31 Oktober, 2008


MASKOT PERAHU MANUNGGAL TAK BANYAK DIKENAL

Maskot Perahu sebagai icon pameran Manunggal Fair 2008 tak banyak dikenal oleh para pengunjung. Perahu hasil karya sanggar seni Beda Gaya yang ditempatkan pada gapura utama pintu masuk, tak banyak diperhatikan oleh pengunjung yang setiap hari memenuhi arena di seputar Alun-alun Wates. Meski sebagain besar pengunjung mengetahui tema pameran kali ini mengangkat potensi laut dengan maskot Perahu namun mereka tak tahu mascot berada.. Adanya stand- stand yang menampilkan replica perahu seperti yang terpajang di stand SMKN 1 Temon yang bersebalahan dengan gapura pintu masuk maupun miniature perahu di secretariat panitia penyelenggara, yang menurut mereka maskot pameran.

Hal ini seperti dituturkan Paiman warga Salamrejo,Sentolo yang mengunjungi pameran, untuk sengaja melihat mascot Perahu namun yang ditemui hanya perahu yang ada stand-stand pameran. “Maskot Perahu itu tempatnya dimana to mas, kok saya ndak melihat, yang ada hanya perahu-perahu di stand sekolah dan di secretariat panitia, apa yang ada di panitia ini ya ,”kata Paiman yang kebetulan mampir di secretariat panitia usai mengelilingi Alun-alun Wates bersama keluarganya, Jum’at (31/10).

Hal yang sama diakui Ngatinem yang jauh-jauh datang dari Hargotirto, Kokap untuk menyaksikan dari dekat pameran yang menampilkan mascot Perahu. Semenjak dari rumah ia sudah membayangkan akan adanya sebuah perahu besar yang berada di lokasi pameran. Tidak hanya Ngatinem yang membayangkan adanya bentuk perahu besar sebagai mascot, sebagian besar pengunjungpun pun punya bayangan yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa masih teringat jelas dibenak warga masyarakat Kulonprogo, setiap digelar pameran seperti tahun –tahun sebelumnya selalu menampilkan hasil karya masyarakat dalam wujud yang besar, seperti Gunungan Gula Jawa Raksasa yang mampu tercatat di Museum Rekor Indonesia pada saat digelar pameran 2001 silam, kemudian secara berturut-turut pada penyelenggaraan berikutnya yang menampilkan mascot, Vas Bunga dari bahan Agel, Angklung , dan Kuda Kepang.

Ketua penyelenggara Agus Santosa yang dimintai tanggapannya mengaku memaklumi apabila mascot yang ditampilkan dalam pameran kali ini tidak banyak diketahui oleh pengunjung. Sebagai ketua memang sebelumnya tidak punya gambaran bentuk perahu yang menjadi mascot. Pembuatan dan bentuk diserahkan sepenuhnya kepada seksi mascot dan seniman yang diajak untuk kerjasama. “Kami memang tidak punya pandangan bahwa bentuknya harus perahu seperti ini, tetapi kami serahkan kepada mereka para seniman yang tahu akan bentuk dan seninya, sehingga mampu menarik pengunjung untuk menyukseskan tema bahari dalam pameran ini,”kata Kepala Kantor Humas Kabupaten Kulonprogo yang mantan Camat Galur.


Kasus Perusakan Hutan di DIY Menurun

Sejak 5 tahun terakhir, jumlah kasus perusakan hutan Negara di wilayah di DIY terus mengalami penurunan. Pada tahun 2004 terdapat 178 kasus, 2005 75 kasus, 2006 38 kasus dan tahun 2007 turun lagi menjadi 28 kasus. Diperkirakan pada tahun 2008 ini jumlah kasus akan lebih kecil dari angka terakhir.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Pemangkuan Wilayah Hutan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi DIY, Ir Parwidi MSi, pada Sosialisasi Keamanan Hutan di aula Subdin Hutbun Dinas Pertanian dan Kelautan Kulon Progo, Kamis (30/10). Selain Parwidi, sosialisasi yang diikuti oleh pengurus paguyuban pedagang kayu dan kelompok pengelola hutan rakyat se Kulon Progo itu juga menampilkan narasumber Kasi Bina Usaha Subdin Hutbun Kulon Progo Ir Trenggono Trimulyo, MT dan Kompol Veronika dari Polda DIY.
Menurut Parwidi, penurunan kasus tersebut disebabkan masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya fungsi hutan serta meningkatnya partisipasi dalam pengelolaan hutan. Warga yang tinggal di pinggir hutan, kata dia, tidak lagi hanya memanfaatkan hutan dengan menebang kayu namun dengan melakukan kegiatan produktif yang tidak merusak, seperti memelihara lebah, katanya.
Ditambahkan, perubahan sikap masyarakat tersebut sangat positif dalam rangka pelestarian hutan dan sesuai dengan harapan pemerintah. “Untuk menangani perusakan hutan kami memang tidak hanya menggunakan pendekatan hukum. Namun lebih mengedepankan pendekaan sosial dan ekonomi. Ternyata hasilnya justru lebih baik,” terang Parwidi seraya menambahkan bahwa luas hutan negara di DIY saat ini ada 18.000 ha.
Lebih jauh Parwidi menyatakan, untuk menjaga pelestarian hutan pihaknya memprioritaskan pengembangan sistem dan manajemen. Sebab saat ini sarapa prasarana dan pegawai yang ada di instansinya sangat minim.
“Saat ini kami hanya memiliki 1 mobil patroli dan 227 petugas lapangan. Idealnya dengan hutan seluas 18.000 ha memerlukan petugas lapangan setidaknya sekitar 380 orang,” tandasnya.
Sementara, Trenggono mengatakan, hutan di Kulon Progo sebagian besar merupakan hutan rakyat dengan luas mencapai 25.400 ha. Sementara hutan negara hanya seluas 1.037 ha.
Dari luasan itu, katanya, potensi produksi kayu sebesar 100.000 kubik pertahun. Dan yang ditebang masyarakat rata-rata baru 40.000 kubik, dengan 33.000 kubik di antaranya dijual ke luar daerah.
Dengan kondisi ini, menurut Trenggono, jumlah pohon di Kulon Progo tidak mengalami penurunan, tetapi malah bertambah. Sehingga kualitas lingkungan, terutama untuk mencegah tanah longsor serta penyerapan dan penyediaan sumber air, semakin baik. “Terbukti sejak beberapa tahun terakhir, kekeringan dan banjir di wilayah Kulon Progo intensitasnya terus mengalami penurunan,” ujarnya.

BUPATI LEPAS LARI MANUNGGAL XXII

Ivan Budi Aji Gunung Kidul Finish Tercepat

Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo, Jum’at pagi (31/10) melepas lari Manunggal XXII dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kulonprogo ke-57 di Lapangan Ngeseng Sentolo. Lomba Lari kali ini diikuti oleh warga masyarakat Kulonprogo dan DIY seperti Bantul, Sleman dan Gunungkidul. Selain Bupati turut memberangkatkan pelari, Wakil Bupati Drs,H.Mulyono, Ketua DPRD Kulonprogo Drs.H.Kasdiyono dan Muspida.

Sukiman,S.Pd dalam laporannya menjelaskan peserta yang meramaikan Manunggal dari kelompok pelajar SD putra 115 orang dan putrid 84 orang khusus lokal Kulonprogo, SMP diikuti 152 orang putra dan 46 orang putri khusus lokal Kulonprogo. Sedang tingkat SLTA/umum untuk lingkup DIY putra 80 orang dan putrid 48 orang. Beregu diikuti 9 regu.

“Lari 10 km menempuh rute Lapangan Ngeseng Sentolo Pertigaan Kenteng ke Barat- Milir-Margosari dan Finish di depan kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata khusus pelajar SD finish hanya di Pertigaan Kenteng yang berjarak 5 km,” terang Sukiman.

Ditambahkan, disamping memperebutkan Trophy bergilir Bupati Kulonprogo, bagi para juara mendapatkan piagam dan uang pembinaan total Rp.6,5 juta serta doo prize.

Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo dalam sambutannya sebelum melepas peserta lari mengatakan kegiatan ini adalah untuk mengenang peristiwa bersejarah yang terjadi 57 tahun yang silam, ketika kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Sentolo dan Kabupaten Adikarto yang beribukota di Wates Manunggal menjadi satu dengan nama Kabupaten Kulonprogo yang beribukota di Wates.

“Disamping itu untuk mendorong para atlit dan bibit atlit pelari Kulonprogo untuk lebih berprestasi serta menumbuh kembangkan minat masyarakat khususnya generasi muda pada olahraga lari,” katanya.

Hasil sementara lomba untuk tiga besar, Ivan Budi Aji dari Spirit Kabupaten Gunung Kidul berhasil mencapai finish tercepat dengan waktu 41,14 menit, disusul urutan kedua Wahono dari Pakem Kabupaten Sleman dengan catatan waktu 41,34 menit dan ketiga Tego dari Kabupaten Bantul dengan waktu 44,26 menit.

30 Oktober, 2008


Habiskan 150 Kg Kapur dan 50 Kg Gypsum

KAPUR TULIS TERBESAR MASUK MURI

Untuk yang kedua kalinya prestasi warga masyarakat Kulonprogo berhasil dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI), kali ini berupa Kapur Tulis terbesar hasil karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Panjatan. Sebelumnya MURI telah mencatat hasil karya Kulonprogo berupa Tumpeng dari bahan Gula Jawa.

Pemberian penghargaan kepada pihak sekolah diserahkan langsung Etty salahsatu staf MURI, di lokasi Kapur Tulis Terbesar yang berada di Stand SMKN 1 Panjatan pada pameran Manunggal Fair di Alun-alun Wates, Kamis siang (30/10). Pemberian disaksikan para guru, siswa dan pengunjung.

Kapur Tulis yang mampu mencatatkan diri di MURI ini, berukuran panjang 2,5 meter, dengan diameter besar 36 centimeter dan diameter ujung 27 centimeter. Proses pembuatan cetakan dikerjakan oleh lima siswa selama dua jam, pembuatan campuran oleh sepuluh siswa selama 25 menit, pencetakan dikerjakan 15 siswa selama 30 menit. Bahan cetakan menggunakan seng foil ukuran 90 cm X 5 m, bendrat dan paku keeling, bahan kapurtulis menggunakan 150 kg kapur dan 50 kg gypsum, ditambah air sekitar 30 liter.

Khomarudin,SPd, salah seorang guru pemandu menjelaskan dipilihnya kapur tulis karena bahan utama pembuatan kapur dan gypsum potensi di Kulonprogo sangat banyak apabila dimanfaatkan untuk pembuatan kapur tulis yang sampai saat ini masih digunakan sebagai media dan sarana pembelajaran di sekolah-sekolah.

“SMKN 1 Panjatan sebagai satu-satunya sekolah kejuruan yang punya program study keahlian kimia industri diharapkan mampu mengembangkan teknik kimia untuk dimanfaatkan bagi kehidupan masyarakat pada umumnya,”jelas Khomarudin pengajar di sekolah yang baru berdiri 16 bulan ini.

Dengan mampu mencatatkan diri di MURI, ia berharap selain dapat menjadi kebanggaan sekolah juga mampu memacu semangat belajar siswa, memotivasi untuk menciptakan prestasi-prestasi di masa yang akan datang serta merangsang kreativitas siswa untuk mengembangkan inovasi teknologi.

TMMD MENGASPAL JALAN 1.500 M

TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-81, Sengkuyung dan Imbangan di wilayah Kulon Progo yang dilaksanakan di Desa, Sidomulyo, Kecamatan Pengasih telah selesai dan ditutup Kamis (30/10), melalui sebuah upacara oleh Bupati H Toyo Dipo dilapangan desa setempat.

TMMD ini berhasil melaksanakan pengaspalan jalan sepanjang 1.500 meter dengan lebar 3 m. Selain itu, kegiatan yang dilakukan selama 21 hari efektif (10/10 – 30/10) itu juga berhasil menyelesaikan pembuatan talud/bangket 0,3 X 1 X 100 meter, 1 unit gorong-gorong dan 1 unit penyempurnaan gardu ronda.

Komandan Kodim 0731 Kulonprogo selaku Dan Satgas Letkol Inf.I Made Sukarya saat upacara penutupan memberikan laporan seluruh kegiatan .. Upacara tersebut dihadiri Wabup Drs H Mulyono, serta pejabat Pemkab, Kodim dan Polres.

Merupakan rangkaian upacara dilakukan penandatanganan serah terima naskah hasil kegiatan oleh Dan Dim kepada Bupati Kulonprogo dan dilanjutkan peninjauan ke lokasi.

Dalam bidang non fisik, dilaporkan oleh Sukarya, kegiatan yang dilaksanakan berupa pemberian bimbingan, penerangan dan penyuluhan kepada masyarakat. Yakni untuk bidang pembinaan menta, kamtibmas dan pekat, penyuluhan wawasan kebangsaan, penyuluhan PKBN, penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat dan hiburan. Dilaporkan, manfaat proyek adalah untuk meningkatkan kelancaran sarana transportasi perekonomian, memfungsikan sistem drainase, meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat, membudayakan sistem pam swakarsa, meningkatkan pengetahuan kesadaran bernegara.

“Untuk kegiatan fisik setiap hari dikerahkan tenaga kerja rata-rata dari TNI 30 orang dan masyarakat setempat 50 orang,” papar Sutoyo.

Dalam amanatnya tertulis Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Haryadi Soetanto, yang dibacakan Irup Bupati H Toyo S Dipo, antara lain menyatakan dengan selesainya pelaksanaan TMMD, diharapkan hasil pembangunan fisik yang telah dicapai dapat dipelihara atau dikembangkan pemerintah daerah dan masyarakat,. “Sehingga bisa lebih bermanfaat bagi rakyat. Sedangkan yang non fisik berupa pembekalan pengetahuan praktis agar tidak hanya menjadi pengetahuan semata. Namun harus benar-benar dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan nyata sebagai warga negara yang memiliki tanggung jawab kepada bangsa dan negara,” tandas Pangdam.

Pangdam menyadarai, bahwa hasil pelaksanaan operasi TMMD yang telah dicapai belum dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. “Namun demikian, terlepas dari berbagai keterbatasan yang ada dalam kegiatan TMMD kali ini, saya yakin bahwa segenap prajurit TNI beserta komponen pelaksana dan pendukung lainnya dilapangan, telah berupaya dan bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai sasaran program sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya,”kata Pangdam.


Dukcapilkabermas Tidak Membuka Layanan Akte di Pameran

Masyarakat Menilai Pembuatan Akte Lebih Cepat


Kesadaran masyarakat Kulonprogo untuk mendapatkan Akte khususnya kelahiran sangat besar. Hal ini terlihat dari antusias warga untuk mendapatkan akte melalui pameran Manunggal Fair yang digelar di Alun-alun Wates. Setiap hari selama berlangsung pameran selalu ada pengunjung yang menanyakan lokasi stand Catatan Sipil tempat membuat Akte Kelahiran. Namun beberapa warga tersebut urung untuk mengurus Akte karena Catatan Sipil yang berada di bawah Dinas Dukcapilkabermas sebagai pembuat Akte tidak membuka layanan pembuatan Akte kelahiran di stand pameran.

Heri dan Haryono yang setiap hari bertugas di ruang informasi pameran selalu ditanya oleh beberapa pengunjung yang menanyakan lokasi stand tempat untuk pembuatan Akte Kelahiran. “Setiap hari disini selalu ada yang datang menanyakan stand yang membuat pelayanan Akte Kelahiran, ya.saya.jawab tidak ada, dan saya berikan informasi untuk bisa datang di Catatan Sipil Dinas Dukcapilkabermas, sekarang di kantor juga bisa cepat selesai,” tutur Heri yang baru saja kedatangan pengunjung Wisto Widodo bersama istri Jumariah beserta putranya Irfan Kurnianto warga desa Sukoreno Kecamatan Sentolo yang menanyakan lokasi stand layanan Akte Kelahiran.

Masih tingginya minat masyarakat untuk membuat Akte Kelahiran di pameran, karena imej /pandangan masyarakat membuat Akte di stand pameran lebih praktis cepat selesai dibanding harus datang di kantor Catatan Sipil. “Karena kalau membuat Akte di pameran bisa sehari atau dua hari selesai seperti terjadi pada tahun lalu saat pelayanan Akte ikut pameran, kalau di kantor waktunya lama sekali, “kata Wisto.

Adanya beberapa warga masyarakat yang kecele mencari Akte tersebut, Kepala Dinas Kependudukan Catatan Sipil Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (Dukcapilkabermas) Kabupaten Kulon Progo, Drs.Sarjana Kamis (30/10) mengatakan tidak adanya layanan pembuatan Akte Kelahiran di Stand pameran Manunggal Fair karena lebih menfokuskan pada layanan di Kantor yang terkait dengan keberhasilan meraih sertifikat ISO 9001 : 2000 bidang pelayanan public dan tenaga yang terbatas apabila harus dibagi untuk dua tempat tersebut. Sehingga warga masyarakat yang menanyakan layanan Akte di lokasi pameran pada saat jam kerja dipersilahkan dapat langsung datang di Catatan Sipil, dengan pelayanan yang sama seperti pada saat membuka layanan di pameran pada tahun-tahun lalu. Namun demikian adanya antusiasme masyarakat, tidak menutup kemungkinan di tahun –tahun mendatang akan dipikirkan untuk kembali membuka layanan di lokasi pameran.

“Terkait ISO 9001 :2000 , untuk tahun ini tidak ikut serta pameran, namun akan kita kaji masukan dari masyarakat tersebut, yang penting di informasikan adalah bahwa sekarang ini layanan di kantor apabila semua syarat lengkap bisa selesai seperti pada saat masyarakat mengurus di stand pameran,”terang mantan Camat Kalibawang yang hobi olahraga tennis lapangan..

29 Oktober, 2008

GALUR JUARA UMUM STQ

Kafilah Kecamatan Galur berhasil meraih juara umum Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat Kabupaten Kulonprogo yang digelar sehari di Kecamatan Sentolo Rabu (29/10). Sementara juara kedua kecamatan Wates dan ketiga kecamatan Temon. STQ ditutup oleh Sekda Kulonprogo Drs.H.Soim,MM dengan memberikan hadiah kejuaraan kepada peserta lomba.

Hasil selengkapnya juara I-III golongan Tartil anak-anak putra M.Sirojul Choir (Panjatan), Irfan Hendriyanto (Kalibawang), Ilham Hudayawan (Galur). juara I-III golongan Tartil anak-anak putri Sofia Latifa (Lendah), Puji Lestari (Girimulyo), Ling-ling Siki Kinasih (Temon). juara I-III golongan Tilawah anak-anak putra Nahrul Pintoko Aji (Temon), Ilham Rahmada Putra (Galur), Galih Wisnu Aji (Nanggulan). Juara I-III golongan Tilawah anak-anak putrid Praktisi Puspita (Kalibawang), Ayu Khusnul Khotimah (Nanggulan), Rai Azizah Agsri (Wates).

Juara I-III Tilawah remaja putra M.Faturrahman (Girimulyo), Muh Romdhon (Pengasih), Sadam (Kokap), juara I-III Tilawah remaja putri Iftitah Ari A (Wates), Ichwayati (Wates), Riyana Jita R (Lendah). Juara I-III Tilawah dewasa putra Ayib (Kokap), Nadzirun (Wates), Paidjo (Kalibawang). Juara I-III Tilawah dewasa putri Heni Riana (Sentolo), Dewi KH (Kokap), Karomah (Panjatan). Juara I-III Tahfizh 1 Juz dan Tilawah putra Syafik Failasaf (Samigaluh) Mudzakir (Sentolo) Ahmad Khafid (Pengasih) juara putrid, Nisfi Laila Maghfiroh (Wates) Rofiqotul Husna (Temon) Arista KH (Sentolo). Juara I-III Tahfizh 5 juz dan Tilawah putra Anggit (Wates), Muh Sinun (Galur) Jauh Arifin Firmansyah (Pengasih), putri hanya, II-III Umi Nafisah (Galur), Umrotul Afifah (Nanggulan).

Juara I-III Tahfizh 10 juz putra Budiono (Galur), Innamullah (Wates) Samsul Huda (Kokap), putri Mujawazah (Galur), Nurul Kholida (Kokap) Sulimah (Wates). Juara I-III Tahfizh 20 juz putra Nur Cholidin (Sentolo) Arwan Sholeh (Galur), Samsul Ma’arif (Kokap). putri Luatul Hikmah (Lendah), Hastarina Tatik Sholihati (Temon), Arina Asa’diyah (Galur).

Golongan Tahfizh 30 juz putra hanya juara II – III Muamar Aziz (Galur), Nur Chozim (Sentolo), putri Nafisah Barini (Pengasih), Nur Hayati (Galur) Halimatus Sa’diyah (Kokap). Sedangkan Golongan Tafsir Qur’an yang diikuti dua peserta hanya seorang Malikhah (Wates) yang meraih kejuaraan, itupun hanya juara III kategori Tafsir Qur’an bahasa Indonesia.

SENTOLO TUAN RUMAH STQ KABUPATEN


Al Quran adalah kitab suci agama Islam merupakan sumber dasar hukum Islam. Oleh karena itu isi dan kandungan Al Quran hendaknya perlu untuk senantiasa disebarluaskan, diajarkan dan difahamkan kepada umat, agar dapat dijadikan sebagai panduan nilai dalam kehidupannya. Lebih lanjut bagaimanakah masyarakat dapat hidup dengan baik jika tidak tahu arah, seperti orang berada dalam hutan belantara yang tidak membawa kompas, maka mereka akan kebingungan arah sehingga akan berjalan hanya sesuai perasaan atau kehendaknya saja. Dan inilah sangat berbahaya karena hal itu dapat membawa ke arah yang sesat. Demikian pula hidup manusia jika tanpa berpegangan pada arah hidup yang hakiki maka dimungkinkan mereka dalam hidupnya hanya akan mengikuti arus yang berkembang, yang kadang menyesatkan. Untuk itu kiranya perlu Al Quran lebih disosialisasikan ke masyarakat secara terus-menerus dari generasi ke generasi yang pada muaranya diharapkan akan mampu direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Dan salah satu untuk mensosialisasikan Al Quran tersebut adalah dengan STQ walaupun sebenarnya masih banyak cara lain yang telah dilakukan dan dapat dikembangkan.

Hal tersebut dikatakan Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Bupati Kulonprogo Drs.H.Mulyono pada acara Pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat Kabupaten Kulonprogo di Pendopo Kantor Kecamatan Sentolo,Rabu(29/10). Acara yang diawali dengan pawai ta’aruf peserta STQ, dihadiri Kakandepag Kulonprogo Drs.H.Syahrowardi, Asisten Pembangun Sekda Ir.Agus Anggono, Kabag Kesra Setda Arief Sudarmanto,SH, Camat Sentolo Drs.Jazil Ambar Was’an.

“STQ merupakan media dakwah guna mencapai masyarakat muslim yang berperikehidupan qurani. Di dalam STQ dimana terdapat unsur mencari kejuaraan yaitu semacam adu kemampuan, haruslah kita sikapi dengan positif. Lebih lanjut telah menjadi naluri manusia bahwa jika seseorang masuk ke dalam perebutan kemenangan, yang menyangkut “nama” dan harga diri maka secara sadar maupun tidak sadar yang bersangkutan akan termotivasi sehingga berusaha tampil sekuat tenaga atau seoptimal mungkin. Naluri manusia untuk berupaya unggul kiranya menjadi sesuatu yang positif jika kita arahkan dengan sebaik-baiknya seperti yang terjadi dalam STQ ini, di mana setiap peserta dituntut untuk tampil sebaik-baiknya, dengan niat tulus semata-mata untuk ibadah dan dakwah”kata Toyo.

Asisten Pembangunan Sekda Ir.Agus Anggono menjelaskan STQ berlangsung sehari diikuti 254 peserta dari perwakilan 12 kecamatan yang melombakan 3 cabang dan 13 golongan meliputi Cabang Tilawah golongan dewasa, remaja, anak-anak, cacat netra dan tartil putra dan putri, Cabang Tahfizhil Qur’an golongan 1,5 dan tilawah putra dan putrid, golongan 10,20,30 juz putra dan putrid, Cabang Tafsir Al Qur’an golongan bahasa Arab juz 28 beserta hafalan 30 juz, golongan bahasa Indonesia juz 6 beserta hafalan 30 juz dan golongan bahasa inggris juz 4 beserta hafalan 30 juz putra dan putri.


PEMBAYUN LANTIK BPC AKU KULONPROGO

Badan Pengurus Cabang Asosiasi Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (BPCAKU) Kabupaten Kulonprogo Periode 2008-2012, dilantik oleh Ketua Umum Badan Pengurus Daerah AKU Propinsi DIY GKR Pembayun, Rabu (29/10) di Gedung Kaca Wates.

Ny.Hj.Wiwik Ernawati Toyo S Dipo kembali dipercaya menjadi ketua umum BPC AKU Kabupaten Kulonprogo, adapun susunan pengurus BPC AKU Kabupaten Kulonprogo 2008-2012, Ketua Umum Ny.Hj.Wiwik Ernawati Toyo S Dipo, Ketua I Drs.H.Bisono Indro Cahyo Ketua II Drs.Habib Al Asyahri, Sekretaris I Drs.Waluyo, Sekretaris II Drs.Mardiyo, Bendahara I Ny. Widiyati Saridi Bendahara II Ny.Ratih Indriyani SE serta dilengkapi tiga bidang masing-masing bidang produksi, pemasaran dan kemitraan, bidang permodalan dan kredit usaha, terakhir bidang pengembangan, pendampingan kelompok dan diklat.

Pelantikan dihadiri Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo, Kepala Kanwil BKKBN Propinsi DIY, Dra.Sri Arkandini,MM dan Kadinas Dukcapilkabermas Kulonprogo, Drs.Sarjana.

Kepada jajaran pengurus yang baru dilantik, GKR Pembayun berharap mampu menfasilitasi aspirasi dan melindungi kepentingan kelompok UPPKS khususnya dalam hal pembelajaran dalam berusaha, mengusahakan penguatan modal dan pemasaran produk-produknya.

“Dengan kuatnya organisasi AKU keberadaan kelompok UPPKS akan berkembang menjadi pelaku ekonomi mikro yang riil, yang mampu meningkatkan pendapatan keluarga anggota kelompok UPPKS,”harap Pembayun.

Ketua Umum Ny.Hj.Wiwik Ernawati Toyo S Dipo mengatakan dalam umur yang relative masih muda AKU Kulonprogo dalam perjalanannya telah banyak mengadakan aktifitas - aktifitas yang bermanfaat bagi anggota khususnya yang tergabung dalam kelompok UPPKS. Kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak telah menghasilkan putaran dana yang cukup besar antara lain dari BKKBN propinsi, koperasi AKU Sejahtera Dinas Nakertrans DIY, Dinas Pertanian DIY dan yang membanggakan dari kredit kencana Bank Pasar Kulonprogo.

“Sampai saat ini pinjaman komulatif telah mencapai 16 Milyard sedang pinjaman saat ini mencapai 5,2 Milyard, dengan tingkat kemacetan masih tergolong kecil karena adanya pendampingan oleh petugas lapangan KB secara terus-menerus,”kata Wiwik.

Sementara Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo mengatakan berbagai usaha untuk mengurangi angka kemiskinan terus dilakukan pemerintah sehingga angka kemiskinan sesuai data yang ada pada 2003 mencapai 52 persen, data terbaru 2007 menjadi nomor dua terkecil di DIY setelah Kota Yogyakarta. Dengan keberhasilan menekan angka kemiskinan ini, menjadikan keluarga lebih sejahtera.

“Sedang bidang perkreditan yang mana peran moneter dalam pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tahun 2001 kredit yang beredar baru 110 Milyard, ditargetkan 2006 sebesar 400 milyad namun dapat mencapai 420 Milyard termasuk dari bank maupun non bank,”kata Toyo.

28 Oktober, 2008


UKM KALTIM PARTISIPASI MANUNGGAL FAIR

Usaha Kecil Menengah (UKM) dari Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur ikut serta meramaikan pameran Manunggal Fair 2008. Melalui momentum akbar yang digelar pemkab setahun sekali di Alun-alun Wates, beberapa pengusaha daerah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia ini mencoba mempromosikan potensi daerahnya khususnya hasil kerajinan rakyat kepada warga masyarakat Kulonprogo.

Prayitno sebagai pendamping UKM mengatakan kedatangan ke Kulonprogo yang baru pertamakali termasuk keikutsertaan dalam pameran, sebagai usaha untuk mempromosikan hasil-hasil kerajinan masyarakat Kaltim, agar lebih banyak dikenal masyarakat Indonesia termasuk di Yogyakarta. Sebelumnya dia telah mengikuti kegiatan yang sama di kotakota besar seperti, Jakarta, Surabaya dan Bali.

“Walau yang kami bawa barang dagangan namun tujuan utama kami datang ke sini bukan mencari keuntungan, tapi untuk memperkenalkan kepada masyarakat hasil UKM di Kaltim kepada masyarakat, sehingga masyarakat luas tahu akan potensi daerah kami,”kata Prayitno, yang mengetahui adanya pameran dari website pemkab Kulonprogo.

Rombongan Prayitno yang tiba di Kulonprogo Senin malam (27/10) semuanya berjumlah empat orang dan menginap di salah satu losmen di kota Wates. Dalam pamerannya kali ini, menampilkan hasil karya khas pengrajin masyarakat Kutai Kartanegara, seperti kain sutra, baju batik,kaos, kalung batu khas Dayak, gelang, tas, kopiah dan bermacam-macam batu-batu.

Meskipun harus membawa barang-barang dengan biaya yang sangat mahal karena menggunakan pesawat terbang, namun barang-barang yang ditawarakan masih sangat wajar. Hal ini seperti Kalung Manik khas Dayak untuk besar Rp.35 ribu sedangkan yang kecil Rp.15.ribu, Kain Sutra kotak Rp.250 ribu dan Taplak meja manik Rp300 ribu.


WABUP: Ditanya Pasir Besi, Jangan Jawab Tidak Tahu

Semua pegawai pemerintah, baik para Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk tenaga honor Pemkab Kulonprogo harus bisa memberi penjelasan apabila ditanya tentang Pasir Besi yang sekarang setiap hari muncul di media. Bahwa pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten bertujuan untuk membawa masyarakat hidup lebih baik, sehingga tidak mungkin akan merugikan rakyatnya, apabila merugikan masyarakat pemkab tidak akan melanjutkan.
Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono, ketika menerima audiensi pendamping dan peserta PORSENI Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kabupaten Kulonprogo di ruang kerjanya, Selasa (28/10). Turut hadir Kakandepag Kulonprogo, Drs.H.Syahrowardi,MPdi, Kabag Kesra Setda, Arief Sudarmanto,SH, Kasubdin TK/SD Dinas Pendidikan Kulonprogo, Drs.Harminto,MM dan Ketua IGTKI Kulonprogo, Paniyo,SPd.
“Sekarang muncul informasi-informasi tentang pembangunan di Kulonprogo khususnya pasir besi, sebagai guru dan duta diharapkan dapat menyampaikan informasi tentang pembangunan tersebut dengan benar, bahwa para PNS, pegawai pemkab lain termasuk honor harus satu suara, bahwa pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, kalau merugikan masyarakat tidak dilanjutkan, jadi jangan ditanya pasir besi, jawabnya tidak tahu,”pinta Mulyono.
Sementara, Kasubdin TK/SD Harminto melaporkan kegiatan PORSENI IGTKI yang merupakan even lima tahunan. Sebanyak 13 peserta dan pendamping dari IGTKI Kulonprogo akan mengikuti PORSENI tingkat nasional di Jakarta mulai Kamis (30/10) sampai Sabtu (1/11). Cabang lomba yang akan dikuti Kulonprogo yang tergabung dengan Yogyakarta masing-masing seorang peserta untuk lomba MTQ, Cipta dan Baca Puisi sedangkan Gerak dan Lagu diikuti delapan peserta.


PERINGATAN SUMPAH PEMUDA

Menpora :Pemuda Nasionalis MasihKurang Cukup

Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga (Menpora), DR.Ahdyaksa Dault,MSI mengatakan bangsa ini memerlukan tampilnya para pemuda dengan semangat solidaritas kuat, teguh integritasnya, serta professional dalam pengabdian. Semangat solidaritas mengandung nilai empati sosial yakni kemampuan merasakan penderitaan sesama, dan kesadaran berbagi rasa dengan orang lain. Integritas ditandai dengan adanya keteguhan ahklak, sikap berani bertanggung jawab. Sedangkan professional mengandalkan, adanya etos kerja , kemampuan inovasi, produktivitas, dan kemampuan berdaya saing. Ketiga pilar itu saat ini perlu kita kembangkan sebagai modal dasar terbesar bagi pemuda Indonesia dalam meningkatkan semangat nasionalisme dan memperkokoh bangunan karakter Indonesia menuju bangsa yang makmur dan sejahtera.

Hal tersebut dikatakan Menpora dalam sambutan tertulis yang dibacakan Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo pada Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-80 tahun 2008 di Halaman Pemkab, Selasa (28/10). Upacara diikuti Wakil Bupati Drs.H.Mulyono, Ketua DPRD Kulonprogo Drs.Kasdiyono, Muspida, Sekretaris Daerah, dan kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sedangkan peserta terdiri para PNS, pelajar SMP,SMA, Pramuka dan TAGANA.

“Hari ini bangsa Indonesia membutuhkan pemuda yang memiliki jiwa nasionalis. Pemuda yang bangga dan bergerak dengan rasa bangga yang dimilikinya itu untuk kepentingan kemajuan bangsa Indonesia. Pemuda nasionalis masih kurang cukup. Namun dia adalah pemuda nasionalis yang berpijak pada nilai-nilai luhur religi. Pemuda yang diharapkan adalah pemuda yang bermoral dan berahklak mulia,”katanya.

Menpora berkeyakinan bahwa para pemuda akan mampu mentransfer semangat Sumpah Pemuda 1928 dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan bangsa, sehingga peringatan Hari Sumpah Pemuda tetap relevan dari waktu kewaktu. Indonesia sejahtera adalah mimpi, harapan, dan semangat kita semua dalam bergerak. Indonesia sejahtera adalah amanat pejuang kemerdekaan dan kemerdekaan itu sendiri. Indonesia sejahtera adalah cita-cita besar kita sebagai pemuda Indonesia. Mari bergerak,bangkit bersama, menuju Indonesia sejahtera.

27 Oktober, 2008

PENTAS DALIJO SEPI PENONTON

Hiburan pameran Manunggal Fair di Alun-alun Wates yang digelar Senin sore (27/10) berupa kesenian Patrol yang diselingi dagelan oleh Pusiyo, Mamik, Sujendro serta bintang tamu Dalijo dari Yogya sepi penonton.

Pertunjukkan yang digelar di panggung permanen Alun-alun Wates yang diselingi penyampaian informasi tentang keberhasilan kabupaten Kulonprogo menurunkan angka kemiskinan no dua di Yogyakarta, kriteria penerima bantuan langsung tunai (BLT) serta bahaya Narkoba dan free sex hanya terlihat segelintir penonton.

Waktu yang kurang tepat, menjadikan acara yang digelar Kantor Humas Kabupaten Kulonprogo tak mampu mendatangkan penonton. Meskipun di ruas jalan seputar Alun-alun tempat digelar pameran dipenuhi pengunjung.

Hal tersebut dibenarkan salah seorang panitia penyelenggara, M.Ettik Dwi Wulanjari yang dikonfirmasi usai berlangsungnya pertunjukkan. “Kami mengakui memang waktu yang digunakan untuk pentas, kurang pas, kesenian yang digelar sore hingga berakhir Maghrib tak banyak dilihat penonton, berbeda dengan stand-stand pameran. Warga masyarakat belum waktunya untuk mendapatkan hiburan setelah bekerja seharian berbeda apabila digelar malam hari sesuai jadwal,”kata Ettik.

Ditambahkan, digelarnya sore hari karena sebenarnya Dalijo dijadwalkan pentas di panggung hiburan Minggu malam, namun karena kondisi cuaca yang buruk serta panggung roboh sehingga terjadi perubahan. Namun demikian warga masyarakat Kulonprogo yang ingin menyaksikan kembali aksi Dalijo, panitia akan kembali mendatangkan Selasa malam (28/10) di tempat yang sama dengan group Angkring Yogya.

PRO PASIR BESI RUSAK GARDU DAN POSKO

Ratusan warga yang diduga mendukung atau pro pasir besi merusak salah satu Gardu ronda di wilayah desa Garongan, Panjatan dan puluhan Posko PPLP yang berada di sepanjang jalan desa Garongan dan Karangwuni di pesisir selatan.
Menurut warga setempat yang tak mau disebut namanya, peristiwa yang terjadi Senin (27/10) sekitar jam 09.00 pagi, di awali datangnya ratusan warga mengendarai sepeda motor, tiba-tiba berhenti di salah satu Gardu ronda milik warga desa Garongan kemudian merusak pos ronda dengan cara menuangkan bensin dan membakarnya. Setelah api membumbung tinggi membakar pos ronda, dilanjutkan merusak puluhan Posko PPLP yang berada di sepanjang jalan desa Garongan hingga Karangwuni.
Melihat aksi ratusan warga tersebut, ibu-ibu yang saat itu masih berada di rumah dan melihat secara langsung kejadian perusakan secara spontan menjerit minta tolong dan mengucapkan istighfar. Mendengar jeritan tersebut, ribuan warga bersama-sama langsung mengejar ratusan warga dengan membawa peralatan sabit, parang, pedang dan bambu runcing. Namun kalah cepat karena ratusan warga yang membuat kerusakan semuanya menggunakan sepeda motor.

26 Oktober, 2008

HUJAN LEBAT ROBOHKAN PANGGUNG HIBURAN

Stand Pameran Tutup Lebih Awal

Hujan lebat disertai angin kencang dan petir yang terjadi Minggu Sore (26/10) di wilayah Kabupaten Kulonprogo, membuat pameran Manunggal Fair yang baru berlangsung dua hari kondisinya berbalik arah menjadi sepi tanpa pengunjung. Selain merobohkan tenda panggung hiburan di dalam Alun-alun Wates, hujan juga membuat listrik PLN mati total sekitar setengah jam mulai 18.30, tidak hanya dilokasi pameran namun seluruh kota Wates gelap gulita.

Guyuran hujan membuat sebagian besar materi pameran basah karena tenda tak mampu menahan air hujan, dan genangan air bahkan menenggelamkan materi pameran yang dipajang di lantai. Hujan yang terus turun menjelang waktu maghrib tanpa ada tanda-tanda akan terang, membuat peserta menutup lebih awal dari waktu yang ditentukan panitia pukul 21.00 WIB,begitu listrik menyala pengelola stand instansi langsung menutupnya. Hal yang sama dilakukan pedagang swasta, meski pasokan listrik membawa peralatan sendiri langsung serentak menutup dagangannya. Hal ini membuat kondisi stand pameran yang biasanya ramai dipenuhi dengan pengunjung, menjadi sunyi senyap.Pemandangan yang sama juga terjadi di luar pameran, parkir-parkir kendaraan yang biasanya tak mampu menampung tampak kosong melompong.

Sementara itu, rencana panitia menampilkan lawakan dari Yogyakarta, Dalijo bersama group Patrol di panggung hiburan juga batal digelar, karena panggung roboh, dan tak ada pengunjung yang datang, yang tinggal hanya petugas – petugas jaga stand yang masih menunggu petugas jaga malam datang.

Sekretaris panitia pameran, M.Ettik Dwi Wulanjari,SIP,MSi.mengatakan, meski pentas hiburan batal, namun acara tetap digelar dengan mengalihkan waktu menjadi Senin sore ditempat yang sama.”Meski hujan lebat menjadikan pentas lawak Dalijo batal, namun panitia tetap berusaha menampilkan di lain waktu, rencana Senin sore di panggung hiburan Alun-alun mulai jam 4 sore berakhir Maghrib, semoga cuaca bersahabat tidak hujan lebat,”kata Ettik.

ANGKRING JOGJA SEMARAKKAN MANUNGGAL FAIR

Manunggal Fair 2008 selain menampilkan stand-stand di arena pameran seputar jalan Alun-alun Wates, juga menampilkan keseninan di panggung hiburan Alun-alun Wates. Lawak Jogya Dalijo akan tampil memeriahkan pentas seni yang digelar setiap malam di arena manunggal fair. Sesuai jadwal kesenian yang telah disusun oleh panitia, hiburan perdana usai pembukaan Sabtu malam (25/10) Group Campur Sari Cahyo Menoreh dari Kantor Humas Kulonprogo. Sedang pelawak Dalijoakan tampil dua malam, pertama pada Minggu (26/10)Dalijo akan menjadi bintang tamu untuk group Pertunra Patrol dengan judul Greget Ngruwat Papa (usaha melepas kemiskinan), dan pentas kedua Selasa (28/10) bersama konco-konco melawak yang sudah tidak asing bagi warga Ngayogyakarto hadiningrat melalui group Angkring Yogya seperti Joned, Yu Beruk dengan lakon Anti Narkoba.

Sementara kesenian lain yang akan tampil setiap malam di panggung hiburan, Senin (27/10) Kethoprak mini Cahyo Menoreh, Rabu (29/10) Parade Band Rosala, Kamis (30/10) Orkes Keroncong Mbok Iyah, Jum’at (31/10) Orkes Melayu Gavanza, Sabtu (1/11) Wayang Kulit dengan dalang Ki Suranto dari Sentolo, dan terakhir Minggu (2/11) pentas kethoprak kolosal dari gabungan seniman Kulonprogo.


FORUM BINANGUN IKUT PAMERAN

Forum binangun sebagai media komunikasi warga masyarakat kulonprogo ikut serta dalam memeriahkan pameran Manunggal Fair dengan menempati stand Kantor Humas. Meski terkesan sederhana hanya menempatkan dua perangkat computer yang terkoneksi internet, namun tidak pernah sepi oleh pengunjung. Layanan forum binangun di website pemkab sebagai salah satu sarana menyampaikan saran, uneg-uneg, pertanyaan, yang ditujukan kepada pemerintah Kulonprogo selama ini telah dimanfaatkan oleh warga Kulonprogo sendiri maupun warga Kulonprogo yang ada diperantauan.

Menurut petugas jaga, Kelik, turut sertanya forum binangun dalam pameran Manunggal Fair untuk lebih memperkenalkan layanan masyarakat melalui dunia maya di forum.kulonprogo.go.id. Pengunjung pameran dapat menyampaikan saran ataupun uneg-uneg kepada pemerintah kabupaten dan membuat account gratis melalui dua perangkat computer terkoneksi jaringan internet yang ada di stand. “Forum binangun yang selama ini telah banyak dikunjungi oleh warga Kulonprogo sebagai sarana menyampaikan masukan, kritikan kepada pemkab, dengan ikut pameran diharapkan semakin banyak dikenal dan anggotanya,”kata kelik.

WARGA KULONPROGO TUMPAH RUAH DI ALUN-ALUN WATES

Masyarakat Kulonprogo tumpah ruah memadati Alun-alun Wates sebagai wujud antusiasme untuk menyaksikan secara langsung event tahunan pameran Manunggal Fair yang digelar sebagai rangkaian acara hari Jadi kabupaten Kulonprogo ke-57.

Meski baru hari pertama penyelenggaraan , namun selepas Maghrib, ratusan ribu warga Kulonprogo antusias mendatangi even yang digelar Kantor Humas kabupaten Kulonprogo setiap tahun di lokasi yang sama. Tempat-tempat parkir di beberapa sudut penuh bahkan ada yang menolak karena sudah tak ada tempat, sehingga beberapa pengunjung ada yang memadati ruas jalan di luar arena dengan masih mengendarai sepeda motornya.

Lokasi pameran yang memanfaatkan sepanjang ruas jalan seputar Alun-alun Wates, serta panggung hiburan di dalam Alun-alun yang menampilkan Campur Sari Cahyo Menoreh seolah tak mampu menampung antusiasme warga. Selain pembukaan berlangsung malam Minggu yang banyak dimanfaatkan oleh remaja kondisi cuaca yang cerah sangat mendukung pengunjung untuk tidak langsung meninggalkan lokasi pameran, meski beberapa stand instansi sudah tutup sesuai ketentuan penyelenggara yakni jam 21.00 WIB.

Pameran Manunggal Fair 2008, kali ini bernuansa bahari, hal ini terlihat dari maskot Perahu yang dipajang di gapura pintu masuk, serta stand-stand pameran banyak didominasi materi yang berkaitan dengan pemanfaatan potensi kelautan.

25 Oktober, 2008


PEMBUKAAN MANUNGGAL FAIR 2008

Mendukung Semangat Bahari

Pameran Manunggal Fair dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kulonprogo ke-57, Sabtu sore (25/10) dibuka oleh Wakil Bupati Kulonprogo. Pembukaan semarak dengan menampilkan pentas teaterikal Alon-alon Waton Praon yang dimainkan oleh sanggar budaya Singlon Pengasih pimpinan Joko Mursita,S.Sn,MA. Penampilan ini sekaligus mendukung mascot pameran berupa Perahu sebagai program Kulonprogo memanfaatkan potensi kekayaan laut dan menyongsong berfungsinya pelabuhan Tanjung Adikarto..

Menurut Kepala Kantor Humas Kulonprogo Drs.R..Agus Santosa,MA, Pameran Manunggal Fair 2008, sebagai salah satu sarana promosi sekaligus untuk menyemarakkan peringatan Hari Jadi Kulon Progo ke-57. Pameran pada tahun ini menggunakan mascot perahu layar, hal ini dimaksudkan untuk mendukung tema “Kita Kembangkan Semangat Bahari Menuju Kulon Progo Go Internasional”, sehingga maskotnya berupa perahu layar.

Agus Santosa berharap dengan tampilan maskot yang demikian akan mampu mengingatkan kita semua terhadap semangat kelautan yang saat ini diupayakan agar dapat tertanam di hati sanubari warga Kulon Progo. Semangat untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai kendala dan tantangan hidup.

Wakil Bupati Kulonprogo Drs.H.Mulyono dalam sambutannya mengatakan, senada dengan tema pameran pada tahun sebelumnya, dimana masih berkomitmen dalam Kulon Progo Go Internasional, maka pameran tahun ini “Kita Kembangkan Semangat Bahari Menuju Kulon Progo Go Internasional”. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan kita semua akan potensi dan kekayaan yang kita miliki dan masih perlu untuk dikembangkan. Makna dari sebuah tema tersebut diharapkan mampu memotivasi segenap warga untuk tidak mudah menyerah, dan yang terpenting dapat mengelola dan membuat lebih bernilai kekayaan laut yang kita miliki. Terlebih dengan apa yang telah kita upayakan bersama seperti halnya dengan pembangunan fasilitas kelautan, sehingga nantinya akan mampu meningkatkan produktifitas hasil laut.

Dengan maskot Perahu menurut Wabup, akan semakin menyadarkan kita semua bahwa semangat yang dimiliki nenek moyang kita, patut untuk kita tiru, semangat pantang menyerah. Dengan mempunyai semangat yang tinggi, kami yakin kendala dan permasalahan apa pun akan mampu diatasi secara arif dan bijaksana. Dukungan untuk dapat memaksimalkan produktifitas kelautan, perlu untuk diaktualisasikan. Hal yang perlu untuk menjadi pemikiran kita selama ini adalah bagaimana kita menyusun langkah konkrit untuk mengembangkan potensi kelautan kita, mengingat sebagian besar wilayah Kulon Progo merupakan perairan.

Pembukaan ditandai pemukulan gong oleh Wakil Bupati, pelepasan balon oleh Ketua DPRD Drs.Kasdiyono dan pengguntingan pita oleh Ny.Tutik Ristina Mulyono. Usai acara dilanjutkan peninjauan keliling stand oleh Wabup, Muspida dan undangan lainnya. Peserta pameran instansi sejumlah 74 peserta menempati 210 kavling, sedangkan swasta menempati 250 kavling..