29 Januari, 2009


LETKOL INF HARIYADI, SIP DANDIM 0731 KULON PROGO

Danrem Tegaskan TNI Tetap Netral

Dalam berbagai kesempatan menjelang pemilu, netralitas TNI masih saja menjadikan topic yang hangat dan selalu dibahas pada forum diskusi. Banyaknya purnawirawan TNI yang menyalurkan aspirasinya kepada partai politik dan mencalonkan diri sebagai Presiden, Wakil Presiden dan anggota legislative, menimbulkan kekhawatiran pada sementara orang, khususnya elite politik tertentu karena dicurigai para purnawirawan tersebut akan menggunakan kekuatan TNI untuk mendukung pencalonannya.

Hal tersebut dikatakan Komandan Korem (Danrem) 072 /Pamungkas, Kolonel Czi Soepeno, dalam amanat pada Serah Terima Jabatan Komandan KODIM 0731 /Kulon Progo di Alun-alun Wates, Kamis (29/1). Jabatan Komandan Kodim 0731 Kulonprogo diserahterimakan dari Letkol Inf.I Made Sukarya kepada Letkol Inf Hariyadi SIP. Hariyadi sebelumnya bertugas sebagai Papandya (Perwira Pembantu Madya)Ops Kodam IV Diponegoro, sedangkan I Made Sukarya menempati pos baru sebagai Waaster Kas Kodam Jaya. Turut hadir Bupati Kulon Progo, H.Toyo Santoso Dipo, Wakil Bupati Drs.H.Mulyono, Ketua DPRD Drs. Kasdiyono serta Muspida dan Kepala SKPD di lingkup Pemkab Kulon Progo.

“TNI tidak memberikan dukungan kepada para purnawirawan yang ikut mencalonkan diri tersebut, karena hal itu bertentangan dengannetralitas TNI. Niarkan mereka menyalurkan aspirasinya menurut keinginannya, meskipun para purnawirawan itu tetap pada garis perjuangannya mempertahankan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” tegas Danrem.

Menurutnya, netralitas TNI harus dipegang teguh, oleh karenanya jangan pernah bergeser dari komitmen itu, apapun alasannya. Hindari tindakan-tindakan yang dapat diintrepretasikan sebagai upaya mendukung salah satu partai politik peserta pemilu, karena perbuatan itu akan dieksploitasi oleh pihak-pihak yang menginginkan pelaksanaan pemilu mengalami kegagalan.

“Pemilu harus sukses. Bangsa ini sudah terlalu lama terjerat dalam krisis multi dimensi yang hingga sekarang belum mampu melepaskan diri dari persoalan bangsa yang semakin kompleks. Oleh sebab itu Pemilu harus sukses sehingga dapat melahirkan pemimpin nasional yang memiliki legalitas juga harus legitimate. Sampai saat ini kondisi bangsa kita masih memerlukan pemimpin yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, kuat, tegas, berwibawa dan jujur, semua itu diperoleh melalui pemilu yang bersih sesuai aturan main yang sudah diberlakukan,” katanya.