02 Juli, 2008

Pengurus PSTI Kulon Progo Dikukuhkan

Pengurus Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) DIY Cabang Kulon Progo untuk masa bhakti 2008-2011 dikukuhkan. Pengukuhan dan pengambilan janji pengurus baru dilaksanakan Rabu (2/7), di Gedung Kaca komplek pemkab oleh Ketua Umum PSTI DIY Drs. Sukamto. Pelantikan juga dihadiri oleh Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo, Ketua DPRD Kulon Progo Drs. H. Kasdiyono, Ketua Umum PSTI DIY Drs. Sukamto, Ketua KONI Kulon Progo Drs. Djuwardi, Muspida, pengurus dan atlet sepak takraw Kulon Progo.

Pengurus PSTI masa bhakti 2008-2011 menggantikan pengurus lama dengan beberapa perubahan personel yang terjadi. Susunan pengurus terdiri atas, Ketua Umum Arif Sudarmanto, SH, Ketua I,II dan III masing masing : Drs. Sugeng, Drs. Sumiran dan Drs. Indriyanto, Sekretaris Umum Heri Darmawan, Sekretaris I dan II, Tumirah Rahayu,SIP dan Yuliana, SPd, Bendahara I dan II, Drs. Wasih Udiharto dan Sukardi,SPd. Kepengurusan juga di bantu oleh lima bidang yang lain yaitu, Bidang pembinaan prestasi, Bidang Perwasitan pertandingan, Bidang Litbangmas, Bidang Organisasi dan Bidang humas dan usaha dana.

Sementara itu, Bupati Kulon progo H. Toyo Santoso Dipo mengucapkan selamat atas pengukuhan pengurus baru PSTI. Bupati juga merasa bangga dengan prestasi maupun kaderisasi di sepak takraw. Karena kebanyakan atlet sepak takraw masih berusia muda.

Hal itu menujukkan bahwa pengurus sangat memperhatikan pendidikan bagi generasi muda. Dimana generasi generasi muda merupakan generasi penerus yang harus mendapatkan fasilitas dan perhatian. ”Dengan perhatian tersebut generasi muda akan memiliki kegiatan dan bisa menciptakan prestasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” katanya.

Disisi lain, bupati juga mengharapkan agar porsi kaum perempuan baik sebagai pengurus maupun atlet bisa ditambah. Sesuai dengan jumlah penduduk di Kulon Progo yang saat ini juga lebih banyak kaum perempuannya. Hal tersebut akan semakin baik dan bisa menambah kesempatan bagi kaum perempuan. Namun PSTI yang sudah baik itu singkatannya jangan diganti, karena kalau Indonesianya diganti Nasional singkatanya bisa menjasi PERSETAN yang bisa berarti tidak peduli, lanjutnya berkelakar.