Musda Dekranas 2007 Kabupaten Kulon Progo
Pengurus Baru Diharapkan Punya Terobosan Program
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kulon Progo Selasa (15/1), melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) Dekranas tahun 2007. Meskipun pelaksanaan Musda tersebut dinilai agak terlambat karena baru dilaksanakan di awal tahun 2008, namun Dekranas tetap menunjukkan keseriusannya dalam membantu mewujudkan kemajuan industri dan kerajinan. Kedepan, fungsi dan peran Dekranas dalam membantu mewujudkan kemajuan bidang industri dan kerajinan tersebut dapat terus ditingkatkan. Sehingga kestabilan ekonomi yang ditopang kemajuan bidang industri dapat diwujudkan.
Melihat perkembangan dari sektor industri yang selama ini ada, diharapkan dari Musda tersebut bisa menghasilkan kepengurusan yang semakin baik. Para pengurus baru nantinya diharapkan mampu menciptakan terobosan-terobosan untuk program-program kedepan. Sehingga peningkatan kualitas pembangunan industri kecil dan kerajinan di Kulon Progo dapat terwujud. Selain itu, terobosan-terobosan program tersebut juga sangat diperlukan sebagai persiapan kita dalam menghadapi perdagangan bebas dunia.
Demikian dikatakan Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo dalam acara Musda Dekranas Kulon Progo yang dilaksanakan di Gedung Kaca komplek pemkab. Musda tersebut juga dihadiri oleh, Ketua Dekranasda Kulon Progo Hj. Wiwik Ernawati, Wakil Ketua Dekranas Propinsi DIY Drs. H. Wahyuntono, Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo Thomas Kartoyo, pejabat eksekutif dari dinas dan instansi terkait, pengurus Dekranasda periode 2002-2007 serta para perajin di Kulon Progo.
Persiapan menuju perdagangan bebas dunia harus dilaksanakan. Karena mau tidak mau, suka tidak suka terjadinya perdagangan bebas dunia pasti akan berlangsung. “ Sehingga harapan kedepan, para perajin bukan hanya sebagai obyek melainkan mampu menjadi subyek dalam pembangunan industri kerajinan guna peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Selanjutnya, sampai saat ini cita-cita pengrajin untuk menjadi subyek dalam konteks pembangunan bidang industri dan kerajinan belum terwujud. Hal ini dapat kita lihat di lapangan, masih banyak nilai jual produksi kerajinan yang belum sesuai dengan kelayakan usaha kerajinan.
Untuk itu, pemerintah termasuk Dekranas diharapkan mampu mendorong, memfasilitasi dan memotivasi para pengrajin maupun kelompoknya untuk menjadi pengrajin yang produktif. “Sehingga pengrajin kedepan bisa memiliki bargaining power dalam mendukung produksi kerajinan dan membentuk kelembagaan pengrajin yang mapan dan professional,” tandas Toyo.
Sementara itu, menurut Ketua Deranasda Kulon Progo Hj. Wiwik Ernawati selain memaparkan pertanggung jawaban Dekranas periode 2002-2007, Musda tersebut juga akan menentukan kepengurusan yang baru untuk periode 2008-2012. Untuk itu, diharapkan para pengurus baru yang nantinya terbentuk akan mampu untuk mengemban tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih baik lagi.
Karena perkembangan dari sektor industri akan memunculkan perkembangan juga di bidang ketenaga kerjaan. “Karena kerajinan adalah sebuah lapangan kerja yang perlu untuk terus diaktifkan dan didorong untuk mewujudkan kemajuan di bidang industri kecil dan kerajinan. Perkembangan ini akan berdampak pula terhadap perkembangan perekonomian baik di daerah maupun para pengrajin sendiri,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dekranas Propinsi DIY Drs. H. Wahyuntono megatakan bahwa pembangunan industri kecil dan kerajinan juga membawa misi kehidupan. Hal ini mengingat, selama ini kerajinan sudah merupakan budaya yang mengakar di masyarakat. Sehingga kehidupan tidan bisa dilepaskan dari sector kerajinan.
Untuk mengembangkan kerajinan, setidaknya ada tiga aspek yang harus terpenuhi. Diantaranya, kerajinan bisa menampung berbagai inspirasi dan kehendak dari masyarakat, kerajinan sebagai wahana mengembangkan kreativitas yang akan bisa melahirkan generasi yang terampil dan terdidik serta kerajinan yang mampu menjadi sarana perkembangan pendapatan dan menciptakan pemerataan pembangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar