10 November, 2008

PANEN BANDENG DI TRISIK

Petani Keluhkan Peralatan Tangkap

Panen Bandeng oleh kelompok budidaya Bandeng “Tani Maju 2 “Trisik di Tegongan, Minggu (9/11) berlangsung meriah dengan banyaknya pengunjung yang sengaja datang baik sekedar melihat maupun membeli langsung hasil panenan. Lokasi budidaya berupa genangan air laut yang berbentuk kolam dan tidak pernah kering sepanjang tahun ini berada 100 meter di sebelah timur objek wisata pantai Trisik.

Panen dilakukan oleh 39 anggota kelompok tani sejak pagi hingga siang hari dengan cara menggiring ikan hingga ke tepi melalui jaring yang dibentang di sisi kanan kiri kolam hingga mendekati genangan air yang rendah selanjutnya ditangkap dengan jaring, untuk kemudian ditampung di tong-tong plastik.

Menurut seksi pemasaran kelompok tani Ngatimin, ikan Bandeng Laut yang dipanen, ditebarkan benihnya Mei lalu yang modalnya swadaya kelompok tani masing-masing sebesar Rp.300.000,- .Bibit yang didatangkan dari Brebes dan Jepara ini pemeliharaanya sangat mudah karena hanya mengandalkan dari biota laut, tanpa perlu menambah makanan tambahan.

“Usaha ini hanya sampingan dari sebelumnya menanam padi maupun berkebun di sawah, karena mendapat informasi dari media tentang budidaya banding, kemudian melakukan stydy banding ke Jepara. Akhirnya kami sepakat memanfaatkan genangan air laut ini, “kata Ngatimin yang sedang sibuk mencatat hasil panen usai ditimbang, untuk melayani pembeli dari para pengunjung maupun pedagang.

Menurutnya, dalam pemasaran pun tidak ada masalah, banyak pedagang dan pengunjung yang membeli terutama dari Congot yang nantinya dikirim ke Semarang. Harganya Rp.14.000,- perkilonya yang berisi 4-5 ekor. Hasil bandeng Trisik kualitasnya lebih baik daripada daerah lain, karena berpasir tidak berbau tanah.

Meski terbilang sukses dalam budidaya ikan Bandeng laut, namun kelompok ini masih mengeluhkan minimnya sarana untuk melakukan panen. Alat yang hanya sederhana, hasil panen menjadi tidak maksimal, banyak ikan-ikan yang masih banyak lolos dari jaring, terutama di lokasi yang kedalamannya sampai 2,5 meter. Untuk membeli peralatan yang sempurna maupun standar harganya mahal, kelompok belum punya modal.

.

Tidak ada komentar: