13 Maret, 2008


Rangka Atap Rusak Gedung SD Hampir Roboh


Proses belajar mengajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri Gebangan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Pengasih sejak dua pekan silam tidak berjalan mulus. Hal ini disebabkan sekolah dengan dua lokal gedung yang dipisahkan oleh halaman tidak maksimal digunakan. Gedung sekolah yang berada di sisi utara dengan tiga ruang kelas dan satu ruang guru baru dalam proses penyelesaian rehab bangunan, satu gedung di sebelah selatan untuk ruang kelas 4, kelas 5 dan kelas 6 hampir roboh. Meski terlihat kokoh dari luar, namun setelah diamati kondisi genteng –genteng sudah tidak tertata rapi di atas reng penyangga. Hal ini disebabkan kuda-kuda sebagai rangka atap sudah tidak kuat menyangga beban bahkan ada sebagian balok kayu kuda-kuda yang telah lepas.


Kepala SD Negeri Gebangan, Sumardi dilokasi, Kamis (13/3) menjelaskan gedung yang semula atap asbes dan kuda-kuda rangka besi karena kurang baik bagi kesehatan anak, pada tahun 1985 direhab oleh Dinas hanya khusus atap diganti genteng dengan kuda-kuda diganti kayu. Namun sejak dua minggu lalu atap bangunan turun sehingga genteng-genteng berantakan, disusul tiang-tiang di teras juga ikut bengkok. Karena khawatir tiba-tiba atapnya ambruk diputuskan tidak digunakan untuk proses belajar-mengajar. “Kalau dilihat sepintas bangunan ini nampak masih baik, tetapi coba kalau dicermati atapnya sudah turun, kalau dicek ke atas kayunya kuda-kuda sudah banyak yang cepol (pisah) padahal baru direhab 12 tahun lalu, kemungkinan bahan kayu kuda kuda kualitasnya jelek, kalau hujan datang makin parah lagi, karena khawatir roboh menimpa anak didik, maka sejak atap turun dua pekan silam, kami tidak gunakan untuk proses belajar mengajar, nanti gantian di sebelahnya yang rehabnya hampir selesai ”ujar Sumardi yang ahli seni lukis.


,Sugimin yang sehari-harinya mengajar di ruang kelas V tepat dibawah kerangka atap yang telah rusak juga mengaku was-was kalau harus mengajar di tempat yang membahayakan karena sering terdengar suara gemeretak, dari kerangka yang telah merenggang. “Sejak atap mengalami penurunan, sering terdengar suara keretek-keretek, karena khawatir nantinya ambruk secara mendadak pas proses belajar makanya sudah tidak digunakan lagi,”jelas Sugimin.


Menurut Sumardi semenjak kondisi atap turun, sudah langsung melaporkan ke Dinas dan Bupati. Meski belum ada kepastian namun dari Dinas Pendidikan Kulonprogo yang menangani sarana-prasarana telah juga langsung melakukan cek di lokasi. “Sejak kejadian saya sudah lapor ke cabang dinas dan ke Dinas dengan tembusan Bupati, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten yang menangani rehab sudah datang, tetapi belum bisa memutuskan, namun kami berharap agar segera dibangun agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar kembali,”harapnya.


Meski lokasi sekolah berada di pelosok desa, namun SD Negeri Gebangan yang memiliki 103 siswa sarat dengan prestasi. Tercatat sebagian besar siswa mampu mengharumkan nama baik Kulonprogo di tingkat propinsi bahkan nasional untuk bidang olahraga catur dan seni lukis. Bukti nyata prestasi sekolah terlihat dengan piagam dan piala yang bertumpuk di ruang kepala sekolah.