Sektor Konstruksi Tertinggi Dalam Kecelakaan Kerja
Sektor konstruksi berada dalam daftar teratas tingkat kecelakaan kerja secara nasional yaitu, 32 persen dari seluruh kecelakaan kerja yang terjadi di tahun 2008. Angka ini cukup besar mengingat sektor ini hanya mempekerjakaan kurang lebih 4,5 juta pekerja atau hanya sebesar 5 persen dari jumlah pekerja secara nasional. Sektor ini mencakup pekerjaan seperti, arsitek, mekanik, teknik sipil, tata lingkungan dan yang lain.
Demikian dikatakan Wakil Bupati (Wabup) Kulon Progo Drs. H. Mulyono membacakan sambutan Menteri Tenaga Kerja RI Sabtu (17/1), saat menjadi inspektur upacara pada peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di halaman pemkab. Upacara diikuti oleh jajaran pejabat eksekutif pemkab Kulon Progo, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Drs. Musodo, perwakilan pekerja dari beberapa perusahaan yang ada di Kulon progo, karyawan pemkab dan yang lainnya.
Sektor ini secara nasional perlu mendapatkan perhatian dan diharapkan bisa menerapkan manajemen K3 di lingkungan kerja. ”Sehingga peringatan bulan K3 bisa membuka pengertian akan sangat pentingnya penerapan manajemen K3 dilingkungan kerja agar kecelakaan kerja dapat diminimalisir,” katanya.
Penerapan manajemen K3 tidak hanya berorientasi pada tingkat keselamatan dalam bekerja. Namun penerapan manajemen K3 juga memiliki korelasi yang erat terhadap peningkatan produktivitas kerja. Karena semakin sedikit kecelakaan yang terjadi maka peningkatan produktivitas akan mudah untuk dicapai dan direalisasikan.
Sementara itu, secara simbolis dalam upacara ini juga diserahkan bantuan suplemen zat besi kepada para pekerja di tiga perusahaan yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Yaitu, pekerja PT. Sunchang Indonesia (pabrik rambut palsu/wig), PT. Patria Adikarsa (pabrik pelintingan rokok) dan Perusahaan Wingko Susilowati.
Secara terpisah usai mengikuti upacara, Kadinsosnakertrans Drs. Musodo yang didamping Pengawas Ketenagakerjaan Kulon Progo Suprayitnomengatakan bahwa di Kulon Progo kecelakaan tahun 2008 ada 15 kasus. Namun kasus tersebut bukan terjadi di lingkungan kerja meskipun itu terhitung kecelakaan kerja. ”Karena dari 15 kasus yang ada kebanyakan adalan kecelakaan lalu lintas. Seperti, karyawan perusahaan yang berangkat maupun pulang bekerja,” terang Prayit.
Kecelakaan terbesar terjadi berada di sektor informal seperti, kecelakaan penderes nira kelapa. Yang jumlahnya ditahun 2008 mencapai 74 kasus. Dari 74 orang penderes yang mengalami kecelakaan 22 orang meninggal dunia dan 52 orang selamat. Kecelakaan tertinggi terjadi di daerah Kecamatan Kokap dan Kalibawang.
Sebagai bentuk perhatian dari kecelakaan yang terjadi, pemkab sudah menyerahkan bantuan yang kebanyakan berupa uang dengan jumlah yang bervariasi. Yaitu, untuk korban kecelakaan meninggal dunia diberi bantuan Rp 1 juta dan yang luka berat/ringan sebesar Rp 200-800 ribu tergantung tingkat kecelakaannya. ”Sektor ini memang masih memegang angka tertinggi untuk kecelakaan kerja di Kulon Progo dan masih membutuhkan perhatian yang lebih dari pemerintah,” lanjutnya.