12 Juni, 2008

Banyak Hasil Pembangunan Yang Rusak Akibat Kepentingan Parsial

Berbagai kepentingan terselubung yang bersifat parsial atau hanya untuk perorangan dan kelompok tertentu membuat suasana yang semula kondusif menjadi tak terkendali. Munculnya hal tersebut juga tak jarang membawa dampak yang buruk bagi perkembangan pembangunan. Seperti, adanya demonstrasi yang ditunggangi oleh kepentingan tertentu sehingga demonstrasi yang sebenarnya merupakan salah satu cara mengungkapkan aspirasi berubah menjadi tindakan yang bersifat anarkhis.

Sikap anarkhis tersebut lalu berubah menjadi tindakan perusakan berbagai infrastruktur dan fasilitas umum yang merupakan salah satu dari hasil pembangunan. Untuk itu, kita harus selalu bisa menjaga kearifan lokal yang selama ini telah ada dan menjadi budaya yang adiluhung bangsa kita. Salah satu kearifan lokal tersebut adalah rasa persatuan dan kegotong royongan yang selama ini telah mengakar di masyarakat. Karena membangun secara gotong royong dan bersama-sama bisa menumbuhkan rasa memiliki serta keinginan untuk selalu menjaga, merawat dan melestarikan.

Demikian dikatakan oleh Wakil Bupati Kulon Progo Drs. H. Mulyono Rabu (11/6), dalam acara Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tahun 2008 di Balai Desa Hargotirto, Kokap. Dalam kesempatan tersebut, Wabup hadir bersama dengan beberapa pejabat pemkab yang lain seperti, Kepala Dinas Dukcapil kabermas Drs. Sarjana, Kepala Dinkes dr. Lestaryono, Kepala BPKD Suta’at,AK, Kepala Kantor KPT Sri Utari,SH, Camat Kokap Dra. Sri Utami,M.Hum dan yang lain.

Yang terjadi sekarang, kebanyakan orang hanya bisa bicara masalah persatuan dan kegotong royongan. Namun mereka tidak bisa mengaktualisasikan sikap persatuan dan kegotong royongan tersebut kedalam kegiatan yang sesungguhnya. “Sehingga kita sebagai generasi penerus harus mampu untuk menjaga dan memelihara rasa kegotong royongan tersebut dalam melaksanakan berbagai pembangunan di daerah ini,” katanya.

Karena sebenarnya saat ini posisi yang kita jalani adalah sebagai sebuah generasi peralihan. Yaitu, antara generasi pendahulu yang selalu berpegang dan berusaha mengahargai budaya dan generasi sesudah kita yang selalu berfikir tentang perkembangan kedepan. Sehingga sebagai sebagai sebuah mata rantai kita harus mampu memberikan contoh dan juga mengajarkan tentang pentingnya persatuan dan kegotong royongan kepada generasi penerus, lanjut Wabup.

Di sisi lain, agar sebuah daerah mampu bersaing dalam mewujudkan pembangunan yang sesuai dengan kepentingan masyarakat, daerah membutuhkan seorang figur pemimpin yang benar-benar tepat. Misalnya, dalam menentukan wakil rakyat, selayaknya daerah bisa memilih putra terbaik untuk duduk dalam lembaga perwkilan. Karena seorang putra daerah ia akan paham bagaimana kehidupan dan keinginan masyarakat di daerahnya. “Seperti misalnya, kita sebagai warga kokap kita juga harus mengutamakan untuk memilih wakil yang dari Kokap. Jangan memilih wakil kita dari daerah lain. Karena bagaimanapun yang dari daerah lain itu pasti lebih mengutamakan daerahnya dibanding Kokap,” tandas Wabup.

Dalam kesempatan itu, BBGRM juga diisi dengan meninjau berbagai kemajuan pembangunan yang selama tahun 2007-2008 dilaksanakan di Kecamatan Kokap. Seperti, peternakan kelinci, ikan lele, kambing PE, pembuatan pupuk organik, pembangunan jalan cor blok, mushola dan kegiatan belajar mengajar untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Sementara itu, Camat Kokap Dra. Sri Utami,M.Hum mengatakan bahwa berbagai kegiatan tersebut didanai dengan anggaran sharing. Yaitu, dari pemerintah pusat, provinsi maupun Kabupaten Kulon Progo. Melalui dana-dana program seperti, P2KP, PNPM Mandiri maupun dana penguatan modal usaha.

Secara umum, program-program pembangunan tersebut telah berhasil dilaksanakan dengan baik dan benar-benar telah memberikan manfaat kepada masyarakat di Kecamatan Kokap. Namun banyaknya program pembangunan yang telah digulirkan ternyata belum mampu mencakup secara keseluruhan dari berbagai rencana pembangunan di masyarakat. “Banyak program pembangunan yang sangat urgen namun sampai saat ini belum terlaksana. Seperti, pemerataan penerangan listrik, pengaspalan jalan, penguatan modal kelompok, penyediaan bibit tanaman pangan berkualitas serta pembangunan sarana air bersih,” katanya.