12 Maret, 2008

MUSIM PANEN, HARGA GABAH TERPURUK

Nasib kurang beruntung kembali menimpa para petani padi yang saat ini sedang panen raya. Sebelumnya hal yang sama terjadi pada petani nira dengan harga gula kelapa yang terjun bebas mencapai rekor terendah hanya Rp.3.000,- per kilogram ditingkat perajin, padahal sebelumnya mencapai Rp.7000,- per kilogram

Sebelum panen tiba, harga gabah kering giling mencapai Rp.3.200,- per kilogram. Namun saat mulai panen harga turun, harga gabah kering giling hanya Rp 2.400,- per kg, sementara untuk harga gabah basah panen ditingkat petani lebih murah lagi hanya Rp.1.700,- - Rp.1.800,- per Kg.

“Harga gabah musim panen saat ini turun dari sebelum panen, masa paceklik Rp.3.200,- sekarang ini hanya Rp.2.400,- per kg gabah kering siap giling, kemungkinan akan terus turun karena daerah lain juga panen bersamaan,” ujar Sumidi seorang petani di Karangsari Pengasih, Rabu (12/3).

Hal yang sama juga diakui Wiranto, seorang petani warga Glagah.”Petani sekarang semakin terpuruk, harga kebutuhan terus naik, namun harga gabah saat panen justru turun,”katanya. Diakui, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, petani tidak bakal terpenuhi sehingga harus berusaha mencari kerja sampingan.

Para petani di Kulonprogo saat ini memasuki masa panen padi musim tanam (MT) pertama yang segera akan disusul dengan MT kedua untuk mengejar air menjelang musim kemarau. Untuk musim panen ini produktivitas padi dinilai cukup bagus, meski beberapa tempat terdapat serangan hama sundep dan banjir.

Kasie Sumber Daya Sarana dan Prasarana, Subdin Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian dan Kelautan Kulon Progo, Ir.Muh.Aris Nugroho Rabu (12/3) di ruang kerjanya mengatakan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp.2.000 per kilogram gabah kering panen. Sesuai dengan hasil evaluasi dilapangan harga gabah dilokasi panen mencapai Rp.1.875,- sampai Rp.1.900,- per kilogram, sebelum panen mencapai Rp.2.200 sampai 2.350,- per kilogram.

Untuk membantu petani menurut Aris pemerintah melalui dana APBN menyalurkan bantuan penguatan modal untuk Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP). Namun dana pinjaman tanpa bunga bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) kerjasama dengan penggilingan padi hingga saat belum cair. “Dana LUEP yang bersumber APBN untuk para petani hingga saat ini belum cair, setiap tahun Kulonprogo memperoleh dana ini, untuk tahun 2008 belum tahu jumlah besarannnya, sementara untuk 2007 lalu sebesar Rp.4,4 Milyar,” jelas Aris.

Tidak ada komentar: