29 Mei, 2009


ASPEK KEGOTONG-ROYONGAN PATUT DILESTARIKAN

Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo mengatakan dalam rangka memperkuat kesadaran bersama terhadap pergeseran arah kebijakan pembangunan pada era reformasi dan otonomi daerah dengan mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan untuk mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, diperlukan semangat kebersamaan yang kuat untuk maju yang didukung kesungguhan, ketekunan, keuletan, dan kesabaran dari seluruh pelaku pembangunan.

Hal itu diungkapkan Bupati pada acara Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tingkat Kabupaten Kulon Progo, Kamis (28/5) di balai desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang. Pencanangan dilakukan dengan pemukulan kentongan oleh Bupati. Hadir pada acara tersebut jajaran Muspida, segenap pejabat pemkab, kepala desa se Kecamatana Kalibawang dan tokoh masyarakat setempat.

Pembangunan masyarakat desa sebagai basis pembangunan daerah dan pembangunan nasional, tambah Toyo, perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan pemda, agar kesenjangan kehidupan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan tidak semakin melebar yang dapat berimplikasi terhadap timbulnya kecemburuan sosial yang dapat mengarah kepada disintegrasi sosial bahkan disintegrasi bangsa. “Kearifan nilai-nilai sosial budaya lokal dalam aspek kegotong-royongan dan keswadayaan patut didayagunakan, dilestarikan dan dikembangkan, agar menjadi potensi efektif dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat desa,”tandasnya.

Lebih lanjut Bupati mengatakan, sejalan dengan tema BBGRM “Dengan Semangat Gotong Royong Kita Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Teknologi Tepat Guna, Program Keluarga Berencana dan Pembinaan Anak Menuju Indonesia Mandiri”, diharapkan warga masyarakat dapat mulai memanfaatkan teknologi tepat guna/teknologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan semakin mengefisienkan penggunaan sumber daya alam dalam mengurangi ketergantungan pada peralatan-peralatan pabrikan. Dengan berkurangnya ketergantungan tersebut maka masyarakat akan semakin menunjukkan tingkat kemandiriannya.

Menurut Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa, Perempuan, dan Keluarga Berencana, Drs.Krissutanto, BBGRM tahun 2009 dilaksanakan secara serentak di setiap desa dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat seperti TP PKK, Karang taruna, RT/RW dan LPMD.

Dikatakan, sasaran kegiatan meliputi bidang kemasyarakatan, ekonomi, social budaya dan lingkungan.”Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini, Bupati dan kepala SKPD akan melakukan kunjungan kerja di setiap kecamatan,”imbuhnya.

Sementara itu Camat Kalibawang Drs.Suwarna mengatakan dalam rangka meningkatkan pembangunan sarana fisik di masyarakat, program pemkab stimulant semen agar dilanjutkan. Pembangunan sarana prasarana fisik dan non fisik di masing-masing desa seKecamatan Kalibawang yang bersumber dari APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten, APBDES dan PNPM mampu menghasilkan swadaya masyarakat sebesar Rp.644.607.153,- , sedangkan bantuan semen 7.543 Zak swadaya masyarakat Rp.301.188.200,-.

Usai acara pencanangan, Bupati dan rombongan melakukan peresmian, pemberian bantuan dan peninjauan lapangan diantaranya, peresmian Gedung LKM Binangun , Mushola dan Pagar Kompleks Desa Banjaroya, Jalan aspal, Gapura Makam Giling, dan PAUD. Penanaman bibit Durian Menoreh, mencoba pemanfaatan Biogas, dan mengunjungi industri tenun Santa Maria Boro di kompleks Panti Asuhan.

23 Mei, 2009

Mukhtamar Muhammadiyah ke-46 Digelorakan
Mukhtamar Muhammadiyah ke-46 yang akan digelar pada tanggal 3-8 Juli 2010 di Yogyakarta. Peristiwa itu memiliki arti tersendiri bagi segenap pengurus muhammadiyah khususnya, karena bertepatan dengan peringatan 100 Tahun Muhammadiyah. Mengingat begitu akbar peristiwa tersebut, saat ini rencana penyelenggaraan mukhtamar dan peringatan 100 tahun muhammadiyah telah mulai digelorakan. Hal ini merupakan langkah awal untuk mempersiapkan agar pada pelaksanaanya nanti bisa berjalan dengan baik sekaligus membawa nama baik untuk Provinsi DIY. Demikian dikatakan Ketua Panitia Mukhtamar Drs. Hery Zudianto Sabtu (23/5), saat beraudensi dengan Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo di Gedung Joglo komplek pemkab. Pada kesempatan itu, Drs. Hery Zudianto hadir bersama beberapa Panitia dan Pengurus Muhammadiyah Provinsi DIY dan diterima oleh Bupati bersama dengan beberapa pejabat pemkab seperti, Sekda Kulon Progo Drs. So’im, Assek I Drs. Sutedjo Wiharso, beberapa pengurus muhammadiyah dan undangan yang lainnya. Mukhtamar dan Peringatan 100 Tahun Muhammadiyah merupakan peristiwa bersejarah. Kerena 100 tahun lalu muhammadiyah ada dan dibentuk di Yogyakarta. Peristiwa itu akan diperingati lagi setelah 100 tahun eksis dan dilaksanakan juga di Kota Yogyakarta. “Sehingga momen tersebut adalah sebuah momen yang bersejarah dan kami berharap bisa menjadi gema yang semarak dan memberikan arti yang baik bagi muhammadiyah dan Provinsi Yogyakarta,” kata Hery Zudianto. Selanjutnya, audensi tersebut menjadi langkah awal untuk mengajak seluruh Kabupaten yang ada di Yogyakarta untuk ikut ambil bagian dalam pelaksanaan Mukhtamar dan Peringatan 100 tahun Muhammadiyah. Karena peserta mukhtamar akan datang dari seluruh Indonesia, bahkan ada undangan dari luar negeri. Kalau jumlah peserta mungkin hanya sekitar 5000 orang namun penggembiranya bisa dua kali lipat. Untuk itu, pelaksanaannya tidak mungkin hanya terpusat di kota namun akan kita bagi di 4 Kabupaten yang lain, lanjutnya. Diharapkan, Kabupaten Kulon Progo mampu dan siap untuk menjadi salah satu tempat digelarnya mukhtamar. Karena selain pelaksanaan, mukhtamar akan didukung dengan penyelenggaraan berbagai even pendukung seperti, sosialisasi potensi daerah, budaya dan bazar. Sehingga diharapkan yang datang bisa lebih menikmati apa yang disajikan dan yang menerima mendapatkan keuntungan. Sementara itu, Bupati Kulon Progo menerima rencana tersebut dan mengungkapkan bahwa Kulon Progo siap menjadi salah satu tempat berlangsungnya. Karena turut andil dalam Peringatan 100 Tahun Muhammadiyah merupakan sebuah kehormatan dan Kulon Progo ingin menjadi salah satu bagian sejarah tersebut. “Kabupaten Kulon Progo siap mendukung kelancaran acara dan menjadi bagian dari sejarah,” katanya. Selanjutnya, Bupati mendukung langkah-langkah untuk menggelorakan dan mempersiapkan diri dalam menyambut mukhtamar. Karena dengan persiapan yang semakin matang tentunya akan menghasilkan output yang baik. Diharapkan, Mukhtamar dan peringatan 100 Tahun Muhammadiyah bisa berjalan dengan baik dan lancar.

20 Mei, 2009

Dokter Merasa Tak Nyaman dengan Tuduhan Mal Praktik

Para dokter di Kulon Progo merasa tak nyaman dengan sering adanya tuduhan telah terjadi mal praktik atas kematian pasien saat dilakukan pengobatan. Karena sebenarnya pada semua pasien para dokter telah melakukan pengobatan dengan berdasar pada etika dan profesi kedokteran yang ada. Kalaupun kemudian terjadi kematian, itu lebih disebabkan karena kondisi pasien yang memang sudah tak tertolong.
Demikian dikatakan ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kulon Progo dr Moerlani M Dahlan SpPD saat beraudiensi dengan Wakil Bupati Drs H Mulyono, Rabu (20/5) di gedung Joglo kompleks kantor pemkab. Dalam kesempatan itu Moerlani didampingi segenap Pengurus IDI Kulon Progo, sedang Wabup didampingi Assek I Drs H Sutedjo Wiharso dan kepala SKPD terkait. Audiensi dilakukan dalam rangka persiapan HUT IDI dan Hari Bhakti Dokter ke-101.
Kalau hal seperti itu terjadi, tambah Moerlani, keluarga pasien langsung menuduh telah terjadi mal praktik, tanpa minta penjelasan rinci terlebih dulu. Tuduhan itu kemudian beredar di tengah masyarakat dan menjadi isu yang memojokkan rumah sakit yang bersangkutan.
Oleh karenanya, mantan Direktur RSUD Wates itu berharap agar Pemkab Kulon Progo punya kebijakan tertentu untuk mengantisipasi terjadinya tuduhan seperti itu. Antara lain, dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap proses pelayanan kesehatan. Sehingga bila ada kasus kematian saat dilakukan pengobatan, masyarakat tidak serta merta mengindikasikannya sebagai mal praktik.
“Sebenarnya, kami sudah memiliki lembaga advokasi untuk mengantisipasi hal-hal seperti itu. Beberapa dokter juga sudah menempuh pendidikan di bidang hukum kedokteran. Namun kalau sudah berhadapan dengan opini masyarakat, kami sering kesulitan untuk memberikan penjelasan tentang hal yang sebenanrnya terjadi,” keluhnya.
Menyinggung tentang Hari Bhakti Dokter ke-101, Moerlani menyatakan, pihaknya akan melaksanakan kegiatan berupa senam massal dan pengobatan gratis di Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang. Kegiatan itu akan didukung oleh seluruh anggota IDI Kulon Progo serta melibatkan masyarakat Banjararum dan sekitarnya.
Menanggapi keluhan Moerlani, Wabup mengatakan, saat ini masyarakat memang perlu pendewasaan dalam banyak hal, termasuk pemahaman tentang mal praktik. Namun, kata dia, hal itu tidak bisa dilakukan secara terpisah dari bidang yang lain.
“Pendidikan harus dilakukan pada semua aspek kehidupan. Kalau tingkat pendidikannya sudah tinggi otomatis pemahaman dan kedewasaan masyarakat terhadap semua hal akan meningkat. Termasuk pemahamannya terhadap sistem dan pelayanan kesehatan,” tutur Mulyono.

