Deforestasi di Indonesia Capai 1,08 Juta Hektar Pertahun
Indonesia memiliki luas hutan tropis ke-3 di dunia dengan kekayaan alam yang luar biasa dan dianggap sebagai paru-paru dunia. Namun negeri ini memiliki persoalan besar yaitu degradasi hutan dan lahan serta deforestasi yang disebabkan ilegal logging, penjarahan hutan, alih fungsi lahan dan kebakaran hutan. Dengan laju deforestasi sebesar 1,08 jua ha pertahun, Indonesia dinilai sebagai salah satu negara yang turut andil dalam terjadinya peingkatan gas rumah kaca secara global.
Demikian dikatakan Bupati Kulon Progo H Toyo Santoso Dipo, Sabtu (6/12) pada Hari Menanam Pohon Indonesia, Bulan Menanam dan Gerakan Perempuan Tanam, Tebar dan Pelihara Untuk Ketahanan Pangan tingkat Kabupaten Kulon Progo yang dipusatkan di kompleks Balai Besar Vetenier (BBVet) Pedukuhan Gununggempal, Desa Giripeni, Wates. Acara itu ditandai dengan pemukulan kentongan serta penanaman bibit jati oleh Bupati, Wabup Drs H Mulyono, Muspida, Ketua DPRD Drs Kasdiyono, Ketua TP PKK Hj Wiwik Toyo S Dipo dan masyarakat setempat.
Selain penanaman pohon di Giripeni, pada waktu yang sama, juga dilakukan penebaran benih ikan, penanaman cemara udang, bersih pantai dan bhakti sosial di kompleks Dermaga Tanjung Adikarto, Karangwuni, Wates. Kegiatan tersebut dilakukan oleh ratusan warga setempat dan aparat Polres Kulon Progo.
Upaya pemulihan dan pengurangan deforestasi, tambah Toyo, sebenarnya sudah dilakukan sejak lama anatara lain melalui kegiatan Inpres Penghijauan dan reboisasi, Gerakan Nasional rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan), serta Aksi Penanam Serentak Indonesia (APSI) dan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon (GPTPP). Pada APSI tahun 2007 lalu, kata dia, dapat ditanam 76 juta bibit pohon dari target 79 juta. Sedang dalam GPTPP jumlah bbit yang ditanam mencapai 12 juta dari target 10 juta bibit.
Di bagian lain Toyo menambahkan, menanam pohon sebenarnya merupakan tabungan masa depan yang sangat menguntungkan. Sebab, sejak beberapa tahun terakhir harga kayu meningkat cukup tajam. Apalagi untuk jenis pohon yang bernilai tinggi seperti jati, mahoni dan sonokeling.
”Kalau sekarang kita rajin menanam pohon, 15-20 tahun lagi sudah akan bisa dinikmati keuntungan ekonomisnya. Disamping itu kulaitas lingkungan juga akan lebih baik, karena udara di lingungan kita akan lebih bersih. Jadi kita bisa mendapat keuntungan ganda,” tandas Toyo.
Menurut Kepala Sub Dinas kehtanan dan Perkebnan Ir Djunianto Marsudi Utomo, dalam Hari Menanam Indonesia dan Bulan Tanam Nasional tahun 2008 ini di Kulon Progo ditanam bbit pohon sebanyak 469.344 batang. Yang terdiri dari 379.469 batang untuk jenis kayu-kayuan dan 89.865 bibit buah-buahan.
Di wilayah Pedukuhan Gununggempal ditanam 3.500 bibit di lahan seluas 9 hektar, yang meliputi lahan milik BBVet 6 ha, tanah kas desa Giripeni 1 ha dan tanah masyarakat 2 ha. Sedang di lahan pantai Karangwuni ditanam 3.500 bibit cemara udang untuk arela seluas 3 ha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar