18 Juni, 2008

Swadaya Masyarakat Mencapai Rp.1,5 M

NANGGULAN SIMPUL PERTUMBUHAN KULONPROGO UTARA

Pertumbuhan ekonomi di wilayah Kecamatan Nanggulan akhir-akhir ini menunjukkan semakin meningkat pesat. Sebagai simpul pertumbuhan ekonomi di wilayah utara, dapat dilihat dengan semakin banyaknya muncul berbagai lembaga keuangan sebagai dukungan modal usaha masyarakat. Menjelang tengah malam perputaran ekonomi warga dengan menggelar dagangan semakin hari makin bermunculan. Tidak ketinggalan berpengaruh dengan nilai jual tanah yang juga semakin mahal.

Hal tersebut dikatakan Camat Nanggulan L.Bowo Pristianto,SH, Selasa (17/6), ketika menerima Wakil Bupati Kulonprogo, Drs.H.Mulyono dalam Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tahun 2008 di wilayah Kecamatan Nanggulan. Dalam kesempatan itu Wabup didampingi Kadinas Dukcapilkabermas, Drs.Sarjana, Kabag Kesra Arief Sudarmanto,SH, Kabag Pembangunan Nugroho,SE, dan pejabat pemkab lainnya.

”Peningkatan pertumbuhan ekonomi, sangat mempengaruhi peran serta masyarakat dalam ikut serta membangun daerah, terbukti dengan beberapa bantuan dana dari pemerintah, mampu meningkatkan swadaya masyarakat sekitar Rp.1,5 Milyar ,”kata Bowo.

Dalam kegiatan BBGRM, Wabup meresmikan pembangunan jalan aspal, Pos Ronda, meninjau kegiatan PAUD, yang tersebar merata di enam desa. Yakni Donomulyo, Banyuroto, Tanjungharjo, Wijimulyo, Jatisarono dan Kembang.

Dalam kesempatan tersebut Wabup. Drs.H.Mulyono mengaku salut dengan peran serta masyarakat yang sangat luar biasa dalam pembangunan, dengan nilai swadaya yang tinggi, bahkan bangket jalan mampu swadaya 50%. ”Dengan peran serta warga dalam pembangunan hendaknya terus dilakukan, terutama kedepan dalam perawatan dan pemeliharaan, karena jauh lebih murah dibanding harus dimulai dengan membangun kembali,”pesannya.

Swadaya Masyarakat Mencapai Rp 922,7 Juta

Camat Girimulyo Keluhkan Minimnya Bantuan Stimulan Semen

Selama tahun 2007 masyarakat Kecamatan Girimulyo telah melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana jalan dengan swadaya murni masyarakat yang mencapai Rp 922,7 Juta. Namun jumlah tersebut belum sebanding dengan besarnya jumlah bantuan stimulan dari pemkab khususnya bantuan semen. Karena di tahun 2008 alokasi bantuan semen untuk Kecamatan Girimulyo hanya sejumlah 4.818 zak. Jumlah ini masih lebih sedikit dari beberapa kecamatan lain di Kulon Progo seperti, Samigaluh (8.665 zak), Kokap (7.445 zak) dan Sentolo (5.937 zak).

Padahal masyarakat merasa pembangunan fasilitas berupa jalan masih menjadi skala prioritas sebagai sarana untuk mobilisasi barang maupun manusianya. Diharapkan, pemkab Kulon Progo bisa lebih intensif memperhatikan hal ini. Agar Kecamatan Girimulyo yang merupakan daerah perbukitan di wilayah Kulon progo bisa berkembang dengan baik. Seiring dengan perkembangan pembangunan di daerah-daerah yang lain.

Demikian dikatakan Camat Girimulyo Drs. Sumiran Senin (16/6), dalam acara Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tahun 2008 di Kecamatan Girimulyo. Hadir dalam acara tersebut Wabup Kulon Progo Drs. H. Mulyono, Kepala Dinas Dukcapilkabermas Drs. Sarjana, Kadinkes dr. Lestaryono, Kabag Pembangunan Nugroho,SE serta pejabat pemkab yang lainnya.

Pembangunan oleh masyarakat secara gotong royong tersebut terbagai kedalam pembangunan sarana prasarana jalan dan non jalan. Untuk sarana dan prasarana jalan meliputi 35 kegiatan dengan swadaya murni masyarakat sebesar Rp 744,3 juta. Yang meliputi kegiatan, pembuatan jalan, perkerasan jalan dengan cor block, pengaspalan jalan maupun pemeliharaan.

Sedangkan sarana prasarana non jalan meliputi 21 kegiatan dengan swadaya murni masyarakat sebesar Rp 178,4 juta. Kegiatan tersebut meliputi, pembangunan tempat ibadah sarana dan prasarana keamanan, air bersih dan yang lainnya. ”Sedangkan di tahun 2008 Girimulyo mendapatkan dana dari program PNPM Mandiri yang jumlahnya mencapai Rp 1,5 M dengan dana sharing dari pusat sebesar Rp 1,2 M dan APBD kabupaten sebesar Rp 300 juta,” papar Sumiran.

Menanggapi hal tersebut, Wabup Drs. H. Mulyono dalam sambutannya mengatakan bahwa besar kecilnya penerimaan bantuan semen tergantung dari banyak sedikitnya kelompok masyarakat yang mengajukan bantuan. Semakin banyak masyarakat yang berpartisipasi dan mengajukan proposal berarti akan semakin banyak jumlah bantuan yang akan diterima untuk pembangunan.

Masyarakat diharapkan bisa mengerti dengan kondisi ini dan selanjutnya bisa menanggapinya dengan mengajukan proposal bantuan kalau memang masih membutuhkan bantuan semen. ”Di tahun ini kami masih mengajukan bantuan belanja tambahan (ABT) berupa bantuan semen yang jumlahnya kalau disetujui mencapai Rp 3 M. Masyarakat kalau memang membutuhkan bantuan silahkan mengajukan karena kalau yang mengajukan sedikit lagi, ya nanti jumlahnya kalah lagi,” katanya.

Disi lain, Wabup mengharapkan selain melaksanakan pembangunan masyarakat hendaknya juga bisa memelihara rasa dan semangat gotong royong di masyarakat. Karena dengan gotong-royong pembangunan maupun perawatan dan pemeliharaan hasil pembangunan akan semakin mudah dilaksanakan. ”Pemeliharaan ini sangat penting mengingat pemeliharaan akan membutuhkan biaya yang jauh lebih sedikit daripada membangunnya kembali,” lanjut Wabup.