14 April, 2008

MEDIA DAPAT MENJADI BRAND PEMERINTAH DAERAH
Dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing Pemerintah Daerah dan media massa, sama -sama saling membutuhkan. Karena itu selain menjalin kerjasama dengan masyarakat, juga menjalin kerjasama dengan media.
Hal tersebut dikatakan Wakil Bupati Drs.H.Mulyono dalam acara Sosialisasi Kode Etik Jurnalistik dan Kinerja Media di Kampung Resto dan Cafe , Sabtu (12/4). Acara diselenggarakan Kantor Hubungan Masyarakat Pemkab Kulonprogo bekerjasama dengan PWI Yogyakarata. Acara dihadiri pejabat SKPD serta wartawan.
Mulyono menambahkan dalam menjalankan fungsinya aparat pemkab memerlukan media. Melalui media dapat terbentuk informasi yang cepat ke masyarakat. Demikian sebaliknya permasalahan di masyarakat juga akan cepat terbaca oleh aparat pemerintah melalui media.
Wabup meminta aparatnya menjalin hubungan baik dengan insan media. Khusus kepada media, agar dikembangkan jurnalisme empati.
Sementara Ketua PWI Yogyakarta, Octo Lampito mengatakan bahwa hak untuk memperoleh informasi dilindungi undang-undang, oleh karena itu baik aparat pemerintah maupun lembaga apapun wajib memberikan informasi kepada yang membutuhkan.
Harus diakui media dapat menciptakan brand bagi pemerintah daerah sekaligus bisa menjadi sarana koreksi kinerja. Yang lebuh penting lagi, media mempunyai peran untuk menyebarkan berbagai program dan kinerja pemda. Apalagi di DIY masyarakat termasuk yang paling gemar membaca koran di Indonesia.
Karakter pejabat di DIY ada dua tipe, pertama ada yang suka banyak diberiatakan, namun ada yang enggan diberitakan karena menganggap media sebagai tukang kritik, pejabat takut ketahuan kekuarangannya.
Menurut Octo, tipe pejabat yang disukai oleh wartawan untuk diwawancarai sebagai narasumber antara lain para top leader, pejabat yang berprestasi, pejabat yang tidak hanya jago kandang, yang punya analisis tajam, kaya data dan mudah dihubungi.
Kepala Kantor Humas, Drs.R.H.Agus Santosa,MA mengatakan tujuan acara untuk menambah wawasan para pejabat ketika harus berhadapan dengan pers. Juga menjalin kerja sama yang lebih baik.
Dalam sesi dialog muncul beberapa hal menarik, diantaranya instansi yang setiap hari kedatangan wartawan untuk mencari berita, namun ujung-ujungnya minta uang untuk transport. Padahal medianya tidak jelas, terbitnya, alamatnya.

Tidak ada komentar: