

03 November, 2008

HUJAN LEBAT, SD SUKOMOYO KELONGSORAN

Meski awal musim penghujan di Kulonprogo baru beberapa hari saja. Namun hujan deras dan angin kencang yang terjadi di wilayah desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo, Sabtu malam (1/11) menimbulkan tanah longsor yang menimpa bangunan SD N Sokomoyo. Gedung sekolah yang baru dibangun untuk relokasi pasca retakan Gunungkelir ini tertimpa longsoran sehingga kondisi dinding retak dan ring balok melengkung. Tebing samping gedung retak, namun tidak ada korban jiwa.

Camat Girimulyo Drs.Sumiran menjelaskan sebelum terjadi bencana longsor yang menimpa gedung SD Sokomoyo, sejak sore turun hujan lebat disertai angin. Hujan lebat yang disertai angin kencang membuat sejumlah warga khawatir adanya bangunan rumah warga yang longsor. Selang beberapa waktu seorang warga dikejutkan adanya suara gemuruh dari atas tebing di dekat bangunan sekolah.

Tak lama kemudian tanah longsor menimpa dinding sekolah, melihat longsoran tersebut beberapa warga segera melakukan pengecekan. Warga khawatir ada korban jiwa . Setelah dilakukan pengecekan ternyata tidak ada korban jiwa. Warga selanjutnya melaporkan ke Kepala Dukuh, Kepala Desa dan Pak Camat maupun Kepolisian.

PAMITAN HAJI KABUPATEN KULONPROGO

Sejumlah 213 orang jamaah calon haji dari Kabupaten Kulonprogo berpamitan dengan Bupati Kulonprogo. yang diwakili Wabup Drs.H.Mulyono, di Gedung Kaca pemkab , Senin (3/11). Acara dihadiri Kandepag Kulonprogo, Drs.H.Syahrowardi, Kabag Kesra Setda Arief Sudarmanto,SH serta Camat Galur Jumanto,SH, Camat Sentolo Drs.Jazil Ambar Was’an dan mantan Camat Temon Tukadi,BA yang ikut menunaikan ibadah haji.

Asisten Pembangunan Sekda, Ir.H.Agus Anggono melaporkan jumlah jamaah calon haji terdaftar 213 orang dengan 112 laki-laki dan 101 perempuan, yang terdiri dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Aisyiyah 143 orang, Non KBIH (regular) 65 orang, KBIH Bina Umat 2 orang, dan 3 orang tim pembimbing dan kesehatan.

“Seluruh jamaah Haji Kulonprogo tergabung dalam Kloter 65 SOC, berangkat Rabu (26/11) dari masjid Agung Wates pukul 10.00 WIB dan akan tiba kembali Senin (5/1) 2009 yang diperkirakan pukul 16.40 WIB, jamaah haji termuda Muhammad Yudhorahmanto Bin Tjiptadi Drs.MM usia 32 tahun 4 bulan alamat Sayangan, Banjararum, Kalibawang, dan tertua Imam Sastro Bin Wongso Lelono 82 tahun 4 bulan yang beralamat di Pundak Kembang,Nanggulan, ”terang Agus.

Ditambahkan, berdasarkan asal kecamatan , Wates dan Panjatan masing-masing 39 orang, Galur 34 orang, Sentolo 24 orang, Temon 22 orang, Lendah 15 orang, Pengasih 13 orang, Kalibawang 12 orang, Nanggulan 9 orang, Girimulyo dan Kokap masing-masing 3 orang. Berdasarkan profesi terbanyak dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) 75 orang dan pensiunan 74 orang. Pemkab memberikan dukungan dengan mengirim 4 orang petugas untuk melakukan bimbingan di tanah suci yakni Drs.H.Boko Suroso, H.Anwarudin, Muhyidin,BBA dan Hardiyanto,BA.

