31 Juli, 2008
Sabtu 2 Agustus 2008, jam 20.00 WIB di Balai Desa Plumbon, Temon
Acara : Malam Syukran dan Bersih Desa,
Hiburan : Wayang Kulit, Dalang Ki Timbul Hadipryitno
Sabtu 2 Agustus 2008, jam 09.00 WIB di Bulak Taruban dan Bulak Kemendung, Sentolo
Acara : Panen perdana padi demplot area PTT oleh Wakil gubernur DIY dan Bupati Kulon
Progo
Sabtu 2 Agustus 2008, jam 12.00 WIB di Tambak, Triharjo, Wates
Acara : Peresmian pabrik wig PT Sung Chang Indonesia
oleh Gubernur DIY dan Bupati Kulon Progo
Minggu 3 Agustus 2008, jam 10.00 WIB di Masjid Al Amin Mendolo, Pagerharjo, Samigaluh
Acara : Peringatan Isro' Mi'roj
Pembicara :
1. GBPH H Joyokusumo
2. Drs. H. Hafidz Asrom, MM
3. Ust. H Edy Mussofa, S. Ag.
Sabtu 2 Agustus 2008, jam 19.30 WIB Sema'an Al Quran
Sabtu 2 Agustus 2008, jam 08.00 WIB di SMPN I Lendah
Acara : Pembukaan MTQ Siswa Tahun 2008
Rabu 6 Agustus 2008, jam 14.00 WIB di Gereja Pepanthan Ngentakrejo
Acara : Peresmian Gedung
28 Juli, 2008
Promosi Produk Lokal Harus Lebih Digalakkan
Untuk mengembangkan produk lokal yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Porogo, promosi dan pengenalan produk kepada masyarakat luas harus lebih digalakkan. Karena promosi merupakan kata kunci untuk memperluas pemasaran. Bila pemasaran lancar maka otomatis usaha akan berkembang dengan baik.
Demikian dikatakan Bupati Kulon Progo H Toyo Santoso Dipo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Assek III Muqodas Rozie SH pada pembukaan Pemberdayaan Potensi Lokal, Sabtu (26/7) di halaman Kantor Camat Galur. Hadir dalam acara itu Kakan Humas Drs HR Agus Santosa MA, Camat Galur Jumanto SH, jajaran Muspika Galur, Wakil Ketua TP PKK Kulon Progo Hj Tutik Mulyono serta tokoh masyarakat setempat.
Selain promosi, tambah Toyo, yang perlu diupayakan para pelaku usaha adalah peningkatan kualitas, kuantiutas dan kontinyuitas produksi. Faktor kuantitas dan kontinyuitas, kata dia, sering belum dapat dipenuhi oleh pelaku usaha kecil.
”Sering terjadi, promosi dan kualitas produknya sudah bagus namun ketika ada permintaan dari buyer dalam jumlah besar dan rutin, pengusaha tak mampu memenuhinya. Ini salah satu kendala pengembangan usaha di Kulon Progo,” tandas Toyo.
Menurut orang nomor 1 di Kulon Progo tersebut, produk lokal Kulon Progo sangat banyak dan beragam, sesuai dengan potensi wilayah. Seperti kerajinan, makanan olahan dan berbagai produk pertanian. Produk-produk tersebut cukup potensial untuk dikembangkan pangsa pasarnya sampai ke tingkat internasional, ujarnya.
Pemberdayaan Potensi Lokal digelar oleh Radio Komunias (Rakom) Swaradesa Brosot. Even yang dibuka oleh Muqodas dan Tutik Mulyono dengan pelepasan burung merpati tersebut bertujuan untuk memperkenalkan potensi lokal masyarakat Galur dan sekitarnya di bidang ekonomi dan budaya. Selaian pameran, juga digelar panggung hiburan, lomba nyanyi dan pawai budaya.
Menurut ketua panitia Drs Sarbiyono, pameran yang akan digelar selama 11 hari (26/7-6/8) tersebut diikuti oleh 32 peserta dari Galur, Lendah, Sentolo dan Bantul. Produk yang dipamerkan berupa tanaman hias, bibit buah-buahan, alat rumah tangga, pakaian, makanan olahan serta mainan anak-anak.
Kegiatan lomba nyanyi, jelas Kabag Pembangunan Desa Brosot ini, diperuntukkan bagi pelajar dan masyarakat umum. Untuk pelajar berupa lomba paduan suara dengan lagu Pelaut dan Anak Gembala, sedang untuk umum perorangan dengan lagu ’Prau Layar’ dan ’Gembala Sapi’. ”Judul lagu-lagu itu kami sesuaikan dengan kondisi lokal Kulon Progo, khususnya Kecamatan Galur,” imbuhnya.
PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL KULONPROGO
Tempat Bermain Sangat Minim
Tempat bermain bagi anak-anak di wilayah Kulonprogo sangat minim dibanding dengan tempat permainan anak-anak remaja maupun dewasa. Bahkan kondisi tempat bermain anak yang sudah dibangun beberapa tahun silam sudah rusak tanpa ada perbaikan maupun pemeliharaan, seperti yang ada di obyek wisata Goa Kiskendo, di Jatimulyo Kecamatan Girimulyo. Untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten bekerjasama dengan Bappeda diharapkan dapat memperbaiki kembali sarana prasarana permainan anak yang telah ada bahkan untuk lebih diperbanyak ditempat-tempat lain.
Hal tersebut dikemukakan Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo dalam acara memperingati Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Kabupaten Kulonprogo yang digelar di Gedung Kesenian Wates, Senin (28/7). Turut hadir Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Depdiknas .Dr.Sujarwo Ketua DPRD Kulonprogo. Drs.H.Kasdiyono, Muspida, Ketua Tim Penggerak PKK Hj.Wiwik Toyo Santoso Dipo, Asisten Pembangan Ir.H.agus Anggono, Kadinas Pendidikan Muh Mastur,BA serta kepala SKPD dilingkup pemda Kulonprogo. Dalam kesempatan tersebut dimeriahkan dengan pameran PAUD, serta pentas seni dari anak-anak PAUD, TK hingga SD dan penyerahan berbagai kejuaraan dalam rangka memeriahkan HAN.
“Anak-anak usia dini atau usia di bawah lima tahun memerlukan perhatian lebih, karena merupakan awal dan dasar pembentukan kepribadian, namun demikian sarana-prasarana untuk mendukung kegiatan anak-anak berupa tempat permainan masih sangat minim sekali di Kulonprogo, tempat bermain anak yang ada seperti di Goa Kiskendo sudah tidak terawat, untuk itu instansi yang menanggani yakni dinas Pariwisata agar kerjasama dengan Bappeda dan BPKD untuk merencanakan dan menganggarkan perbaikan sarana permainan anak tersebut,”pinta Toyo.
Sebaliknya menurut Toyo, tempat –tempat permainan anak usia remaja sudah banyak termasuk dewasa.
Sementara Direktur PAUD Depdiknas, Sujarwo mengatakan pendidikan bagi anak khususnya PAUD sebagai strategi pembangunan SDM haruslah dipandang sebagai titik sentral dan sangat fundamental serta strategis mengingat usia dini merupakan masa keemasan (the golden age) namun sekaligus periode yang sangat kritis dalam tahap perkembangan manusia. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sampai usia 4 tahun tingkat kapabilitas kecerdasan anak telah mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80% dan sisanya 20% pada usia 8 tahun ke atas.
“Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia dini bahkan sejak dalam kandungan sangat menentukan derajat kualitas kesehatan, intelegensi, kematangan emosional dan produktivitas manusia pada tahap berikutnya. Dengan demikian investasi pengembangan anak usia dini merupakan investasi sangat penting bagi SDM yang berkualitas dimasa mendatang,”katanya.
23 Juli, 2008
30 Instansi di Kulon Progo Meriahkan Toyo S Dipo Cup VI
Sebanyak 30 instansi/lembaga di Kabupaten Kulon Progo yang telah dirampingkan dengan penggabungan, hingga menjadi 16 tim kesebelasan sepakbola ikut memeriahkan turnamen Toyo S Dipo Cup VI.Penggabungan tersebut terjadi karena bayak instansi/lembaga yang tidak bisa memenuhi target sebuah tim sepakbola yaitu, 11 orang. Selanjutnya, 16 tim tersebut dibagi menjadi 4 grup yang akan berjibaku untuk memperebutkan piala Bupati Kulon Progo. Turnamen tersebut berlangsung dari tanggal 22 Juli-13 Agustus 2008.
Pembukaan turnamen tersebut dilaksanakan Selasa (22/7), oleh Bupati Kulon Progo Toyo Santoso Dipo di alun-alun Wates. Acara tersebut juga dihadiri oleh Wabup Kulon Progo Drs. HM. Mulyono, Ketua DPRD Kulon Progo Drs. H. Kasdiyono, sejumlah pejabat eksekutif pemkab Kulon Progo, panitia dan undangan yang lainnya.
