04 April, 2008


Potensi Produksi Ikan Pelabuhan Perikanan Karangwuni 27 Ribu Ton Lebih

Bila sudah beroperasi secara efektif, Pelabuhan Perikanan Karangwuni Kulon Progo diproyeksikan akan mampu menghasilkan ikan laut sebesar 27.609, 3 ton pertahun, dengan nilai ekonomi mencapai Rp. 277 miliar. Dan akan dapat menampung kapal sekitar 400 buah berukuran 3 hingga di atas 30 gros ton.

Demikian dikatakan peneliti dari Pusat Studi Sumberdaya Teknik (Pustek) Kelautan UGM Yogyakarta Dr Latif Sahubawa saat beraudensi dengan Bupati Kulon Progo H Toyo Santoso Dipo, Jumat (4/4) di gedung Joglo Pemkab. Audensi itu dihdiri oleh Kepala Pustek UGM Prof Dr Kamiso HN MSc dan staf serta Asek II Setda Ir agus Anggono, Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Ir Agus Langgeng Basuki dan beberapa pejabat Pemkab.

Potensi itu jauh lebih tinggi dari jumlah ikan yang dihasilkan nelayan saat ini yang baru mencapai 419,40 ton pertahun atau senilai 2,410 M. Menurut dia, hal itu disebabkan saat ini nelayan Kulon Progo semuanya masih menggunakan perahu motor tempel (PMT) dengan ukuran kecil. Padahal potensi ikan di Samudra Indonesia berada di luar Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang belum dapat dijangkau nelayan tradisional. Di kawasan tersebut banyak terdapat ikan tuna yang harganya tinggi, katanya.

Ditambahkan dibanding beberapa sentra Pelabuhan Perikanan di Pulau Jawa selatan, seperti Pangandaran, Cilacap, Gunungkidul, Pacitan dan Trenggalek, Kulon Progo memang masih relatif ketinggalan. Baik untuk dukungan infrastruktur, penguasaan teklnologi oleh nelayan maupun jumlah produksinya. Di Trenggalek, kata dia, pada tahun 2006 jumlah produksi sudah mencapai 23.603 ton sedang Cilacap 6.475,15 ton pertahun. “Namun kalau nanti pelabuhannya sudah jadi, Kulon Progo akan menjadi yang terbesar di pantai selatan Pulau Jawa,” tandas peneliti muda yang baru saja melakukan riset komparatif tentang potensi perikanan laut di kawasan Samudera Indonesia tersebut.

Sedang Prof Kamiso menyatakan, potensi perikanan laut di wilayah Indonesia memang sangat besar. Namun demikian bangsa ini belum bisa memanfaatkan secara optimal. Sebagian besar justru dinikmati oleh orang luar dengan cara dicuri. “Konon nilai yang dicuri setiap tahun mencapai Rp. 40 trilyun,” ungkapnya.

Hal ini, katanya, perlu disikapi oleh semua pihak. Antara lain dengan mensosialisasikan opini masyarakat bahwa perikanan itu penting bagi kehidupan. “Teknologi dan modal itu relative mudah diupayakan namun meyakinkan masyarakt bahwa perikanan itu penting sangat sulit,.” Ujarnya.

Sementara menurut Kasie Kelautan pada Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Kulon Progo Eko Purwanto,APi, saat ini pembangunan Pelabuhan Perikanan Karangwuni sudah mencapai sekitar 70 %. Tahun ini akan dibangun break water bagian timur tahap I serta pengerukan dermaga. “Bila dermaga sudah dikeruk otomatis pelabuhan bisa beroperasi, yang direncanakan mulai tahun 2009 mendatang,” terangnya.

KABUPATEN OKU SUMUT DAN KARANGASEM BALI KE KP

Dalam waktu bersamaan , Pemkab Kulonprogo menerima tamu dari dua kabupaten yang bersebarangan di pulau Jawa. Dari barat pulau Sumatera, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Ogan Komiring Ulu Selatan Propinsi Sumatera Utara yang melakukan study banding tentang upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan 75 Kaur Keungan Desa se kabupaten Karangasem Propinsi Bali tentang pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD).

Kedua rombongan di sambut Wakil Bupati Kulonprogo Drs.H.Mulyono dan perwakilan SKPD di Gedung Kaca Pemkab, Jum’at (4/4).

Ketua Komisi III OKU Selatan, Meriadi,SH mengatakan keberadaan OKU Selatan merupakan hasil pemekaran kabupaten OKU empat tahun yang silam, karakteristik dan masyarakat yang sama dengan Kulonprogo namun disisi Pendapatan Daerah khususnya PAD masih minim, baru mencapai Rp.5,3 M dalam target penerimaan 2008. Sehingga maksud kedatangan ingin mencari masukan dalam meraih peningkatan PAD seperti yang diraih Kulonprogo yang telah mencapai Rp.30 M lebih.

Sementara Kabag Pemerintahan Desa Setda Karangasem Bali, I Gusti Nyoman Arya Sulang,SH yang memimpin rombongan dari Bali mengatakan kedatangan ingin mengetahui lebih dalam tentang pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) yang meningkat tajam di APBD Karangasem. Dalam tahun 2008 dianggarkan Rp.18,6 M sehingga setiap desa rata-rata mendapatkan dana ADD Rp.190 juta hungga Rp.330 juta.

Wakil Bupati Drs.H.Mulyono dalam sambutannya mengatakan pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 menunjukkan adanya pertumbuhan yang menggembirakan. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 pada tahun 2006 sebesar Rp 1.524.848.000.000,- (satu setengah trilyun lebih ) atau mengalami pertumbuhan ekonomi 4,05 % dari tahun 2005 sebesar Rp. 1.465.477.000.000,- (satu koma empat trilyun lebih). Sementara itu Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2006 sebesar Rp 2.414.960.000.000,- (dua koma empat trilyun lebih) dan PDRB per kapita Kabupaten Kulon Progo mengalami kenaikan dari tahun 2003 sampai dengan 2006. Pada tahun 2006 PDRB per kapita Kulon Progo sebesar Rp. 6.455.179,- .

“Keberhasilan pelaksanaan pembangunan manusia di Kabupaten Kulon Progo juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang pada tahun 2005 mencapai 71,53 dan tahun 2006 naik menjadi 71,98. Kenaikan tersebut didukung adanya kenaikan komponen IPM yaitu indeks harapan hidup, indeks pendidikan dan indeks daya beli,”katanya.