Mewujudkan Kemandirian Dengan Semangat Harkitnas

Menghadapi ketatnya persaingan global dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, diperlukan sebuah kemandirian untuk bisa terus bersaing. Dengan bekal kemandirian yang didasari dengan semangat dan etos kerja yang baik kita akan mampu terus bersaing dan berkompetisi dengan perkembangan zaman. Semangat tersebut bisa dijaga dan dipupuk melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Karena dengan semangat tersebut, bangsa kita telah menancapkan sebuah tonggak sejarah perjuangan bangsa untuk meraih kemajuan-kemajuan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. Demikian dikatakan Wakil Bupati Kulon Progo Drs. H. Mulyono saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Rabu (20/5), di Halaman Pemkab Kulon Progo. Upacara tersebut diikuti oleh Muspida, Pejabat-pejabat SKPD, karyawan pemkab dan undangan yang lainnya. ”Kita dituntut untuk bisa mewujudkan semangat tersebut kedalam realitas kehidupan. Menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, unggul dan sejahtera,” katanya. Untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera, ada tiga komponen penting yang harus ada dan diwujudkan. Ketiga komponen tersebut adalah, kemandirian bangsa, meciptakan daya saing dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga komponen tersebut akan membentuk sebuah bangsa yang maju, unggul dan sejahtera, lanjutnya. Disisi lain, wabup menambahkan pentingnya kerjasama untuk meraih sebuah cita-cita pembangunan. Karena dengan kerjasama, semangat persatuan dan kesatuan, Harkitnas yang telah lebih dari 100 tahun akan memiliki arti lebih dalam membentuk sebuah bangsa yang kuat dan maju.

19 Mei, 2009

WABUP SERAHKAN BANTUAN SOSIAL KEMASYARAKATAN


Wakil Bupati Kulonprogo Drs.H.Mulyono, Selasa (19/5) menyerahkan Bantuan Sosial Kemasyarakatan di Gedung Kaca Pemkab. Bantuan senilai Rp.192.650.000,- dari Pos Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2009 tersebut disalurkan kepada 101 Tempat Ibadah sejumlah Rp.90.500.000,- , 15 Pondok Pesantren senilai Rp.50.500.000,- , 22 Kegiatan Keagamaan Rp.10.400.000,-, LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Rp.25 juta, Pembinaan Kafilah STQ/MTQ Rp.3.750.000,- Tak’mir Masjid Jami’Wates Rp.10 juta dan Koordinator Urusan Haji (KORUHA) Rp.2,5 juta.

Wabup Drs.H.Mulyono dalam sambutannya mengatakan pemberian bantuan ini merupakan salah satu komitmen dan kepedulian Pemkab dalam upaya memotivasi tumbuhkembangnya kegiatan masyarakat dalam bidang keagamaan, sebagai perwujudan dari rasa kebersamaan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan daerah.

”Kiranya bantuan ini jangan dinilai dari besarnya nominal, namun hendaknya dilihat dari sisi kemanfaatannya dan kebersamaan. Oleh karenanya saya juga mengharapkan agar bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,”pinta Mulyono

.

Ditambahkan berkembangnya pembinaan bidang keagamaan yang secara terus menerus akan mempunyai dampak positif dalam memperkuat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga moralitas bangsa semakin kokoh, hal ini merupakan salah satu wujud nyata menuju pembangunan manusia seutuhnya.

16 Mei, 2009


PKK Menjadi Elemen Penting Pembangunan


Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) menjadi salah satu elemen penting dalam upaya mewujudkan pembangunan daerah. Karena PKK mempunyai peranan yang vital dalam mendidik generasi penerus terutama dalam lingkup keluarga. Padahal, generasi penerus merupakan masa depan yang menentukan terhadap kemajuan maupun kemunduran pembangunan bangsa. Sehingga PKK diharapkan mampu menjadi elemen yang mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Untuk meraih dan mewujudkan pembangunan seperti yang telah direncanakan melalui kebijakan-kebijakan yang ada.
Demikian dikatakan Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo Sabtu (16/5), pada acara pelantikan Pengurus PKK Kabupaten Kulon Progo Periode 2008-2013 di Gedung Kaca komplek pemkab. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua TP-PKK Provinsi DIY Ny. Tri Harjun Ismaji, Ketua TP-PKK Kulon Progo Ny. Wiwik Ernawati, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan KB Drs. Krissutanto, Kepala SKPD serta pengurus PKK tingkat Kabupaten dan Kecamatan. Sebagai salah satu elemen penting, peran PKK menjadi berat dan penuh tantangan.
Untuk menjalankan fungsi tersebut, diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik. Yaitu, kerjasama dan koordinasi antar pengurus, koordinasi dengan pemerintah maupun berkoordinasi dengan masyarakat. “Dengan kerjasama dan saling berkoordinasi sebuah pekerjaan akan menjadi lebih mudah dan akan mendapatkan output yang baik pula,” katanya.
Para pengurus PKK Periode 2008-2013 yang dilantik, secara berurutan adalah Wakil Ketua I, II dan III, Ny. Tutik Ristina Mulyono, Ny. Suciati Kasdiyono dan Ny. Sri Sapta Rudatin Soim, Sekretaris, Wakil Sekretaris I dan II, Dra. Retno Hestriyani, Suparyanto, SKM, Siti Rohdiyati Agus Subagyo, Bendahara dan Wakil Bendahara, Ny. Budi Rahayu dan Ny. Win Sarjana. Pengurus dilengkapi dengan 4 Kelompok Kerja (Pokja) yang membidangi bidang-bidang tertentu yang juga turut dilantik dalam kesempatan tersebut. Sedangkan untuk Ketua, telah dilantik beberapa waktu yang lalu oleh Ketua PKK Provinsi DIY.
Selanjutnya, untuk memikul tanggung jawab yang dibebankan kepada PKK diperlukan sebuah keberanian selain kerjasama dan koordinasi. Karena dengan bekal keberanian Kepengurusan akan mampu untuk melakukan usaha-usaha serta menciptakan terobosan-terobosan dalam menjalankan fungsi dan peran PKK. Kebanyakan pengurus PKK yang didominasi kaum perempuan, masih kurang berani dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan, lanjutnya.
Di sisi lain, Bupati mengucapkan selamat kepada para pengurus yang telah dilantik. Dengan kepengurusan yang baru, PKK diharapkan mampu mendapatkan semangat kerja yang baru. Semangat yang bisa menjadi pemacu dalam mewujudkan peran dan fungsi PKK dalam mewujudkan pembangunan di Kabupaten Kulon Progo.

14 Mei, 2009

Penderita AIDs di Kulon Progo 23 Orang

Sejak ditemukan pada tahun 2002, jumlah penderita penyakit AIDs di Kulon Progo secara komulatif mencapai 23 orang. Jumlah terbesar terjadi pada tahun 2008, yakni sebanyak 8 orang. Sedang pada tahun 2009 sampai bulan April terdeteksi sebanyak 5 orang.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan dr Lestaryono MKes saat menjadi narasumber dalam acara Screening dan Tatalaksana Penanganan Awal HIV dan AIDs di Kulon Progo, Kamis (14/5) di lantai II gedung Binangun I kompleks kantor pemkab. Sosialiasi yang dibua oleh Wabup Drs H Mulyono itu diikuti oleh petugas dari Puskesmas dan tokoh masyarakat. Selain Lestaryono, narasumber lain adalah dr Yunri Wijayanti Subronto SpPD PhD dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.
Jumlah itu, tambah Lestaryono, jauh lebih kecil dari prediksi Komisi Penanggulangan AIDs Naional (PKAN) yang mencapai 326 penderita per tahun. Hal itu terjadi karena adanya penanganan yang cukup intensif serta munculnya kesadaran masyarakat untuk menghindari terjadinya penularan penyakit mematikan tersebut.
Dikatakannya, sekitar 67 persen penyebab terjangkitnya penderita karena berhubungan seks dengan Penjaja Seks Komersial (PSK). “Dari pengkajian yang kami lakukan, kecil jumlah orang Kulon Progo yang merupakan pelanggan PSK. Namun demikian, jumlahnya sangat kecil,” tandasnya.
Sedang menurut Yunri, berjangkitnya penyakit AIDs sebagian besar terjadi di daerah miskin. Seperti yang terjadi di Nepal dan Thailand, jumlah penderita AIDs yang besar ditemukan di kawasan desa yang miskin.
“Hal itu terjadi, antara lain, karena tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah sehingga kesadaran untuk mengantisipasi penyakit ini juga rendah. Mereka kurang peduli dengan resiko yang ditanggung bila terkena AIDs,” ujarnya.
Sementara Mulyono mengharapkan agar penanggulanan HIV dan AIDs dilaksanakan secara komprehensif dan berkelanjutan dari tingkat pusat hingga daerah. Pelaksanaannya bukan hanya berbentuk program, namun juga pengetahuan dan ketrampilan para petugas medis.
Kemampuan yang diperlukan, tutur Mulyono, adalah identifikasi awal gejala penyakit yang ditimbulkan vrus HIV sehingga dapat ditangani dengan cepat dan tepat. “Kemampuan seperti itu harus benar-benar dikuaai oleh petugas medis agar penderita AIDs bisa tertangani secara cepat dan efektif,” imbuh Wabup.

11 Mei, 2009

TPA SAMPAH RINGIN ARDI PINDAH BANYUROTO
Dikelola Modern, Siap Menampung Sleman dan Kota

Bupati Kulonprogo, H.Toyo Santoso Dipo menyambut baik rencana Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL) Jakarta yang ingin membantu mengatasi pengelolaan sampah di Kulonprogo dengan pengelolaan secara terpadu modern. Dengan cara ini sampah yang berada di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA), tidak akan menumpuk yang menimbulkan bau, namun langsung dipisahkan kemudian diproses menjadi kompos dan briket.
Hal tersebut dikatakan Bupati ketika menyaksikan presentasi, Agus Widianto dari YBUL di Gedung Joglo Pemkab, Senin (11/5). Dalam kesempatan tersebut Bupati didampingi Kepala Kantor Penanaman Modal Ir.Subagyo, Kadinas Pekerjaan Umum Ir.H.Moch Nadjib,MT, Kadinas Perindag, ESDM Drs.H.Darto,MM.
Bupati mengatakan isu dunia tentang pemanasan global salah satu factornya dari sampah yang berupa gas metan, usaha mengelola sampah dengan ramah lingkungan akan mengurangi dan membantu dalam program mengurangi efek pemanasan global. Selain usaha pengelolaan sampah nantinya, sebenaranya kepedulian Kulonprogo terhadap lingkungan telah dilakukan dengan adanya energi biogas untuk merealisasikan Desa Mandiri Energi. Yang saat ini telah terdapat 238 biogas dan pada akhir tahun mencapai 400 biogas se-Kulonprogo.
Sementara Agus Widianto mengatakan bahwa YBUL, yayasan yang bergerak dalam pengembangan energi baru dan terbarukan hanya sebagai mitra pemerintah dengan investor. Dalam hal ini pemerintah menyediakan lahan yang cukup, perijinan, aspek-aspek hukum dan suplai sampah secara kontinyu, sedangkan mesin-mesin nantinya dari investor.
Ketertarikan YBUL, ini adalah adanya rencana pemkab Kulonprogo yang tahun ini akan segera memindahkan TPA sampah dari yang ada sekarang di Ringin Ardi Karangsari Pengasih karena sudah tidak mampu menampung, ke lokasi baru di Banyuroto Kecamatan Nanggulan. Di lokasi baru seluas 2,5 ha ini telah dibangun jalan dan bangunan.
Bahkan tidak menutup kemungkinan TPA Banyuroto apabila dikelola secara terpadu dan modern, tidak hanya menampung sampah dari kabupaten Kulonprogo, namun dari kabupaten Sleman, dan Kota Jogjakarta. Hal ini karena TPA Piyungan Bantul yang selama ini menampung sampah dari dua daerah tersebut hanya akan menampung hingga tahun 2012 saja, sedangkan kota Jogja tidak mempunyai lokasi untuk membuat TPA sendiri. Sehingga Kulonprogo akan menjadi alternative untuk memindahkan sampah dari kota dan Sleman tersebut.
Tim PNPM Tenggamun Kunker di Nanggulan

Tim Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Kabupaten Tenggamun, Provinsi Lampung, Senin (11/5) melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Kecamatan Naggulan. Rombongan yang dipimpin oleh Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Drs M Sobir Thoyib M Hum oleh Camat Nanggulan Drs L Bowo Pristianto.
Menurut Sobir, kunker diamksudkan untuk mencari referensi dan masukan pelaksanaan PNPM MP di Kulon Progo. Sebab, katanya, di Kulon Progo PNPM MP (dulu PPK) telah dilaksanakan sejak tahun 1999 yang lalu, sehingga telah banyak program-program yang berhasil diselesaikan. Termasuk banyak pengalaman dalam menangani berbagai permasalahan yang ada.
“Di Tenggamun PNPM MP baru dilakukan sejak 3 tahun lalu. Sehingga kami perlu mencari referensi dan contoh agar program ini dapat terlaksana dengan baik di daerah kami. Apa yang kami pelajari di Kulon Progo nanti akan kami kembangkan di Tenggamun dengan beberapa penyesuaian, karena kondisi social masyarakatnya berbeda,” ungkap Sobir.

