30 Oktober, 2008


Habiskan 150 Kg Kapur dan 50 Kg Gypsum

KAPUR TULIS TERBESAR MASUK MURI

Untuk yang kedua kalinya prestasi warga masyarakat Kulonprogo berhasil dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI), kali ini berupa Kapur Tulis terbesar hasil karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Panjatan. Sebelumnya MURI telah mencatat hasil karya Kulonprogo berupa Tumpeng dari bahan Gula Jawa.

Pemberian penghargaan kepada pihak sekolah diserahkan langsung Etty salahsatu staf MURI, di lokasi Kapur Tulis Terbesar yang berada di Stand SMKN 1 Panjatan pada pameran Manunggal Fair di Alun-alun Wates, Kamis siang (30/10). Pemberian disaksikan para guru, siswa dan pengunjung.

Kapur Tulis yang mampu mencatatkan diri di MURI ini, berukuran panjang 2,5 meter, dengan diameter besar 36 centimeter dan diameter ujung 27 centimeter. Proses pembuatan cetakan dikerjakan oleh lima siswa selama dua jam, pembuatan campuran oleh sepuluh siswa selama 25 menit, pencetakan dikerjakan 15 siswa selama 30 menit. Bahan cetakan menggunakan seng foil ukuran 90 cm X 5 m, bendrat dan paku keeling, bahan kapurtulis menggunakan 150 kg kapur dan 50 kg gypsum, ditambah air sekitar 30 liter.

Khomarudin,SPd, salah seorang guru pemandu menjelaskan dipilihnya kapur tulis karena bahan utama pembuatan kapur dan gypsum potensi di Kulonprogo sangat banyak apabila dimanfaatkan untuk pembuatan kapur tulis yang sampai saat ini masih digunakan sebagai media dan sarana pembelajaran di sekolah-sekolah.

“SMKN 1 Panjatan sebagai satu-satunya sekolah kejuruan yang punya program study keahlian kimia industri diharapkan mampu mengembangkan teknik kimia untuk dimanfaatkan bagi kehidupan masyarakat pada umumnya,”jelas Khomarudin pengajar di sekolah yang baru berdiri 16 bulan ini.

Dengan mampu mencatatkan diri di MURI, ia berharap selain dapat menjadi kebanggaan sekolah juga mampu memacu semangat belajar siswa, memotivasi untuk menciptakan prestasi-prestasi di masa yang akan datang serta merangsang kreativitas siswa untuk mengembangkan inovasi teknologi.

TMMD MENGASPAL JALAN 1.500 M

TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-81, Sengkuyung dan Imbangan di wilayah Kulon Progo yang dilaksanakan di Desa, Sidomulyo, Kecamatan Pengasih telah selesai dan ditutup Kamis (30/10), melalui sebuah upacara oleh Bupati H Toyo Dipo dilapangan desa setempat.

TMMD ini berhasil melaksanakan pengaspalan jalan sepanjang 1.500 meter dengan lebar 3 m. Selain itu, kegiatan yang dilakukan selama 21 hari efektif (10/10 – 30/10) itu juga berhasil menyelesaikan pembuatan talud/bangket 0,3 X 1 X 100 meter, 1 unit gorong-gorong dan 1 unit penyempurnaan gardu ronda.

Komandan Kodim 0731 Kulonprogo selaku Dan Satgas Letkol Inf.I Made Sukarya saat upacara penutupan memberikan laporan seluruh kegiatan .. Upacara tersebut dihadiri Wabup Drs H Mulyono, serta pejabat Pemkab, Kodim dan Polres.

Merupakan rangkaian upacara dilakukan penandatanganan serah terima naskah hasil kegiatan oleh Dan Dim kepada Bupati Kulonprogo dan dilanjutkan peninjauan ke lokasi.

Dalam bidang non fisik, dilaporkan oleh Sukarya, kegiatan yang dilaksanakan berupa pemberian bimbingan, penerangan dan penyuluhan kepada masyarakat. Yakni untuk bidang pembinaan menta, kamtibmas dan pekat, penyuluhan wawasan kebangsaan, penyuluhan PKBN, penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat dan hiburan. Dilaporkan, manfaat proyek adalah untuk meningkatkan kelancaran sarana transportasi perekonomian, memfungsikan sistem drainase, meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat, membudayakan sistem pam swakarsa, meningkatkan pengetahuan kesadaran bernegara.

“Untuk kegiatan fisik setiap hari dikerahkan tenaga kerja rata-rata dari TNI 30 orang dan masyarakat setempat 50 orang,” papar Sutoyo.

Dalam amanatnya tertulis Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Haryadi Soetanto, yang dibacakan Irup Bupati H Toyo S Dipo, antara lain menyatakan dengan selesainya pelaksanaan TMMD, diharapkan hasil pembangunan fisik yang telah dicapai dapat dipelihara atau dikembangkan pemerintah daerah dan masyarakat,. “Sehingga bisa lebih bermanfaat bagi rakyat. Sedangkan yang non fisik berupa pembekalan pengetahuan praktis agar tidak hanya menjadi pengetahuan semata. Namun harus benar-benar dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan nyata sebagai warga negara yang memiliki tanggung jawab kepada bangsa dan negara,” tandas Pangdam.

Pangdam menyadarai, bahwa hasil pelaksanaan operasi TMMD yang telah dicapai belum dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. “Namun demikian, terlepas dari berbagai keterbatasan yang ada dalam kegiatan TMMD kali ini, saya yakin bahwa segenap prajurit TNI beserta komponen pelaksana dan pendukung lainnya dilapangan, telah berupaya dan bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai sasaran program sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya,”kata Pangdam.


Dukcapilkabermas Tidak Membuka Layanan Akte di Pameran

Masyarakat Menilai Pembuatan Akte Lebih Cepat


Kesadaran masyarakat Kulonprogo untuk mendapatkan Akte khususnya kelahiran sangat besar. Hal ini terlihat dari antusias warga untuk mendapatkan akte melalui pameran Manunggal Fair yang digelar di Alun-alun Wates. Setiap hari selama berlangsung pameran selalu ada pengunjung yang menanyakan lokasi stand Catatan Sipil tempat membuat Akte Kelahiran. Namun beberapa warga tersebut urung untuk mengurus Akte karena Catatan Sipil yang berada di bawah Dinas Dukcapilkabermas sebagai pembuat Akte tidak membuka layanan pembuatan Akte kelahiran di stand pameran.

Heri dan Haryono yang setiap hari bertugas di ruang informasi pameran selalu ditanya oleh beberapa pengunjung yang menanyakan lokasi stand tempat untuk pembuatan Akte Kelahiran. “Setiap hari disini selalu ada yang datang menanyakan stand yang membuat pelayanan Akte Kelahiran, ya.saya.jawab tidak ada, dan saya berikan informasi untuk bisa datang di Catatan Sipil Dinas Dukcapilkabermas, sekarang di kantor juga bisa cepat selesai,” tutur Heri yang baru saja kedatangan pengunjung Wisto Widodo bersama istri Jumariah beserta putranya Irfan Kurnianto warga desa Sukoreno Kecamatan Sentolo yang menanyakan lokasi stand layanan Akte Kelahiran.

Masih tingginya minat masyarakat untuk membuat Akte Kelahiran di pameran, karena imej /pandangan masyarakat membuat Akte di stand pameran lebih praktis cepat selesai dibanding harus datang di kantor Catatan Sipil. “Karena kalau membuat Akte di pameran bisa sehari atau dua hari selesai seperti terjadi pada tahun lalu saat pelayanan Akte ikut pameran, kalau di kantor waktunya lama sekali, “kata Wisto.

Adanya beberapa warga masyarakat yang kecele mencari Akte tersebut, Kepala Dinas Kependudukan Catatan Sipil Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (Dukcapilkabermas) Kabupaten Kulon Progo, Drs.Sarjana Kamis (30/10) mengatakan tidak adanya layanan pembuatan Akte Kelahiran di Stand pameran Manunggal Fair karena lebih menfokuskan pada layanan di Kantor yang terkait dengan keberhasilan meraih sertifikat ISO 9001 : 2000 bidang pelayanan public dan tenaga yang terbatas apabila harus dibagi untuk dua tempat tersebut. Sehingga warga masyarakat yang menanyakan layanan Akte di lokasi pameran pada saat jam kerja dipersilahkan dapat langsung datang di Catatan Sipil, dengan pelayanan yang sama seperti pada saat membuka layanan di pameran pada tahun-tahun lalu. Namun demikian adanya antusiasme masyarakat, tidak menutup kemungkinan di tahun –tahun mendatang akan dipikirkan untuk kembali membuka layanan di lokasi pameran.

“Terkait ISO 9001 :2000 , untuk tahun ini tidak ikut serta pameran, namun akan kita kaji masukan dari masyarakat tersebut, yang penting di informasikan adalah bahwa sekarang ini layanan di kantor apabila semua syarat lengkap bisa selesai seperti pada saat masyarakat mengurus di stand pameran,”terang mantan Camat Kalibawang yang hobi olahraga tennis lapangan..