Menurut Ketua Panitia Drs. M. Rosyadudin turnamen tersebut sebagai salah satu even yang digelar setiap tahun dalam rangka memeriahkan HUT kemerdekaan RI. Sedangkan pada tahun 2008 merupakan perhelatan yang ke-6 setelah digulirkan pertama kai pada tahun 2003. ”Turnamen digelar untuk memeriahkan HUT RI dan juga menjaga kebugaran para karyawan instansi di Kulon Progo. Yang dilaksanakan secara swadaya dan non profit oriented,” katanya.
Selain turnamen tersebut, panitia juga akanmenyelenggarakan partai eksebisi pada tanggal 7-10 Agustus 2008. Yaitu, Tim Eksekutif plus vs legislatif (6/8), Panitia vs Wartawan (7/8), Eksekutif plus vs PSW putri Binangun (9/8) dan Sekretariat vs Pemda DIY (10/8).
Sementara itu, Bupati mengucapkan selamat atas digelarnya turnamen tersebut. Bupati berharap, dengan penyelenggaraan turnamen tersebut bisa terjalin silaturahmi antar instansi pemerintah serta mendukung terciptanya kehidupan yang sehat di kalangan karyawan pemkab Kulon progo.
Sehingga turnamen diharapkan bisa berjalan dengan tertib dan aman serta menjunjung tinggi sportivitas. ”Harapan kami masih seperti tahun yang lalu yaitu pelaksanan turnamen yang tertib dan sportif. Kami juga berharap tidak akan ada kartu merah dalam turnamen ini,” kata bupati, yang disambut senyum undangan yang hadir.
22 Juli, 2008
BANTUAN INFRASTRUKTUR RP.1.405 JUTA DISERAHKAN
Hasil Pembangunan Secara Swakelola Lebih Baik Dibanding Tender
Bantuan hibah untuk pembangunan infrastruktur yang berasal dari dana APBD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2008 meliputi bantuan pembangunan prasarana fisik diserahkan, Selasa (22/7) di Gedung Kaca.
Bantuan secara simbolis diserahkan Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo kepada tiga orang perwakilan penerima, Drs.H.Tumin mewakili panitia pembangunan Gedung TK Tunas Sari Desa Karangsari Pengasih sebesar Rp.100 juta, Darman mewakili pembangunan pemeliharaan jalan Sindon Desa Hargorejo Kokap sebesar Rp.75 juta dan Daryanto mewakili pembangunan pemeliharaan jalan Paingan Sendangsari Pengasih sebesar Rp.75 juta. Turut hadir Asisten Pembangunan Ir.H.Agus Anggono, Kadinas Pekerjaan Umum Ir.Moch Nadjib,MT dan Kabag.Pembangunan Setda Nugroho,SE .
Kabag Pembangunan Setda Nugroho,SE menjelaskan bantuan hibah untuk pembangunan prasarana bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan. Pemanfaatan hibah bersifat khusus yaitu pemerataan dan percepatan pembangunan dalam rangka membangun desa menumbuhkan kota sesuai dengan program Tirto Margo Saras. Jumlah dana hibah Rp.1.405.000.000,- untuk 45 lokasi kegiatan meliputi pemeliharaan jalan, pengelola air bersih, Conblok, jaringan irigasi dan pembangunan gedung TK maupun PAUD.
Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo menginggatkan bantuan hibah yang diterima agar disesuaikan dengan peruntukkannya, sehingga nantinya tidak akan merepotkan, karena menyalahi prosedur yang ujung-ujung disangka korupsi. Terlebih menjelang Pemilu banyak isu –isu dari luar dan laporan dari masyarakat bahwa bantuan berasal dari salah satu partai atau Bupati nomboki dulu adalah tidak benar.
”Bantuan yang diberikan bukan dari sumbangan partai tertentu dan pribadi Saya, tetapi uang anggaran kabupaten yang merupakan uang rakyat, jadi tidak benar apabila ada isu tersebut, terlebih menjelang Pemilu. Bahkan yang lebih menyakitkan dikaitkan dengan janji Saya dulu yang mau membantu 50 juta, hanya diberikan 30 juta tapi kuitansinya tetap 50 juta,”kata Toyo
Bupati mengharapkan masyarakat dalam membangun prasarana fisik berupa jalan dapat menyesuaikan pembangunan yang terbaik dengan aspal maupun semen, karena keduanya mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sedangkan banyaknya usulan warga tentang pembangunan prasarana fisik melalui anggaran pemkab diswakelolakan karena lebih baik kualitasnya dibanding melalui tender, Bupati setuju namun hal tersebut terbentur oleh aturan yang mengatur bahwa pembangunan dengan nilai tertentu harus melalui tender.
