13 Februari, 2008

BENIH KENDALA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI
Sangat sulitnya mendapatkan benih kedelai bersertifikat dan merupakan benih unggul adalah kendala peningkatan produksi kedelai. Selama ini petani hanya menanam kedelai dari bibit yang beredar di pasaran dan bukan diperuntukkan khusus untuk bibit.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Kulon Progo Ir.Agus Langgeng Basuki ketika mendampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Drs.H.So’im,MM menerima Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM Prof.Dr.Ir Mary Astuti, MSi dalam Sosialisasi Program Pengembangan Kedelai Hitam di Joglo Bupati, Rabu (13/2). “Dalam meningkatkan produksi kedelai kendala yang dihadapi oleh petani sejak saya menjadi CPNS sampai sekarang adalah belum tersedianya bibit atau benih yang baik atau berlabel, sehingga yang dijadikan benih hanya kedelai yang dilihat baik secara visual oleh petani, atau memanfatkan hasil dari panen daerah lain, sementara benih padi dan jagung sudah tidak ada masalah,“kata Langgeng.
Produktifitas kedelai di Kabupaten Kulonprogo relative atau telah mencapai rata-rata untuk tingkat DIY. Luas areal tanam 3000 ha, dengan hasil ubinan tahun 2006 1,37 ton perhektar yang tersebar di kecamatan nanggulan, Lendah, Galur dan Pengasih.
Sementara dalam rangka meningkatkan kesejahteran petani dan membantu terciptanya swasembada kedelai 2015, Fakultas Teknologi Pertanian UGM mengenalkan komoditas berupa kedelai hitam yang merupakan bahan baku pembuatan kecap.
Mary Astuti menjelaskan kedelai hitam yang dibudidayakan adalah jenis Mallika dengan produksi mencapai 2,93 ton perhektar yang merupakan varietas lokal bukan hasil persilangan sehingga tidak ada rekayasa genetic atau penyisipan gen organ lain, dan daya simpan benih lebih lama. Kemampuan benih yang dihasilkan oleh FTP UGM saat ini baru untuk mencukupi kebutuhan lahan seluas 100 hektar.
Peluang dengan Pemkab berupa kerjasama kedua belah pihak yakni pemkab membantu kemitraan, memberikan subsidi dan fasilitas kepada petani, dan petani menyediakan lahan sementara FTP UGM menyediakan benih dan mengadakan pendampingan.
Ujicoba kedelai hitam oleh FTP UGM pernah dilakukan di kecamatan Nanggulan dan Galur namun belum memuaskan. Di Nanggulan cara menanam benih masih dengan disebar, sementara Galur musim yang tidak cocok sehingga banyak hama menyerang.
Sekda So’im menyambut baik keinginan dari FTP UGM, hal ini menurutnya masih banyaknya lahan-lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara maksimal terutama di wilayah pegunungan. Untuk mendukung peningkatan usaha perlu dipikirkan kemungkinan pembuatan demplot ditiap –tiap kecamatan . Serta yang tak kalah penting adalah pemurnian benih bukan turunan yang ditanam sehingga hasilnya dapat maksimal.
PEMIMPIN HARUS MANJING AJUR AJER

Dalam falsafah dan budaya masyarakat di Jawa yang sudah sering sekali kita dengar, menjadi seorang pemimpin harus dapat manjing ajur ajer dengan masyarakat yang dipimpinnya. Oleh karena itu kami berharap Saudara dapat memahami dan menterjemahkan ungkapan yang sederhana tetapi mempunyai makna yang cukup dalam tersebut. Sehingga dapat nggayuh raharja rahayuning nagari.
Demikian dikatakan Wakil Bupati Kulon Progo Drs. H. Mulyono dalam acara Pengambilan sumpah dan pelantikan Muji Kurniawan Nugroho,SE sebagai Kepala Desa Jatisarono, Nanggulan, Rabu (13/2), di Balai Desa setempat. Pelantikan Kades terpilih Legiman juga dihadiri Kabag Pemdes Drs. Riyadi Sunarto, Camat Nanggulan Drs.L.Bowo Kristianto , Kades se-Kecamatan Nanggulan, Ketua BPD serta anggota BPD, perangkat desa dan tokoh masyarakat. ”Untuk mencapai raharja rahayuning nagari, diperlukan kerja keras dan kerjasama yang baik dengan masyarakat serta komponen yang ada , untuk secara bersama –sama bahu membahu mencapai tujuan yang diinginkan yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat baik lahir maupun batin ”, pesan Wabup .
Wabup juga mengingatkan prinsip 3T yaitu Tatag, teteg, bakal Tutug. Tatag yang erarti teguh hati, percaya diri, berkemauan kuat, berani dan tidak ragu terhadap resiko yang akan dihadapi . Melakukan pekerjaan dengan tatag berarti melakukannya dengan sungguh-sungguh, rasional danmaksimal agar berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sikap yang jauh dari perilaku yang grusa-grusu, ceroboh ataupun emosional. Teteg yang berarti ulet, pantang menyerah, tidak mudah putus asa, ada mempunyai keyakinan bahwa apa yang akan dilakukannnya pasti berhasil, teguh dalam berpendirian. Tutug adalah tuntasnya pekerjaan yang merupakan hasil sikap tatag, serta teteg. Kata tutug ini lebih mengacu pada keberhasilan kerja dari seseorang setelah melalui serangkaian perjuangan dan dapat menghasilkan sesuatu yang kita perjuangkan.

WABUP LANTIK KADES TERPILIH

Pemimpin Mau Mendengar dan Berdialog

Seorang Kepala Desa harus secara kritis memandang jabatannya sebagai sebuah tantangan dan kapasitas untuk melakukan inovasi ataupun perubahan. Selain itu harus memahami dan menyadari tugas utama seorang pemimpin yaitu untuk menentukan arah, mendengar, dan melayani. Mengemban tanggung jawab kepemimpinan berarti mampu menentukan arah, dan ke arah mana desa dan masyarakat yang dipimpinnya akan dibawa.

Demikian dikatakan Wakil Bupati Kulon Progo Drs. H. Mulyono dalam acara Pengambilan sumpah dan pelantikan Kepala Desa Jatimulyo R. Murdani Saputro, Girimulyo Senin (11/2), di Balai Desa setempat. Murdani adalah mantan Kades sehingga pelantikan merupakan jabatan kedua kalinya selama 6 tahun kedepan. Turut hadir Kabag Pemdes Drs. Riyadi Sunarto, Camat Girimulyo Drs.Sumiran Kades se-Kecamatan Girimulyo, Ketua BPD serta anggota BPD, perangkat desa dan tokoh masyarakat.

”Seorang Kepala Desa harus mampu merubah pola pikir yang memposisikan sebagai sumber kebenaran mutlak, ke arah pola pikir dimana sumber kebenaran diposisikan secara seimbang antara pemimpin dan masyarakat”, pesan Wabub .

Hal itu menuntut kemampuan seorang pemimpin untuk lebih membuka diri terhadap masukan, saran dan kritik dari masyarakat. Kesediaan seorang pemimpin untuk mendengar dan berdialog merupakan suatu bentuk penghargaan yang hakiki terhadap warga masyarakat. Dengan cara dialog dapat diperoleh informasi yang otentik, membangun kebijakan yang aspiratif dan demokratis.

Disisi lain, Wabub juga mengingatkan kepada masyarakat Desa Jatimulyo bahwa desanya mempunyai banyak potensi yang cukup besar, diantaranya potensi obyek wisata alam yang bagus berupa Goa Kiskendo, peternakan kambing PE, perkebunan dan pertanian, seni budaya yang dapat terus digali dan dikembangkan.

Selain Kades Jatimulyo, Wakil Bupati Drs.H.Mulyono secar berturut-turut juga mengambil sumpah dan melantik Kades terpilih. Pada hari Selasa (12/2) Wabub Mulyono mengambil sumpah dan melantik 3 Kades incumbent untuk jabatan kedua kalinya di balai desa setempat. Ketiga Kades tersebut adalah Bhekti Murdayanto,SE Kades Hargorejo Kokap, Kades Janten Fahrudin,S.Ag dan Kades Kaligintung Hepson Purnomo,SIP yang keduanya di Kecamatan Temon.


Demo Bubar Usai Ditemui Bupati
Aksi mogok makan yang dilakukan perwakilan Gerakan Pembangunan Demokrasi Desa (Gerbang Desa) menentang hasil pilkades akhirnya berakhir.
Peserta demo membubarkan diri setelah Bupati Kulonprogo Toyo Santoso Dipo turun tangan dan menemui mereka di depan kantor kabupaten, kemarin petang. Dalam pertemuan, Bupati berjanji akan menunda pelantikan Kepala Desa terpilih di tiga desa, yakni Desa Paliyan, Desa Donomulyo, Kec Nanggulan serta Desa Hargowilis, Lec Kokap.
Selain itu, Bupati juga akan memperhatikan rekomendasi DPRD, yaitu mengkaji permasalahan pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades). Pembubaran aksi demo merupakan klimaks dari aksi yang dilakukan sejak Senin (11/2) yang menuntuk penundaan pelantikan kades terpilih karena dinilai cacat hukum dan terjadi kecurangan.
Kemarin siang,enam Peserta demo yang kondisinya menurun. Direktur RS Kharisma Paramedika Salamah mengungkapkan enam peserta itu mengalami gangguan pada fungsi ginjal, dan dikhawatirkan akan berdampak pada siklus fungsi organ. ”Kepada yang sakit dan punya latarbelakang masalah kita sarankan untuk berhenti dan minum air putih yang banyak,” jelas Salamah.
Kondisi fisik para demonstran siang kemarin memang menurun.Sebagian hanya tiduran di tanah beralaskan karpet atau tikar.Mereka tetap melakukan aksi diam dan mogok makan, sampai tuntutan meeka dipenuhi. Sejumlah simpatisan warga juga nampak ikut menemani para peserta aksi. Mereka sempat massa menggelar Istigosah dengan memanjatkan doa.
Hingga, sekitar Pukul 12.00 WIB,Assek I Sekda Sutedjo Wiharso bersama dengan Kabag Pemdes Ryadi Sunarto menemui demonstran. Kepada para massa Sutedjo berpesan agar menjaga kondisi kesehatan. Jika hujan datang, massa diminta pindah dan mencari tempat berteduh. ”Kami diminta pak Bupati untuk menemui, tidak ada pesan khusus,” jelas Sutedjo, usai menemui demonstarn.