Bupati Kulonprogo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wabup Drs.H.Mulyono mengatakan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci merupakan suatu kenikmatan dan keyakinan sekaligus tanggung jawab akan ajaran yang harus ditunaikan. Dalam hal ini tidak semua orang diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji kecuali ia mampu untuk itu, dan faktanya belum semua orang yang berkemampuanpun tersentuh kesadarannya untuk melaksanakan ibadah haji tersebut. Oleh karena itu ibadah haji merupakan suatu kenikmatan atas sebuah kemampuan sekaligus kesadaran tentang sebuah keyakinan yang patut dan perlu untuk disyukuri.

“Mudah-mudahan Calon Jama’ah Haji Kabupaten Kulon Progo yang akan berangkat pada tahun 1429 H ini merupakan bagian dari cinta Allah kepada umatnya yang akan mendapatkan ujian dan cobaan di Tanah suci nanti,”harapnya.

Ditambahkan dilihat dari sudut hubungan antar bangsa, menunaikan ibadah haji ke tanah suci merupakan duta bangsa dan negara Indonesia di forum internasional. Oleh karena itu mempelajari dan memahami etika pergaulan antar warga negara sangat penting, agar nantinya bapak-ibu tidak banyak mengalami kesulitan. Dengan melaksanakan pergaulan yang baik dan benar dengan warga negara lain tentu akan membawa nama baik negara Indonesia.

“ Semoga bapak-ibu calon jamaah calon haji dari Kulon Progo nanti menjadi haji yang mabrur, dan tetap dapat menjaga kemabrurannya dalam kehidupan sehari-hari setelah pulang di tanah air nanti.”pungkasnya.

PENUTUPAN HARI JADI KULONPROGO

Dimeriahkan Kethoprak Kolosal

Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo Minggu malam (2/11)di Alun-alun Wates menutup seluruh kegiatan peringatan Hari jadi Kulon Progo yang tahun ini bertemakan Dengan hari jadi ke 57 kabupaten Kulon Progo kita galang persatuan menuju kemandirian berbasis ketahanan ekonomi, budaya dan semangat bahari Penutupan kegiatan dimeriahkan pentas kethoprak kolosal “Adeging Kabupaten Kulonprogo” oleh seniman Kulonprogo dengan sutradara Bondan Nusantara,

Dalam kesempatan tersebut Bupati menyerahkan berbagai hadiah kejuaraan dalam memeriahkan Hari Jadi Kulonprogo diantaranya kejuaraan Lomba Lari Marathon Manunggal umum putra juara I Ivan Budi Aji dari Spirit Kabupaten Gunung Kidul, kedua Wahono dari Pakem Kabupaten Sleman ketiga Tego dari Kabupaten Bantul,Lomba stand pameran Manunggal Fair 2008 dengan kategori instansi juara I-III Badan Konservasi Pengembangan (BKP) Borobudur, RSUD Wates dan Benteng Vredeburg, kategori swasta Bank BPD DIY cabang Wates, PT.Jogja Magaza Mining dan Partai Keadilan Sejahtera, kategori sekolah SMK Kelautan, SMK Muhammadiyah 3 Wates dan SMK Tamansiswa Nanggulan. Turut hadir Wakil Bupati Drs.H.Mulyono, Ketua DPRD Kulonprogo, Drs.H.Kasdiyono. Sekda Drs.H.Soim,MM serta kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup pemkab.

”Agar tema ini jangan hanya menjadi slogan yang kosong belaka tetapi hendaknya dapat ditindaklanjuti dengan karya nyata sehingga kedepannya cita-cita Kulon Progo sebagai kabupaten yang maju, mandiri dan sejahtera segera dapat terwujud. Dalam hal ini saya optimis cita-cita itu dapat dicapai jika kita saling bahu membahu untuk bekerjasama yang dilandasi moralitas yang baik, kerja keras, kerja cerdas dan peningkatan kualitas SDM kita,”pinta Toyo.