Musorkablub KONI Kulon Progo

Pengurus KONI Periode 2009-2013 Segera Terbentuk


Sejalan dengan pembentukan Struktur Organisasi dan Tata Laksana (SOTK) pemkab Kulon Progo dan diberlakukannya UU No 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional maka kepengurusan KONI Kulon Progo yang belum habis masa bhaktinya harus dirubah. Karena dalam undang-undang tersebut mengatakan bahwa kepengurusan KONI tidak boleh dijabat oleh seorang pejabat struktural, fungsional maupun pejabat publik. Perubahan kepengurusan dilakukan melalui Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa (Musorkablub) yang dilaksanakan Minggu (10/5), di Gedung Kaca lomplek pemkab.
Musorkablub yang mempunyai agenda untuk memilih Ketua Umum dan 2 orang berjalan cukup alot. Karena masih terdapat berbagai pandangan tentang kepengurusan dan siapa yang akan duduk dalam kepengurusan KONI yang baru. Meskipun demikian, Musorkablub akhirnya dapat menentukan Ketua Umum dan 2 orang formatur, yang akan bertugas untuk membentuk kepengurusan KONI yang baru periode 2009-2013. Selambat lambatnya 30 hari sejak Ketua Umum dan 2 orang formatur terpilih melalui musorkablub.
Sementara itu, musorkablub berhasil memilih Ketua Umum dan 2 orang formatur. Yaitu, Ketua Umum, Drs. H. Sardal dan 2 orang formatur, Ir. H. Santoso dan Mursanto, SP.d. Selanjutnya, Ketua Umum yang dibantu 2 orang formatur akan segera membentuk kepengurusan KONI baru periode 2009-2013. “Ketua Umum dan 2 orang formatur akan segera membentuk kepengurusan KONI yang baru, mengingat peran KONI sangat vital bagi daerah dalam rangka menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (PORProv) yang sebentar lagi akan dilaksanakan,” kata Ketua Panitia, Gatot Sugiyanto.
Pembentukan kepengurusan KONI yang baru periode 2009-2013 menjadi sebuah agenda yang sangat mendesak dan harus segera dilakukan. Karena meskipun ada Dinas yang mengampu bidang olahraga yaitu, Disbudparpor, namun pembinaan dan pembiayaan berbagai cabang olahraga yang ada tetap melalui KONI Kabupaten. Sehingga dengan pendeknya waktu yang ada untuk mempersiapkan diri menghadapi PORProv. mewajibkan Ketua Umum dan 2 orang formatur terpilih untuk segera membentuk kepengurusan yang baru, lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Mosorkablub juga dihadiri oleh, Bupati Kulon Progo H. Toyo S Dipo, Ketua KONI DIY H. Djaelani, Ketua DPRD Kulon Progo Drs. Kasdiyono, Muspida, Pengurus KONI periode 2006-2010 serta perwakilan pengurus dari berbagai cabang olahraga.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo H. Toyo S Dipo mengatakan bahwa sebenarnya Mosorkablub semata-mata hanya untuk menyesuaikan dengan undang-undang yang ada. Namun secara garis besar, kepengurusan KONI periode 2006-2010 sudah berjalan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan prestasi dari beberapa cabang olahraga dalam PORProv. waktu lalu.
Bupati juga merasa bangga dengan berbagai usaha yang telah dilaksanakan untuk memajukan bidang olahraga di Kulon Progo. Terutama usaha untuk terus mengoptimalkan atlet daerah yang selama ini telah dilaksanakan. “Saya merasa bangga dengan usaha untuk mengoptimalkan potensi atlet daerah dalam berbagai pekan olahraga yang dilaksanakan. Karena lebih baik menjadi juru kunci dengan atlet asli daerah yang dimiliki daripada harus mengeluarkan banyak dana hanya untuk menjadi yang pertama namun hasil dari membeli atlet dari luar daerah,” tandas Bupati.
Di sisi lain, Bupati berharap melalui Musorkablub dapat dipilih kepengurusan sementara untuk membentuk kepengurusan baru yang bisa membawa kemajuan bagi dunia olahraga di Kulon Progo. Karena kelembagaan yang kuat, program kerja yang baik dan kepemimpinan yang solid merupakan pilar-pilar untuk meraih hasil yang maksimal, lanjutnya.

07 Mei, 2009

BUPATI LAUNCHING LPSE
Kabupaten Kulonprogo merupakan kabupaten pertama di propinsi DIY yang melaksanakan Layanan Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik (LPSE) dan kedelapan untuk tingkat nasional, ini merupakan suatu prestasi dibidang Teknologi Informasi (IT) bagi pemkab.
Hal tersebut dikatakan Bupati Kulon Progo, H.Toyo Santoso Dipo, ketika melakukan Launching LPSE di Gedung Kaca Pemkab, Rabu (6/5). Acara dihadiri Ketua DPRD Drs.H.Kasdiyono, Muspida, Kepala SKPD dilingkungan Pemkab, perwakilan dari kabupaten/kota di DIY dan dunia usaha di Kulonprogo.
“Pelayanan public menggunakan IT di zaman globalisasi ini merupakan kebutuhan mutlak yang tidak dapat dihindari, dalam melakukan proses bisnis pada suatu organisasi akan lebih banyak memperoleh keunggulan jika disbanding manual, diantaranya mudah pelaksanaan, lebih cepat proses, transparan dan akuntabel,”jelas Toyo.
Bupati menambahkan hasil pemantauan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 17 instansi se-Indonesia tahun 2006-2007, pengadaan barang secara elektronik dapat menghemat belanja modal Rp.9 triliun. Hal ini karena eprocurement mampu meminimalkan kesempatan calon rekanan dengan pihak penyelenggara pengadaan barang dan jasa. Sedangkan laporan BAPPENAS disebutkan bahwa pengadaan barang/jasa secara elektronik dapat menghemat sekitar 20 sampai 40 persen dari belanja negara.
“Tujuan utama dari program ini adalah menghilangkan segala unsure KKN, dengan e-procurement, semua orang bisa melihat dan mendaftar. Antar pelaku lelang tidak bisa saling bertemu, juga tidak dibatasi administrasi, yang pada gilirannya juga akan terjadi persaingan sehat yang adil dan non diskriminatif,”katanya.
Mengingat penting dan strategisnya LPSE saat ini dan massa yang akan datang, Bupati mengharapkan kepala SKPD yang kebetulan stafnya menjadi Tim Kerja LPSE untuk mempriorotaskan kegiatan LPSE tersebut, demikian juga apabila ada mutasi staf yang bersangkutan akan tetap menjalankan tugasnya sampai akhir tahun.


BUPATI TERIMA JAJARAN DIREKSI KR GROUP

Bagi warga masyarakat di Kabupaten Kulonprogo, surat kabar Kedaulatan Rakyat (KR) sudah menjadi keluarganya sendiri. Begitu akrabnya dengan media ini sehingga setiap media cetak yang beredar di kabupaten paling barat di propinsi DIY menganggapnya sedang membaca KR.

“Begitu mendalamnya surat kabar bagi warga kami, sehingga apapun surat kabar yang dibaca, kalau sudah baca koran maka dijawabnya, ya sedang baca KR,”kata Bupati Kulon Progo, H.Toyo Santoso Dipo saat menerima silaturahmi jajaran direksi PT BP KR , Rabu (6/5) di Joglo Bupati.

Silaturahmi dipimpin Dirut PT.BP KR H.Rachmad Ali, jajaran direksi serta pemimpinan redaksi KR Group, Kabiro KR Wates R.Agus Sutata dan wartawan KR Kulonprogo. Sedangkan Bupati Kulonprogo didampingi Asisten Pembangunan Ir.H.Agus Anggono, Kabag TI dan Humas Setda Drs.Bisono Indro Cahyo dan Kasubag Humas Setda Arning Rahayu,SIP.

Surat kabar KR menurut Toyo sangat membantu warga masyarakat dalam menambah ilmu pengetahuan yang berguna bagi kesejahteraan warga disamping memberikan hiburan. Dibandingkan dengan setiap tayangan di televise yang menyuguhkan berbagai judul sinetron berisikan orang menangis, selingkuh dan kekerasan hanya sedikit porsi untuk pengetahuan.

“Namun demikian seandainya dapat ditambah dalam rubric meski kecil dengan muatan bahasa Jawa, sehingga dapat melestarikan budaya atau bahasa jawa, seperti yang telah dilakukan di rumah dinas Bupati malam Sabtu Kliwon dengan Mocopatan,”pinta Toyo.

Sementara itu Rachmad Ali menyatakan KR akan terus meningkatkan kerjasama dengan Pemkab Kulonprogo terutama dalam upaya mendukung program pembangunan. KR siap membantu mempromosikan berbagai potensi yang ada di Kulonprogo.


ADA BOS GN-OTA MASIH DIBUTUHKAN

Anak merupakan modal dasar dan generasi penerus bagi pembangunan nasional maupun penerus cita-cita bangsa, yang kelak diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab menjaga dan melestarikan bangsa dan negara. Untuk itu sudah merupakan tugas dan kewajiban kita bersama baik pemerintah maupun masyarakat untuk senantiasa mermberikan perhatian terhadap perkembangannya baik jasmani, rohani, social maupun intelektualitasnya.

Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono. dalam acara Penyerahan Beasiswa Lembaga Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) di gedung Kaca Pemkab, Kamis (7/5). Dalam kesempatan tersebut secara simbolis Wabup menyerahkan bantuan GNOTA dan juga sekaligus dilakukan pengukuhan Pengurus Lembaga GNOTA Kabupaten Kulonprogo. Acara dihadiri Ketua DPRD Kulonprogo, Drs.H.Kasdiyono, Muspida plus, Asisten Tata Praja Drs.H.Sutedjo serta perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

“ Terlebih bagi anak-anak kita yang dimungkinkan mengalami hambatan dalam tumbuhkembangnya, karena adanya keterlantaran baik kemiskinan maupun ditinggalkan oleh orang tuanya, maka pemerintah senantiasa memusatkan perhatian terhadap perkembangannya melalui pembinaa, bimbingan maupun bantuan baik bagi yang ada di dalam panti maupun diluar panti,”kata Mulyono.

Khususnya kepada anak-anak penerima beasiswa, Mulyono berharap agar keterbatasan yang ada, tidak menjadikan kendor semangat namun hendaknya justru memacuuntuk terus belajar meningkatkan prestasi meskipun memiliki keterbatasan, bukan hambatan untuk terus berjuang meraih cita-cita demi peningkatan kesejahteraan social baik diri sendiri maupun keluarga dan orang lain.

Sementara pengurus GNOTA Propinsi DIY, Dra.Tutik Purwani mengatakan meskipun sudah ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS) namun beasiswa melalui GNOTA masih diperlukan terutama bagi anak-anak di pedesaan. Sehingga GNOTA yang dikelolanya masih menerima sumbangan baik perusahaan maupun perorangan untuk disalurkan. “Pada kesempatan ini bantuan GNOTA dari Propinsi sejumlah Rp.39 juta untuk 345 anak yang bersumber dari PT Sari Husada, perorangan dan instansi,”jelas Tutik.

Ketua GNOTA lama, Ir.H.Subito melaporkan bahwa bantuan bea siswa diberikan kepada 365 siswa dengan sumber bantuan dari PT Sari Husada untuk 325 siswa, OTA perorangan 20 siswa, dan dari OTA kabupaten 21 siswa dengan jumlah bantuan secara keseluruhan sebesar Rp.43.920.000,-.

Adapun Jajaran Pengurus baru yang dikukuhkan Wakil Bupati tersebut diketuai oleh Kabag Kesra Setda Arief Sudarmanto,SH, yang sebelumnya ketua dijabat oleh mantan Kadinas Perindagkoptam Ir.H.Subito.

02 Mei, 2009


Bahasa Daerah Sebagai Pengantar Pendidikan Dasar

Penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada dunia pendidikan dasar diperlukan. Karena bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari akan mudah diterima untuk anak-anak. Masih pentingnya bahasa daerah sebagai pengantar pada dunia pendidikan menjadi salah satu tema peringatan Hari Pendidikan tahun ini. Disamping bahasa daerah yang merupakan salah satu unsur seni dan budaya, penguasaan sains dan teknologi juga menjadi komponen penting utuk meningkatkan mutu pendidikan.
Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Kulon Progo Drs. H. Mulyono yang menjadi inspektur upacara pada Peringatan Hari Pendidikan di Kulon Progo Sabtu (2/5), di alun-alun Wates. Upacara diikuti oleh Ketua DPRD Kulon Progo Drs. Kasdiyono, Muspida, Sekda Kulon Progo Drs. So’im, para Kepala SKPD serta siswa-siswi sekolah. Peningkatan mutu pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk segera diwujudkan mengingat saat ini persaingan bangsa yang berbasis kepada penggunaan teknologi modern sudah terlihat.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah juga telah mengambil kebijakan-kebijakan. Seperti, pengalokasian anggaran sebesar 20 persen untuk pendidikan dan membebaskan siswa SD-SMA dari pungutan sekolah melalui dana BOS (Biaya Operasional Sekolah). “Pembebasan siswa SD-SMA dari pungutan sekolah, kecuali untuk rintisan Sekolah Berstandar Nasional (SBN) dan Sekolah Berstandar Internasional (SBI) merupakan bentuk perhatian pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan kita,” kata Wabup.
Selanjutnya, untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas ada tiga pilar utama yang perlu untuk dilaksanakan. Yaitu, pemerataan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan dan peningkatan tata kelola dan penguatan citra publik. Ketiga pilar tersebut menjadi komponen-komponen penting dalam rangka menciptakan pendidikan di Negara Republik Indonesia, agar tercipta pendidikan yang berkualitan, lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Wabup juga menyerahkan beasiswa dari Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan hadiah untuk berbagai lomba yang dilaksanakan dalam rangka Peringatan Hari Pendidikan di Kulon Progo. Berbagai perlombaan tersebut diantarannya, Lomba penulisan naskah bacaan SD kelas rendah, lomba menyanyi dan lomba melukis.