18 Juli, 2008
17 Juli, 2008
DIGELAR SETELAH LEBARAN
Perahu Maskot Manunggal Fair 2008
Perahu menjadi maskot dalam Pameran Manunggal Fair 2008 yang rencananya akan digelar setelah Hari Raya Idul Fitri mendatang atau tepatnya mulai Sabtu (25/10) hingga Minggu (1/11). Sedangkan tempat penyelenggaraan masih seperti tahun-tahun sebelumnya yakni di jalan lingkar seputar Alun-alun Wates.
Kepala Kantor Humas Kabupaten Kulonprogo Drs.R.Agus Santosa,MA , Kamis (17/7) mengatakan kegiatan rutin tahunan Manunggal Fair tahun 2008 akan berlangsung setelah Hari Raya Idul Fitri mendatang, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang digelar sebelum bulan Ramadhan. “Manunggal Fair 2008 waktu penyelenggaraan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang digelar dalam rangka menyongsong Hari Jadi Kulonprogo yakni sebelum bulan puasa dan bersamaan dengan kegiatan Nyadran Agung, tahun ini pelaksanaannya dalam memeriahkan Hari Jadi karena setelah peringatan Hari Jadi 15 Oktober, dengan maskot Perahu, sedang tempat di jalan seputar Alun-alun Wates,”jelas Agus.
Ditambahkan Agus, dipilihnya Perahu sebagai maskot dalam Manunggal Fair 2008 mendatang, untuk memasyarakatkan semangat cinta bahari, terlebih lagi pembangunan pelabuhan perikanan Glagah akan segera beroperasi setelah dibangunnya pemecah gelombang di muara sungai Serang yang menjadi pintu masuk pelabuhan tahun ini.
Menyongsong pelabuhan perikanan Glagah yang telah siap operasi dalam waktu dekat, saat ini Pemkab Kulonprogo sangat gigih membangkitkan kembali semangat cinta bahari bagi warganya. Selain mendirikan tempat pendidikan berupa SMK Kelautan di Temon, melalui Surat Edaran (SE) Bupati Kulonprogo warga masyarakat Kulonprogo dihimbau menyanyikan lagu ‘Pelaut’ dan ‘Perahu Layar’ dalam setiap acara di lingkungan kerja pemerintahan, mulai dari tingkat kabupaten sampai desa, dan anak –anak di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD,SMP,SMA/SMK.
Agenda Kegiatan-kegiatan
Jam : 15.00 WIB
Tempat : Lapangan Brosot, Galur
Acara : Pembukaan kegiatan pemberdayaan potensi lokal
2. Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Juli 2008
Jam : 20.00 WIB
Tempat : Balai Desa Tawangsari
Acara : Wayang Kulit dalam rangka syukuran bersih desa, dengan Dalang Ki Timbul Cermo Manggolo
3. Hari/Tanggal : Minggu, 27 Juli 2008
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Pendopo Kecamatan Temon
Acara : Wisuda Santri BADKO TKA - TPA Rayon Temon
4. Hari/Tanggal : Senin, 28 Juli 2008
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Gedung Kesenian Wates
Acara : Peringatan Hari Anak Nasional
5. Hari/Tanggal : Selasa, 29 Juli 2008
Jam : 19.30 WIB
Tempat : Kadus Prangkokan, Purwosari, Girimulyo
Acara : Wayang Kulit dalam rangka syukuran bersih dusun Prangkokan, dengan Dalang Ki Rubiyanto
6. Hari/Tanggal : Kamis dan Rabu / 7 dan 13 Agustus 2008
Tempat : Desa Budaya Jatimulyo, 7 Agustus 2008 pukul 09.00 - 10.30 WIB
Desa Budaya Pagerharjo, 7 Agustus 2008 pukul 11.30 - 12.30 WIB
Desa Budaya Banjarharjo, 7 Agustus 2008 pukul 14.00 - 15.00 WIB
Desa Budaya Sendangsari, 13 Agustus 2008 pukul 09.00 - 10.00 WIB
Desa Budaya Hargomulyo, 13 Agustus 2008 pukul 11.00 - 12.00 WIB
Acara : Festifal Desa Budaya Tingkat Provinsi DIY
16 Juli, 2008
PANEN PADI DILAKUKAN MALAM HARI
Untuk Hasilkan Jerami Maksimal
Warga Desa Karangsari Kecamatan Pengasih sudah beberapa tahun terakhir ini melakukan Panen Padi pada malam hari disaat orang lain sedang tertidur lelap. Hal ini dilakukan oleh sebagian warga Karangsari sebelah utara meliputi warga Dusun Blumbang, Kamal, Kedungtangkil dan Ringin Ardi yang lokasi sawahnya di bulak Kamal dan Ngrancah. Saat padi Musim Tanam (MT) II kali ini telah menguning dan siap panen, kembali warga keempat dusun melakukan panen malam hari, usai matahari terbenam hingga tengah malam.
Beberapa warga merasa nyaman dengan panen yang dilakukan malam hari. Disamping tidak merasa cepat lelah hasil yang dicapai lebih banyak dibanding saat siang hari yang cepat lelah karena kepanasan. Namun dibalik itu, alasan yang utama sebenarnya untuk memperoleh Jeramiyang banyak sebagai makanan pokok ternaknya, karena disiang hari banyak warga yang mencari Jerami untuk pakan ternak, sehingga sering terjadi yang punya padi tak kebagian Jerami hanya membawa pulang gabahnya saja.
Seperti yang dikatakan Suwidi warga Blumbang, yang setiap panen selalu dilakukan malam hari bersama keluarga dan tetangga. “Panen malam hari lebih banyak hasilnya, ndak cepat lelah, namun yang penting dapat membawa pulang Jerami dalam jumlah yang banyak untuk stok makanan ternak, karena setelah panen sudah ganti Palawija, terlebih sekarang Jerami sudah sekelas dengan rumput Kolonjono maupun Tebon Jagung yang harganya seikat sekitar Rp.10 ribu bahkan lebih,”katanya.
Hal senada di katakan Rubiyo dan Suwaji yang melakukan panen padinya, Selasa (15/7) kemarin hingga pukul 12 malam. Panen yang dilakukan warga umumnya dilakukan bertepatan dengan datangnya bulan purnama sehingga warga menghemat biaya penerangan dan kondisi tanahnya sudah sedikit mengering. Namun untuk mengantisipasi cuaca apabila mendung dan gelap warga menyiapkan lampu minyak /petromak.
HARI KRIDA PERTANIAN KE-36
Wagub Menjamin Warga DIY Tak Kelaparan
Wakil Gubernur DIY, Sri Paku Alam IX menjamin bahwa warga masyarakat
Hal tersebut dikatakan Wagub DIY, dalam acara Peringatan Hari Krida Pertanian ke-36 sekaligus Gerakan Konsumsi Pangan Lokal Makanan Khas Nusantara di Kantor Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Rabu (16/7). Turut hadir Bupati Kulonprogo,H.Toyo Santoso Dipo, Ketua DPRD Kulon Progo Drs.H.Kasdiyono, Kadinas Pertanian Propinsi DIY, Ir.Nanang Iswandi,MMA, Kadinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Kulonprogo Ir.Agus Langgeng Basuki, Camat Sentolo Drs.Jazil Ambar Was’an dan Kades Salamrejo RS.Harjanto. Dalam kesempatan tersebut Wagub menyaksikan Lomba Cipta Menu Pangan Beragam Bergizi dan Berimbang serta aman dikonsumsi dari bahan hasil olahan pangan lokal perwakilan PKK 12 kecamatan di Kulonprogo dan menyerahkan bantuan beras 500 kg untuk 50 KK miskin.
Wagub mengajak warga masyarakat
Sementara Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo mengatakan pangan merupakan kebutuhan manusia paling azasi, sama kedudukannya dengan hak-hak manusia lainnya. Ketersediaan pangan yang cukup dan berkualitas benar-benar merupakan aspek yang strategis dari sisi politik. Strategi dan kebijakan pembangunan pertanian di kabupaten Kulonprogo khususnya di bidang penyediaan pangan di arahkan untuk penyediaan pangan yang beragam, bergizi dan berimbang serta aman dikonsumsi namun tetap memenuhi kaidah hidup sehat. Harapan tersebut dicapai melalui berbagai pendekatan di antaranya dengan meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya pangan local.
10 Juli, 2008
HUT Koperasi Ke-61
Bupati :
KOPERASI JANGAN ALERGI
DENGAN FASILITAS DARI PEMERINTAH
Koperasi hendaknya jangan merasa alergi dengan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, karena fasilitas yang disediakan pemerintah semata-mata hanya untuk memajukan koperasi dan kesejahteraan anggotanya. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Kulon Progo H. Toyo S Dipo, sebagai key note speaker dalam Lokakarya “Koperasi dan Ekonomi Kerakyatan Sebagai Sistem Bukan Sebagai Kebijakan Makro” di Gedung Kaca, Selasa (8/7).
Menurut Toyo, selama ini koperasi merasa alergi dengan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah karena takut akan campur tangan pemerintah terhadap koperasi. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu ditakuti, karena fasilitas pemerintah yang telah diberikan kepada koperasi murni menjadi hak koperasi untuk mengelolanya untuk kemakmuran anggota dan masyarakat. “Memang idealnya koperasi harus bisa hidup tanpa fasilitas dari pemerintah. Tapi jika pemerintah menyediakan fasilitas, koperasi harus mengejarnya walau sampai ke ujung dunia”, ujar Toyo.
Koperasi telah terbukti dapat membangun ekonomi kerakyatan, hal ini terbukti saat krisis moneter yang melanda bangsa Indonesia pada akhir dekade 90-an yang lalu. Pada saat itu para kalangan ekonom internasional memprediksi Indonesia bangkrut, namun karena kekuatan ekonomi kerakyatan, maka bangsa Indonesia dapat terhindar dari kebangkrutan.
Selain Bupati H. Toyo S Dipo, Lokakarya tersebut juga menghadirkan Awan Santosa, dosen Universitas Mercu Buana Yogyakarta sekaligus peneliti dari Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM. Lokakarya yang dilaksanakan dalam rangka HUT Koperasi yang ke 61 tersebut di ikuti sekitar 125 orang dari kalangan pemerintahan dan praktisi koperasi dari kabupaten kota se DIY.
07 Juli, 2008
BANTUAN SOSIAL RP.445 JUTA DISERAHKAN
BUPATI : Bukan Uang Pribadi Tapi Pemkab
Bantuan sosial yang berasal dari dana APBD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2008 meliputi bantuan keagamaan, kepemudaan, kesenian dan ormas diserahkan, Senin (7/7) di Gedung Kaca.
Bantuan secara simbolis diserahkan Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo kepada tujuh orang perwakilan penerima. Turut hadir Asisten Pembangunan Ir.H.Agus Anggono, Kadinas Kebudayaan dan Pariwisata Drs.Bambang Pidegso,M.Si.
Asisten Pembangunan Ir.H.Agus Anggono menjelaskan bantuan sosial yang bersumber dari APBD Kulonprogo 2008 jumlah keseluruhan Rp.445.650.000,- diperuntukkan 116 tempat ibadah sejumlah Rp.135.250.000,-, tujuh Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) Rp.7 juta, 8 Pondok Pesantren sejumlah Rp.65,5 juta, 26 kelompok pemuda dan karang taruna se-Kecamatan Girimulyo Rp.24 juta, 137 kegiatan pemuda dan olah raga Rp.110,9 juta, Kwarcab Pramuka Rp.50 juta, PEPADI Rp.7,5 juta, empat orang Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP3) Rp.10 juta, dan Rp.35,5 juta untuk 19 group kesenian serta dua kegiatan upacara adat
Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo menegaskan bantuan yang diberikan bukan berasal dari pribadinya atau dari siapapun termasuk anggota DPRD, tetapi berasal dari anggaran pemerintah kabupaten yang berarti uang rakyat.
Hal tersebut berulang kali dikatakan menginggat banyaknya laporan yang diterima Bupati adanya ulah segelintir orang yang memberikan informasi keliru yang bertujuan untuk kepentingannya menjelang Pemilu 2009 mendatang.
Ditambahkan kepada para penerima bantuan, dimanfaatkan sesuai dengan permintaan dalam proposal sehingga tidak terjadi penyimpangan yang akhirnya akan berurusan dengan pihak berwajib. ”Jangan ada penyimpangan dalam melaksanakan bantuan, kalau untuk membangun mushola ya gunakan untuk membangun musola, jangan untuk kepentingan pribadi, daripada harus berurusan dengan polisi, kalau merasa ada penyimpangan sebelum ketahuan cepat dikembalikan,”pintanya.
04 Juli, 2008
Peserta jalan santai disediakan ratusan hadiah doorprize yang diundi setelah usai acara.
PENYEBAB PERCERAIAN TERTINGGI KARENA SELINGKUH
Banyaknya kasus perceraian di Kabupaten Kulonprogo disebabkan karena selingkuh. Alasan tersebut menjadi factor dominan dalam setiap adanya penyebab keretakan rumah tangga yang berujung perceraian.
Bupati Kulon Progo, H.Toyo Santoso Dipo mengatakan hal itu, menanggapi adanya permohonan tanda tangan perceraian dari para PNS yang sering terjadi di lingkup karyawan Pemda.
“Banyaknya perceraian disebabkan adanya salah satunya karena selingkuh, namun demikian kalau surat permohonan ke Saya perceraian itu ditanda tangani, saya tidak mau, soalnya kasihan dengan anak-anaknya yang jadi korban dan Bupatinya ikut menanggung dosa karena menyetujui perceraiannya, jadi jangan harap akan saya tanda tangani ” kata Toyo.
Sesuai dengan data di Bawasda maupun BKD Kulonprogo, kasus perceraian para PNS kebanyakan dilakukan oleh para pendidik atau guru.
03 Juli, 2008
SARESEHAN DESA BUDAYA
Harus Membawa Manfaat dan Kesejahteraan
Untuk meningkatkan kemampuan SDM pengelola Desa Budaya di Kabupaten Kulonprogo. Dinas Kebudayaan Propinsi DIY bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progomenggelar Saresehan sehari dengan tema Nilai-nilai Budaya Jawa sebagai Landasan Pembangunan untuk mewujudkan masyarakat Yogyakarta Ayom-Ayem, Tata Tentrem, Karta Raharja.
Saresehan diikuti 100 peserta dari perwakilan 10 desa budaya di buka Sekda Drs.H.So’im,MM, di Gedung Kaca, Kamis (3/7). Dengan menampilkan pembicara Budayawan Ir.H.Yuwono Sri Suwito tentang Kearifan Lokal sebagai dasar pembangunan, Dosen Fakultas Ushuludin UIN Sunan Kalijaga Drs.Mohammad Damami M.Ag, tentang Manajemen Pengelolaan Desa Budaya dan Kabid Bina Program Dinas Kebudayaan Propinsi DIY Ir.H.Nuk Prasetyo,MM dengan materi Desa Budaya Komponen pembentuk predikat DIY pusat budaya terkemuka.
Bupati Kulonprogo H Toyo Santoso Dipo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Drs.H.So’im,MM mengatakan setelah terbentuk desa budaya adalah menjadi desa wisata. Banyak hal yang perlu disiapkan baik fisik maupun non fisik. Fisik mudah diantisipasi seperti fasilitas transportasi, akomodasi sementara non fisik sulit seperti kesiapan sosial psykologis dari masyarakat. ”Walaupun jalan menuju terciptanya desa wisata relatif masih jauh namun perlu dipersiapkan matang, tidak merugikan masyarakat tetapi harus mampu membawa kemanfaatan atau kesejahteraan,”harapnya.
Menurut Kasie Adat Subdin Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulonprogo, Drs.Yudono Hindriatmoko, jumlah desa budaya sesuai SK Gubernur DIY sejumlah 10 desa meliputi Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh, desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo, desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang, desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan, desa Sendangsari Kecamatan Pengasih, desa Sukoreno Kecamatan Sentolo, desa Sidorejo Kecamatan Lendah, desa Brosot Kecamatan Galur, desa Hargomulyo Kecamatan Kokap dan desa Glagah Kecamatan Temon. Untuk memberikan motivasi kepada desa-desa budaya, dalam bulan Agustus mendatang akan dilakukan Lomba Desa Budaya dengan peserta lima desa. Penilaian direncanakan Kamis (7/8) untuk Desa Pagerharjo Samigaluh, desa Jatimulyo Girimulyo, dan desa Banjarharjo Kalibawang dan Kamis (14/8) desa Sendangsari Pengasih dan desa Hargomulyo Kokap.
02 Juli, 2008
Pengurus PSTI Kulon Progo Dikukuhkan
Pengurus Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) DIY Cabang Kulon Progo untuk masa bhakti 2008-2011 dikukuhkan. Pengukuhan dan pengambilan janji pengurus baru dilaksanakan Rabu (2/7), di Gedung Kaca komplek pemkab oleh Ketua Umum PSTI DIY Drs. Sukamto. Pelantikan juga dihadiri oleh Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo, Ketua DPRD Kulon Progo Drs. H. Kasdiyono, Ketua Umum PSTI DIY Drs. Sukamto, Ketua KONI Kulon Progo Drs. Djuwardi, Muspida, pengurus dan atlet sepak takraw Kulon Progo.
Pengurus PSTI masa bhakti 2008-2011 menggantikan pengurus lama dengan beberapa perubahan personel yang terjadi. Susunan pengurus terdiri atas, Ketua Umum Arif Sudarmanto, SH, Ketua I,II dan III masing masing : Drs. Sugeng, Drs. Sumiran dan Drs. Indriyanto, Sekretaris Umum Heri Darmawan, Sekretaris I dan II, Tumirah Rahayu,SIP dan Yuliana, SPd, Bendahara I dan II, Drs. Wasih Udiharto dan Sukardi,SPd. Kepengurusan juga di bantu oleh lima bidang yang lain yaitu, Bidang pembinaan prestasi, Bidang Perwasitan pertandingan, Bidang Litbangmas, Bidang Organisasi dan Bidang humas dan usaha dana.
Sementara itu, Bupati Kulon progo H. Toyo Santoso Dipo mengucapkan selamat atas pengukuhan pengurus baru PSTI. Bupati juga merasa bangga dengan prestasi maupun kaderisasi di sepak takraw. Karena kebanyakan atlet sepak takraw masih berusia muda.
Hal itu menujukkan bahwa pengurus sangat memperhatikan pendidikan bagi generasi muda. Dimana generasi generasi muda merupakan generasi penerus yang harus mendapatkan fasilitas dan perhatian. ”Dengan perhatian tersebut generasi muda akan memiliki kegiatan dan bisa menciptakan prestasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” katanya.
Disisi lain, bupati juga mengharapkan agar porsi kaum perempuan baik sebagai pengurus maupun atlet bisa ditambah. Sesuai dengan jumlah penduduk di Kulon Progo yang saat ini juga lebih banyak kaum perempuannya. Hal tersebut akan semakin baik dan bisa menambah kesempatan bagi kaum perempuan. Namun PSTI yang sudah baik itu singkatannya jangan diganti, karena kalau Indonesianya diganti Nasional singkatanya bisa menjasi PERSETAN yang bisa berarti tidak peduli, lanjutnya berkelakar.
01 Juli, 2008
Bupati Harapkan Atlet Kulon Progo Tetap Perkuat Daerah
Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo berharap kepada atlet-atlet olahraga daerah untuk bisa memiliki komitmen memperkuat daerahnya di semua even olahraga. Hal ini sebagai bentuk komitmen dan kepedulian atlet terhadap perkembangan dan pembangunan di daerah. Dengan demikian, prestasi yang dicatatkan akan mampu memberikan citra positif bagi daerah sekaligus mempromosikan daerah ke dunia luar.
Meskipun sering terjadi seorang atlet berprestasi harus memperkuat daerah lain yang bisa memberikan kesejahteran sebagaimana yang diharapkan. Namun bagi daerah, segala bentuk prestasi yang diberikan akan memberikan sebuah contoh terutama generasi penerus untuk terus menciptakan prestasi.
Hat tersebut dikatakan Bupati Toyo Santoso Dipo Selasa (1/7) saat menerima audensi atlet PON Yogyakarta dari Kulon Progo untuk cabang olahraga panahan dan bola voli di Gedung Kaca komplek pemkab. Audensi tersebut juga diikuti oleh Sekda Kulon Progo Drs. So’im, MM, Assek I Drs. Sutedjo Wiharso, Kepala Dindiknas Mastur,BA, Kabag Kesra Arif Sudarmanto, SH serta para atlet.
Generasi penerus menjadi permasalahan yang saat ini muncul karena untuk cabang olahraga panahan kebanyakan atletnya sudah tua. Namun saat ini belum muncul atlet muda yang bisa menjadi penerus dan mengukirkan prestasi di even-even olahraga yang ada. “Kami harapkan KONI dan Dinas pendidikan untuk bisa mengkoordinasikan hal ini. Selanjutnya, Dinas Pendidikan bisa terus menyelenggarakan pekan olahraga bagi siswa sekolah sebagai salah satu langkah untuk terus menciptakan prestasi di olahraga,” katanya.
Selanjutnya, dengan memberikan pendidikan olahraga kepada generasi muda sekaligus memberikan wadah kepada generasi muda untuk mengekpresikan diri. Karena kalau genrasi muda tidak punya media untuk mengekpresikan bakatnya dikhawatirkan bisa berkembang ke arah tindakan yang tidak positif. Yang nantinya bisa menimbulkan permasalahan tersendiri bagi daerah dalam rangka melaksanakan pembangunanya.
Sementara itu, ada 7 orang atlet dari cabang olahraga panahan yang akan mewakili DIY di Pekan Olahraga Nasional (PON) di Kalimantan Timur tanggal 5-17 Juli 2008 adalah Esti Istiqomah dan Sukasih (Kulon Progo), Supadmi, Rahmat Sulistiawan, Cipto Sapto Wibowo dan Winarno (Bantul). Sedangkan seorang atlet PON Kulon Progo untuk cabang bola voli Martono, sudah mendahului berangkat ke Kaltim.