16 Juli, 2008

PANEN PADI DILAKUKAN MALAM HARI

Untuk Hasilkan Jerami Maksimal

Warga Desa Karangsari Kecamatan Pengasih sudah beberapa tahun terakhir ini melakukan Panen Padi pada malam hari disaat orang lain sedang tertidur lelap. Hal ini dilakukan oleh sebagian warga Karangsari sebelah utara meliputi warga Dusun Blumbang, Kamal, Kedungtangkil dan Ringin Ardi yang lokasi sawahnya di bulak Kamal dan Ngrancah. Saat padi Musim Tanam (MT) II kali ini telah menguning dan siap panen, kembali warga keempat dusun melakukan panen malam hari, usai matahari terbenam hingga tengah malam.

Beberapa warga merasa nyaman dengan panen yang dilakukan malam hari. Disamping tidak merasa cepat lelah hasil yang dicapai lebih banyak dibanding saat siang hari yang cepat lelah karena kepanasan. Namun dibalik itu, alasan yang utama sebenarnya untuk memperoleh Jeramiyang banyak sebagai makanan pokok ternaknya, karena disiang hari banyak warga yang mencari Jerami untuk pakan ternak, sehingga sering terjadi yang punya padi tak kebagian Jerami hanya membawa pulang gabahnya saja.

Seperti yang dikatakan Suwidi warga Blumbang, yang setiap panen selalu dilakukan malam hari bersama keluarga dan tetangga. “Panen malam hari lebih banyak hasilnya, ndak cepat lelah, namun yang penting dapat membawa pulang Jerami dalam jumlah yang banyak untuk stok makanan ternak, karena setelah panen sudah ganti Palawija, terlebih sekarang Jerami sudah sekelas dengan rumput Kolonjono maupun Tebon Jagung yang harganya seikat sekitar Rp.10 ribu bahkan lebih,”katanya.

Hal senada di katakan Rubiyo dan Suwaji yang melakukan panen padinya, Selasa (15/7) kemarin hingga pukul 12 malam. Panen yang dilakukan warga umumnya dilakukan bertepatan dengan datangnya bulan purnama sehingga warga menghemat biaya penerangan dan kondisi tanahnya sudah sedikit mengering. Namun untuk mengantisipasi cuaca apabila mendung dan gelap warga menyiapkan lampu minyak /petromak.

HARI KRIDA PERTANIAN KE-36

Wagub Menjamin Warga DIY Tak Kelaparan

Wakil Gubernur DIY, Sri Paku Alam IX menjamin bahwa warga masyarakat Yogyakarta tidak akan mengalami kelaparan disebabkan kekurangan pangan seperti terjadi di negara-negara Afrika karena tidak mampu lagi mencari bahan makanan. Meskipun ada sebagian warga yang teriak-teriak mahalnya harga beras, masih banyak yang bisa dimakan selain beras dengan memanfaatkan pangan lokal berupa umbi-umbian seperti Gembili, Ketela, Uwi, Jagung dan Pisang.

Hal tersebut dikatakan Wagub DIY, dalam acara Peringatan Hari Krida Pertanian ke-36 sekaligus Gerakan Konsumsi Pangan Lokal Makanan Khas Nusantara di Kantor Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Rabu (16/7). Turut hadir Bupati Kulonprogo,H.Toyo Santoso Dipo, Ketua DPRD Kulon Progo Drs.H.Kasdiyono, Kadinas Pertanian Propinsi DIY, Ir.Nanang Iswandi,MMA, Kadinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Kulonprogo Ir.Agus Langgeng Basuki, Camat Sentolo Drs.Jazil Ambar Was’an dan Kades Salamrejo RS.Harjanto. Dalam kesempatan tersebut Wagub menyaksikan Lomba Cipta Menu Pangan Beragam Bergizi dan Berimbang serta aman dikonsumsi dari bahan hasil olahan pangan lokal perwakilan PKK 12 kecamatan di Kulonprogo dan menyerahkan bantuan beras 500 kg untuk 50 KK miskin.

Wagub mengajak warga masyarakat Yogyakarta untuk mensyukuri nikmat dan karunia Tuhan yang telah diberikan berupa kondisi daratan yang sangat subur, tanaman yang ditanam dapat tumbuh. “Bangsa Indonesia diberikan kondisi daratan di wilayah tropis khatulistiwa yang sangat subur, apa yang ditanam bisa tumbuh, namun kenyataan dilapangan kurang mensyukuri karunia Tuhan, padahal bangsa lain cemburu dengan kita, untuk itu marilah kita manfaatkan kesuburan tanah ini untuk menanam segala yang bisa ditanam guna memenuhi kebutuhan hidup kita,”pesan Wagub.

Sementara Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo mengatakan pangan merupakan kebutuhan manusia paling azasi, sama kedudukannya dengan hak-hak manusia lainnya. Ketersediaan pangan yang cukup dan berkualitas benar-benar merupakan aspek yang strategis dari sisi politik. Strategi dan kebijakan pembangunan pertanian di kabupaten Kulonprogo khususnya di bidang penyediaan pangan di arahkan untuk penyediaan pangan yang beragam, bergizi dan berimbang serta aman dikonsumsi namun tetap memenuhi kaidah hidup sehat. Harapan tersebut dicapai melalui berbagai pendekatan di antaranya dengan meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya pangan local.