Bupati Targetkan 20 persen PDRB Dari Sektor Perkayuan
Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo memiliki target untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Regional Brotto (PDRB) Kulon progo dari sektor perkayuan. Target tersebut dimulai dengan mencanangkan gerakan penanaman pohon secara serentak di Kulon Progo yang pada tahun 2009 mencapai 1,5 juta pohon. Dari penanaman pohon jenis mahoni dan albasia (sengon laut) sebanyak itu, kedepan, ditargetkan akan mampu menyumbang PDRB Kulon Progo dari sektor perkayuan sebesar 20 persen.
Dengan asumsi, setiap pohon yang ditanam dalan jangka waktu 6-8 tahun bisa dijual dengan harga rata-rata Rp 500.000. Sedangkan dari 1,5 juta pohon yang ditanam rata-rata memiliki kemungkinan hidup 70 persen atau sejumlah 1 juta batang. Sementara PDRB Kulon progo sekarang mencapai Rp 2,67 trilyun.
Demikian dikatakan bupati Kamis (22/1), usai melaksanakan gerakan penanaman dan penghijauan di jalan Sentolo-Pengasih. Gerakan penghijauan dan penanaman pohon tersebut diikuti oleh beberapa pejabat pemkab seperti, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Ir. Agus Langgeng Basuki bersama Kabid Kehutanan Ir. Djunianto Marsudi Utomo, Kepala DPU Ir. Moch Nadjib, Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan Ir. Bambang Tri Budi Harsono, Camat Pengasih Dra. Sri Hermintarti, Camat Sentolo Drs. Jazil Ambar Was’an dan yang lainnya.
Gerakan penghijauan dan penanaman pohon tersebut merupakan program yang berkelanjutan dan akan ditopang dengan peningkatan untuk sektor pendukung yang lain. Seperti, industri mebel, kerajinan dari kayu dan produksi industri kayu setengah jadi. ”Sehingga penjualan kayu dari Kulon Progo nanti tidak akan berwujud kayu gelondong, namun paling tidak dalam berbentuk kayu olahan setengah jadi,” katanya.
Selanjutnya, pemilihan jenis kayu seperti, mahoni, albasia, akasia, jati dan tanaman keras yang lain telah disesuaikan dengan karakteristik tanah dan keadaan geografis di Kulon Progo. Karena kebanyakan jenis tanaman tersebut cocok untuk dikembangkan di daerah Kulon Progo. Bahkan, melalui dinas-dinas pemerintah yang mengurusi, pemerintah telah memberikan bantuan bibit kayu tersebut. Untuk ditanam oleh masyaraka di Kulon Progo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Ir. Agus Langgeng Basuki yang didampingi Kabid Kehutanan Ir. Djunianto Marsudi Utomo mengatakan bahwa menanaman pohon mahoni untuk penghijauan dan perindang jalan di daerah Kulon Progo mencapai 2000 batang. Lokasi penanaman ada di beberapa target awal yaitu, sepanjang jalan Sentolo-Pengasih, Kota Kecamatan Pengasih, Seputar Alun-alun Wates dan Jalan Milir-Karangnongko.
Selain penanaman 2000 batang pohon di jalan Sentolo-Pengasih sepanjang 2 km, secara keseluruhan penanaman pohon di Kulon Progo untuk perindang jalan mencapai 449.000 batang pohon. ”Diharapkan dengan penanaman pohon tersebut dapat mengurangi polusi udara serta memperindang jalan-jalan yang ada di Kulon Progo,” katanya.
Dengan asumsi, setiap pohon yang ditanam dalan jangka waktu 6-8 tahun bisa dijual dengan harga rata-rata Rp 500.000. Sedangkan dari 1,5 juta pohon yang ditanam rata-rata memiliki kemungkinan hidup 70 persen atau sejumlah 1 juta batang. Sementara PDRB Kulon progo sekarang mencapai Rp 2,67 trilyun.
Demikian dikatakan bupati Kamis (22/1), usai melaksanakan gerakan penanaman dan penghijauan di jalan Sentolo-Pengasih. Gerakan penghijauan dan penanaman pohon tersebut diikuti oleh beberapa pejabat pemkab seperti, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Ir. Agus Langgeng Basuki bersama Kabid Kehutanan Ir. Djunianto Marsudi Utomo, Kepala DPU Ir. Moch Nadjib, Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan Ir. Bambang Tri Budi Harsono, Camat Pengasih Dra. Sri Hermintarti, Camat Sentolo Drs. Jazil Ambar Was’an dan yang lainnya.
Gerakan penghijauan dan penanaman pohon tersebut merupakan program yang berkelanjutan dan akan ditopang dengan peningkatan untuk sektor pendukung yang lain. Seperti, industri mebel, kerajinan dari kayu dan produksi industri kayu setengah jadi. ”Sehingga penjualan kayu dari Kulon Progo nanti tidak akan berwujud kayu gelondong, namun paling tidak dalam berbentuk kayu olahan setengah jadi,” katanya.
Selanjutnya, pemilihan jenis kayu seperti, mahoni, albasia, akasia, jati dan tanaman keras yang lain telah disesuaikan dengan karakteristik tanah dan keadaan geografis di Kulon Progo. Karena kebanyakan jenis tanaman tersebut cocok untuk dikembangkan di daerah Kulon Progo. Bahkan, melalui dinas-dinas pemerintah yang mengurusi, pemerintah telah memberikan bantuan bibit kayu tersebut. Untuk ditanam oleh masyaraka di Kulon Progo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Ir. Agus Langgeng Basuki yang didampingi Kabid Kehutanan Ir. Djunianto Marsudi Utomo mengatakan bahwa menanaman pohon mahoni untuk penghijauan dan perindang jalan di daerah Kulon Progo mencapai 2000 batang. Lokasi penanaman ada di beberapa target awal yaitu, sepanjang jalan Sentolo-Pengasih, Kota Kecamatan Pengasih, Seputar Alun-alun Wates dan Jalan Milir-Karangnongko.
Selain penanaman 2000 batang pohon di jalan Sentolo-Pengasih sepanjang 2 km, secara keseluruhan penanaman pohon di Kulon Progo untuk perindang jalan mencapai 449.000 batang pohon. ”Diharapkan dengan penanaman pohon tersebut dapat mengurangi polusi udara serta memperindang jalan-jalan yang ada di Kulon Progo,” katanya.