01 April, 2008


HUT ROSALA GELAR WAYANG KULIT
Memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) 11 Radio Suara Indrakila (ROSALA 107,2 FM) Wates, menggelar berbagai acara di antaranya Pengajian umum, Jalan Santai, pentas kesenian Angguk dan Senin malam (31/3) di Studio ROSALA kompleks perdagangan No.16 Wates Pagelaran Wayang Kulit dalang Ki Wisnu Hadisugito dengan lakon Gatotkoco Wisudo.
Menurut Direktur ROSALA , Didik Riyadi, berbagai even kegiatan memeriahkan HUT ke 11 merupakan bentuk penghormatan kepada masyarakat yang telah memanfaatkan media radio sebagai salah satu hiburan maupun promosi dan membantu pemerintah dalam menyebarkan informasi kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, masih mengudaranya hingga saat ini adalah berkat partisipasi dan dukungan masyarakat serta pemerintah.
Sementara Bupati Kulonprogo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Bupati Drs.H.Mulyono mengatakan radio sebagai salah satu media massa yang mempunyai jangkauan sangat luas, informasi yang disampaikan akan relatif mengena sampai ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai lokasi. Terlebih bagi Kulon Progo yang sebagian besar wilayahnya mempunyai karakteristik bergunung-gunung, media seperti halnya radio akan sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk mencari informasi maupun hiburan.
”Meskipun saat ini telah ada berbagai media massa elektronik yang beraneka ragam, namun radio tetap eksis di sebagian besar masyarakat kita. Hal inilah yang menjadikan radio tetap dibutuhkan oleh pemerintah sebagai salah satu media penyampai informasi ke masyarakat, seperti halnya dengan adanya dialog interaktif yang sering disiarkan sebagai salah satu upaya menjembatani arus komunikasi antara rakyat dengan pemerintah”katanya.
Ditambahkan, peranan media massa termasuk radio sebagai salah satu pilar pemerintah diharapkan akan terus berjalan, meskipun jumlah radio yang ada di Kulon Progo masih sangat minim. Namun dengan kerjasama yang baik dengan berbagai media massa yang ada, maka fungsi tersebut tetap akan dapat berjalan dengan baik, adanya persaingan antar media yang begitu ketat memperebutkan perhatian masyarakat, maka diperlukan strategi jitu serta peningkatan kualitas agar para pendengar radio tetap eksis bahkan berkembang. Hal ini mengingat di era serba digital dan computerized, maka sebagian pendengar radio ada yang beralih ke media lain yang lebih besar menarik perhatiannya. Kekuatan menarik perhatian inilah yang perlu diupayakan agar masyarakat tetap loyal dan menjadikan radio sebagai salah satu media massa yang benar-benar memberikan kemanfaatan bagi dirinya. Persaingan antar media ini hendaknya dapat diambil sisi positifnya dengan mencari peluang untuk saling melengkapi, mengingat karakteristik masing-masing media mempunyai perbedaan.
“Keprihatinan akan minimnya pemahaman dan minat kaum muda pada pewayangan, sampai saat ini tengah diupayakan bersama agar mendapat perhatian dari kaum muda. Termasuk kemungkinan mengimplementasikan dalam kurikulum atau muatan local di sekolah-sekolah. Pentingnya mengenalkan wayang pada generasi muda hendaknya didukung dengan komitmen baik dalam keluarga maupun lingkungan pergaulan maupun lingkungan sekolah untuk lebih memasyarakatkan wayang lebih dari waktu-waktu sebelumnya, karena kalau bukan dimulai sejak sekarang ditanamkan/dikenalkan pada kaum muda, siapa lagi yang akan menghargai dan mengingat legenda pewayangan kita, sebagai salah satu kekayaan seni budaya jawa,”pungkasnya.


KADES HARUS BISA JEMBATANI RAKYAT DAN PEMERINTAH

Seorang Kepala Desa (Kades) seharusnya bisa menjembatani antara kepentingan masyarakat dan kepentingan pemerintah, jika hal tersebut dapat dilaksanakan oleh seorang Kades maka harmonisasi dalam pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat akan terwujud. Demikian diungkapkan Wakil Bupati Kulon Progo, Drs. H. Mulyono dalam acara pelantikan dan pengambilan sumpah Kepala Desa terpilih di Balai Desa Giripurwo, Girimulyo, Senin (31/3).
“Kepala Desa hendaknya dapat mensinergikan kepentingan-kepentingan masyarakat dan kepentingan-kepentingan pemerintah, sehingga terjadi harmonisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu seorang Kades harus mau bertanya, belajar, konsultasi, tukar pendapat dan berkomunikasi dengan pemerintahan disemua tingkatan.”, ujar Mulyono.
Dalam kesempatan tersebut Mulyono juga berpesan agar Kepala Desa terpilih, Mardi Santoso untuk bias menjadi motor penggerak bagi warganya. Mulyono menuturkan, seorang Kades harus bisa menjadi penggagas, pemberi ide, penggerak sekaligus pelaksana dalam melaksanakan pembangunan di desanya. Saat ini seorang pemimpin memang dituntut untuk memiliki kemampuan tersebut dalam melaksanakan tugasnya.
Mardi Santoso terpilih menjadi Kepala Desa Giripurwo setelah memenangi pemilihan kepala desa Giripurwo yang dilaksanakan pada 16 Maret 2008 yang lalu. Menurut Wabup, pilkades merupakan pesta demokrasi yang telah dilaksanakan di Indonesia dari sejak jaman dahulu. Karena dalam pilkades rakyat dapat memilih secara langsung pemimpin desa yang diinginkannya.
Acara tersebut sebelumnya dibuka oleh Drs. Gatot Guritno, selaku Ketua BPD Giripurwo yang kemudian dilakukan pengambilan sumpah dan pelantikan. Setelah itu dilanjutkan serah terima jabatan dari Pejabat Kades, Supiyanta kepada Kades terpilih, Mardi Santoso. Dalam kesempatan tersebut tampak hadir Asisten Tata Praja Drs. H. Sutejo, pejabat-pejabat dari lingkungan Kabupaten Kulon Progo, Camat Girimulyo beserta Muspika.