28 Juli, 2008

Promosi Produk Lokal Harus Lebih Digalakkan

Untuk mengembangkan produk lokal yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Porogo, promosi dan pengenalan produk kepada masyarakat luas harus lebih digalakkan. Karena promosi merupakan kata kunci untuk memperluas pemasaran. Bila pemasaran lancar maka otomatis usaha akan berkembang dengan baik.

Demikian dikatakan Bupati Kulon Progo H Toyo Santoso Dipo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Assek III Muqodas Rozie SH pada pembukaan Pemberdayaan Potensi Lokal, Sabtu (26/7) di halaman Kantor Camat Galur. Hadir dalam acara itu Kakan Humas Drs HR Agus Santosa MA, Camat Galur Jumanto SH, jajaran Muspika Galur, Wakil Ketua TP PKK Kulon Progo Hj Tutik Mulyono serta tokoh masyarakat setempat.

Selain promosi, tambah Toyo, yang perlu diupayakan para pelaku usaha adalah peningkatan kualitas, kuantiutas dan kontinyuitas produksi. Faktor kuantitas dan kontinyuitas, kata dia, sering belum dapat dipenuhi oleh pelaku usaha kecil.

”Sering terjadi, promosi dan kualitas produknya sudah bagus namun ketika ada permintaan dari buyer dalam jumlah besar dan rutin, pengusaha tak mampu memenuhinya. Ini salah satu kendala pengembangan usaha di Kulon Progo,” tandas Toyo.

Menurut orang nomor 1 di Kulon Progo tersebut, produk lokal Kulon Progo sangat banyak dan beragam, sesuai dengan potensi wilayah. Seperti kerajinan, makanan olahan dan berbagai produk pertanian. Produk-produk tersebut cukup potensial untuk dikembangkan pangsa pasarnya sampai ke tingkat internasional, ujarnya.

Pemberdayaan Potensi Lokal digelar oleh Radio Komunias (Rakom) Swaradesa Brosot. Even yang dibuka oleh Muqodas dan Tutik Mulyono dengan pelepasan burung merpati tersebut bertujuan untuk memperkenalkan potensi lokal masyarakat Galur dan sekitarnya di bidang ekonomi dan budaya. Selaian pameran, juga digelar panggung hiburan, lomba nyanyi dan pawai budaya.

Menurut ketua panitia Drs Sarbiyono, pameran yang akan digelar selama 11 hari (26/7-6/8) tersebut diikuti oleh 32 peserta dari Galur, Lendah, Sentolo dan Bantul. Produk yang dipamerkan berupa tanaman hias, bibit buah-buahan, alat rumah tangga, pakaian, makanan olahan serta mainan anak-anak.

Kegiatan lomba nyanyi, jelas Kabag Pembangunan Desa Brosot ini, diperuntukkan bagi pelajar dan masyarakat umum. Untuk pelajar berupa lomba paduan suara dengan lagu Pelaut dan Anak Gembala, sedang untuk umum perorangan dengan lagu ’Prau Layar’ dan ’Gembala Sapi’. ”Judul lagu-lagu itu kami sesuaikan dengan kondisi lokal Kulon Progo, khususnya Kecamatan Galur,” imbuhnya.

PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL KULONPROGO

Tempat Bermain Sangat Minim

Tempat bermain bagi anak-anak di wilayah Kulonprogo sangat minim dibanding dengan tempat permainan anak-anak remaja maupun dewasa. Bahkan kondisi tempat bermain anak yang sudah dibangun beberapa tahun silam sudah rusak tanpa ada perbaikan maupun pemeliharaan, seperti yang ada di obyek wisata Goa Kiskendo, di Jatimulyo Kecamatan Girimulyo. Untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten bekerjasama dengan Bappeda diharapkan dapat memperbaiki kembali sarana prasarana permainan anak yang telah ada bahkan untuk lebih diperbanyak ditempat-tempat lain.

Hal tersebut dikemukakan Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo dalam acara memperingati Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Kabupaten Kulonprogo yang digelar di Gedung Kesenian Wates, Senin (28/7). Turut hadir Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Depdiknas .Dr.Sujarwo Ketua DPRD Kulonprogo. Drs.H.Kasdiyono, Muspida, Ketua Tim Penggerak PKK Hj.Wiwik Toyo Santoso Dipo, Asisten Pembangan Ir.H.agus Anggono, Kadinas Pendidikan Muh Mastur,BA serta kepala SKPD dilingkup pemda Kulonprogo. Dalam kesempatan tersebut dimeriahkan dengan pameran PAUD, serta pentas seni dari anak-anak PAUD, TK hingga SD dan penyerahan berbagai kejuaraan dalam rangka memeriahkan HAN.

“Anak-anak usia dini atau usia di bawah lima tahun memerlukan perhatian lebih, karena merupakan awal dan dasar pembentukan kepribadian, namun demikian sarana-prasarana untuk mendukung kegiatan anak-anak berupa tempat permainan masih sangat minim sekali di Kulonprogo, tempat bermain anak yang ada seperti di Goa Kiskendo sudah tidak terawat, untuk itu instansi yang menanggani yakni dinas Pariwisata agar kerjasama dengan Bappeda dan BPKD untuk merencanakan dan menganggarkan perbaikan sarana permainan anak tersebut,”pinta Toyo.

Sebaliknya menurut Toyo, tempat –tempat permainan anak usia remaja sudah banyak termasuk dewasa.

Sementara Direktur PAUD Depdiknas, Sujarwo mengatakan pendidikan bagi anak khususnya PAUD sebagai strategi pembangunan SDM haruslah dipandang sebagai titik sentral dan sangat fundamental serta strategis mengingat usia dini merupakan masa keemasan (the golden age) namun sekaligus periode yang sangat kritis dalam tahap perkembangan manusia. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sampai usia 4 tahun tingkat kapabilitas kecerdasan anak telah mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80% dan sisanya 20% pada usia 8 tahun ke atas.

“Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia dini bahkan sejak dalam kandungan sangat menentukan derajat kualitas kesehatan, intelegensi, kematangan emosional dan produktivitas manusia pada tahap berikutnya. Dengan demikian investasi pengembangan anak usia dini merupakan investasi sangat penting bagi SDM yang berkualitas dimasa mendatang,”katanya.