29 April, 2009


Dua Kelompok Tani Maju Lomba Tingkat Nasional

Dua kelompok tani (Klomtan) dari Kulonprogo, masing-masing Klomtan ‘Rejo Mulyo’ dari Pedukuhan Rejoso, Desa Wijimulyo, Kecamatan Nanggulan dan Klomtan ‘Tani Makmur’ dari Pedukuhan Jatirejo, Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, mewakili Provinsi DIY maju lomba tingkat nasional. Klomtan ‘Rejo Mulyo’ maju untuk kualifikasi intensifikasi padi sedang ‘Tani Makmur’ untuk intensifikasi kedelai.
Verifikasi bagi kedua Klomtan itu dilakukan oleh Tim Verifikasi dari Direktorat Jendral (Ditjen) Tanaman Pangan Dinas Pertanian (Deptan) RI yang dipimpin oleh Ir Bambang Adi Nugroho MA, Selasa (28/4) di masing-masing sekretariat Klomtan. Kehadiran Tim Verifikasi disambut oleh Wabup Drs H Mulyono, Assek II Ir Agus Anggono, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Ir Agus Langgeng Basuki, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Penyuluhan Pertanian Peternakan dan Perikanan Ir Bambang Tri Budi Harsono, pejabat SKPD terkait serta anggota Klomtan.
Dalam sambutannya Wabup Mulyono menyatakan, produktivitas komoditas padi dan kedelai di Kulonprogo selama beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal itu berkat upaya yang dilakukan oleh petani, melalui intensifikasi usaha serta penerapan teknologi budidaya yang berorientasi pada peningkatan produktivitas, katanya.
Untuk komoditas padi, tambah Mulyono, pada tahun 2006 produktivitasnya mencapai 5,8 ton per hektar, 2007 meningkat menjadi 6,09 ton dan tahun 2008 meningkat lagi menjadi 6,3 ton. Sedang untuk kedelai, tahun 2006 produktivitasnya 1,373 ton, 2007 1,481 ton dan tahun 2008 meningkat menjadi 1,489 ton per hektar.
“Di Klomtan ‘Rejo Mulyo’ dan ‘Tani Makmur’ produktivitasnya lebih tinggi dari rata-rata tingkat kabupaten. ‘Rejo Mulyo’ pada tahun 2008 bisa mencapai 9 ton lebih per hektar dan ‘Tani Makmur’ mencapai 1,92 ton. Oleh karenanya, dua Klomtan berhasil mewakili Provinsi DIY untuk maju lomba tingkat nasonal, tuturnya.
Sedang Bambang Adi Nugroho menilai, petani di Kulonprogo memiliki semangat yang besar untuk mengembangkan budidaya tanaman pangan. Meski fasilitas dari pemerintah relatif terbatas, namun petani memiliki kreativitas yang tinggi untuk meningkatkan produktivitasnya.
“Seperti untuk pengadaan bibit. Meski kesulitan memperoleh bibit berlabel tetapi petani bisa mendapatkan bibit lokal yang bermutu baik. Ini sangat bagus dan perlu ditiru oleh petani di daerah lain,” ujarnya.

Caption foto : Anggota Tim Verifikasi menyaksikan demo pengolahan komoditas kedelai yang dilakukan oleh anggota Klomtan ‘Tani Makmur’, Lendah.

PASCA PILIHAN LEGISLATIF


PEMKAB KULONPROGO JADI OBYEK KUNJUNGAN



Pemkab Kulonprogo dalam seminggu ini disibukkan oleh berbagai kegiatan penerimaan kunjungan tamu dari luar daerah, terutama anggota DPRD yang melakukan study banding. Pada hari Senin (27/4) lalu dua rombongan yang diterima Kulonprogo adalah kunjungan kerja anggota Komisi B DPRD Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat yang menitik beratkan pada masalah pengelolaan keuangan daerah serta Usaha Kecil Menengah (UKM), DPRD Kabupaten Pasuruan propinsi Jawa Timur tentang pengelolaan keuangan daerah secara makro, penyelenggaraan tugas pembantuan.


Pada hari Rabu, (29/4), rombongan Komisi B DPRD Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur melakukan kunjungan tentang program Kerajinan dan Kepariwisataan sebagai program andalan.


Sekretaris Daerah Kulonprogo, Drs.H.So’im,MM dalam sambutannya ketika menerima rombongan DPRD Jember di Lantai II Binangun mengatakan Program Kerajinan di Kabupaten Kulon Progo telah dituangkan ke dalam Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dengan harapan mampu meningkatkan jumlah Industri Kecil Menengah (IKM) yang mandiri.


”Meskipun pendampingan penerapan pengendalian mutu telah dilakukan namun dalam pemasaran produk para pengusaha masih membutuhkan pembinaan lebih lanjut. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah sistem produksi yang berdasar pada order atau pesanan dengan motif yang berubah-ubah sehingga penyediaan stok produk dalam jumlah besar tidak efisien. Solusi yang dilakukan adalah perusahaan membuat produk sampel yang ditawarkan kepada calon pembeli”ujar So’im.


Sedangkan pelaksanaan program pengembangan destinasi pariwisata dilaksanakan dengan pengembangan obyek wisata unggulan, peningkatan dan pemeliharaan sarana prasarana pariwisata, pengelolaan retribusi wisata, pembayaran premi asuransi bagi pengunjung obyek wisata dan penyusunan draft raperda retribusi wisata. Disamping itu dilakukan pula kegiatan penyusunan Detail Engineering Design (DED) Goa Kiskendo dan Puncak Suroloyo sebagai pedoman dalam pengembangan obyek wisata. Dari program dan kegiatan tersebut semuanya bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang akan berpengaruh pada pendapatan asli daerah dan kesejahteraan masyarakat.


Adapun obyek wisata yang telah ada dan telah diupayakan pengembangannya adalah, Goa Kiskendo, Puncak Suroloyo, Waduk Sermo dan Pemandian Clereng. Di sepanjang pantai selatan terdapat pantai Trisik, Bugel, Congot dan Glagah dimana di pantai ini dikembangkan agrowisata Buah Naga.