15 April, 2009

BLT Dibagikan Mulai 21 April

Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Kulon Progo akan dibagikan Selasa (21/4) hingga Rabu (29/4) mendatang. Pembagian akan dilakukan serentak di 12 kantor pos di seluruh wilayah Kulon Progo. Jumlah penerima sebanyak 42.020 RTS, masing-masing sebesar Rp. 200.000,-.

Hal itu dikatakan Kepala PT Pos Indonesia Wates Muh Mufti Ismail, Rabu (15/4) saat dilakukan sosialisasi di gedung Kaca kantor Pemkab. Sosialisasi diikuti oleh camat dan kepala desa se Kulon Progo, serta dihadiri Assek I Drs H Sutedjo Wiharso, Kepala Dinas Sosnakertrans Drs H Musodo dan Kepala Bidang Sosial Drs Untung Waluyo.

Dalam pembagian BLT tahun ini, tambah Mufti, pihaknya tidak memberikan kupon seperti tahun lalu. Namun akan diberikan undangan sesuai dengan nama dan alamat penerima sesuai data tahun kemarin.

“Saat pengambilan, penerima harus membawa undangan dan bonggol kupon tahun 2008. Bila bonggolnya hilang atau rusak, penerima harus menunjukkan kartu identitas berupa KTP, SIM atau kartu keluarga dan menyerahkan foto kopiya. Dan apabila tidak memeliki kartu identitas harus membawa surat keterangan dari kepala desa setempat,” jelas Mufti.

Lebih jauh Mufti menandaskan, hak penerimaan BLT tidak bisa dialihkan atau ditambah. Jumlah penerima harus sesuai dengan data yang ada, seperti tahun lalu. Namun, kata dia, bagi pemilik hak yang meninggal bisa diterimakan kepada ahli warisnya. Dengan syarat ahli warisnya harus masuk dalam daftar keluarga miskin (Gakin) mendapat rekomendasi dari kades dan surat keterangan sebagiahli waris, ujarnya.

Mufti menyatakan, secara rinci penerima BLT per kecamatan meliputi, Wates 3.182 RTS, Pengasih 4.765, Kokap 4.787, Temon 2.643, Panjatan 3.471, Galur 2.563, Lendah 3.424, Sentolo 3.986, Nanggulan 2.387, Kalibawang 3.765, Samigaluh 3.496 dan Girimulyo 3.551.

“Sebenarnya jumlah data penerima tahun 2008 sebanyak 42.078 RTS, namun yang mengambil uang di kantor pos hanya 42.020. Yang 78 RTS tidak mengambil haknya tanpa keterangan sama sekali. Sehingga jumlah itu kami gunakan untuk data penerimaan tahun 2009,” papar Mufti.

Sementara Sutedjo berharap agar pembagian BLT tahun ini bisa lebih lancar dan aman. Setiap kantor pos dihimbau untuk memperhitungkan jumlah penerima yang hadir pada hari pembagian.

“Yang penting, jangan terlalu banyak sehingga menimbulkan antrian yang panjang. Setiap hari bisa untuk penerima 1 desa. Namun kalau penerimanya banyak, bisa dibagikan 2 hari,” pesannya.

Bupati Dukung Pembangunan Museum di Kulon Progo

Bupati Kulo Progo Toyo Santoso Dipo mendukung gagasan pembangunan museum di Kabupaten Kulon Progo. Kosep tersebut dinilai sangat baik mengingat saat ini banyak potensi budaya maubun benda-benda cagar budaya yang dimiliki Kulon Progo. Namun, benda-benda tersebut saat ini masih berada dalam situs budaya dan belum dapat dilestarikan dengan cara yang lebih baik. Padahal benda-benda sejarah menjadi sesuatu yang sangat penting untuk mengetahui perkembangan sebuah bangsa. Seperti perkembangan Kabupaten Kulon Progo dari masa lalu sampai dengan sekarang.
Demikian dikatakan Bupati, Rabu (15/4), dalam acara presentasi rencana pembangunan museum di Kulon Progo di Gedung Joglo pemkab. Selain bupati, acara tersebut juga dihadiri oleh Assek II Ir. Agus Anggono, Kadisbud Provinsi DIY Drs. Joko Dwiyanto,M.Hum, Kadisbudparpor Drs. Bambang Pidegso, Kepala DPU Ir. Moch Nadjib, Kadin Pendidikan Moh. Mastur dan yang lainnya. Benda-benda yang saat ini dimiliki dan dikelola pemkab mempunyai makna secara mendalam tentang seberapa jauh perkembangan kebudayaan di masyarakat. Dari perkembangan tersebut, kita bisa mempelajari proses budaya dan sekaligus menciptakan kebudayaan yang baru. Menjadi sebuah kebudayaan yang lebih maju dan memberikan dampak terhadap pembangunan di dalam masyarakat. “ Karena sejarah sangat penting baik secara fisik maupun konseptualnya,” tandas Bupati.
Selain menyelamatkan benda-benda bersejarah, pembangunan museum juga akan memberikan pelajaran bagi kita dan generasi kita tentang pentingnya belajar pada sejarah perkembangan zaman. Karena banyak generasi muda yang tidak berminat untuk mempelajari sejarah. Padahal sejarah yang termasuk dalam kategori ilmu sosial mempunyai hirarkhi yang lebih tinggi dari ilmu yang lain misalnya, ilmu-ilmu terapan (exact).
Disisi lain, dalam pembangunan museum nantinya juga harus memperhatikan berbagai aspek seperti, pendanaan, lokasi maupun konstruksi bangunannya. Hal ini diperlukan agar keberadaan museum akan memberikan sebuah nilai dan kemajuan baik dalam hal pendidikan sejarah maupun kepentingan masyarakat yang lain. “Sehingga kalau nanti berdiri museum di Kulon Progo diharapkan dibuat minimal dua lantai. Karena selain untuk keperluan konservasi lingkungan, benda-benda budaya akan lebih aman dan bisa dipelihara dengan baik,” kata bupati.
Sementara itu, Kepala Disbudparpor Kulon Progo Drs. Bambang Pidegso memaparkan bahwa untuk pembangunan museum yang representatif diperlukan lokasi minimal seluas 2.175 m2. Agar museum nanti bisa berfungsi secara maksimal dan bisa memberikan layanan secara baik. Karena secara ideal museum akan memiliki beberapa ruangan seperti, ruang display dan konservasi. Ruang display akan dibagi lagi menjadi beberapa ruangan yaitu, prasejarah, klasik, islam, kolonial/perjuangan dan ruangan umum.
Dengan luas museum yang mencapai 2.175 m2 tersebut, akan memerlukan dana pembangunan sebesar Rp 4,4 milyar. Adapun gambaran lokasi untuk mendirikan museum dengan luasan tersebut ada beberapa tempat sebagai alternatif yaitu, sebelah timur Gedung DPRD, sebelah utara Gedung BPN, sebelah utara kampus UNY dan sebelah selatan pabrik wig (rambut palsu). “Dengan lokasi strategis dan gedung yang lebih baik museum baru nanti diharapkan bisa menggantikan fungsi Gedung Agoeng yang saat ini dijadikan museum. Menjadi museum yang benar-benar representatif dan dibetuhkan masyarakat,” katanya.
Dukungan pembangunan museum juga dikatakan oleh Kepala Disbud Provinsi DIY Drs. Joko Dwiyanto,M.Hum. Diungkapkan bahwa saat ini, hanya Kabupaten Kulon Progo yang tidak memiliki museum yang representatif. “Untuk itu, kami akan memberikan dukungan dua ratus persen untuk pembangunan museum dan kami harapkan Kulon Progo segera mengirimkan rencana pembangunan museum tersebut ke Provinsi DIY,” katanya.