08 Mei, 2008

SOSIALISASI PENGEMBANGAN AREAL TEBU RAKYAT

Sektor pertanian termasuk didalamnya bidang perkebunan di Kabupaten Kulonprogo mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta merupakan sector yang paling besar peran kontribusinya dalam pembentukan PDRB dibanding sektor lain. Kondisi tersebut sangat didukung dengan adanya potensi sumberdaya alam yang mempunyai topografi beragam mulai daerah pegunungan, persawahan dan kawasan pesisir.

Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono dalam acara Sosialisasi Pengembangan Pencadangan Areal Tebu Rakyat Musim Tanam 2008/2009 di Gedung Kaca Pemda, Kamis (8/5). Narasumber dari Dinas Pertanian dan Kelautan Subdin Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kulonprogo, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi DIY dan Pabrik Gula Madu Baru Yogyakarta. Turut hadir Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Kulonprogo, Ismartoyo, Ketua Koperasi Petani Tebu, Sudadi, para Kepala Desa, dan Cabang Dinas Pertanian dan Kelautanse-Kulonprogo.

“Dari luas total Kulonprogo 58.627 hektar, yang terbagi atas lahan sawah 10.867 hektar, lahan kering 41.639 hektar dan penggunaan lainnya 6.121 hektar, apabila diperhitungkan dengan jumlah KK tani yang ada kepemilikan lahan petani relative sempit, yaitu kurang dari 1.000 M2, maka pemilihan jenis usaha yang benar-benar mampu memberikan tambahan pendapatan terhadap masyarakat tani merupakan hal yang penting sebagai pertimbangan penetapan program,”kata Mulyono.

Ditambahkan, kompetisi komoditas atas dasar nilai ekonomi yang diusahakan oleh masyarakat, menjadi tantangan terhadap komoditas strategis termasuk salah satunya tebu sebagai salah satu bahan baku gula. Sehingga dalam rangka pengembangannya diperlukan upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan pendapatan petani tebu, antara lain bentuk –bentuk kerjasama kemitraan dan juga perbaikan aspek budidaya untuk meningkatkan rendemen. Hal ini merupakan wujud dukungan pemkab dalam rangka swasembada gula tingkat nasional di tahun 2010.

“Realisasi areal tanaman tebu di Kulonprogo MT 2007/2008 seluas 612,5 hektar, atau 76,56% dari pencadangan areal untuk MT sebesar 800 hektar, sedang MT 2008/2009 dicadangkan areal sebesar 891 hektar. Diharapkan ada langkah konkret dari PG selaku mitra petani tebu, baik aspek kemitraan maupun aspek budidaya sehingga rencana areal terealisasi dan yang penting pendapatan petani lebih meningkat, sehingga masyarakat tani akan lebih tertarik memilih usahatani tebu,”harap Mulyono.

Sementara General Manager Madu Baru Yogyakarta, Rahmat Edy Cahyono memperkirakan kebutuhan gula masyarakat DIY mencapai 45.000 ton, sedangkan hasil produksi gula dari petani tebu baru mampu memenuhi 38.000 ton. Sehingga masih diperlukan usaha untuk memperluas areal lahan tebu, meski pemerintah dalam tata niaga gula memberikan pajak rendah bagi gula impor.