Malam sebelumnya Bupati dan muspida melepas takbir keliling yang diikuti para peserta TPA dan masyarakat Wates dengan mengambil lokasi start di Halaman Pemkab Kulonprogo.
27 September, 2008
Malam sebelumnya Bupati dan muspida melepas takbir keliling yang diikuti para peserta TPA dan masyarakat Wates dengan mengambil lokasi start di Halaman Pemkab Kulonprogo.
KEGIATAN SAFARI TARWEH PEMKAB BERAKHIR
Toyo : Bayar Zakat Hidup Jadi Tentram dan Tenang
Kepada warga masyarakat Kulonprogo yang telah mempunyai penghasilan lebih, untuk mengeluarkan 2,5 % penghasilannya sebagai zakat Karen itu merupakan hak orang lain yang dapat diberikan kepada lembaga seperti Badan Amil Zakat Sodaqoh (BAZS). Dengan mengeluarkan sebagian penghasilan niscaya tidak akan membuat kita menjadi orang miskin yang kekurangan, tetapi hidup menjadi lebih tenang dan tentram.
Hal tersebut dikatakan Bupati Kulonprogo,H.Toyo Santoso Dipo pada acara penutupan Safari Tarweh Pemkab di Rumah Dinas Bupati, Jum’at (26/9). Dalam kesempatan tersebut sekaligus digelar pengajian menjelang buka puasa oleh mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr.Khirudin Bashori serta penyerahan bantuan dari gerakan infaq Rp.5000,- selama bulan Ramadhan dari PNS,pegawai BUMD/BUMN. Bantuan secara simbolis diserahkan kepada Pondok Pesantren Dakwatul Islamiyah Madigondo Sidoharjo Samigaluh, PP.Al Manar Brosot, Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI) Kulonprogo, Kelompok penyandang cacat tubuh Nanggulan, Panti Asuhan Darul Aitam Karangwuluh Temon dan PA Muhammadiyah Nanggulan.
“Bagi warga Kulonprogo yang belum membayar zakat dari penghasilannya sebesar 2,5 % tanpa merasa dipaksa namun secara ikhlas dapat membayar untuk diberikan kepada BAZS, karena sebagian itu adalah milik orang lain, dengan telah dizakati penghasilan yang diterima meski sedikit namun terasa puas , tentram dan tenang,” kata Toyo.
Hikmah dari membayar zakat telah dirasakan sendiri oleh Bupati yang sebelum memimpin Kulonprogo menekuni bisnis Lombok dan Koperasi. Dengan panjang lebar ia menceritakan pengalaman pribadinya tentang gaji hubungannya dengan zakat. Sebelum menjadi Bupati dengan pekerjaan swasta yang digelutinya mampu menghasilkan pendapatan yang lumayan besar dibanding gaji Bupati selama ini, namun saat itu lalai untuk menyisihkan sebagian gaji. Baru setelah menjadi Bupati sadar untuk menunaikan zakat. Dan ternyata meski hanya kecil tetapi dizakati, setelah menerima merasa puas, tenang, biarpun kecil tapi nikmat. Bahkan ia semakin percaya, dengan mengeluarkan zakat dari penghasilan tidak akan membuatnya kekurangan, karena Allah pasti akan memberikan lebih daripada yang kita keluarkan.
Di bagian lain Toyo berharap dan berdoa semoga puasa kita tidak hanya sekedar mendapatkan lapar dan dahaga saja tetapi senantiasa mendapatkan ridho Allah SWT sehingga dapat mencapai derajat taqwa.
Sementara Kabag Kesra Setda Arief Sudarmanto,SH dalam laporannya menjelaskan bahwa dalam kesempatan tersebut, Badan Amil Zakat (BAZ) Kulonprogo turut menyalurkan dana ZIS yang dihimpun dari kalangan PNS muslim kepada 17 Panti Asuhan dan 12 Pondok Pesantren masing-masing menerima Rp.1.000.000,- . Pada 24 Sepember lalu BAZ juga telah menyalurkan dana ZIS dari para PNS termasuk zakat 2,5% dari Gaji Bupati dan Wabup yang sejak jabatan periode pertama telah menyalurkan melalui BAZ, kepada 165 pengemudi becak, 50 pasukan kuning, 20 pedagang gorengan, 120 Rumah tangga miskin, 11 anak yatim/piatu dengan keseluruhan mecapai Rp.70 juta.
26 September, 2008
PERINGATI HARI RAYA-CUTI BERSAMA
Karyawan Pemkab Libur 6 Hari
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo libur enam hari, mulai hari Senin (29/9) hingga Sabtu (4/10) dan masuk Senin (6/10). Libur tersebut merupakan libur Hari Raya Idul Fitri 1429 H dan cuti bersama tahun 2008.
Kepala Kantor Humas Kabupaten Kulonprogo, Drs.R.Agus Santosa,MA, Jum’at (26/9) mengatakan libur Hari Raya Idul Fitri dan cuti bersama PNS dilingkungan Pemkab Kulonprogo selama enam hari kerja mulai Senin (29/9) hingga Sabtu (4/10), dan karyawan kembali masuk kerja pada hari Senin (6/10), meski libur petugas di pelayanan masyarakat terutama kesehatan di puskesmas tetap buka dengan jadwal bergiliran, sehingga tetap melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan kesehatan.
Ditambahkan Agus, setelah memasuki hari kerja usai libur sepekan, berbagai kegiatan Pemkab telah menanti di bulan Syawal mendatang diantaranya kegiatan Hari Jadi Kulonprogo ke 57 pada 15 Oktober dengan puncak acara Upacara sekaligus Syawalan dengan Gubernur DIY di Alun-alun Wates, serta pameran Manunggal Fair di jalan seputar Alun –alun Wates akhir bulan Oktober.
25 September, 2008
MEMERIAHKAN HARI JADI KULONPROGO KE-57
Digelar Kejuaraan Motocross dan Grasstrack di Glagah
Dalam rangka memeriahkan hari Jadi Kabupaten Kulonprogo ke-57 akan digelar kejuaraan Motocross dan Grasstrack Bupati Cup III tahun 2008. Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulonprogo dan Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) kecamatan Temon akan berlangsung selama dua hari , Sabtu dan Minggu (4-5/10) di Sirkuit Motocross Pantai Glagah Indah Temon.
Ketua penyelenggara Djaka Prasetyo,SH, Kamis (25/9) menjelaskan kejuaraan motocross dan grasstrack di sirkuit Pantai Glagah akan berlangsung selama dua hari Sabtu dan Minggu (4-5/10) mendatang. Pada hari pertama akan berlangsung babak penyisihan dari berbagai nomor sedangkan hari kedua akan berlangsung nomor-nomor final dalam kejuaraan. “ Pada hari kedua nanti akan dihadiri langsung oleh Bapak Bupati yang sekaligus membuka secara resmi dengan pengibasan bendera start untuk nomor-nomor final,”jelas Djoko.
Menurut Djoko kegiatan yang masih dalam suasana libur lebaran diharapkan mampu menarik para wisatawan terlebih para pemudik yang ingin menikmati suasana pantai Glagah yang sekaligus dapat menyaksikan kejuaraan motocross dan grasstrack.
