09 April, 2008


Sumbangan Terbatas, GNOTA Kesulitan Mencari Donatur

Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) yang biasa menyalurkan bantuan untuk anak-anak sekolah yang tidak mampu, semakin kesulitan untuk mencari donator bagi anak-anak asuhnya. Hal ini disebabkan, selama ini selain dari dana donator di tingkat Provinsi GNOTA juga masih menerima sumbangan dari pemerintah pusat. Namun saat ini sumbangan dari pemerintah pusat seperti, GNOTA Pudan dan Yayasan Supersemar sudah tidak muncul lagi.
Sehingga GNOTA untuk tingkat Provinsi maupun Kabupaten harus mencari sumbangan secara mandiri agar tetap bisa memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak usia sekolah yang kurang mampu. Karena anak-anak sebagai generasi penerus, harus tetap bisa mendapat pendidikan agar kecerdasan dan kemakmuran bangsa untuk masa yang akan dating dapat diraih.
Demikian dikatakan Ketua GNOTA Provinsi DIY Drs. H. Tunjati Rabu (9/4), dalam acara penyerahan bantuan GNOTA untuk anak-anak asuh di Kabupaten Kulon Progo di Gedung Kaca Pemkab. Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Kulon Progo Drs. H. Mulyono, Ketua DPRD Kulon Progo Drs. H. Kasdiyono, Ketua GNOTA Cabang Kulon Progo Ir. H. Subito serta anak-anak asuh penerima bantuan.
Kecerdasan bagi generasi penerus sangat penting mengingat kondisi bangsa yang saat ini ada sudah menyebabkan kemiskinan dan anak terlantar tak kunjung membaik. Di Provinsi DIY, jumlah anak terlantar yang mencapai angka 33.565 anak, merupakan gambaran pentingnya pendidikan bagi anak-anak tersebut.
Untuk itu, diharapkan pemkab bisa mengalokasikan dana bagi anak-anak asuh yang selama ini menjadi anak asuh dari GNOTA agar tetap mendapatkan bantuan dan tetap bisa melanjutkan pendidikannya. “Karena dana kami untuk saat ini terbatas, kami minta mungkin ada program dari pemkab untuk anak-anak yang kurang mampu agar tetap bisa membiayai sekolahnya. Seperti, bagi para pejabat misalnya, bisa menyisihkan penghasilannya dan selanjutnya disumbangkan untuk keperluan pendidikan anak-anak ini,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo dalam sambutanya mengatakan bahwa kesulitan dana yang selama ini dihadapi pemkab sering menjadi kendala untuk pembangunan seperti, membangun dunia pendidikan. Namun Wabup berharap, kendala ini hendaknya bisa di anggap sebagai tantangan yang harus dipecahkan dan dihadapi untuk menciptakan dunia pendidikan.
Karena bagaimanapun, anak-anak yang kurang mampu juga merupakan komponen masyarakat pendukung pembangunan. “Sudah selayaknya mereka (anak kurang mampu) mendapatkan perhatian dan dukungan. Agar mereka sebagai generasi penerus yang memikul tanggung jawab untuk melestarikan bangsa di masa yang akan datang dapat menjalankannya dengan baik,” katanya.
Sementara itu, menurut Ketua GNOTA Kulon Progo Ir. H. Subito bantuan yang diberikan untuk anak-anak asuh di Kabupaten Kulon Progo tahun 2008 sebesar Rp 30 juta. Bantuan tersebut diberikan untuk 257 anak asuh di 57 Sekolah yang ada di 12 kecamatan se-Kulon Progo. Dengan perincian, untuk tingkat SD/MI akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 120.000/anak dan untuk tingkat SMP/MTs sebesar Rp 90.000/anak.
Sejak tahun 1997 sampai saat ini, GNOTA KUlon Progo telah menyalurkan bantuan bagi anak-anak asuh yang berjumlah 11.801 anak. Dengan total bantuan mencapai Rp 874.950.000. “Bantuan tersebut kami harapkan bisa digunakan dengan sebaik-baiknya meskipun jumlahnya memang tidak seberapa,” kata Subito.

Tidak ada komentar: