21 Januari, 2008

Hot News

PILKADES HARGOWILIS DIDUGA MONEY POLITIC
Ratusan Warga Gruduk Kantor Desa

Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Hargowilis, Kecamatan Kokap Minggu (20/1) lalu , dipersoalkan. Kemenangan Dalijan A.Ma., dari pesaingnya dianggap tidak fair.Pelaksanaan Pilkades diduga money politic dan penuh penyimpangan yang dilakukan oleh pemenang sementara calon Kepala Desa.
Ratusan warga yang tidak terima hasil Pilkades mendatangi Kantor Desa Hargowilis yang berada di dekat Waduk Sermo, Senin (21/1). Dalam waktu yang bersamaan di Kantor Desa sedang berlangsung acara rapat Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menerima laporan Panitia Pemilihan. Masa yang datang berusaha untuk masuk Kantor Desa, namun dihalangi oleh pihak aparat keamanan yang telah disiagakan sebelumnya. Setelah melakukan negosiasi yang a lot, akhirnya tiga perwakilan warga diperbolehkan masuk Kantor Desa masing-masing Agus. Wasimin dan Kuasa Hukum warga Ariawan,SH.
Dalam pertemuan tersebut Agus menuturkan berbagai tindak kecurangan jalannya Pilkades . Atas dasar kejadian tersebut BPD dituntut untuk tidak segera menetapkan calon Kades terpilih.
Kondisi pertemuan yang tidak menghasilkan titik temu antara perwakilan warga dan BPD, serta suasana di luar yang semakin memanas, akhirnya Ketua BPD, Widiyanto,S.Pd menunda penetapan calon Kades terpilih dengan batas waktu yang belum dapat ditentukan. Selanjutnya BPD akan melakukan konsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan kasus Pilkades ini.

Stop Press

PKNU Tak Akan Musuhi PKB

Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) tidak bermaksud untuk bermusuhan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meskipun dimusuhi, partai politik (parpol) baru itu tak akan berbalik untuk memusuhinya. PKNU akan tetap konsisten untuk menjaga iklim sejuk demi ketenteraman masyarakat.
Demikian ditegaskan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKNU Kulon Progo Nuzulul Hadi, SIP saat mendampingi Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKNU Zainal Abidin Amir melakukan audiensi dengan Bupati Kulon Progo H Toyo Santoso Dipo, Senin (21/1) di gedung Joglo kantor pemkab. Audensi diikuti oleh beberapa fungsionaris PKNU Pusat, DPW DIY dan DPC Kulon Progo. Sedang Bupati didampingi oleh Assek I Drs H Sutejo, Assek II Ir Agus Anggono dan segenap pejabat pemkab.
Menurut Nuzulul, PKNU Kulon Progo telah mendapat simpati luas dari masyarakat. Beberapa kyai sepuh telah menyatakan dukungannya. Bahkan beberapa kyai juga duduk di kepengurusan, seperti KH Suhardi Ishaumul Hadi yang duduk sebagai Ketua Dewan Syuro, katanya.
Ditambahkan, saat ini kepengurusan DPC Kulon Progo telah disahkan oleh DPP dan akan dilantik (24/1) mendatang di JEC Yogyakarta bersama DPC-DPC lain di DIY. Sedang kepengurusan tingkat anak cabang (PAC) telah terbentuk semuanya, yakni 12 PAC. “Namun yang mendapat pengesahan baru 9 PAC” ujar Nuzulul.
Sementara menurut Zainal Abidin, secara nasional kepengurusan PKNU sudah terbentuk di semua provinsi (DPW). Sedang tingkat cabang sudah terbentuk di 426 kabupaten/kota, dan untuk tingkat anak cabang terbentuk di 2.000 lebih kecamatan dari 5.700 kecamatan yang ada.
“Dengan demikian PKNU telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam UU no. 32 tahun 2007. Dan seperti gadis cantik telah banyak yang meminang partai ini,” ungkap Zainal.
Dalam kesempatan tersebut bupati mengharapkan agar PKNU tidak menjadi parpol yang ‘asal tampil beda dan asal waton suloyo’. Namun sebaiknya menjadi mitra pemkab untuk memberikan masukan dan kritik yang konstruktif serta proporsional. “Kalau kritiknya kebablasan dan asal beda nanti malah kontraproduktif,” kata Toyo.
Salah satu tugas parpol, tambah Toyo, adalah turut mengupayakan lapangan kerja bagi anggotanya yang masih menganggur. Karena ditengarai saat ini masih cukup banyak anggota parpol yang belum punya pekerjaan.
“Tidak logis bila ada parpol kok malah menentang upaya penciptaan lapangan kerja. Dan kalau ada parpol seperti itu sebaiknya besok tidak usah dipilih. Saya pun melakukan kampanye, tinggalkan saja parpol yang tidak mendukung penciptaan lapangan kerja. Sebab itu berarti tidak punya komitmen untuk peningkatan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat,” tandas Toyo.

Berita Hari Ini

8 DESA GELAR PILKADES
Sebagian Besar Incumbent Menang
Pelaksanaan Pilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kabupaten Kulonprogo hari Minggu (20/1) kemarin berlangsung di delapan desa masing-masing desa Janten, desa Kalidengen dan desa Kaligintung di Kecamatan Temon, desa Jatimulyo Girimulyo, desa Hargowilis dan desa Hargorejo Kokap, desa Sentolo Kecamatan Sentolo dan desa Donomulyo Nanggulan. Calon Kepala Desa yang bertarung kembali untuk memperoleh jabatan sebagian besar mengantongi suara terbanyak.
Calon incumbent yang meraih suara terbanyak di desa Kaligintung yang diikuti 2 calon, mantan Kades Hepson Purnomo,SIP meraih 799 suara sementara rivalnya Sugiyanto hanya meraih 265 suara. Desa Hargorejo yang diikuti 2 calon, mantan Kades Bhekti Murdaya meraih 4537 suara sementara rivalnya W.Samsulhadi hanya meraih 284 suara. Desa janten yang juga diikuti 2 calon, mantan Kades Fahrudin,S.Ag meraih 541 suara, rivalnya Anis Roihatul Jannah hanya meraih 118 suara.
Sementara desa-desa yang memunculkan cakades incumbent unggul, tak berlaku di desa Hargowilis Kokap dan Kalidengen Temon mantan Kades Iswanto gagal meraih jabatan Kades, dalam pilihan yang diikuti oleh 6 calon hanya mampu meraih 751 suara, peraih suara terbanyak Dalijan,A.Ma dengan 1438 suara,calon lain Karman meraih 84, Suratman meraih 207, Sukijan meraih 437 dan R.Sujarwanto,A.Md meraih 660 suara. Bambang Suharto mantan Kades Kalidengen yang ikut bertarung kembali hanya mampu memperoleh 277 suara dirutan kedua , pilkades yang diikuti 3 calon dimenangkan Surono dengan 291 suara calon ketiga Sunardi meraih 210 suara.
Pilkades lain yang memunculkan cakades baru tanpa keikutsertaan incumbent, desa Jatimulyo yang diikuti 4 calon dimenangkan R.Murdani Saputro meraih 1757, urutan kedua Anom Sucondro 1244, disusul Drs.Siswo Sunardi 684 dan Supangat 455. Desa Donomulyo diikuti 5 calon, dengan meraih suara terbanyak Slamet 976, disusul Bejo 929, Suyanto 777, Giyarto 573 dan Mardiyono 236. Desa Sentolo dengan 5 calon, Teguh unggul meraih 1337 disusul Suradi 1061, Tri Kuncoro 935, Jumadin 647, dan Sukarjo 571.

Berita Hari Ini

UPACARA HARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUBAR
Di Guyur Hujan Peserta Kocar-Kacir
Upacara Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional dan Pernyataan dimulainya Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional tahun 2008 tingkat Kabupaten Kulonprogo yang berlangsung Senin pagi (21/1) tak berjalan sukses dan terpaksa dibubarkan sebelum selesai.
Hal ini terjadi karena saat pembacaan amanat Inspektur Upacara, Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo selaku irup membacakan sambutan tertulis Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno,beberapa menit kemudian hujan turun dengan lebat sehingga peserta upacara berlarian kocar-kacir mencari tempat yang teduh.
Cuaca memang kurang bersahabat, sebelum masuk jam kerja pukul 07.30 Wib, beberapa menit telah turun hujan lebat sehingga dihalaman lokasi upacara telah banyak air yang mengenang, kemudian disusul cuaca terang. Melihat cuaca yang terang panitia memberanikan diri melaksanakan upacara.
Pada awal acara mulai pembacaan teks Pancasila, Pembukaan UUD 1945 dan mengheningkan cipta berlangsung khidmat dan lancar. Sesaat setelah sesi acara amanat inspektur upacara, Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo yang membacakan amanat tertulis Menakertrans baru beberapa lembar hujan langsung turun sangat deras. Meski bupati ditempat yang teduh tidak terguyur hujan akhirnya, tidak melanjutkan membacakan amanat dan memerintahkan komandan untuk membubarkan upacara. “ Selanjutnya upacara supaya dibubarkan,”kata Toyo.
Selain para PNS dilingkup pemkab, Wakil Bupati Drs.H.Mulyono, Ketua DPRD Drs.Kasdiyono, Muspida plus dan seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) turut dalam upacara.
Menakertrans mengatakan sampai saat ini masih terjadi beberapa kasus kecelakaan kerja maupun gangguan kesehatan akibat kerja misalnya kebakaran pabrik, rusaknya alat berat, peledakan tanur, kebocoran tangki bahan kimia, keracunan ditempat kerja, gangguan pendengaran akibat kerja dan penyakit akibat kerja lainnya. Hal ini dapat dihindariapabila adanya implementasi K3 di setiap tempat kerja. Sementara data kecelakaan kerja tercatat tahun 2004 sebanyak 95.418 kasus, tahun 2005 sebanyak 99.0234 kasus dan tahun 2006 sebanyak 95.624 kasus mengalami penurunan sebesar 3,55 %.
“Data tersebut menunjukkan kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih relative tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi , kampanye maupun bentuk upaya lain yang lebih intensif guna meningkatkan kepedulian masyarakat agar K3 menjadi budaya bangsa dalam segala aktifitasnya sehingga tingkat kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat ditekan atau diminimalkan,”terang Erman.