MANUNGGAL FAIR BERAKHIR
Banyak Pedagang Keluhkan Waktu Pameran
Kebanyakan pedagang swasta yang ikut berpartisipasi dalam pameran Manunggal Fair 2008 mengeluhkan waktu pelaksanaan yang kurang tepat. Pelaksanaan yang ditetapkan setelah bulan puasa dan lebaran serta mendekati musim hujan menjadikan barang-barang dagangan mereka banyak yang tak laku jual. Kondisi yang dialami ini tak seperti pada tahun-tahun yang lalu, dimana even tahunan selalu digelar menjelang bulan puasa serta kondisi cuaca tidak hujan, barang-barang laku keras.
Meski setiap hari pengunjung selalu penuh sesak, namun mereka sebagian besar hanya melihat-melihat barang dagangan , dan hanya beberapa saja yang memanfaatkan untuk membeli. Kondisi waktu yang berada dipenghujung bulan Oktober menjadikan kondisi para PNS yang kantongnya sudah menipis, menjadi salahsatu faktor transaksi menurun drastic.
Kelesuan para pedagang ini seperti dituturkan Budi pedagang busana asal Banjar, sejak dibukanya pameran baru satu dua saja yang laku dagangannya. “Waktu penyelenggaraan yang digelar setelah puasa, menjadikan pengunjung sudah tidak antusias membeli pakaian, biasanya kan sebelum puasa mereka lalu memanfaatkan event ini untuk persiapan lebaran, apalagi sudah musim hujan, kalau bisa tahun depan digelar sebelum puasa biar seperti tahun-tahun sebelumnya,”keluhnya.
Keluhan Budi ini tidak dibuat-buat, bersama pedagang lainnya hingga akhir pameran beberapa dagangan mereka masih menumpuk hamper sama seperti seminggu lalu waktu mulai menggelar dagangan.
Sebaliknya pedagang yang menjual bibit –bibit pertanian justru laku keras. Hujan yang mulai turun sejak digelar acara , menjadi motivasi warga untuk menanam tanaman terutama buah-buahan seperti mangga, rambutan, jeruk yang setiap hari selalu dibawa pulang oleh beberapa pengunjung usai menyaksikan pameran. Namun demikian hanya satu dua saja pedagang yang nampak menggelar bibit-bibit tanaman.
Ketua Umum penyelenggara, Drs.R.Agus Santosa,MA yang dikonfirmasi mengaku memahami keluhan para pedaganga swasta. Kondisi waktu penyelenggaraan usai puasa dan musim hujan menjadikan kegiatan tidak menggembirakan seperti tahun-tahun yang silam. “Kami menyadari apabila pedagang mengeluh, karena waktu penyelenggaraan tahun ini kurang pas, tapi karena merupakan acara memeriahkan Hari Jadi Kulonprogo memang tepatnya bulan Oktober ini sebetulnya, banyaknya masukan seperti ini nanti untuk ke depan akan dipikirkan kembali, tetapi kalau mengikuti bulan puasa jelas akan maju-maju jauh dari bulan Oktober sebagai patokan kita, apa nanti menyongsong Hari Jadi kita akan bicarakan dalam evaluasi usai selesai kegiatan ini,”kata Kepala Kantor Humas yang mantan Camat Galur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar