23 Desember, 2008
Untuk mewujudkan kemandirian masyarakat Kulon Progo agar manjadi sebuah masyarakat yang mandiri dan tidak tergantung dari pemerintah maupun pihak-pihak tertentu dibutuhkan sebuah terobosan program pemberdayaan masyarakat. Menyikapi hal tersebut pemkab Kulon Progo berencana untuk mengembangkan sebuah sisten pengembangan masyarakat yang diberi nama dengan sistem pengembangan masyarakat ”Makaryo”. Yang merupakan kependekan dari kata, Manunggal Karso Anggayuh Mulyo.
Demikian dikatakan oleh Kabid Perekonomian BAPPEDA Eko Wisnu Wardana,SE Senin (22/12), dalam Seminar Sistem Pemberdayaan masyarakat Makaryo di Gedung Kaca komplek pemkab. Acara tersebut diikuti oleh Wabup Drs. H. Mulyono, pemerintah desa, LSM serta masyarakat Kulon Progo lainnya. Konsep ini, merupakan sebuah sistem pemberdayaan masyarakat yang mengoptimalkan potensi masyarakat yang meliputi catur daya. Yaitu, meningkatkan kapasitas manusia (SDM), membangkitkan daya ekonomi (menciptakan produktivitas masyarakat), mengembangkan daya pembangunan/pendayagunaan lingkungan (menciptakan lingkungan yang sehat, produktif dan lestari) dan pemberdayaan kelembagaan yang ada.
Sedangkan siklus pemberdayaan masyarakat makaryo meliputi, penyiapan masyarakat terhadap program pemberdayaan, revitalisasi dan pelaksanaan program secara berkelanjutan. ”Diharapkan dengan konsep tersebut, dapat tercipta masyarakat Kulon Progo yang mandiri, produktif dan tidak terperangkap kedalam ketergantungan (charity),” katanya.
Sementara itu, Wabup Kulon Progo Drs. H. Mulyono menyambut baik rencana pengembangan sistem pemberdayaan masyarakat tersebut. Karena kemandirian masyarakat merupakan sesuatu yang memang sangat diperlukan dalam rangka melaksanakan pembangunan di Kulon Progo. ”Dengan kemandirian masyarakat akan lebih mudah untuk mewujudkan pembangunan di Kulon Progo,” katanya.
Untuk itu, diharapkan masyarakat, pemerintahan desa dan SKPD terkait mampu untuk menangkap program pemberdayaan tersebut. Selanjutnya bisa mengaplikasikan program menjadi sebuah sistem yang lebih konkret guna mewujudkan pembangunan Kulon Progo dan menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Wabup Prihatin Monumen Ny.Ageng Serang Lebih Dikenal Patung Kuda
Wakil Bupati Kulon Progo Drs.H.Mulyono sangat menyayangkan keberaadan Monumen Pahlawan Nasional Ny.Ageng Serang yang berada di Simpang Lima Karang Nongko Wates lebih dikenal dengan sebutan Patung Kuda. Padahal seseorang untuk memperoleh gelar sebagai pahlawan nasional melalui kajian yang sangat lama.
Hal tersebut dikatakan Wabup saat menerima audiensi dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DIY di ruang kerjanya, Selasa (23/12). Turut mendampingi Kepala Kantor Perpustakan Daerah Kulon Progo, Agung Kurniawan SIP,MSi, serta perwakilan dari BAPPEDA dan Dinas Pendidikan.
“Sangat disayangkan Monumen Ny.Ageng Serang yang sedang naik kuda di Karang Nongko lebih dikenal oleh masyarakat dengan Patung Kuda, padahal untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional diperlukan kajian yang lama, yang lebih parah lagi ada undangan pernikahan dari salah seorang pejabat dalam lokasi tersebut dituliskan Patung Kuda, untuk itu marilah kita mulai untuk menyebut Ny.Ageng Serang bukan Patung Kuda “ pinta Wabup.
Sementara dalam audiensi tersebut R.Syarif Tholib dari IKAPI DIY bermaksud untuk memberikan hibah beberapa buku untuk menambah koleksi Perpustakan Daerah serta kedepan membantu masyarakat gemar membaca dan sadar perpustakan.