10 November, 2008

PERINGATAN HARI PAHLAWAN

Mensos : Semangat Kepahlawanan Jadi Inspirasi Atasi Masalah Bangsa

Menteri Sosial, H. Bachtiar Chamsyah, SE.mengatakan Semangat dan nilai kepahlawanan yang ditunjukkan dalam pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya tersebut hendaknya dapat kita petik hikmahnya dan dapat menjadi inspirasi untuk mengatasi berbagai masalah bangsa, seperti masalah kemiskinan, pengangguran, kesehatan, pendidikan, narkoba, konflik/kerusuhan antar warga, ancaman gerakan separatis yang dapat mengarah pada gejala disintegrasi bangsa ataupun masalah lain yang melibatkan hubungan dengan negara lain dan sebagainya.

Hal tersebut dikatakan Mensos dalam sambutan tertulis yang dibacakan Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo pada Upacara Peringatan Hari Pahlawan tahun 2008 di Alun-alun Wates, Senin (10/11). Upacara diikuti Wakil Bupati Drs.H.Mulyono, Ketua DPRD Kulonprogo Drs.Kasdiyono, Muspida, Sekretaris Daerah, dan kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sedangkan peserta terdiri TNI/POLRI para PNS, pelajar SMP,SMA, Pramuka..

”Masalah tersebut diatas tentunya memerlukan penanganan yang serius dan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, namun menjadi tanggung jawab segenap elemen bangsa. Dengan menghayati dan mengamalkan nilai kepahlawanan, sebagaimana yang telah ditunjukan para pejuang bangsa, maka setidaknya kita dapat mengurangi atau mengatasi permasalahan bangsa,”kata Menteri yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan ini.

Namun Mensos menyadari semua itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, memerlukan proses panjang dan memerlukan kesadaran kita agar memiliki kepedulian yang tinggi, untuk menolong sesama yang memiliki kekurangan atau yang membutuhkan. Apabila semangat dan nilai kepahlawanan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari diri sendiri dan lingkungan yang terkecil, maka bukan hal yang mustahil, kedepan kita dapat mengatasi berbagai permasalahan bangsa yang menghadang dan dapat menjadi bangsa yang besar, bangsa yang maju, yang dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

”Marilah mulai detik ini kita niatkan dalam hati membangun negeri dengan dilandasi semangat dan nilai kepahlawanan sesuai dengan kemampuan dan profesi kita masing –masing. Sebagai pelajar misalnya, hendak belajar sungguh-sungguh dan giat agar kelak dapat membangun negeri mulai ilmu atau teknologi yang kelak dikuasainya. Sebagai biokrat, hendaknya dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dan tidak melakukan korupsi yang dapat merugikan negara dan bangsa. Sebagai aparat penegak hukum, hendaknya dapat bersikap adil dan dapat menjadi pengayom serta memberikan rasa aman bagi masyarakat, demikian seterusnya, kita berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik sesuai dengan profesi kita masing-masing dengan selalu mengedepankan kepentingan rakyat banyak dibanding kepentingan pribadi atau golongan,”harap Bachtiar diakhir sambutannya.

Usai upacara Bupati, Wabup, Ketua DPRD,Muspida dan kepala-kepala SKPD melanjutkan ziarah yang dibagi dua lokasi di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giripeni Wates, dan Makam Pahlawan Nyi Ageng Serang di Kecamatan Kalibawang.

PANEN BANDENG DI TRISIK

Petani Keluhkan Peralatan Tangkap

Panen Bandeng oleh kelompok budidaya Bandeng “Tani Maju 2 “Trisik di Tegongan, Minggu (9/11) berlangsung meriah dengan banyaknya pengunjung yang sengaja datang baik sekedar melihat maupun membeli langsung hasil panenan. Lokasi budidaya berupa genangan air laut yang berbentuk kolam dan tidak pernah kering sepanjang tahun ini berada 100 meter di sebelah timur objek wisata pantai Trisik.

Panen dilakukan oleh 39 anggota kelompok tani sejak pagi hingga siang hari dengan cara menggiring ikan hingga ke tepi melalui jaring yang dibentang di sisi kanan kiri kolam hingga mendekati genangan air yang rendah selanjutnya ditangkap dengan jaring, untuk kemudian ditampung di tong-tong plastik.

Menurut seksi pemasaran kelompok tani Ngatimin, ikan Bandeng Laut yang dipanen, ditebarkan benihnya Mei lalu yang modalnya swadaya kelompok tani masing-masing sebesar Rp.300.000,- .Bibit yang didatangkan dari Brebes dan Jepara ini pemeliharaanya sangat mudah karena hanya mengandalkan dari biota laut, tanpa perlu menambah makanan tambahan.

“Usaha ini hanya sampingan dari sebelumnya menanam padi maupun berkebun di sawah, karena mendapat informasi dari media tentang budidaya banding, kemudian melakukan stydy banding ke Jepara. Akhirnya kami sepakat memanfaatkan genangan air laut ini, “kata Ngatimin yang sedang sibuk mencatat hasil panen usai ditimbang, untuk melayani pembeli dari para pengunjung maupun pedagang.

Menurutnya, dalam pemasaran pun tidak ada masalah, banyak pedagang dan pengunjung yang membeli terutama dari Congot yang nantinya dikirim ke Semarang. Harganya Rp.14.000,- perkilonya yang berisi 4-5 ekor. Hasil bandeng Trisik kualitasnya lebih baik daripada daerah lain, karena berpasir tidak berbau tanah.

Meski terbilang sukses dalam budidaya ikan Bandeng laut, namun kelompok ini masih mengeluhkan minimnya sarana untuk melakukan panen. Alat yang hanya sederhana, hasil panen menjadi tidak maksimal, banyak ikan-ikan yang masih banyak lolos dari jaring, terutama di lokasi yang kedalamannya sampai 2,5 meter. Untuk membeli peralatan yang sempurna maupun standar harganya mahal, kelompok belum punya modal.

.