Sekitar 100 Ribu KK Akan Peroleh Kompor dan Tabung LPG
Dalam konversi minyak tanah bersubsidi ke Liquefied Petroleum Gas LPG 3 kilogram, Kulon Progo mendapat alokasi sekitar 100 ribu unit kompor dan tabung LPG ukuran 3 kg secara gratis. Jumlah itu masih bisa berubah, tergantung pada pencacahan yang akan dilakukan oleh konsultan dengan cara door to door. Penerima adalah seluruh kepala keluarga (KK) yang memenuhi persyaratan serta pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Demikian dikatakan Manajer Gas Domestik PT Pertamia Regional III Jawa Tengah Kusnendar pada sosialisasi konversi minyak bersubsidi ke LPG 3 kg, Rabu (24/9) di gedung Kaca kompleks kantor Pemkab. Sosialisasi diikuti oleh segenap pejabat dinas/instasi terkait, camat, kepala desa dan ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) se Kulon Progo. Hadir pada kesempatan itu Bupati H Toyo Santoso Dipo, Wabup Drs H Mulyono, Muspida dan Sekretaris Komisi II DPRD Drs Rusman Susandi. Selain Kusnendar, dalam acara yang dipandu oleh Kepala Disperindagkoptam Drs H Darto MM itu juga menghadirkan narasumber dari Badan Pengawas Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Arie Yoewano S.
Pencacahan, tambah Kusnendar, akan dilakukan mulai awal bulan Oktober mendatang. Sedang pembagian akan dilakukan setelah pencacahan yang direncanakan akan dimulai pertengahan bulan Oktober, dan akan berlangsung 2 tahap. Setiap tahap masing-masing dilakukan di 6 wilayah kecamatan.
Menurut Kusnendar, untuk sementara target penerima se Kulon Progo sebanyak 100 ribu KK dari jumlah 103.434 KK yang ada. Secara rinci disebutkan, jumlah KK dan calon penerima di 12 kecamatan. Untuk tahap pertama meliputi Kecamatan Kalibawang sebanyak 7.160 KK dengan target penerima 7.088 KK, Samigaluh jumlah 9.623 KK target 9.526 KK, Girimulyo jumlah 6.604 KK target 6.538 KK, Nanggulan jumah 6.546 KK target 6.480 KK, Sentolo jumlah 10.597 KK target 10.491 KK dan Pengasih jumlah 9.977 KK dengan target 9.877 KK.
Sedang tahap kedua, katanya, Kecamatan Galur jumlah 7.836 KK target 7.403 KK, Kokap jumlah 8.576 KK target 8.101 KK, Lendah jumlah 9.831 KK target 9.287 KK, Panjatan jumlah 8.503 KK target 8.033 KK, Temon jumlah 7.550 KK target 7.133 KK dan Wates jumlah 10.630 KK target 10.043 KK. “Ini target sementara, nanti bisa bertambah atau berkurang tergantung hasil pencacahan yang akan digunakan sebagai dasar penetapan jumlah KK penerima. Jumlah itu akan ditambah calon penerima pelaku UKM yang juga akan disurvei dulu,” terang Kusnendar.
Lebih jauh Kusnendar menuturkan, persyaratan calon penerima didasarkan pada kondisi setiap KK. Yakni mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) desa setempat dan bagi warga musiman harus ada surat keterangan dari ketua RT/RW, pengeluaran rata-rata perbulan maksimal Rp. 1,5 juta, tidak menpunyai kompor gas dan jika menerima bersedia untuk tidak menjualnya.
“Sedang untuk UKM, persyaratannya harus memiliki KTP, memiliki usaha yang aktivitas memasaknya menggunakan minyak tanah dan belum menggunakan kompor gas serta dibuktikan surat pernyataan berdagang yang diketahui pemerintah desa atau ketua RT/RW setempat,” imbuh Kusnendar.
Sementara dalam sambutannya H Toyo Santoso Dipo mengatakan, jaminan ketersediaan bahan bakar sangat didambakan masyarakat. Untuk menunjang ketersediaan tersebut harus melibatkan peran lintas sektoral dan penanganan secara multidisiplin.
“Demikian pula dalam konversi mnyak tanah ke gas LPG, perlu dukungan seluruh komponen masyarakat. Saya berharap sosialisasi terus dilakukan secara intensif sehingga dapat menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya menghemat bahan bakar minyak dan beralih untuk menggunakan gas LPG untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” ujar Toyo.
SAMBUT LEBARAN
Pemkab Bantu Kaum Rois
Menyambut datangnya Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri, para Kaum rois di Kabupaten Kulonprogo memperoleh bantuan dari Pemerintah Kabupaten. Penyerahan bantuan untuk 1.338 orang dilakukan melalui Bagian Kesra Setda yang dilakukan ke kantor-kantor kecamatan dengan jadwal bergiliran.
Kabag Kesra Setda Kulonprogo,Arief Sudarmanto,SH, Rabu (23/9) menjelaskan melalui anggaran pemkab, para kaum rois se-Kulonprogo mendapatkan bantuan dari pemkab sebagi tanda hormat terhadap keberadaan mereka yang mencapai 1.338 orang. Karena kaum rois ini mempunyai andil dalam membina bidang spiritual masyarakat dilingkungannya. “Jumlah yang diterima untuk masing-masing rois sebesar Rp.135.000,-,”kata Arief.
Sementara jadwal penyerahan di kecamatan-kecamatan adalah Selasa (23/9) di kecamatan Pengasih, Rabu (24/9) di kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Kamis (25/9) di Kalibawang, Kokap, Sentolo dan Galur serta Lendah. Jum’at (26/9) di Samigaluh dan Girimulyo dan terakhir Sabtu (27/9) di kecamatan Nanggulan.
Selain kaum rois yang menerima bantuan adalah para lanjut usia sejumlah 600 orang, setiap orang menerima Rp.100.000,-. Untuk yatim piatu ada 300 orang juga Rp.100.000,-. Dalam kesempatan tersebut Kantor Departemen Agama juga menyerahkan bantuan yang sama dari dana Badan Amil Zakat dan Sodaqoh (BAZS).
23 September, 2008
PENGADAAN BARANG JASA SECARA ELEKTRONIK
Pemkab Kulonprogo Targetkan Tahun 2009 Mendatang
Pengadan barang dan jasa saat ini menjadi momok besar bagi pemerintah kabupaten. Untuk itu adanya perubahan pengadan barang jasa secara elektronik yang sangat efektif dengan harapan mengurangi praktek-praktek yang mengarah KKN dapat diminimalisir. Perubahan dalam mencari solusi memang harus dipikirkan sejak sekarang, dan kalau kita tidak mampu adanya pihak lain yang akan membantu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Hal tersebut dikatakan Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo ketika menerima paparan tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dari Regional Manager Partnership Regional Yogyakarta, Idham Ibty di Gedung Joglo Bupati, Senin (22/9). Turut hadir Assisten Administrasi Muqodas Rozie,SH, Kepala BAPPEDA, Budi Wibowo,SH,MM, serta beberapa kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lungkup pemkab Kulonprogo.
Menurut Idham layanan pengadaan barang jasa secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi sudah dilakukan oleh beberapa daerah seperti di propinsi Jawa Barat, propinsi Kepulauan Riau, sedangkan di Jogjakarta adalah Kota Jogjakarta, dan segera menyusul Propinsi DIY, kemudian daerah kabupaten di DIY lainnya, apabila Kulonprogo 2009 dapat di realisir merupakan 4 besar daerah yang mempunyai LPSE.
Sementara Kepala BAPPEDA, Budi Wibowo,SH,MM mengatakan untuk merealisir LPSE di Kulonprogo diperlukan beberapa persiapan-persiapan diantaranya melalui Sosialisasi dan pelatihan masing-masing perwakilan SKPD, Vendor, TOT dan terakhir simulasi LPSE.
19 September, 2008
Agenda Hari Jadi Kulon Progo
Pemkab Gelar Turnamen Sepak Bola Manunggal Cup
Menurut panitia Eko Wisnu Wardana, dalam bulan Ramadhan pertandingan akan digelar selama seminggu (20-26/9) dan akan dilanjutkan usai lebaran. Seluruh pertandingan, katanya, akan digelar di Alun-Alun Wates sebanyak 2 lapangan dan setiap hari akan digelar 2 pertandingan.
Ditambahkan, setelah memasuki babak 8 besar hanya akan digelar 1 pertandingan setiap hari sampai babak final. Grand final, katanya, akan digelar (13/10) dan sehari sebelum ya akan dilakukan pertandingan memperebutkan juara III.
16 September, 2008
Pemkab Gelar Peringatan Nuzulul Qur’an
Pemkab Kulon Progo bekerja sama dengan takmir masjid Al Husna, Pandowan, Galur, Senin (16/9) malam menggelar peringatan Nuzulul Qur’an tahun 14529 H. Acara yang dihadiri oleh ribuan warga Pandowan dan sekitarnya itu digelar di kompleks masjid Al Husna dengan pembicara H Jatmiko dari Kotagede Yogyakarta. Pada kesempatan itu hadir pula Wabup Drs H Mulyono, Ketua DPRD Drs Kasdiyono, Muspida, segenap pejabat Pemkab, Camat Galur Jumanto, SH dan Muspika.
Dalam sambutannya Wabup Mulyono membacakan sambutan tertulis Bupati H Toyo Santoso Dipo, mengatakan, turunnya Al Qur’an pertama kali berupa perintah untuk membaca telah menimbulkan perubahan yang sangat besar. Khususnya pada perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban bangsa Arab saat itu. Dari bangsa jahiliyah dengan pesat berkembang menjadi bangsa maju dan menjadi kiblat peradaban dunia.
Saat ini, tambah Toyo, kebiasaan menbaca perlu terus dikembangkan untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Karena hanya dengan proses ini masyarakat akan mampu membangun peradaban yang lebih tinggi sehingga mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami kemajuan. “Tanpa memiliki kebiasan membaca yang kuat kita akan sulit untuk menguasai ilmu pengetahuan,” tegas Toyo.
Sementara H Jatmiko dalam ceramahnya antara lain menyatakan, masih sering adanya sesama muslim yang bertikai sekarang ini disebabkan karena pemahaman yang kurang lengkap terhadap ajaran Islam. Masing-masing pihak masih tergoda hafa nafsu sehngga lupa untuk mengindahkan sabda Rasulullah bahwa Islam merupakan rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi semua orang atau golongan.
“Pertikaian hanya disebabkan karena seseorang tidak memaknakan Islam merupakan rahmat bagi semua orang. Tetapi hanya dipaksakan untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok yang menguntungkan kepentingan dirinya. Sehingga muncul ketidaksepakatan dari pihak lain, kemudian muncul pertikaian dan permusuhan. Ini sumbernya hawa nafsu,” tegas Jatmiko.
Pemkab Gelar Pasar Murah
Menjelang hari raya Idul Fitri 1429 H Pemkab Kulon Progo menggelar pasar murah untuk membantu penyediaan kebutuhan lebaran bagi masyarakat. Kegiatan itu akan dilaksanakan selama 3 hari, Selasa hingga Kamis (23-25/9) di halaman kantor Pemkab dan direncanakan akan dibuka secara resmi oleh Bupati H Toyo santoso Dipo. Selain di kantor Pemkab, pasar murah juga dilaksanakan di 12 kecamatan.
Kabag Pembangunan Setda, Nugroho,SE menjelaskan pasar murah akan diikuti oleh beberapa peserta yang terdiri dari para pedagang swasta binaan instansi seperti Dinas Perindagkoptam, Dinas Pertanian, selain itu dari PKK. Barang yang disediakan antara lain berupa sembako, makanan, pakaian dan barang-barang khas keperluan lebaran.
Nugroho menambahkan bagi warga yang tergolong rumah tangga miskin, akan diberikan subsidi tidak langsung sebesar Rp. 5.000,- yang berupa voucher. Jumlah sebanyak 28.000 voucher tersebut hanya menjangkau separoh dari jumlah rumah tangga di Kulonprogo. Pembagian diserahkan ke masing-masing desa yang mengetahui langsung kondisi warga masuk kategori miskin.
Voucher senilai Rp.5000,- dapat dibelanjakan kepada pedagang disekitar warga, sehingga tidak akan menyulitkan warga, karena alasan tidak impas nilai voucher dengan jarak lokasi pasar murah apabila harus menggunakan transportasi. “Untuk subsidi kepada warga miskin berupa voucher senilai Rp.5.000,-, dapat digunakan untuk membeli kebutuhan lebaran sesuai yang diinginkan warga, jadi tidak ada paket –paketan seperti dulu, karena dimungkinkan tidak sesuai dengan kebutuhan warga. Pembelian dapat dilakukan di sejumlah pedagang yang dekat dengan warga, jadi tidak akan keluar ongkos transportasi karena lokasi pasarnya jauh, nanti biar pedagang tersebut yang langsung menukar voucher kepada panitia,”kata Nugroho.
Sementara jadwal pasar murah di kecamatan –kecamatan adalah Senin (22/9) kecamatan Nanggulan, Selasa (23/9) di kecamatan Kalibawang, wates, Temon dan Sentolo, Rabu (24/9) di kecamatan Galur , Lendah , Panjatan dan Kokap, dan Kamis di kecamatan Girimulyo, Pengasih ,Samigaluh dan Kokap. Khusus kecamatan Kokap dilakukan selama dua hari.
15 September, 2008
TURNAMEN CATUR AKHIR BULAN DI KULON PROGO
Pertemukan Pecatur Handal DIY
Turnamen catur akhir bulan tingkat Provinsi DIY akan digelar Minggu (21/9) selama sehari penuh di Lantai II gedung Binangun I kompleks kantor Pemkab. Turnamen catur yang digelar secara rutin dengan tempat bergilir di kabupaten/kota itu akan diikuti oleh beberapa pecatur handal dari
Dengan tampilnya pecatur-pecatur papan atas tersebut tentu akan menjadi daya tarik penyelenggaraan turnamen itu. Sekaligus akan memberi kesempatan kepada pecatur lokal dan yunior yang berniat untuk menimba pengalaman bertanding kepada para seniornya. “Ini kesempatan yang sangat bagus bagi pecatur Kulon Progo untuk menambah pengalaman bertanding,” ujar Drs Agus Santoso, wakil ketua panitia penyelenggara.
Menurut Agus, turnamen itu terbuka bagi semua pecatur baik master atau non master dari kategori senior dan yunior. Petandingan akan digelar dengan sistem Swiss 7 babak catur cepat 20 menit.
“Untuk kategori senior akan diambil 20 pemenang dari urutan 20 besar dengan hadiah total Rp. 1 juta. Sedang untuk yunior akan diambil 5 pemenang dengan hadiah total Rp. 150. ribu,” terangnya.
Ditambahkan bagi pecatur yang berniat untuk ambil bagian, panitia memberi kesempatan untuk mendaftar sampai hari pelaksanaan nanti. Tempat pendaftaran di Kantor Humas Kulon Progo, Sdr Jumariyanto WN, Sunanrno WNM, And Subagiyo PNP dan Retiyanto. Dengan biaya pendaftaran Rp. 10.000,- perpeserta.
