15 April, 2009

Bupati Dukung Pembangunan Museum di Kulon Progo

Bupati Kulo Progo Toyo Santoso Dipo mendukung gagasan pembangunan museum di Kabupaten Kulon Progo. Kosep tersebut dinilai sangat baik mengingat saat ini banyak potensi budaya maubun benda-benda cagar budaya yang dimiliki Kulon Progo. Namun, benda-benda tersebut saat ini masih berada dalam situs budaya dan belum dapat dilestarikan dengan cara yang lebih baik. Padahal benda-benda sejarah menjadi sesuatu yang sangat penting untuk mengetahui perkembangan sebuah bangsa. Seperti perkembangan Kabupaten Kulon Progo dari masa lalu sampai dengan sekarang.
Demikian dikatakan Bupati, Rabu (15/4), dalam acara presentasi rencana pembangunan museum di Kulon Progo di Gedung Joglo pemkab. Selain bupati, acara tersebut juga dihadiri oleh Assek II Ir. Agus Anggono, Kadisbud Provinsi DIY Drs. Joko Dwiyanto,M.Hum, Kadisbudparpor Drs. Bambang Pidegso, Kepala DPU Ir. Moch Nadjib, Kadin Pendidikan Moh. Mastur dan yang lainnya. Benda-benda yang saat ini dimiliki dan dikelola pemkab mempunyai makna secara mendalam tentang seberapa jauh perkembangan kebudayaan di masyarakat. Dari perkembangan tersebut, kita bisa mempelajari proses budaya dan sekaligus menciptakan kebudayaan yang baru. Menjadi sebuah kebudayaan yang lebih maju dan memberikan dampak terhadap pembangunan di dalam masyarakat. “ Karena sejarah sangat penting baik secara fisik maupun konseptualnya,” tandas Bupati.
Selain menyelamatkan benda-benda bersejarah, pembangunan museum juga akan memberikan pelajaran bagi kita dan generasi kita tentang pentingnya belajar pada sejarah perkembangan zaman. Karena banyak generasi muda yang tidak berminat untuk mempelajari sejarah. Padahal sejarah yang termasuk dalam kategori ilmu sosial mempunyai hirarkhi yang lebih tinggi dari ilmu yang lain misalnya, ilmu-ilmu terapan (exact).
Disisi lain, dalam pembangunan museum nantinya juga harus memperhatikan berbagai aspek seperti, pendanaan, lokasi maupun konstruksi bangunannya. Hal ini diperlukan agar keberadaan museum akan memberikan sebuah nilai dan kemajuan baik dalam hal pendidikan sejarah maupun kepentingan masyarakat yang lain. “Sehingga kalau nanti berdiri museum di Kulon Progo diharapkan dibuat minimal dua lantai. Karena selain untuk keperluan konservasi lingkungan, benda-benda budaya akan lebih aman dan bisa dipelihara dengan baik,” kata bupati.
Sementara itu, Kepala Disbudparpor Kulon Progo Drs. Bambang Pidegso memaparkan bahwa untuk pembangunan museum yang representatif diperlukan lokasi minimal seluas 2.175 m2. Agar museum nanti bisa berfungsi secara maksimal dan bisa memberikan layanan secara baik. Karena secara ideal museum akan memiliki beberapa ruangan seperti, ruang display dan konservasi. Ruang display akan dibagi lagi menjadi beberapa ruangan yaitu, prasejarah, klasik, islam, kolonial/perjuangan dan ruangan umum.
Dengan luas museum yang mencapai 2.175 m2 tersebut, akan memerlukan dana pembangunan sebesar Rp 4,4 milyar. Adapun gambaran lokasi untuk mendirikan museum dengan luasan tersebut ada beberapa tempat sebagai alternatif yaitu, sebelah timur Gedung DPRD, sebelah utara Gedung BPN, sebelah utara kampus UNY dan sebelah selatan pabrik wig (rambut palsu). “Dengan lokasi strategis dan gedung yang lebih baik museum baru nanti diharapkan bisa menggantikan fungsi Gedung Agoeng yang saat ini dijadikan museum. Menjadi museum yang benar-benar representatif dan dibetuhkan masyarakat,” katanya.
Dukungan pembangunan museum juga dikatakan oleh Kepala Disbud Provinsi DIY Drs. Joko Dwiyanto,M.Hum. Diungkapkan bahwa saat ini, hanya Kabupaten Kulon Progo yang tidak memiliki museum yang representatif. “Untuk itu, kami akan memberikan dukungan dua ratus persen untuk pembangunan museum dan kami harapkan Kulon Progo segera mengirimkan rencana pembangunan museum tersebut ke Provinsi DIY,” katanya.

Tidak ada komentar: