Klomtan Ngudi Luhur Juara Nasional
Kelompok tani (Klomtan) ‘Ngudi Luhur’ Pedukuhan Karongan, Desa Kedungsari, Kecamatan Pengasih, yang mewakili Kulonprogo dalam lomba intensifikasi jagung tingkat nasional, September tahun lalu berhasil masuk tiga besar nasional, bersama kelompok tani dari Nusa Tenggara Tengah dan Ciamis Jawa Barat. Keberhasilan ini menghantarkan kelompok tani Ngudi Luhur meraih penghargaan berupa Piagam ,Piala serta uang pembinaan yang diserahkan langsung Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pertanian Anton Apriantono di Istana Negara (16/12) 2008.
Ketua Klomtan ‘Ngudi Luhur’ Prapto Wiyono, merasa bangga dengan diraihnya penghargaan tingkat nasional dan bertemu langsung dengan Presiden beberapa waktu lalu.”Saya mewakili kelompok merasa bangga dapat meraih penghargaan di tingkat nasional, karena dapat bertemu langsung dengan Presiden dan beramah tamah sekitar 15 menit di Istana usai menerima penghargaan ini,” kata Prapto yang baru saja selesai menghadap Bupati Kulonprogo di ruang kerjanya, Selasa (24/2), sambil membawa penghargaan yang diterimanya.
Selain Prapto Wiyono, turut menghadap Bupati, Sekretaris Wasiyan, Bendahara Hadi Pranoto, sedangkan dari Pemkab Kadinas Pertanian dan Kehutanan Ir.Agus Langgeng Basuki MT, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Ir Bambang Tri Harsono, Camat Pengasih Dra.Sri Harmintarti,MM Koodinator PPL Syakir, Petugas Teknis Lapangan Widayatun dan PPL Kecamatan Pengasih Sarmidi.
Dijelaskan Prapto, diwilayahnya petani mulai membudidayakan jagung mulai tahun 80-an. Semula, kata dia, hampir semua petai menanam bibit lokal hasilnya tingkat produksinya hanya 3-3,5 ton perhektar.
Pada awal tahun 90-an, tutur Prapto, petani mulai bergeser ke bibit hibrida dengan teknik pemupukan yang dicampur dengan penyiraman (dicor). “Dengan teknik ini hasilnya bisa jauh lebih tinggi. Tahun lalu bisa mencapai 8,8 ton perhektar. Yang berarti ada peningkatan 100 % lebih dibandig dengan bibit local,” ungkapnya.
Sementera Bupati Toyo Santoso Dipo minta agar petani tidak hanya mengantungkan diri dengan menjual jagung tanpa dilakukan olahan. Hal ini karena harga jual jagung naik turun yang kadang dirasakan berat oleh petani. Usaha nilai tambah dapat dilakukan kelompok dengan membuat emping jagung.
Atas keberhasilan kelompok tani, dalam kesempatan tersebut Bupati memberikan bantuan berupa satu unit traktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar