07 April, 2008


Pembahasan Libatkan Semua Pihak

Kades Hargowilis Akhirnya Dilantik

Pelantikan Kepala Desa (Kades) Terpilih Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap Dalijan, A.Md, yang sempat tertunda beberapa waktu yang lalu akhirnya dilaksanakan. Secara resmi pelantikan dilaksanakan oleh Wakil Bupati Kulon Progo Kulon Progo Drs. H. Mulyono, Senin (7/4), di Balai Desa setempat. Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi I Sudarminto, Kepala Bawasda Hendro Purnomo Sigit, SH, Kabag Pemdes Drs. Riyadi Sunarto, Kabag Hukum Bambang Sulistyo, SH, Kakan Humas Drs. R. Agus Santosa,MA, BPD dan segenap anggota masyarakat.

Dalijan, Amd dilantik berdasarkan Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor : 137/2008 dan akan menjabat sebagai Kades Hargowilis periode 2008-2014. Setelah dalam pilkades yang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2008 berhasil mengungguli 5 rival yang lain.

Menurut Wabup, dilantiknya Kades Hargiwilis tersebut akhirnya dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian dan pembahasan yang melibatkan berbagai elemen terkait seperti, pemkab Kulon Progo, Muspida plus dan elemen masyarakat. Selanjutnya, proses pengambilan keputusan untuk melantik Kades Hargowilis tersebut adalah sebuah proses demokrasi. Dimana pemkab Kulon Progo telah mengakomodir apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat.

Sebagai proses demokrasi, aspirasi masyarakat akan disesuaikan dengan peraturan daerah (Perda) yang ada. Dengan penyesuaian tersebut nantinya dapat dilihat apakah dengan perda yang ada sudah bisa mengakomodir semua kepentingan dari masyarakat. “Jadi tidak menutup kemungkinan, jika perda yang ada memang kurang sesuai dengan kepentingan masyarakat kami bersedia untuk meninjau ulang,” katanya.

Selanjutnya, dilantiknya Kades Hargowilis, Kokap merupakan langkah awal dari pelantikan selanjutnya yang juga akan dilaksanakan untuk Kades Donomulyo, Nanggulan dan Kades Paliyan, Temon. Karena seperti diketahui, pelantikan Kades terpilih di kedua desa tersebut juga sempat tertunda akibat munculnya beberapa permasalahan. Karena pengkajian dari permasalahan telah kami lakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait, pelantikan Kades Donomulyo juga akan kita laksanakan untuk minggu depan dan minggu terakhir bulan April ini, untuk Kades Paliyan, lanjut Wabup.

Sementara itu, perwakilan dari masa Gerakan Membangun Demokrasi Desa (Gerbang Desa) Ariyawan, yang beberapa waktu lalu bersama dengan masyarakat yang lain memprotes hasil Pilkades Hargowilis telah menerima keputusan pelantikan tersebut. Menurut Ariyawan, setelah melakukan pengkajian bersama dengan pemkab pihak Gerbang Desa bisa menerima keputusan untuk melantik Kades terpilih.

Karena dalam pengkajian tersebut tidak ditemukan penyimpangan (money politic), seperti yang selama ini menjadi tuntutan dari massa gerbang desa. “Namun meskipun kami menyetujui pelantikan ini bukan berarti misi kami untuk membangun demokrasi di desa berhenti. Kami akan tetap mengawal dan memonitor setiap perda yang ada sebagai produk hukum di daerah agar bisa berjalan dengan maksimal dan benar-benar mensejahterakan masyarakat,” katanya.

AIDS KULONPROGO TERUS BERTAMBAH

Toyo : Ojo Sok Seneng Cluthak

Jumlah warga Kulonprogo yang dinyatakan positip terinfeksi virus Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome yang dikenal dengan AIDS selama awal 2008 terus tambah. Terhitung sejak lima tahun terakhir telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam rakor dan revitalisasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di Wates belum lama ini, jumlah penderita sebelumnya 2 sekarang meningkat menjadi 7 positif HIV AIDS..

Tingginya temuan ini, tidak lepas dari tingkat mobilitas penduduk yang cukup tinggi. Mereka kerap pergi keluar daerah dalam kurun waktu lebih dari satu hari. Faktor lain yang ditengarai ikut menjadi pemicu adalah adanya potensi dunia wisata yang semakin maju. Hal ini berdampak mulai dirambahnya wisata yang berujung kepada hubungan seks.

Dimintai komentarnya, terhadap jumlah angka positif AIDS yang terus meningkat, Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo mengharapkan agar masyarakat jangan berbuat nakal, sehingga perkembangan dapat diminimalisir. Karena orang yang sudah terkena atau positif umumnya dikucilkan sehingga mencari teman yang sebanyak-banyaknya. “Adanya penderita AIDS, pesen saya ojo sok seneng cluthak, sebab umumnya yang seneng cluthak itu sangat mudah terkena, padahak resikonya tinggi, orang yang sudah terkena akan berusaha untuk mencari teman sebanyak-banyaknya supaya ketularan, temennya jadi banyak, dia tidak sendirian,”katanya.

MENYONGSONG INDUSTRIALISASI DI KULONPROGO
Pemuda Harus Tanggap, Jangan Jadi Penonton
Pemerintah Kabupaten Kulonprogo telah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menciptakan lapangan kerja baru salah satunya dengan industrialisasi. Peluang kesempatan kerja baru yang tersedia harus mampu ditangkap oleh generasi muda utamanya sebagai penerus pembangunan, dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, sehingga pada akhirnya tidak hanya menjadi penonton.
Dalam rangka mensikapi dan ikut berperan serta adanya rencana pembangunan Mega proyek di bagian selatan Kulonprogo, pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Kecamatan Wates menggelar acara Sarasehan Pemuda dengan tema Industri di Kulon Progo Bagian Selatan, Manfaat, Masalah dan Solusi bagi Pemuda, dengan narasumber Wakil Bupati Drs.H.Mulyono, Kepala BAPPEDA Drs.H.Darto,MM dan Direktur Utama PT.JMM BRMH Haryoseno, di Dermaga Karangwuni Wates, Sabtu (5/4). Selain perwakilan karangtaruna seluruh desa di kecamatan Wates, juga hadir ketua karangtaruna Propinsi GKR.Pembayun dan utusan karangtaruna dari kabupaten/kota se-Propinsi DIY.
Menurut Dirut PT.JMM.Haryosono, adanya industri belum tentu identik dengan berdirinya pabrik-pabrik, juga belum tentu tidak mendukung pelestarian lingkungan. Dalam industri yang bersifat global tetap memperhatikan kearifan lokal agar dapat hidup berdampingan. Pemuda harus menyiapkan diri untuk berperan serta untuk melestarikan ke depan, perusahaan hanya merupakan langkah awal untuk mengembangkan kawasan yang diharapkan memicu yang lain untuk masuk. Seperti adanya peningkatan di sektor pertanian dengan munculnya industri pertanian yang menghasilkan alat-alat pertanian, pupuk yang akhirnya menjadi kawasan terpadu. “Untuk mampu menuju Go Internasional yang bisa diterima semua pihak harus bermuara kepada kearifan lokal, yang didukung dengan adanya suatu etika, kedisiplinan dan tanggung jawab ,”jelas Seno.
Kebijakan pemkab menurut Wabup.Mulyono, menarik investor baik dalam maupun luar untuk menanggulangi kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di sektor industri dengan tetap memperhatikan sektor pertanian, jadi tidak benar kalau ada industri kemudian menggusur apalagi mematikan pertanian, karena yang kerja itu butuh makan dan mereka tidak tanam,”kata Wabup Mulyono.
Berbagai kegiatan pembangunan wilayah Kulonprogo selatan diantaranya pembangunan Jalur jalan lintas selatan (JJLS), Pelabuhan Karangwuni, Lantamal, Industri Baja, pembangunan industri perikanan dan pariwisata, banyak membutuhkan tenaga kerja yang harus djadikan peluang kerja bagi generasi muda. Sehingga mulai sekarang harus disiapkan kompetensi kerja dengan peningkatan keahlian dan ketrampilan.
Kepala BAPPEDA Drs.H Darto mengatakan, meski industrialisasi dikembangkan di selatan, namun bukan berarti mengesampingkan pembangunan utara, untuk menopang berbagai pembangunan tersebut di Kulonprogo utara yang kaya akan hasil pertanian dijadikan kawasan agropolitan.