14 Agustus, 2008

PEMKAB ISI KEKOSONGAN11 SEKDES DARI PNS

Untuk mengisi kekosongan 11 jabatan Sekretaris Desa (Sekdes), pemerintah Kabupaten Kulonprogo menempatkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berasal dari beberapa unit kerja sebagai pelaksana tugas atau Plt.. Para PNS tersebut sebelumnya bekerja di masing-masing unit kerja sebagai tenaga teknis administrasi, karena pemkab telah menetapkan persyaratan PNS yang diberikan jabatan sebagai Sekretaris Desa bukan menjabat sebagai tenaga pendidik/guru dan bendaharawan.

Surat Perintah (SP) 11 jabatan Sekdes telah diserahkan kepada masing-masing PNS di Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Kamis (14/8) secara sederhana. PNS tersebut adalah M.Farid sebagai Sekretaris Desa Kalidengen Kecamatan Temon, Supardjo sebagai Sekretaris Desa Karangwuni Kecamatan Wates, Suparjiyah sebagai Sekretaris Desa Sogan Kecamatan Wates, Yulianto sebagai Sekretaris Desa Brosot Kecamatan Galur, Sutrisno Purwoto sebagai Sekretaris Desa Salamrejo Kecamatan Sentolo, Basuki sebagai Sekretaris Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo, Kabul sebagai Sekretaris Desa Sidomulyo Kecamatan Pengasih, Suharno sebagai Sekretaris Desa Hargorejo Kecamatan Kokap, Jueni sebagai Sekretaris Desa Hargotirto Kecamatan Kokap, Suparji sebagai Sekretaris Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan dan Wakid sebagai Sekretaris Desa Banjarsari Kecamatan Samigaluh.

Selain mengisi 11 Sekdes yang telah kosong, sesuai dengan program pemerintah pusat bahwa Sekretaris Desa adalah PNS, yang akan diangkat secara bertahap, untuk tahun 2008 di Kulonprogo direncanakan akan diangkat 43 Sekretaris Desa yang sebelumnya telah melengkapi persyaratan .


Pengunjung Perpustakaan Keliling

Didominasi Pelajar

Pengunjung Perpustakaan Keliling (Perpusling) di Kulon Progo didominasi pelajar SD hingga SLTA. Di beberapa titik pelayanan suasanannya hampir sama. Sebagian besar pengunjung menggunakan seragam sekolah. Sedangkan pengunjung umum dapat dihitung dengan jari.

Seperti yang terjadi saat dilakukan pelayanan perdana di halaman studio Radio Komunitas (Rakom) ’Swaradesa’ Brosot, Galur, Rabu (13/8). Pelayanan yang dilakukan pukul 11.00 – 12.00 WIB itu hampir semua pengunjungnya adalah siswa SDN Brosot yang kebetulan sedang istirahat.

Sekitar 40 anak tampak cukup antusias memanfaatkan layanan Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Kulon Progo tersebut. Mereka berebut untuk mendapatkan buku cerita atau jenis lain. Kemudian, dibaca di bamper belakang mobil Perpusling dan tempat duduk yang disediakan petugas.

Wikan Darmasanti, 12, mengaku senang dengan adanya layanan Pepusling itu karena. bisa menambah bahan bacaan yang disukainya. Buku yang tersedia di perpustakaan sekolah, kata dia, hanya sedikit dan sebagian besar merupakan buku teks pelajaran. Padahal, siswa kelas VI SDN Brosot itu mengaku senang membaca buku cerita dan ilmu pengetahuan.

Hal senada dituturkan teman sekelas Wikan, Galuh dan Rifka Arisanti. Kedua siswa itu juga menyukai buku cerita, terutama cerita anak-anak. ”Di sini buku ceritanya bagus-bagus dan saya belum pernah membacanya,” ujar Galuh, sambil membil membaca sebuah buku cerita petualangan.

Namun mereka kecewa karena pada layanan perdana itu petugas belum meminjamkan buku. Mereka pun rame-rame mendaftar kepada 2 petugas Perpusling yang dengan sabar melayaninya. Pada layanan perdana tersebut ada 39 pendaftar, semuanya siswa SDN Brosot.

”Sayang hari ini belum boleh pinjam dan masih harus menunggu 1 minggu lagi. Padahal saya kepingin membaca buku yang saya lihat tadi. Kalau bukanya bisa tiap hari akan sangat menyenangkan,” ujar Wikan.

Menurut salah seoarang petugas Perpusling, Subarini Amd, hampir semua titik layanan yang ia lakukan berada di sekitar lokasi sekolah. Di 18 titik layanan yang ia lakukan hanya ada 1 lokasi yang relatif jauh dengan sekolah, yakni di balai desa Ngentakrejo, Lendah.

