05 Februari, 2009


80 % Suplai Genteng Kulon Progo Dari Luar Daerah

Untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan berupa genteng di Kulon Progo, hampir 80 persen berasal dari luar daerah. Padahal, banyak industri genteng yang dimiliki Kulon Progo, dan memiliki kulalitas yang tak kalah bagus dengan genteng yang berasal dari luar daerah. Sehingga keberadaan industri ini, harus terus didorong dan dipertahankan. Agar genteng dari Kulon Progo bisa semakin dikenal dan digunakan oleh masyarakat Kulon Progo maupun dari luar daerah.
Demikian dikatakan oleh Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo Kamis (5/2), saat memberikan bantuan peralatan untuk Kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) di halaman Dinas Perindustrian, Wates. Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Perindustrian Drs. Darto, Kepala BAPPEDA Budi Wibowo, SH, Kepala Dinas Sosnakertrans Drs.Musodo, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Ir. Agus Langgeng Basuki serta para pelaku UKM penerima bantuan.
Hal ini berkaitan dengan perkembangan perumahan dan real estate di Kulon Progo yang berkembang sangat pesat dalam setiap tahunnya. Namun kebanyakan kebutuhan genteng masih disuplai dari luar daerah. “Karena kebanyakan kita enggan untuk memakai genteng dari Kulon Progo dan malah mendatangkan dari luar daerah seperti, Kebumen, Jatiwangi (Cirebon), Klaten maupun Gedean,” kata Bupati.
Untuk itu, mengembangkan dan mempertahankan industri genteng yang kita miliki sebenarnya sangat baik. Sehingga dalam membangun Kulon Progo bisa mengoptimalkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki. Bagi pelaku industri genteng, hal ini bisa memacu produksi genteng dan mereka bisa berproduksi setiap hari. Tidak hanya berdasarkan kalau ada orang yang memesan saja, lanjutnya.
Di sisi lain, industri kecil juga harus semakin pandai untuk melihat celah dan perkembangan pasar. Karena kalau terlalu tertinggal tentu akan semakin mengurangi peminat dan pembeli yang akan menggunakan hasil kerajinan. Seperti misalnya, model untuk kerajinan, packing untuk industri makanan kecil maupun kualitas dari hasil produksinya. “Saya pernah membeli kerajinan tas tapi resletingnya sampai rumah langsung rusak. Meskipun harganya murah namun tentu saya sebagai konsumen menjadi kapok,” sambung Toyo.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati menyerahkan bantuan peralatan kerja untuk UKM berupa, mesin pemecah sabut kelapa, mesin giling kopi, mesin ekstruder (pelumat tanah), pres genteng, mesin parut kelapa, bor, gergaji, gerinda dan lainnya. Dengan jumlah nominal mencapai Rp 128 juta. Diberikan untuk industri kecil seperti, industri kerajinan sabut kelapa, kerajinan tempurung, industri pengolahan kopi dan kerajinan genteng.
Sementara itu, menurut salah satu perajin genteng penerima bantuan Parijan, mengatakan bahwa dirinya menyambut baik adanya bantuan ini. Karena selama ini kelompoknya yang diberi nama Tlogo Makmur di Tlogolelo, Hargomulyo, Kokap, memang masih sangat memerlukan mesin pelumat tanah maupun press genteng.
Diharapkan dengan pemberian bantuan tersebut akan semakin memacu produksi genteng bagi kelompoknya. Sehingga kedepan, produksi genteng dari Kelompok Tlogo Makmur bisa semakin baik dan bisa mempertahankan kualitas. “Karena dengan kualitas yang baik tentunya industri genteng yang kami miliki kan semakin berkembang dan diperhatikan oleh masyarakat,” tuturnya.

Tidak ada komentar: