09 Mei, 2008

Warga Taruban Gelar Tayub

Dalam rangka upacara tradisi bersih desa dan luwaran, warga Pedukuhan Taruban Wetan dan Taruban Kulon, Sabtu (10/5) akan menggelar kesenian tayub. Tradisi yang sudah berlangsung rutin setiap tahun itu akan digelar di rumah Dukuh Taruban Wetan, semalam suntuk.

Menurut ketua panitia AG Suryadi, upacara bersih desa dan luwaran merupakan tradisi utuk mengenang jasa tokoh desa tersebut, Ki Gede Tarub. Menurut kepercayaan warga setempat, Ki Gede Tarub adalah seorang tokoh sakti yang mempelopori Desa Taruban. Saat akan meninggal ia berpesan agar warga Taruban mau melestarikan kebiasaan yang dilakukannya, yakni nanggap tayub setelah usai panen padi.

Selain pagelaran tayub, ujar Suryadi, sebagai rangkaian upacara bersih desa, pada Minggu (11/5) akan dilaksanakan kirab sesaji dari rumah Dukuh Taruban Wetan ke Sendang Kamulyan dan makam Ki Gede Tarub. Sendang Kamulyan adalah sumber air yang tak pernah kering sepanjang tahun. Sendang itu sejak jaman dahulu dianggap sebagai tempat keramat oleh warga dan merupakan satu-satunya sumber air bila wilayah desa itu mengalami kekeringan.

Ditambahkan, sebagai kegiatan pendukung juga akan dilakukan pameran seni lukis dan tanaman hias, basar sembako, pasar malam, pertandingan bola voli serta pameran lukisan berukuran 4 x 7 meter.

MINIM SISWA ASAL KULONPROGO BELAJAR DI SMKI

Untuk Menjaring Siswa Baru Sekolah Akan Lakukan Sosialisasi

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kasihan Yogyakarta, Drs.Sunardi mengatakan sejak 1961 hingga sekarang baru tercatat 50 lulusan siswa asal Kulonprogo. Padahal para lulusan sekolah ini mampu menghasilkan orang –orang terkenal di bidang seni baik sebagai dalang maupun seniman dan penari. Bahkan dengan keahlian memainkan salah satu alat musik gamelan saja mampu terbang ke berbagai mancanegara.Tercatat beberapa nama alumni SMKI yang telah dikenal luas masyarakat seperti dalang kondang Ki Suranto, MC Nonot Sebastio yang keduanya asal Sentolo, pelatih Angguk Sri Lestari Kokap Wuryanti dan seorang seniman yang sekarang tinggal di Kanada.

Hal tersebut dikatakan Sunardi dalam Audiensi dengan Bupati Kulonprogo di Ruang Rapat Sekda, Jum’at (9/5). Dalam kesempatan tersebut Kasek SMKI diterima Sekda, Drs.H.So’im,MM mewakili Bupati Kulonprogo.Turut hadir Asek II Ir.H.Agus Anggono, Kadinas Pendidikan Muh Mastur,BA, Kabag Kesra Arief Sudarmanto,SH, Ka Kant Humas Drs.R.Agus Santosa, Kasubdin Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Drs.Sigit Wisnutomo dan Kasie Adat dan Kesenian Disbudpar, Drs.Yudono Hidriatmoko.

“Menggingat keberadaan sekolah yang telah mempunyai banyak fasilitas yang disediakan oleh negara dan juga disediakan beasiswa sehingga sangat dimungkinkan biaya sekolah siswa sedikit sekali, diharapkan dalam tahun ajaran baru yang tinggal menghitung hari, dengan bantuan pemkab untuk sosialisasi di lingkungan sekolah –sekolah, banyak lulusan siswa SMP di Kulonprogo untuk mau melanjutkan sekolah dengan mendaftarkan di SMK N 1, yang pada akhirnya dapat memperbanyak seniman yang berpendidikan formal di kabupaten Kulonprogo,”jelas Sunardi.

Hal senada dikatakan Kasie Adat dan Kesenian Disbudpar Kulonprogo, Drs.Yudono Hindriatmoko yang mengakui minimnya seniman yang berpendidikan formal asal Kulonprogo dibanding daerah lain, sehingga setiap adanya even kegiatan seni seperti Festival Sendratari kesulitan untuk mencari pemain.

Sementara Sekda, Drs.H.So’im,MM menyambut baik keinginan sekolah untuk melakukan sosialisasi sehingga banyak lulusan sekolah di Kulonprogo banyak belajar melanjutkan sekolah di SMK N 1, yang pada akhirnya Kulonprogo tidak kekurangan seniman. Diharapkan sosialisasi selain dilakukan secara tradisional dengan sedikit menampilkan karya lulusan seperti tari, karawitan untuk meyakinkan siswa yang punya minat mendaftar juga dapat dilakukan melalui Teknologi Informasi (TI) sesuai era kemajuan zaman yang sekarang anak sekolah SMP telah banyak mengakses di tempat siswa belajar.