13 September, 2008
SELINTAS INFO
Gaji PNS Oktober Cair 25 September
JAKARTA - Pegawai negeri sipil (PNS) tak perlu cemas, meskipun waktu gajian Oktober nanti bertepatan dengan libur Idul Fitri. Departemen Keuangan akan membayarkan gaji Oktober pada 25 September.
''Saya sudah meminta Dirjen Perbendaharaan dan Dirjen Anggaran agar gaji PNS untuk Lebaran dimajukan 25 September. Sebelum Lebaran, semua sudah terima gaji," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati setelah buka puasa bersama di kantornya tadi malam (12/9).
Menkeu mengatakan, kebijakan itu sudah dikonsultasikan dan disetujui presiden. Menurut dia, beberapa pemda memang sudah menanyakan mengenai gaji PNS yang bertepatan dengan Lebaran. ''Tadi Gubernur Sumbar telepon. Saya katakan sudah saya konsultasikan ke presiden dan akan dibayar lebih cepat,'' kata pelaksana tugas Menko Perekonomian itu.
Menkeu menambahkan, pemerintah membutuhkan dana per bulan Rp 18 triliun untuk membayar gaji PNS, termasuk yang melalui mekanisme dana alokasi umum (DAU). Pembayaran DAU Oktober juga akan dimajukan pada 25 September. Dengan demikian, PNS daerah juga bisa menikmati gaji Oktober lebih awal. ''Kami sudah siapkan semua sekitar Rp 18 triliun,'' kata Sri Mulyani.
Masih untuk mengantisipasi Lebaran, sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan Rp 77 triliun uang tunai. Persiapan bank sentral itu belum termasuk Rp 35 triliun yang berada di bank-bank komersial.
Deputi Gubernur BI Budi Rochadi mengatakan, kebutuhan untuk puasa dan Lebaran sekitar Rp 46 triliun. "Jadi, nanti pada akhir puasa ketersediaan yang ada di BI sekitar Rp 90 triliun total. Bank umum Rp 35 triliun, di kami sekitar Rp 65 triliun," kata Budi.
Budi mengatakan, peredaran uang akan disiapkan merata di seluruh Indonesia. "Agar masyarakat tidak mengalami kekurangan, kami menyediakan berbagai pecahan yang banyak dibutuhkan masyarakat. Mulai sepuluh ribu, lima ribu, hingga dua puluh ribu,'' katanya. (sof/agm) (jAWAPOS )
Safari Tarweh,Bupati Disambati Warga
Kegiatan bulan Ramadhan para pejabat pemkab Kulonprogo berupa safari taraweh keliling dengan melakukan sholat tarweh bersama warga masyarakat di masjid –masjid yang ditunjuk mewakili setiap kecamatan selalu dimanfaatkan warga. Dalam setiap kegiatan selalu diwarnai dengan laporan warga mengenai kondisi dan perkembangan wilayah yang masih memerlukan bantuan dari pemerintah kabupaten.
Kabag Kesra Setda Kulonprogo,Arief Sudarmanto,SH, Jum’at (12/9) menjelaskan kegiatan safari tarweh para pejabat pemkab yang telah berlangsung beberapa kali di wilayah kecamatan ternyata berdampak sangat positif. Bupati Kulonprogo secara langsung selalu menerima masukan ,keluhan perkembangan serta kekurangan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh warga masyarakat.
“Dalam setiap pelaksanaan tarweh keliling, Bupati selalu disambati warga, tentang kondisi wilayah dan warga masyarakat, bahkan untuk menuju masjid yang digunakan untuk sholat tarweh, bupati dan pejabat dilewatkan jalan yang rusak, sebagai bukti nyata oleh warga dalam laporan kepada Bupati,”kata Arief .
Permintaan warga yang sering muncul adalah prasarana fisik berupa perbaikan jalan aspal yang telah rusak maupun jalan belum beraspal yang minta diaspal, selain itu pembangunan tempat ibadah yang belum sempurna. Sedangkan yang berkaitan langsung dengan warga masyarakat berupa penguatan maupun bantuan modal untuk kegiatan kemasyarakatan, kepemudaan, dan ekonomi produktif.
Menanggapi berbagai permasalahan yang dihadapi warga tersebut, Bupati minta kepada warga untuk dibuat proposal permohonan sebagai dasar untuk memenuhi permintaan warga. Bukti administrasi berupa proposal sangat penting, karena sumber keunagan merupakan anggaran APBD kabupaten yang notabene uang rakyat yang dikembalikan ke rakyat,dan apabila permohonan bantuan sudah cair digunakan sesuai peruntukkan awal, yang akhirnya tidak menjadi masalaha di kelak kemudian hari atau di sangka korupsi yang harus berurusan dengan pihak berwajib.
Kegiatan safari tarweh Bupati bersama pejabat pemkab yang direncanakan 14 putaran termasuk 12 kecamatan se-Kulonprogo telah berlangsung 6 putaran. Diawali Rabu (3/9) di Gedung DPRD Kulonprogo, Kamis (4/9) di Masjid Baiturrohim Trayu Ngargosari Samigaluh, Senin (8/9) di Masjid Al Hidayah Dlaban Sentolo, Selasa (9/9) Masjid Al Hidayah Karangwuluh Temon, Kamis (11/9) Masjid Al Huda Jetis Pendoworejo Girimulyo, Jum’at (12/9) Masjid At Taqwa Pundak Tegal Kembang Nanggulan, Senin (15/9) Masjid Al Husna Pandowan Galur, Selasa (16/(9) Masjid Baitul Al Fath Sremo Lor Hargowilis Kokap, Kamis (18/9) Masjid Al Iman Kulwaru Wates, Jum’at (19/9) Masjid Bairurohman Tonegoro Banjarroya Kalibawang, Senin (22/9) Masjid Nurul Huda Mirisewu Ngentakrejo Lendah, Selasa (23/9) Masjid Al Mutagien Krembangan Panjatan, Kamis (25/9) Masjid Nurul Iman Karangtengah Kidul Margosari Pengasih dan Jum’at (26/9) di Rumah Dinas Bupati.
12 September, 2008
USKUP AGUNG
Uskup Agung Semarang, Mgr.Ignatius.Suharyo,Pr mengunjungi umat Katholik di kabupaten Kulonprogo. Dalam kesempatan tersebut Uskup Agung Semarang bersama Pastor Paroki Wates melakukan audiensi dengan Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo di Joglo Bupati, Jum’at (12/9). Turut hadir Asisten Pembangunan Ir.Agus Anggono, Kepala Kantor Depag Kulonprogo Drs.H.Syahrowardi, Kabag Kesra Setda Arif Sudarmanto,SH dan Kepala Kantor Humas Drs.R.Agus Santosa,MA.
Uskup Mgr.I.Suharyo,Pr mengatakan kunjungan ke Kulonprogo dalam rangka menemui umat Katholik. Hal ini karena wilayah Keuskupan Agung Semarang termasuk seluruh wilayah di DIY termasuk Kulonprogo, dan sebagian besar di Jawa Tengah. Dalam semangat membangun habitus baru nantinya diharapkan umat Katholik menjadi warga Katholik seratus persen dan menjadi warga negara seratus persen, yang akhirnya umat tidak akan menambah masalah, namun bersama membangun bangsa.
Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo menyambut baik kedatangan Uskup Agung Semarang yang baru pertama kalinya, semoga memberikan berkah bagi Kulonprogo. Keberadaan warga Kulonprogo umat Katholik tidak ada permasalahan baik sesama umat maupun dengan umat lainnya. Apabila ada permasalahan dapat dibicarakan bersama sehingga kondisi masyarakat tetap kondusif aman dan tentram.
Dalam kunjungan beberapa hari di wilayah Kulonprogo, Keuskupan Agung Semarang yang dipimpin Mgr.I.Suharyo,Pr bersama Pastur JB.Rudi Hardono,Pr dan A.Amisani K,Pr, untuk mengujungi umat Katholik. Pada hari Jumat (12/9)pagi diawali dengan pertemuan dengan Pastor Paroki dan Dewan Paroki Wates di Pastoran Gereja Katholik Wates, dilanjutkan Audiensi dengan Bupati Kulonprogo, Pada siang hari Wawan hati dengan PNS, TNI dan POLRI se-Paroki Wates di Gedung Wisma Persahabatan Sejati (WPS) kompleks Gereja Wates, sedang sore hari menghadiri Perayaan Ekaristi di Gereja Katholik Bonoharjo di Demangrejo Sentolo. Sedangkan pada hari berikutnya akan mengunjungi umatnya di kecamatan Nanggulan, Boro dan Promasan di Kalibawang dan kecamatan Samigaluh.
Menurut Ketua Klomtan ‘Ngudi Luhur’ Prapto Wiyono, di wilayahnya petani mulai membudidayakan jagung mulai tahun 80-an. Semula, kata dia, hampir semua petai menanam biboit lokal hasilnya tingkat produksinya hanya 3-3,5 ton perhektar.
Pada awal tahun 90-an, tutur Prapto, petani mulai bergeser ke bibit hibrida dengan teknik pemupukan yang dicampur dengan penyiraman (dicor). “Dengan teknik ini hasilnya bisa jauh lebih tinggi. Tahun lalu bisa mencapai 8,8 ton perhektar. Yang berarti ada peningkatan 100 % lebih dibandig dengan bibit local,” ungkapnya.
Dtambahkan, musim tanam (MT) ini areal jagung di wilayahnya mencapai 45 hektar, dengan jumlah anggota sebanyak 84 orang. Diperkirakan pada pertengahan bulan Nopember mendatang sudah panen. “Kami berharap pada awal musim penghujan tidak terjadi hujan lebat sehingga hasil panen bisa optimal,” katanya.
Menurut Bambang Adi Nugroho, memupuk dengan cara dicor yang dilakukan oleh petani Kedungsari mempunyai keunggulan dibanding teknik pemupukan biasa. Dengan cara dicor, kata dia, selain lebih hemat air, pemupukan bisa lebih efisien dan efektif sehingga hasilnya akan lebih baik.
“Teknik ini baru saya lihat di Kulonprogo dan di daerah lain belum ada petani yang melakukannya. Saya akan mensosialisasikan teknik ini ke luar daerah, terutama daerah luar Jawa yang tingkat produktivitasnya masih di bawah 5 ton perhektar,” katanya.
Sementera Bupati Toyo Santoso Dipo minta agara petani tidak membakar batang jagung usai panen. Tetapi dikelola dan dikumpulkan untuk dijual. Orang nomor 1 di Kulonprogo itu berjanji akan mencarikan pembeli, dengan perkiraan harga Rp. 500,- perkilo. Sedang batang kedelai Rp. 1.000,- perkilo.
“Saya sudah ketemu orangnya, dan dia siap untuk membeli batang jagung dan batang kedelai untuk pakan sapi. Kalau harganya sebesar itu berarti bisa untuk mengganti biaya penggarapan atau pemupukan. Yang jelas, semua harus dimanfaatkan jangan dibuang percuma,” pinta Toyo.
11 September, 2008
Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Kulonprogo Drs.H.Mulyono dalam acara Rapat Koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Kulonprogo di Gedung Binangun Lantai II, Kamis (11/9). Rakor dalam rangka penyusunan program kerja KPAD Kulonprogo dihadiri Sekretaris KPAD propinsi DIY, Asisten Pembangunan Ir.Agus Anggono dan Kadinas Kesehatan dr.Lestaryono,Mkes.
”Program Penanggulangan AIDS, situasi epidemi AIDS selama periode 2007-2010 diperkirakan masih dalam tingkat epidemi berkonsentrasi untuk wilayah Indonesia pada umumnya, dengan laju percepatan prevalens pada kelompok-kelompok paling berresiko. Sedang epidemi AIDS di Tanah Papua sudah pada tahap generalizad epidemic. Pada situasi epidemi seperti ini, program penanggulangan AIDS diarahkan pada area program pencegahan untuk populasi paling berisiko dan area program perawatan pengobatan dan dukungan untuk orang dengan HIV dan AIDS (ODHA,”kata Mulyono
Wabup yang juga Ketua KPAD Kulonprogo menambahkan sasaran utama program pencegahan adalah pengguna Napza suntik (penasun) dan penjaja seks (PS). Populasi ini terdiri atas sub-populasi penasun baik yang ada di masyarakat maupun di lembaga pemasyarakatan (lapas), wanita penjaja seks (langsung dan tak langsung), lelaki seks dengan lelaki (LSL) dan waria. Sub-populasi yang terkait langsung pada dua populasi yang paling berisiko ini adalah pelanggan penjaja seks (PPS) dan pasangan penasun. Proporsi estimasi infeksi baru pada PPS cukup signifikan mulai tahun 2008 hingga sub-populasi ini perlu menjadi sasaran penting dalam upaya menghambat laju percepatan epidemi HIV.
Sementara Kadinas Kesehatan Kulonprogo dr.Lestaryono M,Kes mengatakan jumlah penderita AIDS di Kulonprogo mencapai 14 orang. Sehubungan penyakit ini sebagai fenomena gunung es, maka secara estimasi dimungkinkan penderita lebih banyak lagi. Untuk mengatasi perkembangan jumlah penderita, diperlukan kerjasama lintas program.
10 September, 2008
Tiga Pedukuhan di Desa Margosari Kekurangan Air Bersih
Tiga pedukuhan di Desa Margosari, Pengasih yaitu, Pedukuhan Kalipetir Lor, Kalipetir Kidul dan Kalisoka kekurangan air bersih. Kekurangan air bersih tersebut akibat dampak dari terjadinya kemarau yang telah terjadi beberapa bulan terakhir. Hal ini menyebabkan persediaan air bersih bagi warga di tiga pedukuhan tersebut yang kebanyakan hanya mengandalkan sumur habis, sebelum datangnya musin penghujan.
Menurut penuturan Kepala Desa Margosari Saranta, Rabu (10/9), saat menerima bantuan air bersih dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Yogyakarta di Pedukuhan Kalipetir Kidul. Penyerahan air bersih juga dihadiri oleh Wabup Kulon Progo Drs. H. Mulyono, Assek II Ir. Agus Anggono, Ketua HIPMI DIY Aji Setyo Wibowo,SE, Camat Pengasih Drs. Sri Harmintarti,MM, Lurah Kades Margosari Saranta dan ratusan masyarakat yang lainnya. Kekeringan tersebut memang selalu menjadi agenda rutin bagi tiga pedukuhan di Desa Margosari. Karena selama ini belum ada pembangunan infrastruktur sebagi penyedia air bersih yang mampu mencukupi kebutuhan warga. “Memang beberapa waktu lalu ada pembangunan infrastruktur sebagai penyedia air bersih yaitu, di Pedukuhan Kalipetir Kidul berupa sumur pompa. Namun masih belum bisa mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga secara menyeluruh pada saat musim kemarau,” katanya.
Hal ini menyebabkan permasalahan tersendiri bagi Desa Margosari karena sampai saat ini belum ada pemecahannya. Saranta mengaharapkan pemkab Kulon Progo bisa memberikan perhatian yang lebih bagi ketiga pedukuhan tersebut. Karena kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi warga masyarakat dalam mempertahankan kelangsungan hidup.
Disisi lain, sebagai gambaran pemecahan permasalahan tersebut Saranta menjelaskan bahwa di wilayah Desa Kaliagung, Sentolo terdapat tower (penampungan air) dari Waduk Sermo. “Mungkin pemkab bisa membuat jaringan air bersih ke wilayah ini karena jaraknya cukup dekat. Hal ini mungkin bisa menjadi gambaran pemecahan masalah dari permasalahan kekeringan ini,” lanjutnya.
Dampak dari kekeringan ini juga dituturkan oleh salah seorang Warga Pedukuhan Kalipetir Kidul Sumijo, yang sudah 4 bulan terakhir harus mencari air bersih ke daerah lain guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Kesulitan ini semakin dirasakan Sumijo karena jarak tempuh antara rumah tempat tinggal dengan sumber air cukup jauh yaitu, mencapai 2-3 km. “Setiap hari kami harus mencari air dengan menempuh jarak 2-3 km karena kami tidak mampu untuk membeli air bersih dari PDAM yang harganya mencapai Rp 150-200 ribu,” katanya.
Sementara itu, Ketua HIPMI Yogyakarta Aji Setyo wibowo,SE mengatakan bahwa bantuan air bersih yang akan disalurkan ke warga masyarakat sebagai salah satu program ‘HIPMI Berbhakti’ sebanyak 100 tanki air bersih dengan kapasitas 4.000 liter/tanki. Untuk Kabupaten Kulon Progo sebanyak 30 tanki dan sisanya untuk mencukupi kebutuhan air bersih di daerah lain seperti, Kabupaten Bantul, Sleman dan Gunung Kidul.
Selanjutnya, program HIPMI Berbhakti juga memberikan gambaran dan juga pengertian kepada masyarakat bahwa HIPMI selaku himpunan dari pengusaha-pengusaha tidak selalu bertujuan pada profit oriented (keuntungan). “Namun HIPMI juga ingin mengabdi dan selalu peduli kepada permasalahan-permasalhan sosial yang terjadi di masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo Drs. Mulyono mengatakan bahwa saat ini pemkab Kulon Progo telah mengkaji kemungkinan untuk membuat jaringan air bersih dari Sungai Tinalah, Samigaluh untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi penduduk Kulon Progo Wilayah Utara. Karena meskipun musim kemarau, debit air di Sungai Tinalah masih cukup besar dan diyakini mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Kulon Progo wilayah utara.
Karena kalau hanya mengandalkan sumber air bersih yang selama ini digunakan yaitu, mata air Clereng dan Sermo jelas masih kekurangan. Karena seperti halnya Waduk Sermo, meskipun dialiri dari 7 buah sungai yang ada namun selalu kering kalau musim kemarau. “Hal ini tentu menjadikan permasalahan. Dan kami melihat Sungai Tinalah sebagai salah satu sumber air yang memiliki potensi yang baik di masa mendatang untuk dikembangkan,” katanya.
Di sisi lain, Wabup mengharapkan agar masyarakat juga bisa secara bersama-sama menjaga konservasi alam guna menjaga sumber air yang selama ini ada. Karena permasalahan yang terpenting dalam manajemen air adalah bagaimana menghambat air pada saat musim penghujan agar tidak segera sampai di laut. Karena pada musim kemarau air ini akan menjadi kebutuhan pokok dari masyarakat, lanjutnya.
09 September, 2008
BILA RUUK TAK SESUAI ASPIRASI MASYARAKAT
GKR Hemas Akan Melakukan Veto
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DIY Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas geram dengan keputusan Pemerintah dan DPR yang kunjung jelas tentang status keistimewaan DIY. Dia pun mengancam, bila keputusan Pemerintah dan DPR tentang Rencana Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) yang diambil tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat DIY, bersama anggota DPD yang lain dia akan memveto keputusan tersebut.
GKR Hemas menegaskan hal itu kepada wartawan usai melakukan sosialisasi tentang DPD dan penyerapan aspirasi masyarakat, Sabtu (6/9) di gedung PDHI Wates. Acara itu diikuti oleh segenap camat, kepala desa serta pengurus TP PKK se Kulon Progo dan dihadiri oleh Bupati H Toyo Santoso Dipo, Wabup Drs H Mulyono, Ketua DPRD Drs H Kasdiyono dan Ketua TP PKK Hj Wiwik Toto Santoso Dipo.
Permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwono X itu belum mau menjelaskan bagaimana bentuk dan mekanisme veto yang akan dilakukan. Karena sementara ini dia masih berpikir positif dan berharap agar keputusan pemerintah akan sesuai dengan keinginan masyarakat. “Kita lihat saja nanti, yang penting saya akan berjuang dulu,” kilahnya, saat ditanya tentang kemungkinan dilakukannya veto tersebut.
Saat berbicara di depan peserta sosialisasi, GKR Hemas menyatakan, sampai saat ini keberadaan RUUK belum jelas, sudah dibahas di DPR atau belum. Pada tanggal 22 Agustus lalu, melalui Ketua DPD Ginanjar Kartasamita dia pernah menanyakan kepada Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Secara lisan oleh presiden dijawab sudah dibahas di DPR. Namun kemudian ada kabar kalau ternyata masih dibahas di Depdagri. Ini benar-benar membingungkan, tandasnya.
Padahal, katanya, masa jabatan Gubernur DIY akan habis pada bulan Oktober depan. Berarti keputusan tentang status keistimewaan DIY seharusnya sudah harus selesai setidaknya awal bulan depan. “Kalau tidak, kita semua akan repot,” tukasnya.
Oleh karenanya, GKR Hemas berjanji akan mencari informasi yang sejelas-jelasnya tentang keberadaan RUUK itu. “Minggu depan saya dan teman-teman anggota DPD dari DIY yang lain akan mencari informasi yang akurat. Mudah-mudahan semuanya berjalan seperti yang kita harapkan bersama,” ujarnya.
Di bagian lain, ibu 5 putri tersebut mengungkapkan, pada Pemilu 2009 mendatang dirinya akan mencalonkan diri lagi sebagai anggota DPD. Karena, kata dia, untuk DIY tidak ada pendaftar perempuan. Meski ada yang mengambil formulir pendaftaran tetapi tidak diserahkan kembali.
“Kalau ada kaum perempuan yang mendaftar sebenarnya saya akan mengundurkan diri. Namun karena tidak ada, ya terpaksa saya maju lagi. Supaya ada wakil bagi kau perempuan,” imbuh Hemas.
Di samping itu, tambahnya, di DPD dia masih punya agenda yang selama ini belum dapat diselesaikan. Yakni mengamandemen UUD 45 tentang kedudukan DPD. “Saya lihat DPR belum mau membagi kue kekuasaan kepada DPD sehingga hak dan wewenang politiknya sangat terbatas . Itu yang akan saya perjuangkan agar di negeri ini kehidupan politik bisa berjalan secara proporsional,” tuturnya.
08 September, 2008
Kulon Progo Kekurangan Tenaga Pengadaan Barang Bersertifikasi
Keengganan para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemkab Kulon Progo untuk menjadi panitia pengadaan barang dan jasa menjadikan permasalahan tersendiri bagi daerah. Terlebih ada peraturan yang mengharuskan agar panitia pengadaan barang dan jasa adalah PNS yang telah mempunyai sertifikat mengenahi pengadaan barang dan jasa. Karena kebanyakan PNS tidak mau untuk dikirimkan oleh sebuah instansi untuk mengikuti bimbingan teknis (Bimtek)/kursus sertifikasi barang dan jasa. Hal ini menyebabkan Kabupaten Kulon Progo menjadi kekurangan tenaga pengadaan barang dan jasa.
Para PNS menjadi takut untuk terlibat pengadaan barang dan jasa karena memandang pengadaan barang dan jasa sangat rentan terhadap permasalahan-permasalahan yang bisa membawa kedalam pertanggung jawaban secara hukum. Sehingga PNS yang dikirimkan untuk mengikuti bimtek/kursus kebanyakan memilih untuk tidak lulus dan tidak mendapatkan sertifikasi.
Demikian dikatakan Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo Senin (8/9), dalam acara sosialisasi pengadaan barang dan jasa kerjasama pemkab dengan BPKP Yogyakarta di Gedung Kaca pemkab. Acara tersebut juga dihadiri Muspida, Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Yogyakarta Swartomo, SE, A.kt bersama dua orang auditor investigatif Purwo Utono dan Joko Mulyono, Sekretaris Daerah Drs. H. So’im,MM, segenap kepala instansi pemkab Kulkon Progo, Camat dan undangan yang lainnya.
Ketakutan untuk menjadi panitia pengadaan barang dan jasa dapat dimaklumi mengingat selama ini panitia pengadaan adalah pihak pertama yang akan bertanggung jawab terhadap pengadan barang dan jasa. Namun sebenarnya, berbagai ketentuan dan peraturan danal proses pengadan barang dan jasa tidak perlu untuk ditakutkan. Namun kita harus bisa menyikapinya dengan baik sehingga pengadaan barang dapat berjalan dengan baik. “Karena bagaimanapun, penmgadan barang dan jasa tetap harus dilaksankan karena hal tersebut juga berkaitan dengan upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Banyaknya permasalahan menyangkut pengadaan barang dan jasa juga telah mendapatkan respons pemerintah dengan dikeluarkannya Keppres No 80 tahun 2003 maupun nota kesepahaman di tingkat pusat yang melibatkan Kejaksaan, POLRI dan juga BPKP, tanggal 28 September 2007. Pemkab Kulon Progo juga telah mengambil langkah preventif seperti, sosialisasi pengadaan barang dan jasa yang bekerjasama dengan BPKP. “Mengingat tahun anggaran 2008 yang waktunya tinggal sebentar, APBD 2008 termasuk di dalamnya pengadan barang dan jasa tetap harus dijalankan,” tandas Bupati.
Sementara itu, menurut salah seorang perwakilan BPKP Yogyakarta Swartomo,SE, A.kt. BPKP selalu membuka diri untuk berkoordinasi, berkonsultasi tentang permasalahan pengadaan barang dan jasa. Sebagai tindakan preventif, BPKP juga selalu siap untuk bekerjasama dalam rangka sosialisasi masalah bagaimana tata cara pengadaan barang dan jasa yang benar dan sesuai dengan peratutan yang ada.
Karena bagaimanapun sesuai dengan instruksi presiden tindakan-tindakan preventif dalan proses pengadaan barang dan jasa sangat diperlukan dan lebih baik daripada tindakan represif. “Menyikapi instruksi tersebut, BPKP juga telah melakukan tindakan preventif seperti mengadakan sosialisasi maupun membuat nota kesepahaman di tingkat daerah sebagaimana kesepahaman yang telah dibuat di tingkat pusat,” katanya.
Di sisi lain, Swartomo juga mengingatkan pendeknya waktu yang masih ada dalam proses pengadaan barang dan jasa di tahun 2008 agar bisa dipahami. Karena waktu yang digunakan dalam proses pengadaan barang dan jasa membutuh waktu yang tidak sedikit. Sedangkan pengadan tersebut harus tetap dilaksankan.” Untuk itu, diharapkan segenap instansi yang harus melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa harus segera membentuk panitia dan melaksankan proses pengadaan barang dan jasa,” lanjutnya.
06 September, 2008
MANUNGGAL FAIR DIGELAR AKHIR OKTOBER
Pendaftaran Dibuka Setelah Lebaran
Pameran Manunggal Fair 2008 dalam memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Kulonprogo akan digelar akhir bulan Oktober atau tepatnya mulai (25/10) sampai (2/11) di jalan Seputar Alun-alun Wates. Sementara pendaftaran peserta akan dibuka setelah lebaran Idul Fitri 1429H mendatang.
Kepala Kantor Humas Kabupaten Kulonprogo selaku Ketua Umum penyelenggara Drs.R.Agus Santosa,MA didampingi Kasie Penerangan Masyarakat Kantor Humas M.Ettik Dwiwulanjari,SIP,MSi, Sabtu (6/9) menjelaskan pelaksanaan pameran Manunggal Fair 2008 mendatang, sebagai event dalam memeriahkan Hari Jadi Kulonprogo akan digelar selama 9 hari mulai (25/10) sampai (2/11), sementara bagi peserta pameran, panitia akan membuka pendaftaran setelah lebaran. Pendaftaran bagi instansi /dinas,kelompok binaan ,ormas,orpol dan LSM mulai (8/10) sampai (13/10) biaya gratis dengan fasilitas kavling 3X4 meter,tenda dan listrik 100 watt, sedangkan bagi peserta swasta mulai (14/10) sampai(18/10) fasilitas kavling 3X4 meter dengan harga disesuaikan lokasi, untuk kelas A di Selatan Alun-alun Rp.400.000,_, kelas B di Timur dan Barat Alun-alun Rp.350.000,- dan kelas C di Utara Alun-alun Rp.300.000,-.
Agus menambahkan dalam setiap pelaksanaan Manunggal Fair selalu terdapat mascot, dan untuk penyelenggaraan tahun ini untuk menyongsong selesainya pembangunan Pelabuhan Samudra di Karangwuni menggunakan mascot Perahu sekaligus merupakan symbol aktualisasi potensi sumberdaya kelautan di Kulonprogo. Sehingga tema yang diangkat adalah Kita Kembangkan Semangat Bahari Menuju Kulon Progo Go Internasional.
Dalam membangkitkan semangat bahari bagi warga masyarakat, Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo telah memerintahkan kepada para PNS dan para pelajar baik tingkat usia dini (PAUD),TK/SD,SMP dan SLTA untuk memasyarakatkan lagu Pelaut.
04 September, 2008
Menepis Krisis Melalui Puasa Ramadhan
Perilaku umat muslim di bulan suci ramadhan cenderung lebih konsumtif dan boros. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan dan dan hikmah puasa, dimana seorang muslim harus mampu untuk mengendalikan diri. Baik mengendalikan makan, minum maupun hawa nafsunya. Permasalahan ini sangat umum terjadi dan tidak disadari. Karena tindakan yang dilakukan seperti sudah menjadi tuntutan agar seseorang tetap merasa nyaman dalam menjalankan puasa.
Sesungguhnya hal demikian tidak perlu dilakukan jika kita benar-benar menyadari akan arti dan hikmah berpuasa. Dengan demikian kita bisa belajar menyikapi permasalahan hidup dengan lebih baik. Seperti, menyikapi keadaan ekonomi kita yang dikatakan mengalami krisis dan cenderung menyebabkan pemenuhan kebutuhan hidup menjadi lebih sulit. Hal ini dapat kita hadapi dengan pola hidup yang lebih terkendali seperti menyisihkan harta yang kita miliki untuk ditabung (saving). Karena puasa juga mengajarkan kita bagaimana kita harus berperilaku hidup hemat seperti, menabung.
Demikian dikatakan Dr. Harwanto Dahlan Rabu (3/9), yang menjadi penceramah dalam acara pembukaan safari tarawih pemkab Kulon Progo di Gedung Kaca, Wates. Pembukaan safari juga diikuti oleh Bupati Kulon Progo H.Toyo Santoso Dipo, Wabup Drs. H. Mulyono, Ketua DPRD KUlon Progo Drs. H. Kasdiyono, Muspida, para pejabat eksekutif Kulon Progo, anggota DPRD Kulon Progo dan yang lainnya. Bertidak selaku imam tarawih adalah KH. Hamdiri dari Demen, Temon.
Perilaku hemat dengan menabung adalah cerminan bagaimana kita memikirkan masa depan kita maupun generasi penerus. Karena dengan menabung kita akan mampu membiayai kebutuhan hidup kita dan anak-anak kita terutama untuk masa-masa mendatang. “Pola hidup hemat dengan menabung (saving) juga dapat kita lihat di negara-negara maju seperti, Amerika Serikat, yang selalu memiliki tabungan untuk menjaga kestabilan perekonomiannya.” kata Harwanto.
Di sisi lain, kedatangan bulan ramadhan hendaknya bisa disambut dengan segala kebahagian karena sebagai bulan yang penuh rahmat, ramadhan juga mengajarkan kepada kita bagaimana kita berperilaku dan menjalani hidup. Dibulan ini kita bisa bersama-sama menjalankan ibadah ataupun melakukan amalan kebajikan yang lain. Setelah itu kita juga diajarkan untuk bisa saling memaafkan agar kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, lanjutnya.
Sementara itu, menurut laporan Ketua Penyelenggara Ir. Agus Anggono, safari tarawih untuk tahun 2008 (1429 H) akan dilaksanakan sebanyak 14 kali. Yaitu, pembukaan yang dilaksanakan di Gedung DPRD Kulon Progo, 12 kali di 12 kecamatan se-Kulon Progo dan penutupan yang akan dilaksanakan di Rumdin Bupati Kulon Progo. “Safari ramadhan akan menjadi media untuk bersilaturahmi dan mempererat persaudaran dengan masyarakat di Kulon Progo. Selain itu, melaui dana infaq dan sodaqoh yang telah dikumpulkan, pemkab juga akan memberikan bantuan kepada beberapa tempat ibadah,” katanya.
01 September, 2008
Ribuan Warga Ikuti Nyadran Agung
Ribuan warga Kulon Progo, Sabtu sore (30/8) mengikuti upacara Nyadran Agung yang dilgelar di depan rumah dinas bupati. Upacara didahului dengan kirab gunungan dari gedung DPRD yang dipimpin oleh Assek II Ir Agus Anggono. Tiga gunungan nasi uduk, apem dan uba rampe itu diringi bregada kelompok kesenian dari 10 Desa Budaya di Kulon progo.
Dari gedung DPRD, kirab berjalan menuju rumah dinas bupati yang berjarak sekitar 0,5 km melalui depan kantor Pemkab dan alun-Alun wates. Peserta lain yang terdiri dari perangkat desa dan PNS di lingkunag Pemkab Kulon Progo melakukan kirab dati tirik lain, Ykni teteg kulon dan perempatan SGO. Kemudian masing-masing bertemu di kompleks rumah dinas bupati.
Bupati H Toyo Santoso Dipo yang telah menunggu bersama Wabup Drs H Mulyono dan Muspida Plus menyambut kedatangan peserta kirab yang hadir diikuti penampilan kelompok kesenian. Penampilan mereka berlangsung sekitar 1 jam.
Usai penampilan kelompok kesenian, dilakukan doa yang dipimpin oleh ulama setempat KH Abdullah Syarifudin, yang dilanjutkan pemotongan tumpeng oleh Bupati dan diserahkan Wakil Ketua DPRD Drs Sarwidi. Usai pemotong tumpeng 3 gunungan langsung diperebutkan oleh warga yang hadir. Sementara peserta nyadran termasuk warga perantauan makan bersama dengan Bupati Toyo dan seganap pejabat Pemkab.
PT
Industri Pasir Besi Kulon Progo Segera Beroperasi
Manajemen PT Krakatau Steel (KS) berharap agar industri pasir besi di Kulon Progo dapat segera beroperasi. Sebab industri besi baja terbesar di
Demikian dikatakan Wabup Kulon Progo Drs H Mulyono di kantor Pemkab, Senin (1/9) menjelaskan hasil studi banding ke PT Krakatau Steel dan Pemkot Cilegon awal pekan lalu. Studi banding itu diikuti oleh beberapa pejabat di lingkungan Pemkab, dan berlangsung selama 3 hari.
Menurut Mulyono, pihak KS telah melihat sampel yang dikirim oleh PT Jogja Magasa Minning, hasil dari olahan percontohan yang dilakukan di Trisik. Dari sampel itu KS berpendapat bahwa kualitasnya lebih baik dibanding pig iron impor yang harus dibeli beli dengan harga berstandar intrenasional.
Kalau Kulon Progo sudah berproduksi, otomatis KS bisa membeli bahan
Lebih jauh Wabup menjelaskan, dengan studi banding itu ada 2 hal penting yang bisa dipelajari dari KS, untuk mengantisipasi bila industri pasir di Kulon Progo telah terealisasi. Yakni sharing antara Pemkab dengan investor untuk mengelola Cost Social Responbility (CSR) dan pengelolaan lingkungan. Dalam kedua hal ini, kata dia, yang dilakukan oleh KS dan Pemkot Cilegon cukup bagus.
“Dana CSR dikelola oleh lembaga independen, dan Pemkot hanya berperan sebagai fasilitator dan regulasi. Ini bisa dicontoh di Kulon Progo nanti, karena dana CSR nilainyua sangat besar. Direncanakan di Kulon Progo sebesar 3 % dari nilai produksi,” katanya.
Mulyono mengungkapkan, keberadaan PT KS di Cilegon mampu meningkatlan kesejahteraan daerah dan masyarakat setempat. Daerah yang dulunya berupa lahan tandus itu telah berkembang menjadi kawsan industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Dengan dibangunnya
Untuk pengelolaan lingkungan, menurut Mulyono, di KS juga dilaksanakan dengan baik. dimana telah terbentuk lembaga pengawas independen yang mengawasi seluruh proses industri dan dampaknya terhadap lingkungan. Baik lingkungan fisik, ekonomi, sosial dan budaya budaya bagi masyarakat sekitarnya.
“Beberapa hal yang kami pelajari dari KS, dipersiapkan untuk bisa diterapkan di Kulon Progo. Saya optimistis dalam waktu dekat industri pasir besi dapat segera terealisir, karena banyak warga masyarakat yang mengharapkannya. Secara teknis tinggal beberapa hal yang harus diselesaikan,” katanya.