”Kalau tidak di dekat lokasi sekolah pengunjungnya hanya sedikit. Seperti di balai desa Ngentakrejo, yang datang hanya warga yang rumahnya dekat dan perangkat desa setempat. Kalau di sekolahan lebih ramai, kami sering kewalahan untuk melayaninya,” ungkap alumnus Jurusan Perpustakaan UGM itu.

Lebih jauh Subarini menjelaskan, setiap hari rata-rata di seluruh wilayah Kulo Progo dilakukan layanan di 6 lokasi dngan 2 unit mobil. Di Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang dan Naggulan dilakukan di kantor kecamatan. Sedang lainnya kebanyakan di sekolah-sekolah.

”Waktunya disesuaikan dengan jam istirahat sekolah, dengan waktu pelayanan sekiatar 1 jam. ”Itu waktu yang paling efektif bagi pengunjung, khususnya para pelajar,” tuturnya.

Gerakan Pramuka Mendukung Kegiatan Kemasyarakatan

Gerakan pramuka yang kebanyakan beranggotakan anak-anak dan pemuda berpotensi untuk terus berkembang dan terus berpartisipasi dalam wewujudkan pembangunan di masyarakat. Karena sesuai dengan tujuan pembentukan gerakan pramuka salah satunya adalah untuk meringankan beban masyarakat. Hal ini sesuai dengan banyaknya kegiatan yang ada di dalam gerakan pramuka yang banyak mengajarkan tentang kegiatan-kegiatan yang bersentuhan dengan kegiatan masyarakat.

Sehingga diharapkan gerakan pramuka bisa lebih meningkatkan kemampuan dan kualitasnya dalam rangka mengabdi dan mendukung kegiatan kemasyarakatan. Meskipun selama ini gerakan pramuka sudah banyak terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan seperti, ikut bergotong-royong dan juga ikut serta dalam berbagai kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Kulon Progo Drs. H. Mulyono yang bertindak sebagai inspektur dalam upacara apel besar peringatan HUT Gerakan Pramuka ke-47 Kamis (14/8), di Lapangan Wijimolyo, Nanggulan. Upacara tersebut juga dihadiri Ketua DPRD Kulon Progo Drs. H. Kasdiyono, Muspida, para pejabat eksekutif pemkab Kulon Progo dan anggota Gerakan Pramuka se-Kulon Progo.

Melihat permasalahan masyarakat yang saat ini belum sepenuhnya terlepas dari kesulitan perekonomian, gerakan pramuka hendaknya lebih peka dalam mencermati permasalahan. Yaitu dengan melihat permasalahan apa yang ada di masyarakat dan hal apa saja yang dapat dilakukan oleh gerakan pramuka untuk membantu permasalahan tersebut. ”Meskipun nampaknya hal ini sangat klise, namun peran serta gerakan pramuka untu membantu masyarakat akan memberikan dukungan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Di sisi lain, upacara HUT ke-47 Gerakan Pramuka tersebut mengusung nuansa lain. Yaitu, menonjolkan peran jender dalam gerakan pramuka. Dimana para petugas dari pembaca Undang-Undang Dasar, Pancasila, Dasa Dharma sampai pemimpin upacara semuanya diperankan oleh anggota wanita. Usai upacara besar tersebut, Wabup bersama Ketua DPRD dan segenap anggota Gerakan Pramuka yang hadir melakukan penanaman pohon di pinggir Lapangan Wijimulyo, Nanggulan.

Mahasiswi Korea Praktek Lapangan di Kulon Progo

Lima mahasiswi Korea yang berasal dari Busan University mengadakan praktek lapangan di Kabupaten Kulon Progo. Mereka adalah para mahasiswi korea yang mengambil jurusan sastra Indonesia di Busan University. Kelima pelajar tersebut diterima langsung oleh Bupati Kulon Progo H. Toyo S Dipo Selasa (12/8), di Gedung Joglo Pemkab. Dalam kesempatan itu, bupati didampingi oleh Assek II Ir. Agus Anggono, Kepala Dindik Moh. Mastur, Kepala Dipertalaut Ir. Agus Langgeng Basuki dan yang lainnya. Para mahasiswi yang berparas cantik tersebut mengaku sangat terkesan dengan keadaan di Indonesia yang sesungguhnya. Karena ternyata apa yang mereka peroleh di Sekolah tentang keadaan di Indonesia tidak jauh berbeda. Yaitu, keramahan penduduk dan keadaan wilayah yang indah. Meskipun demikian, salah seorang mahasismi mengaku tidak akan mencari jodoh orang Indonesia karena ia tetap tertarik dengan sesama orang korea. Orang Indonesia dengan kulit kecoklatan dan mata yang besar cukup menarik namun saya tetap lebih tertarik dengan orang korea dan tidak akan mencari jodoh orang Indonesia, katanya yang disambut tawa para peserta audensi.