31 Maret, 2008


BUPATI SAMPAIKAN LKPJ 2007

Penduduk Miskin Urutan Kedua di DIY

Dalam dua tahun terakhir upaya pembangunan keluarga sejahtera menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dimana keluarga prasejahtera mengalami penurunan dari 41,43% menjadi 40,31 % sedangkan pada tahapan keluarga sejahtera III justru mengalami peningkatan yang berarti dari 20,96 % menjadi 22,96 %. Seiring dengan akselerasi pembangunan keluarga sejahtera, upaya – upaya penanggulangan kemiskinan juga mengalami perkembangan positif. Data yang dirilis oleh BPS bekerjasama dengan Departemen Sosial RI menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kulonprogo menempati urutan terkecil ke dua tingkat DIY setelah kota Yogyakarta yakni dengan jumlah 94.504 jiwa.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Kulonprogo H Toyo Santoso Dipo dalam acara penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2007 di Gedung DPRD, Sabtu malam (29/3).

“Dalam hal ketenagakerjaan, dari jumlah penduduk Kulonprogo tahun 2007 berjumlah 462.418 orang, penduduk usia kerja/tenaga kerja sebanyak 380.660 orang, angkatan kerja sebanyak 290.402 orang, bekerja sebanyak 275.958 orang dan tidak bekerja atau penganggur 13.500 orang. Pertambahan angkatan kerja secara alami setiap tahun diperkirakan 2000 orang. Penganggur selama tiga tahun terus menurun, begitu juga dengan perkembangan tenaga kerja yang setengah penganggur mengalami penurunan” ujar Toyo

Menurut Toyo, kondisi perekonomian daerah, pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 2003 hingga 2006 menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 pada 2006 sebesar Rp.1.524.848.000.000,- atau mengalami pertumbuhan ekonomi 4,05 % dari tahun 2005. Sementara nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada 2006 sebesar Rp.2.414.960.000.000,- dan PDRB perkapita mengalami kenaikan dari tahun 2003 sampai 2006. Tahun 2006 PDRB perkapita sebesar Rp.6.455.179,-.

“Keberhasilan pelaksanaan pembangunan manusia juga mengalami peningkatan. Dilihat dari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2005 mencapai 71,53 dan tahun 2006 naik menjadi 71,98. Kenaikan ini didukung adanya kenaikan komponen IPM yaitu indeks harapan hidup, indeks pendidikan dan indeks daya beli,” tambahnya.

Wates, 31 Maret 2008

Tidak ada komentar: