15 Januari, 2008

Kulon Progo Terbuka Bagi Pengusaha Luar Daerah

Kulon Progo tak akan membatasi pengusaha luar daerah yang akan mendirikan usaha di wilayah ini, namun akan diberikan fasilitas yang diperlukan. Karena keberadaan pengusaha luar daerah diyakini akan dapat memotivasi berkembangnya iklim usaha serta munculnya pengusaha-pengusaha lokal.
Demikian ditegaskan Bupati H Toyo Santoso Dipo pada acara serah terima jabatan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertambangan (Perindagkoptam) Kulon Progo, dari Ir H Subito kepada Ir Agus Anggono, selaku Pelaksana Tugas (Plt), Sabtu (5/12) di gedung Joglo kompleks kantor Pemkab. Hadir pada kesempatan itu Wabup Drs H Mulyono, Sekda Drs H So'im, MM serta segenap pejabat Pemkab. Subito memasuki masa bebas tugas (BT) sedang Agus Anggono secara definitif menjabat Assek II.
Saat ini, tambah Toyo, jumlah pengusaha lokal Kulon Progo memang masih relatif sedikit. Antara lain disebabkan pengalaman, penguasaan teknologi dan kemampuan pemasarannya masih sangat terbatas.
"Kalau banyak pengusaha dari luar yang punya usaha di Kulon Progo otomatis masyarakat akan bisa belajar secara langsung. Hal ini akan sangat menguntungkan, karena mengajari masyarakat untuk menjadi pengusaha itu sangat sulit. Tidak seperti memberikan pelajaran di kelas," tutur Toyo.
Dikatakan, potensi usaha yang bisa dikembangkan di Kulon Progo cukup banyak, contohnya mebel. Produksi kayu di Kulon Progo setiap tahun sekitar 80 ribu kubik. Dan sebagian besar masih dijual keluar daerah secara glondongan. Kalau bisa dijual dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi nilai tambahnya akan sangat besar. Namun ini belum banyak dilakukan masyarakat, tukasnta.
Potensi lain, tambah Toyo, adalah di sektor pertambangan, yakni batu andesit. Deposit batu andesit di Kulon Progo mencapai 227 ton. Namun belum ada satupun pengusaha yang meliriknya.
"Ini satu peluang usaha yang sangat menjanjikan. Karena di samping jumlah cadangannya besar kualitas batu andesit Kulon Porgo adalah nomor 1 dan jumlah permintaannya sangat besar. Terbukti, batu kali yang dilarang untuk ditambang pun sering dicuri," ujarnya.
Menyinggung hasil kerja Subito selama menjadi Kadis Perindagkoptam, Bupati menilai sangat baik dan mendekati cume laude. Beberapa bidang tugas telah berhasil dilaksanakan. "Yang paling menonjol, Pak Bito mampu membuat jalur yang benar dalam peran Dinas Perindagkoptam dan mampu menerjemahkan kebijakan Bupati," katanya.
Antara lain, di Subdin Perdagangan telah berhasil membangun pasar ikan dan pasar lelang. Sedang Subdin Pertambangan telah mengupayakan investasi untuk penambangan pasir besi.
"Ini jalur yang sudah lurus dan benar. Pengganti Pak Bito nanti tinggal meneruskan, meski caranya tidak mudah. Karena harus menggunakan program-program yang lebih teknis dan detil," imbuh Toyo.


Jamasan Pusaka di Suroloyo Berlangsung Semarak

Upacara adat jamasan pusaka yang dilakukan Kamis (10/1), di Pedukuhan Keceme, Samigaluh, berlangsung semarak. Tak kurang dari 3.000 orang pengunjung ikut menyaksikan jamasan pusaka yang sebelumnya dikirap dari Sekolah Dasar (SD) Suroloyo menuju Sendang Widodaren untuk dijamasi (dibersihkan). Bahkan, begitu banyaknya pengunjung yang ingin menyaksikan jalannya kirap serta prosesi jamasan pusaka, arus lalu-lintas menuju ke obyek wisata Puncak Suroloyo sempat macet.
Jamasan pusaka tersebut, merupakan upacara adat yang sudah rutin dilaksanakan oleh masyarakat Pedukuhan Keceme pada setiap tahunnya. Sedangkan pelaksanaanya dilakukan bertepatan pada tanggal 1 muharram yang pada tahun 2008 ini, jatuh pada tanggal 10 Januari. Adapun pusaka yang dikirap merupakan pusaka pemberian dari almarhum Sri Sultan HB IX yang yang sudah menjadi simbol dan pusaka milik Pedukuhan Keceme dan juga Kecamatan Samigaluh.
Pusaka-pusaka tersebut terdiri dari 3 buah yaitu, Tombak Kyai Tunggul Argo, Tombak Kyai Manggolo Murti serta Songsong Mahkuto Dewo. Ketiga pusaka tersebut dikirab dengan diiringi oleh beberapa regu pasukan yaitu, Bregodo Kraton Ngayogyakarto, Pembawa Gunungan, pemampakan Tokoh Sultan Agung, Kesenian jathilan dan Bangilun serta pasukan geblek Legondo. Dengan dipimpin oleh sesepuh adat setempat.
Setelah sampai di Sendang Widodaren, iring-iringan kirap berhenti. Selanjutnya, rombongan pembawa pusaka masuk melalui pintu gerbang Sendang. Pusaka-pusaka yang berwujud tombak tersebut lalu dibuka untuk selanjutnya di jamasi (dibersihkan) dengan air Sendang Widodaren. Pada kesempatan itu, Bupati Kulon Progo H. Toyo Santoso Dipo didaulat untuk membersihkan bersama-sama dengan Juru Kunci Sendang widodaren Suhadi. Selain masyarakat setempat, prosesi jamasan itu juga dihadiri oleh beberapa pejabat pemkab Kulon Progo seperti, Kepala Diparda Drs. Bambang Pidekso, Kepala Perhubungan Drs. Rosyadudin, Kabag Pemerintahan Krissutanto, Camat Samigaluh Rudi Widiatmoko, S.Sos dan yang lainya.
Selesai melakukan jamasan pusaka, Bupati lalu melepaskan burung perkutut yang ditujukan untuk melestarikan burung perkutut. Karena daerah samigaluh merupakan ekosistem yang cocok untuk perkembangbiakan burung perkutut. Adapun burung perkutut yang saat itu dilepaskan merupakan pemberian dari Sri Sultan HB X yang berjumlah 6 ekor dan GBPH Prabukusumo sebanyak 25 ekor. Sedangkan secara bertahap burung perkutut yang akan dilepaskan mencapai jumlah 400 ekor.
Menurut Suhadi, jamasan pusaka tersebut sudah dilakukan sejak tahun 80-an. Tepatnya, setelah Sultan HB IX memberikan pusaka-pusaka tersebut kepada masyarakat Pedukuhan Keceme, Samigaluh. Sedangkan Sendang Widodaren hanya merupakan salah satu dari beberapa tempat wisata ritual yang ada di Pedukuhan Keceme. Masih ada beberapa tempat ritual yang lain seperti, Tegal Kepanasan, Pertapaan Mintorogo maupun Pertapaan Indrokilo.
Sedangkan upacara jamasan sendiri bertujuan untuk meminta rejeki dan juga keselamatan kepada yang mahakuasa. Karena pusaka-pusaka tersebut sudah dianggap sebagai symbol dari masyarakat Pedukuhan Keceme. "Pusaka-pusaka itu merupakan symbol dari masyarakat kami dan sudah selayaknya kami jaga dan kami rawat. Agar kami bisa mendapatkan kedupan yang damai dan tentram," katanya.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo menyambut baik adanya upacara adat tersebut. Karena dengan adanya even-even seperti itu, bisa meningkatkan ataupun mempromosikan wisata yang selama ini dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo.
Bupati juga merasa kagum dengan pusaka-pusaka yang saat itu dikirab dan di jamasi. Menurut Bupati selain sebagai simbol masyarakat pusaka-pusaka tersebut merupakan benda yang perlu untuk dirawat dan dilestarikan. "Tombak ini sangat bagus lho, kandungan batu meteornya masih banyak sehingga begitu keras dan kuat," kata Toyo.

Tidak ada komentar: